Aspek-aspek sosial novel Dalam Mihrab Cinta karya Habiburrahman El Shirazy
d Analisis sosiologi sastra novel Dalam Mihrab Cinta karya Habiburrahman
El Shirazy dalam kajian ini berfokus pada teori sosiologi yang dikemukakan oleh
Sapardi Joko Damono. Adapun aspek sosiologi sastra yang penulis bahas pada teks
novel Dalam Mihrab Cinta meliputi:
a. Kekerabatan
Kekerabatan
yang dibahas dalam novel Dalam Mihrab
Cinta karya Habiburrahman El Shirazy adalah hubungan kekerabatan antara
tokoh utama dengan adik kandung, kekerabatan dengan ibu kandung dan kekerabatan
dengan teman dekat.
1) Kekerabatan
dengan adik kandung
Hubungan
tokoh utama dengan adik kandungnya sangat baik.Ketika Syamsul babak belur
dihajar oleh para santri pondok akibat dituduh mencuri, Nadia sangat sabar
merawat Syamsul.Hal tersebut tampak pada kutipan di bawah ini.
Nadia masuk ke kamar
membawa peralatan P3K.Ia bersihkan luka-luka kakaknya dengan air mineral, lalu
dengan rivanol. Setelah itu ia oleskan betadine pada beberapa luka yang
terlihat masih menganga.(DMC: 91)
Cerita lain yang
berhubungan dengan kekerabatan antara tokoh utama dengan adik kandung tampak
pada kutipan di bawah ini.
Sudah satu minggu
Syamsul pergi dari rumah.Ia mengelana di kota Semarang. Tidur dari masjid ke
masjid.Makan seadanya. Dengan berbekal ijazah SMA ia mencoba melamar pekerjaan
dari kantor ke kantor, pabrik ke pabrik, tetapi belum juga diterima. Semua
pabrik mensyaratkan ada Surat Keterangan Kelakuan Baik dari kelurahan. Untuk
memenuhi syarat itu berarti ia harus pulang. Tentu saja, ia tidak mau, akhirnya
ia memutuskan untuk menjadi pencopet. Pada suatu hari ia tertangkap dan
mendekam di penjara.
Hal ini tampak
pada kutipan bawah ini.
Sementara di penjara Polsek Tugu Semarang, siang itu
Syamsul baru saja menyantap jatahnya makan siang.Seorang polisi datang dan
membawanya keluar. Di ruang tamu ia melihat seorang gadis berjilbab. Hatinya
berdesir.Nadia.Antara gembira dan sedih terbit dalam hatinya. Gembira bertemu
dengan adiknya, sedih karena kini adiknya tahu ia benar-benar orang kriminil.
Nadia mengeluarkan Syamsul dari penjara dan berencana mengajak Syamsul pulang.
Namun Syamsul menolak dengan alasan belum siap bertemu keluarga, ia akan
kembali ke Pekalongan apabila dia sudah sukses.(DMC: 114-115)
Dari penjelasan-penjelasan tersebut terlihat bahwa
Nadia sebagai adik selalu setia menemani kakaknya dan selalu membantu kakaknya
saat kakaknya sedang mengalami kesulitan, Syamsul pun juga tetap menyayangi
adiknya meski kini mereka hidup terpisah.
2) Kekerabatan
dengan ibu kandung
Kekerabatan
tokoh utama dengan ibu kandung adalah hubungan antara ibu dan anak, hubungan
baik atau buruk.Hal tersebut tampak pada kutipan di bawah ini.
Saat
Syamsul telah memilih jalannya untuk belajar di Pesantren, bu Bambang dan Nadia
tidak berbuat apa-apa.Hanya saja dalam hati bu Bambang berdo’a semoga Syamsul
anaknya baik-baik saja, dan pulang kembali. (DMC: 100)
Bu Bambang
tampak sangat sedih mendengar cerita Nadia.Air matanya meleleh.Syamsul tetaplah
anaknya, buah hatinya, darah dagingnya. Sembilan bulan ia mengandungnya dan
melahirkannya dengan mempertaruhkan nyawa. Ia berharap Syamsul kembali pulang
ke pangkuannya. Ia ingin menyayanginya dan mendekapnya dengan cinta. Siapa tahu
dengan itu Syamsul kembali ke jalan lurus, seandainya dia khilaf.Hal itu tampak
pada kutipan di bawah ini.
