Makalah Puisi pendekatan FENOMOLOGI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Abstrak
Analisis
fenomenologi adalah analisis sastra yang mencakup lapis
bunyi,imajinasi,arti,emplisit, metafisika,dan satuan-satuan yang estetis .Lapis
bunyi dipergunakan untuk mendapatkan efek puitis/seni misalnya asonsi.Sedangkan
lapis arti satuan berupa fonem berupa suku kata dan kata.Lapis metafisis dalam
suatu puisi yang menyebabkan perenungan.Lapis dunia tidak perlu dinyatakan
dalam tulisan-tulisan tetapi sudah implisit.
Analisis fenomenologi dicetuskan roman inggarden. Dalam puisi “Orang-Orang Modern “ telah dijelaskan bahwa analisis bunyi yang terdapat diantaranya menggunakan kata ‘ditenggak’ sehingga memiliki hubungan fenomena bunyi yang pas dengan baris dibawahnya ‘retak’.Lapis arti yang digunakan adalah sebagian arti bermakna tentang kehidupan disekitarnya seperti salah satu contoh : ‘beranda-beranda yang rapuh’ yang bermakna rumah-rumah yang reot.Dalam lapis dunia implisit pengarang ingin menyadarkan masyarakat golongan atas untuk lebih memahami keadaan warga golongan bawah.
Analisis fenomenologi dicetuskan roman inggarden. Dalam puisi “Orang-Orang Modern “ telah dijelaskan bahwa analisis bunyi yang terdapat diantaranya menggunakan kata ‘ditenggak’ sehingga memiliki hubungan fenomena bunyi yang pas dengan baris dibawahnya ‘retak’.Lapis arti yang digunakan adalah sebagian arti bermakna tentang kehidupan disekitarnya seperti salah satu contoh : ‘beranda-beranda yang rapuh’ yang bermakna rumah-rumah yang reot.Dalam lapis dunia implisit pengarang ingin menyadarkan masyarakat golongan atas untuk lebih memahami keadaan warga golongan bawah.
B.
Latar Belakang
Pada
era modern seperti saat ini , analisis puisi bisa menjadi keharusan bagi
manusia , terutama para kaum pelajar.Salah satu analisis yang dirasa penting
adalah analisis puisi fenomenologi . Dengan begitu para pembaca dapat menikmati
secara mendalam tentang maksud dari suatu puisi.Oleh karena itu saya memilih
menganalisis puisi dengan analisis fenomenologi.Suatu puisi apabila dinikmati
dengan mendalam maka akan mendapatkan hasil yang lebih maksimal pula.Dengan
begitu saya yakin apabila suatu puisi dinikmati dengan serius , maka akan
mengetahui lebih dalam tentang makna suatu puisi , sehingga masyarakat pada
umumnya akan lebih tahu secara baik.Seseorang akan mengikuti apa yang
dimaksudkan si pengarang dengan memaknai sebenar-benarnya.Sehingga pada
akhirnya masyarakat akan lebih tau puisi-puisi yang baik ataupun yang kurang
baik , melalui pendalaman fenomenologi.
Analisis fenomenologis adalah yang harus dipahami sebagai norma implisit
yang harus ditarik dari setiap pengalaman individu karya sastra. Untuk itu kami
memilih menggunakan metode fenomenologis sebagai acuan nantinya manakala
ada salah satu pembaca yang ingin
membuat dan sebagai dasar penganalisis puisi yang ingin ia buat. Suatu
kesempatan berharga bagi saya , untuk membahas fenomenologi , karena saya sadar
bahwa analisis ini sangat dibutuhkan dalam pengimajian suatu puisi yang baik.
