Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hubungan Antarunsur Dalam Cerita

Pada bab-bab sebelumnya, penelitian unsur-unsur novel dilakukan secara terpisah satu sama lain. Hal tersebut dilakukan untuk meneliti unsur-unsur novel secara lebih detail. Akan tetapi, penelitian unsur-unsur novel yang terpisah, harus diikuti dengan penelitian hubungan antar unsur novel, karena sesungguhnya unsur-unsur novel tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan saling terkait satu sama lain.

Di dalam bab V ini, keterkaitan atau hubungan antarunsur di dalam novel Maha Cinta ini dibahas satu persatu, yaitu hubungan tema dengan plot, tema dengan tokoh dan penokohan, plot dengan latar, dan juga penokohan dengan latar.

A.  Hubungan Tema dengan Plot
Tema adalah ide pokok atau gagasaan utama yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca. Untuk menyampaikan ide atau gagasan pengarang harus menciptakan cerita yang terdiri dari berbagai peristiwa yang terjalin dalam hubungan sebab akibat (plot). Adanya sebab akibat tersebut haruslah mutlak, supaya cerita lebih jelas dan tema mudah di temukan. Sebaliknya untuk menentukan tema dapat dilihat dari konflik-konflik yang menonjol yang termasuk bagian dari plot.

Tema Novel Maha Cinta adalah tentang sebuah perjuangan cinta seseorang yang banyak menghadapi cobaan, halangan serta rintangan. Untuk membawa tema ini, pengarang membuat cerita mengenai seorang pemuda yang mempunyai sikap dan budi pekerti yang baik terhadap sesama dan mempunyai kesabaran dalam setiap menghadapi cobaan. Dari hal tersebut muncul masalah-masalah yang membuat cerita terus bergerak di dalam novel Maha Cinta.  
Konflik di dalam novel Maha Cinta berawal dari Imran yang menyukai Marwa, tetapi orang tua Marwa tidak menyetujui hubungannya dengan Imran. Karena orang tua Marwa adalah seseorang yang terpandang diwilayah tersebut, Ayah Marwa merasa harga dirinya di injak-injak. Sebab, Imran anak seorang petani biasa-biasa saja.

B.  Hubungan Tema dengan Tokoh dan Penokohan
Untuk menyampaikan ide atau gagasan utama, diperlukan pembawa gagasan untuk berupa pelaku atau tokoh-tokoh cerita. Biasanya pembawa gagasan utama adalah tokoh-tokoh utama, sementara tokoh lain merupakan tokoh latar yang memperkuat penokohan tokoh utama dan gagasan yang dibawanya.
Menurut Nurgiyantoro (2005;74), tokoh-tokoh utama ditugasi untuk menyampaikan tema yang dimaksudkan pengarang baik secara langsung maupun tidak langsung, yaitu melalui tingkah laku, pikiran, perasaan, dan berbagai peristiwa yang dialami tokoh.
Tema tentang perjuangan cinta. Dari tema tersebut, Imran di gambarkan sebagai seorang yang tegar, sabar, pemaaf, dan tidak mudah putus asa dalam memperjuangkan keinginanya. Perjuangan Imran untuk mendapatkan restu dari orang tua Marwa begitu sulit dan banyak cobaan yang Imran hadapi. Sampai akhirnya saat cinta Imran direstui oleh kedua orang tua Marwa, akan tetapi Marwa menolak Imran  dan memilih pemuda lain 