Ketika
bu Bambang bertemu dengan Syamsul, air mata Bu Bambang terus mengalir.Perempuan
tua itu meraih tubuh anaknya, agar berdiri. Setelah Syamsul berdiri, ia ciumi
anak kandungnya dengan penuh kasih sayang. (DMC: 224-225)
Hal-hal di atas
menunjukkan hubungan antara ibu dan anak kandungnya sangat bailk.Mereka saling
menyayangi dan mengasihi, saling membutuhkan.
3) Kekerabatan
dengan teman dekat
Kekerabatan
antara sesama teman dekat adalah adanya hubungan kebersamaan dan persahabatan
yang akrab.Persahabatan Syamsul dengan Ayub berawal dari Syamsul dijadikan satu
kamar dengan Ayub saat berada di Pesantren.Syamsul satu kamar dengan tujuh
orang dan yang paling besar perhatiannya pada Syamsul adalah Ayub dari
Banjarmasin.Tampak pada kutipan di bawah ini.
Syamsul
belajar dua kali lebih tekun dari para santri Al-Fuqron dan pada umumnya.
Setiap hari ia hanya tidur dua jam saja. Yaitu dari jam dua sampai jam empat.
Selebihnya ia gunakan untuk belajar. Dengan tekun Ayub membantu untuk membimbingnya.
Hasilnya sama sekali tidak mengecewakan. Dalam waktu dua bulan setengah, ia
telah menguasai materi kelas Safinatun Nafah dengan sangat baik. Materi kitab
Jurummiyah ia kuasai dengan detail sekali, Ayub bahkan memberikan detail dari
kitab yang lebih tinggi. (DMC: 51)
Dari beberapa
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan kekerabatan yang ada pada novel
Dalam Mihrab Cinta karya Habiburrahman El Shirazy meliputi hubungan kekerabatan
antara Syamsul dengan adik kandung yang berjalan baik, karena Nadia selalu
membantu kakaknya saat mengalami kesusahan. Hubungan kekerabatan dengan ibu
kandung sangat baik karena mereka saling menyayangi dan saling
membutuhkan.Hubungan kekerabatan dengan teman dekat yang dialami Syamsul dengan
Ayub sangat baik karena Ayub selalu membantu menyelesaikan kesusahan Syamsul
dalam belajar.
b. Kepercayaan
Kepercayaan yang
penulis teliti dalam novel Dalam Mihrab Cinta karya Habiburrahman El Shirazy
adalah bagaimana kepercayaan tokoh cerita terhadap dirinya sendiri atas
tindakan yang dianggap benar dan bagaimanakah kepercayaan tokoh cerita terhadap
Tuhan Yang Maha Esa. Tokoh utama dalam novel ini beragama islam begitu juga
dengan tokoh yang lainnya. Syamsul semakin mantap memilih pesantren sebagai
jalan menuju sukses.Ia ingin menjadi yang dikehendaki baik oleh Allah.
Hal itu tampak
pada kutipan di bawah ini.
Ia
genggam baik-baik pesan sang imam. Ia semakin tahu jalan mana yang harus ia
tempuh. Restu ibu pun telah ia genggam. Ia tersenyum dalam diam. Ia semakin
mantap untuk melangkah maju “bismillah! aku melangkah karena-Mu Ya Allah!”,
teriaknya dalam hati. Teriakan yang mantap sekali.Teriakan yang menggema hingga
ke tujuh petala langit di bumi. (DMC: 14)
Dulu memang
Syamsul sempat menjadi seorang pencopet di bus-bus kota. Dia mencopet karena
terpaksa, uang hasil mencopet Syamsul gunakan untuk kebutuhan sehari-hari di
Jakarta selama dia belum mendapatkan pekerjaan.Namun, Syamsul memiliki niat
untuk mengembalikan dompet yang dicopetnya pada suatu hari nanti apabila sudah
mendapat pekerjaan.Sekarang Syamsul sudah mendapatkan pekerjaan, yaitu mengajar
ngaji di Villa Gracia dan semua orang menganggap Syamsul sebagai orang yang
baik.Hal ini tampak pada kutipan di bawah ini.