C. Landasan Teori
Dari beberapa sumber yang didapat , diperoleh teori-teori
sebagai berikut:
a. Dwi Kurniawan , dalam
blognya , analisis fenomenologi mencakup 4 lapis, dan semuanya mempunyai makna
yang mendalam.
b. Bagas Ferdianto ,
dalam blognya , bahwa lapis metafisis adalah suatu lapis yang menyebabkan
perenungan dalam suatu puisi
c. Ardi Setiawan , dalam blognya bahwa untuk
menilai puisi yang baik diperlukan analisis fenomenologi.
d. Dalam blognya , Ahmad Samanto menjelaskan
bahwa objek yang dikemukakan adalah , latar , tempat ,waktu , tokoh.
e. Dalam blog bahasa dan
kesantunan dijelaskan bahwa analisis
strata norma adalah analisis yang mencoba semaksimal mungkin menguak isi dari
sebuah puisi
D. Metodologi
Suatu
makalah yang baik adalah biasanya yang mencakup metodologi,sehingga dalam
menentukan suatu masalah dapat diperjelas dengan prosedur-prosedurnya. Dalam kegiatan penelitian metode
dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab
masalah penelitian. Prosedur ini merupakan langkah kerja yang bersifat
sistematis, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengambilan kesimpulan. Dan pengambilan kesimpulan tersebut
didasarkan atas sumber-sumber yang terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
Ada beberapa jenis metode yang biasanya
digunakan dalam penelitian, diantaranya metode penelitian eksperimental,
analisis kontarstif dan lain-lain. Adapun metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang
dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini
dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab secara aktual, . Nyoman menyebutkan
bahwa Metode Deskriptik Analitik dilakukan dengan cara mendeskripsikan
fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis, tidak semata-mata
menguraikan melainkan juga memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya.
Alasan penulis menggunakan metode ini adalah karena pada dasarnya penelitian
ini merupakan penelitian kualitatif. Selain itu, metode ini juga dianggap cukup
tepat untuk melakukan pendekatan terhadap masalah yang akan diteliti. Saya memilih metode ini karena ingin menggali
secara benar tentang ilmu yang saya paparkan dan sehingga dapat diterima oleh
masyarakat pada umumnya dengan baik dan bertanggung jawab.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembahasan Analisis Fenomenologi
Analisis fenomenologis atau strata norma adalah analisis
yang dicetuskan Roman Inggarden . Dalam analisis fenomenologis karya sastra
akan dianalisis berdasarkan norma-normanya. Analisis strata norma ini merupakan
analisis yang mencoba semaksimal mungkin menuak isi dari pada puisi. Pada
hakikatnya pisi memang tidak hanya satu norma, melainkan beberapa norma yang
penganalisisnya tidak bisa disatukan harus satu-persatu norma.
Analisis fenomenologis menganalisis puisi dalam lima lapis:
a.
Lapis Bunyi
Lapis ini menganalisis bunyi-bunyi atu fonem – fonem yang
ada dal puisi. Penganalisisnya berkaitan dengan bunyi-bunyi yang bersifat
istimewa atau khusus, yaitu yang mendapat efek puitis atau nilai seni. Maka ,
penganalisisnya, dalam norma ini akan berhubungan dengan fonema- fonema bunyi
seperti kakofoni, efoni alitrasi dan asonansi.
b.
Lapis Arti
Lapis ini menganalisis arti –arti dari kata frasa , atau
kalimat yang ada dalam sebuah puisi . Penganalisisan ini berdasarkan pada
kenyataan bahwa penyair kadang menggunakan bahasa yang berupa kata,frasa atu
kalimat yang tidak umum pada kehidupan sehari hari sehingga harus ditelaah
lebih mendalam lewat penganalisisan arti .
c.
Lapis Dunia Pengarang
Lapis ini menganalisis kiasan-kiasan atau
gambaran-gambaran yang menggunakan pengarang untuk lapis implisit. Pengarang
terkadang tidak mengungkapkan secara gamblang apa yang ingin ia sampaikan .
Pengarang mencoba menggunakan kiasan-kiasan lain yang berpola serupa dengan hal
yang ia ingin sampaikan ( hal yang implisit ).
d.