C.  Hubungan Tema dengan Latar
Latar merupakan tempat, saat, dan keadaan sosial yang menjadi tempat tokoh melakukan dan dikenai suatu kejadian. Latar bersifat memberikan “aturan” permainan terhadap tokoh. Latar akan mempengaruhi pemilihan tema. Sebaliknya, tema yang dipilih akan menuntut latar yang sesuai yang mampu mendukung (Nurgiyantoro, 1998:75)
Seperti yang disebut dalam novel ini, yaitu perjuangan cinta dan perjuangan menjalani kehidupan, perjuangan cinta yang menimbulkannya keresahan warga dikampung Sembungan, mengakibatkan munculnya hinaaan dan cacian. Latar novel ini adalah masyarakat Jawa khususnya kampung Sembungan, tempat dimana salah satu masjid di daerah desa sembungan, tempat mengaji para pemuda-pemudi desa sembungan. Selain latar tempat di atas, latar sosial yang  berupa adat istiadat, perilaku, dan sebagainya juga dapat mendukung tema yang diangkat. Sementara latar waktu di dalam Novel Maha Cinta yang juga tidak kalah pentingnya seperti latar yang lain.
Jika dilihat daari kata “perjuangan” sudah tentu identik dengan usaha memperjuangkan hubungan cinta diantara Imran dan Marwa. Latar tempat dalam novel Maha Cinta yaitu di lingkungan pedesaan di kampung Sembungan, dimana perjuangan cinta Imran dan Marwa, seperti memperjuangkan hak-hak yang mereka miliki, dan sesuai dengan tradisi-tradisi nenek moyang masih melekat. Tentangan-tentangan Imran dan marwa sangat tidak dapat diterima oleh haji Nurcahya selaku orang tua Marwa, didasari oleh latar tempat dan sosial yang melingkupi mereka. Latar yang ada membentuk mereka menjadi seorang muda-mudi yang sederhana  dengan sikap, pemikiran, dan keinginan yang sederhana pula. Pada saat perubahan yang melanda antara Imran dan Marwa di rasa tidak mempunyai rasa patuh terhadap kedua orang tua. Jadi, walaupun sudah berusaha semaksimal mungkin, akhirnya latar yang melatarbelakanginya dapat menerima bahwa tema yang berkaitan yaitu tentang perjuangan cinta.
 
D.  Hubungan Alur dengan Latar
Plot merupakan peristiwa yang mempunyai hubungan sebab akibat di dalam cerita, sedangkan latar adalah tempat, saat, dan keadaan sosial yang menjadi tokoh melakukan dan dikenai kejadian.
Novel Maha Cinta Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya menampilkan cerita yang berlatar belakang seorang pemuda dan pemudi jawa yang hidup di pedesaan. Di dalam novel tersebut dilukiskan mulai dari tempat tinggal kehidupan sampain pada  adat istiadat yang dianut
Berawal dari benih cinta yang tumbuh diantara Marwa dan Imran, dan ternyata hubungan mereka tidak direstui oleh Haji Nurcahya, yaitu selaku orang tua marwa yang tidak merestui hubungan mereka. Disitulah awal konflik yang terjadi dalam novel Maha Cinta, semakin lama semakin memanas konflik yang terjadi dalam novel tersebut, ketika orang tua Imran yaitu pak Ali dimaki-maki oleh Haji Nurcahya di masjid. Setelah  kejadian itu Imran lah yang meminta maaf kepada Haji Nucahya. Marwa memberikan sepucuk curat tetang isi hatinya.
Semenjak itu, Imran dan Marwa tetap berjuang untuk mempertahankan cinta mereka walau tidak direstui oleh orang tua Marwa.

E. Hubungan Tokoh dan Penokohan dengan Latar
Tokoh-tokoh di dalam sebuah cerita memerlukan ruang, saat, dan keadaan sosial tempat mereka melakukan sesuatu. Ruang, saat, dan keadaan tersebut berpengaruh pula terhadap tokoh dan penokohan.
Tokoh-tokoh di dalam novel Maha Cinta  adalah masyarakat daerah pedesaaan, tepatnya di kabupaten Wonosobo, di kampung Sembungan. Selain itu pola pikir para tokoh memiliki pemikiran yang kritis dan kompleks terhadap sebuah penyelesaian masalah, kecuali Haji Nurcahya dan Marwa. Terbukti ketika Haji Nurcahya melontarkan kata-kata yang tidak sopan terhadap Pak Ali. Dan untuk marwa terbukti bahwa dirinya mudah di hasut dan cemburuan sehingga membawa dirinya ke mala petaka. Sebab, dalam pengambilan keputusan Marwa terlalu tergesa-gesa tanpa ada pertimbangan dan meminta saran kepada orang lain yang lebih dewasa dan lebih bijak. 

Post a Comment for "Hubungan Antarunsur Dalam Cerita"