Ya
Allah semua orang kini menganggapku sebagai orang baik.Engkau Maha Tahu bahwa
hamba-Mu bukan orang baik.Ya Allah ampunilah hamba-Mu yang berlumur dosa ini Ya
Allah, dan hanya engkau yang bisa membuat hamba berubah menjadi orang baik.Ya
Allah, saksikanlah mulai malam ini hamba bertaubat, hamba bertobat, hamba
bertaubat Ya Allah.Astaghfirullahal ‘Adzim Alladzi Laailaaha Illa Huwalhayyul
Qoyyum Wa Atuubu Ilaik. (DMC:150)
Dari uraian di
atas maka dapat disimpulkan bahwa kepercayaan yang dianut oleh tokoh dalam
novel Dalam Mihrab Cinta adalah agama Islam.
c.
Pendidikan
Di
dalam pendidikan ini terdapat suatu makna perbuatan atau tindakan atau upaya
yang sedang dilaksanakan, yaitu untuk mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan
yang terjadi adalah di Pesantren dan di luar Pesantren, seperti saat di
Pekalongan Syamsul sekolah sampai tamat SMA, kemudian ia memantapkan diri untuk
belajar di Pesantren Al-Furqon, Pagu, Kediri. Hal ini tampak pada kutipan di
bawah ini.
Yang penting sekarang ia resmi tercatat sebagai
santri baru Pesantren Al-Furqon. Ia masuk kelas paling dasar. Kelas kitab
Safinatun Nafah.Nahwu yang diajarkan adalah kitab Jurumiyah.Ia bertekad untuk
belajar. Belajar keras dan belajar penuh konsentrasi. (DMC: 49-50)
Setelah
keluar dari pesantren, Syamsul melanjutkan kuliah di salah satu perguruan
tinggi swasta, Syamsul tidak pernah segan untuk meminta tambahan kuliah dengaan
dosennya.Ia telah mendapatkan Della. Mereka berdua merupakan guru privat
Della.Keduanya saling mengagumi.Hal ini tampak pada kutipan di bawah ini.
Hati Syamsul bergetar hebat membaca sms itu. Wajah
Silvie yang anggun dan jelita langsung terbayang di mata “Alangkah bahagia
orang yang menyuntingnya.” Gumam Syamsul dalam hati. “Dan tidak boleh Burhan
yang menyuntingnya, kalau ia sempat jatuh ke tangan Burhan, berdosakah diriku
yang membiarkan gadis saleh itu dirusak oleh pemuda play boy tengik bernama
Burhan itu, semoga Allah menjaga gadis salehah itu dan melindunginya dari
kejahatan orang-orang jahat. Amin”.Doa Syamsul dalam hati. (DMC: 148)
Setelah
lama keduanya berhubungan, akhirnya keluarga Silvie meminta Syamsul untuk
meminang Silvie dan permintaan keluarga Silvie disetujui oleh Syamsul.Selang
beberapa hari Syamsul datang ke rumah Silvie bersama keluarganya.Sesuatu
terjadi pada Silvie, satu minggu sebelum digelar acara pernikahan Silvie
mengalami kecelakaan di daerah Puncak saat ingin mengantarkan undangan ke
tempat bibinya.Kejadian ini membuat keluarga Silvie dan Syamsul merasa
terpukul.
2. Cinta Kasih terhadap Zizi (Zidna Ilma)
Cinta kasih mereka berawal saat mereka
bertemu di kompleks Ponpes Al-Furqon, Pagu, Kediri.Zidna Ilma adalah anak dari
pemilik Ponpes Al-Furqon.Syamsul sangat mengagumi Zizi yang cantik dan
shalehah.Hal ini tampak pada kutipan di bawah ini.
Zizi
berjalan meninggalkan Syamsul diikuti dua gadis yang menemaninya.Syamsul
berdiri mematung di tempatnya.Ia sama sekali tidak pernah mengira bahwa ia bisa
bertemu kedua kalinya dengan Zizi, bahkan bisa berbicara dengan gadis yang
istimewa bagi masyarakat Pagu dan sekitarnya. Kali ini pandangan Syamsul kepada
Zizi telah berubah seratus delapan puluh derajat dari pandangannya ketika
pertama kali bertemu dan saat ia menyelamatkan gadis itu. (DMC: 46-47)
Setelah Syamsul kehilangan Silvie,
Syamsul tidak ingin kehilangan orang yang dicintainya lagi.Selang beberapa hari
setelah kedatangan Kyai Miftah bersama isteri ke rumah Syamsul untuk meminta
Syamsul menikahi anaknya, Zizi.Syamsul pun datang ke rumah Zizi bersama
keluarga untuk memberikan jawaban atas permintaan Kyai Miftah.
Post a Comment for " Aspek-aspek sosial novel Dalam Mihrab Cinta karya Habiburrahman El Shirazy"