Lapis Dunia Implisit
Lapis dunia implisit adalah lapis yang mengungkapkan apa yang sebenarnya
pengarang ingin sampaikan . Lapis ini seperti yang sudah dikatakan pada bagian
dunia pengarang merupakan sebuah pola lain dari dunia pengarang . Lapis ini
umumnya tidak diungkapkan , secara gamblang melainkan melaui metafora-metafora
atau kiasan-kiasan . Hal tersebut sejalan dengan hakikat puisi yang
menggunakan bahasa tidak langsung.
e.
Lapis Dunia Metafisik
Lapis dunia metafisik adalah lapis yang mengundang kontemplasi pembaca. Pembaca
setelah membaca keseluruhan puisi lalu memahaminya akan mengalami kontemplasi .
Kontemplasi dalam lapis ini tentu saja beragam , bisa ketragisan , kemirisan ,
keharuan.
B. Contoh Puisi
Orang-Orang Modern
sahabatku, dari
tengah kota ini
akan kuceritakan
tentang orang-orang
yang dulu
merubuhkan rumah-rumah panggung
lalu membangun
gedung-gedung bertingat
di atasnya
retakan
dinding-dinding bekas gempa
beranda-beranda
yang rapuh
dan aroma kopi di
jalan masa lalu
telah terbenam di
lubuk ingatan
aku menyaksikan
orang-orang
bertaruh di meja judi
menumpahkan
seluruh isi dada
memaki-maki
pelayan
yang
lambat menuangkan minuman beralkohol
ke dalam
gelas-gelas kesepian
mereka beradu
nasib baik
menertawakan
nasib buruk
listrik kadang
padam seketika
lalu semua
terhenti
orang-orang
menjadi cemas
mengintip bulan
dari kaca jendela yang pecah
cahayanya seperti
maut yang mengintai
aroma masakan
dari warung-warung di pinggir jalan
membangkitkan
hasrat akan pedas sambal terasi
sementara di
rumah-rumah, dapur menjelma
penyimpan perabot
makan
ada akasia yang
tumbang di pinggir jalan
bunga dan daunnya
berserakan seperti tanah baru
tapi para
pemulung bergegas menyapunya
sebelum pagi
seluruhnya datang
sahabatku, entah
apa yang sesungguhnya telah hilang
seakan ada
perselisihan yang tak kunjung tunai
seakan ada air
kebahagiaan yang terus ditenggak
dari gelas-gelas
retak.
( Karya :
Fitri Yani , dalam Kompas 19 Januari 2014 )
C. Pembahasan
Analisis
a.Analisis lapis
Bunyi
Pada
bait pertama:
“Akan kuceritakan tentang orang-orang
Yang
dulu merubuhkan rumah-rumah panggung
Lalu
membangun gedung-gedung bertingkat”
Dapat
diperhatikan pada baris pertama aliterasi bunyi /n/ yang terjadi pada kata :akan/kuceritakan/merubuhkan /membangun/ jika dibacakan ‘akan kuceritakan tentang
orang-orang’ akan terdengar dominan bunyi /n/ yang
terdengar cukup jelas. Ditambah dengan kata selanjutnya masih pada baris
pertama terjadi aliterasi bunyi huruf /ng/
yang terjadi pada akhir ujaran pada kata /tentang/
/orang-orang/ yang memberikan kekhasan bunyi tersendiri
pada baris pertama, bait pertama. Hal ini menimbulkan kombinasi bunyi yang
terdengar parau, tajam di telinga, dan tidak enak didengar (kakofoni), pada
akhir baris bait pertama yang ditimbulkan oleh kata /gedung/ /bertingkat/.
Pada baris ketiga bait pertama kembali terjadi gabungan
asonansi dan aliterasi bunyi huruf /u/ dan /r/
pada kata /rubuh/ /rumah/,
sehingga terdengar bunyi r-u-, yang menjadi
ciri khas pada baris kedua bait pertama ini. Disamping itu pada bait ke delapan terdapat aliterasi
bunyi /k/ pada kalimat “seakan ada air
yang terus tertenggak “ dan pada
bait selanjutnya “dari gelas-gelas retak”
yang jika dibaca akan dominan bunyi “k”.
b.
Analisis Lapis Arti
Dalam puisi ‘Orang-Orang Modern’ karya Fitri Yani ternyata terdapat
satuan-satuan arti yang berupa kata atau kalimat.
Lapis arti dalam
kata atau kumpulan kata:
Merubuhkan
rumah-rumah panggung: bukan merobohkan rumah berjenis panggung , tetapi
yang dimaksud adalah menggusur harapan rakyat kecil, dan rumah panggung yang
dimaksud adalah rumah orang-orang kurang mampu.
Beranda-beranda yang rapuh : adalah rumah-rumah orang
yang kurang mampu , yang tidak berdiri dengan kokoh
Mengintip bulan dari kaca jendela yang pecah : mengharapkan harapan yang
datang diantara harapan yang hampir pudar karena penggusuran
Seakan ada perselisihan yang tak kunjung tunai : Seakan masalah terus
menghadang dan tak pernah terselesaikan
Seakan ada air kebahagian yang terus ditenggak oleh
gelas-gelas retak : Ada sebutir harapan yang terhapus oleh rasa sedih akibat kehilangan
harapan
Kedalam
gelas-gelas kesepian : mereka memaksudkan menuangkan air ke dalam – gelas-gelas
kosong yang tidak terisi.
c.
Analisis Lapis Dunia
Imajinasi Pengarang
Puisi “ Orang – Orang Modern “ mengisahkan seorang aku yang melihat dan
merasakan kesengsaraan hidup warga kelas bawah. Si “aku” merasa miris melihat
penderitaan yang mereka rasakan , seakan-akan si aku mengalami sendiri. Si “aku”
mengetahui segalanya apa yang orang-orang modern lakukan dihadapannya. Si “aku”
mengetahui sebelumnya bagaimana kegiatan warga sehari-hari sebelumnya , sebelum
mereka harus menghadapi kenyataan pahit . Mencoba menceritakan semuanya yaang
telah terjadi . Dan tokoh Si “aku” bertanya pada diri sendiri mengapa itu semua
terjadi dan menyesali apa yang telah terjadi.Si pengarang mencoba merasakan
arti kehidupan melalui apa yang ia lihat.
d. Analisis Lapis Dunia
Implisit
Dalam puisi karya Fitri Yani yang berjudul ‘Orang -Orang Modern” tokoh si ‘aku’
berada ditengah – tengah kota , yang secara langsung melihat proses penggusuran
rumah orang-orang kecil . Si ‘aku’ merasa terlibat sebagai korban dari
orang-orang modern yang ingin menggusur tempat berkumpul orang-orang kecil. Si ‘aku’
memanggil para korban dengan sahabatku yang ia anggap sudah kehilangan harapan.
Ia benar-benar merasakan bahwa apa yang mereka tempati benar-benar sudah
menjadi ingatan. Mereka merasa apa yang mereka perbuat selama ini hilang tanpa
harapan padahal , mereka ingin ada secercah cahaya harapan yang mereka tunggu
disamping konflik yang kian retak. Dari sini pengarang mencoba
mengkomunikasikan dan menghubungkan dengan permasalahan – permasalahan yang sebenarnya
sering terjadi di masyarakat kita .Si pengarang ingin memancing dan menggugah
kesadaran masyarakat khususnya masyarakat kelas atas untuk sekedar menghormati
rakyat kecil dan tidak memutuskan sewenang-wenang yang merugikan masyarakat
kelas bawah.Pengarang ingin secara tidak langsung membela kaum lemah, melalui
kepedulian pengarang untuk membantu memotifasi mereka yang terkena musibah
penggusuran. Pengarang sangat mengetahui apa yang sedang merka rasakan , dan
dirasakan sendiri oleh si pengarang dengan menyebutkan kejadian sebelumnya, dan
membandingkannya.
e. Analisis Lapis
Metafisika
Dalam puisi ini terlihat makna filosofi kesedihan yang
sangat mendalam. Tergambar dari si ‘aku’ yang cukup miris melihat kesedihan
sahabatnya yang terkena gusuran dari orang-orang modern. Ia merasa kasihan
melihat sahabatnya yang terkena gusuran , dan hal tersebut memupuskan harapan
orang-orang kecil. Orang-orang merasa sedih , dan seolah mengharapkan ada
cahaya harapan cerah.Sahabat dari si ‘aku’ tersebut merasa sangat kehilangan
terhadap barang-barang dan lingkungan biasanya mereka bercengkrama gembira, dan
menggap hal itu sudah tinggal cerita.Makna filosofi yang sangat dominan
daripuisi karya Fitri yani yang paling dominan adalah kemirisan, yang
diakibatkan oleh penggusuran oleh pihak yang dirasa kuat.Kesedihan nampak
ketika tempat yang mereka tempati selama ini , dan menjadi ajang bersosialisasi
mulai tergusur dan hanya meninggalkan cerita. Makna kesdihan sangat terasa
setelah membaca keseluruhan dan memaknai secara mendalam. Pada kalimat “
beranda-beranda yang rapuh” terdapat makna kemiskinan yang menggambarkan
kesederhanaan yang dimaknai sebagai batu sandungan orang –orang miskin yang
sedang menghadapi masa sulit , harus menghadapi kehilangan lingkungan tempat
tinggalnya.
f. Analisis Satuan-Satuan
Arti Estetis
Dalam puisi ‘Orang-Orang Modern’ si pengarang atu Fitri Yani menggunakan
kata-kata yang berfungsi untuk estetis. Misalnya penggunaan kata terbenam mengapa si pengarang tidak
menggunakan kata masuk , mungkin dimaksudkan untuk si penyair ingin memunculkan
asonansi “m” yang sangat dominan pada bait kedua baris ke empat . Contoh lain
penyair menggunakan kata “ ditenggak “ , pada bait ke delapan baris ke tiga ,
mungkin si penyair ingin memunculkan kombinasi bunyi bunyian yang khas pada
bait ke delapan , dan terjadi komposisi bunyi yang berakhuran “ k “ sehingga
menimbulkan komposisi k-k “ kebahagiaan
yang terus ditenggak pada gelas-gelas retak. Masih ada contoh lain pada bait ke
tujuh baris ke empat “ seluruhnya “ mengapa harus diselipkan kata seluruhnya
padahal tidak dipergunakanpun sudah mengandung arti , mungkin maksud penyair
adalah untuk membentuk satuan bunyi yang sesuai dengan baris diatasnya , “
menyapunya”.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, untuk
menikmati puisi secara mendalam , diperlukan teori khusus untuk melengkapinya .
Nah salah satu teori yang kami bahas adalah teori struktural yang mengedepankan
struktur fisik dan batin puisi , dan saya pilih puisi karya Frizka Tirana adalah
ialah salah satu Mahasiswa Universitas Indonesia asal Purwokerto yang dalam
karyanya sebagian besar mengisahkan tentang cerita sahabat. Hasilnya dalam
struktur batin puisi , bahwa isi tersebut menceritakan tentang seorang
sahabat yang terbaik , dan secara
struktur batin , ia ( si pengarang ) sangat merindukan seorang sahabat , dan
secara fisik dapat dibuktikan dengan penggunaan kata-kata sahabat . Perasaan
penyair pada waktu membuat puisi dapat kita rasakan melalui bait demi bait.Bahwa
dalam puisi tersebut secar lapis bunyi banyak yang menggunakn asonansi
aliterasi, efoni dan kokofoni.sehingga bunyi tersebut dapat meberikan makna
keindahan bunyi yang berkaitan satu sama lain. Dan secara lapis arti pengarang
banyak menggunakan maksud kesedihan , dan kesederhanaan sebagai contoh “
beranda-beranda rapuh “. Secara implisit pengarang ingin menyampaikan pesan
kepada seluruh pembaca tentang pentingnya kepedulian terhadap sesama terutama
kaum bawah.
Post a Comment for "Makalah Puisi pendekatan FENOMOLOGI"