Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

LAPORAN OBSERVASI MICRO TEACHING II DI SMP

LAPORAN OBSERVASI MICRO TEACHING II DI SMP 

A Program Kerja

 1.      4-4-2015 kelas VII A

Pada tgl 11-4-2015 pertemuan pertama untuk melakukan observasi di SMP Muhammadiyah Purworejo. Pada hari pertama ini kami memperkenalkan diri kepada siswa serta sedikit mengisi pembelajaran, karena diperintahkan oleh guru pengajar yang bernama Bu Nurhayati
Kurikulum yang dipakai SMP Muhammadiyah Purworejo, menggunakan kurikulum KTSP. Walau sempat selama satu semester menggunakan kurikulum 2013, karena putusan dari kementerian kurikulum 2013 dihentikan dan kembali pada kerikulum KTSP. Pada hari pertama saya melakukan observasi, saat itu guru pengajar sedang mengajarkan pembelajaran puisi. Metode yang dipakai dalam pengajaran puisi menggunakan metode diskusi. Saat awal pembelajaran guru menjelaskan KD dan tujuan pembelajaran.
Ruangan kelas yang begitu luas, jarak antara papan tulis dan siswa cenderung jauh. Bahkan sebagian siswa tidak mampu melihat tulisan yang ada di papan tulis, karena jaraknya yang jauh itu. Dalam pembelajaran puisi guru menjelaskan teori setelah teori diajarkan, siswa disuruh membuat/ menulis puisi. Setelah siswa selesai menulis puisi, guru menyuruh siswa untuk membacakannya di depan kelas. Setelah dua siswa membacakan puisi, guru mencoba mengevaluasi pembacaan puisi siswa dan memperagakan pembacaan puisi dengan volume, irama, jeda dengan jelas.
Setelah guru membaca puisi dan siswa mengerti perbedaan bacaan puisi antar siswa dan guru, selanjutnya guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok diskusi. Dengan sistem pembagian kelompok 1-5, pada saat siswa mencari pasangan kelompok agak bingung. Saat siswa bingung guru mencoba menghibur siswa dengan nyanyian ABITA (mars SMP Muhammadiyah Purworejo)
Dalam pembelajaran puisi guru mengajarkan perbedaan rima antara puisi dan pantun. Guru juga mengajarkan kepada siswa cara menentukan jeda pada pantun dan puisi. Dirasa siswa sudah mampu menetukan perbedaan puisi dan pantun, guru menyuruh siswa menganalisis pemberian jeda pada pantun dan puisi yang sudah dibagikan oleh guru. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan tugas, siswa disuruh membacakan di depan kelas dengan pemberian jeda. Untuk membenarkan tugas siswa, guru membacakan puisi dan pantun dengan jeda yang sudah benar tentunya. Bagi siswa yang belum benar jedanya, diharap mengerti dan mampu memberikan jeda selanjut.
Karena mata pelajaran sudah selesai pembelajaran dihentikan, dengan kesimpulan dari siswa dan guru. Semoga pada pembelajaran ini siswa diharap mampu untuk memberikan jeda, dan membacakan dengan benar.
2.      11-4-2015 Kelas VII A
Pada pertemuan kedua ini guru melanjutkan materi hari jumat, masih mengenai puisi. Materi pemberian jeda disambung dengan materi menulis puisi deskriptif berdasarkan hasil pengamatan. Dengan memperhatikan keaslian gagasan, pilihan kata, dan rima. Dalam pembelajaran kelas siswa cenderung berbicara sendiri dan tidak memperhatikan, guru menegur siswa dengan sopan.
Pembelajaran kali ini ini guru menggunakan media audio, memperdengarkan lirik lagu dalam proses pembelajaran, yang ternyata banyak siswa yang memperhatikan audio tersebut. Guru membandingkan kata indah yang terdapat pada judul lirik lagu “ Senandung Pucuk- Pucuk Pinus” karya Ebiet G. Ade.
3.      18-4-2015 Kelas VII A
Pada kesempatan ketiga kami, diberi kesempatan untuk mengajarkan materi menulis puisi dengan tema alam. Kami memberikan waktu kepada siswa untuk menulis puisi di luar kelas dengan melihat halaman sekolah selama 15menit. Setelah pekerjaan siswa selesai, siswa membacakan hasil puisinya. Walaupun tidak semua siswa maju membacakan puisi. Setelah siswa membacakan puisinya, siswa mendiskusikan hasil menulis puisi siswa. Walau kebanyakan jenis puisi masih terpaut dengan kata-kata yang kurang figuratif, namun apresiasi siswa menulis sudah lebih baik.
Untuk meninjau hasil pembelajaran yang kami ajarkan, saya membagikan secarik kertas kepada siswa. Dengan tujuan apakah pembelajaran sudah sesuai harapan siswa.
4.      18-4-2015 Kelas IX E
Setelah kami mengajar dikelas VII saya diberi kesempatan oleh guru untuk melakukan pengamatan di kelas IX E, untuk melihat persiapan siswa sebelum ujian. Di kelas IX siswa lebih semangat, karena sebentar lagi akan ujian. Pada masa persiapan ini guru mengajarkan kepada siswa, dengan cara membahas kembali soal ujian UTS. Sebelum memulai pembelajaran guru memberi stimulus agar siswa lebih semangat belajar dan religius. Kebanyakan siswa di kelas IX E nakal dan berilaku seenaknya.
Dalam pembahasan soal UTS sebagian siswa sudah bisa mengerjakan dengan benar. Namun hal ini berlaku jika dibahas bersama-sama dengan guru. Kegiatan pembelajar ini dilakukan sampai selesai, dan siswa bersemangat untuk mengerjakannya.
5.      28-4-2015 kelas VII A
Pada pertemuan keempat, kami kembali mengamati pembelajaran dikelas VII A. Pada pertemuan ini siswa membuat sebuah puisi melalui gambar keindahan alam yang telah dibagikan secara berkelompok. Pengelompokan siswa menggunakan nama-nama pahlawan. Pada saat itu juga kami melakukan perpisahan dengan siswa-siswa kelas VII A

B.     Tanggapan atau penilaian
Tanggapan saya, selama observasi banyak sekali informasi terkait tindakan kelas. Diantaranya:
1.      Ruang kelas yang begitu lebar dapat menghambat pembelajaran, apalagi saat melihat tulisan di papan tulis. Siswa yang berada paling jauh akan kesulitan membaca.
2.      Untuk menghadapi siswa yang lebih nakal, pengajar tidaklah harus marah atau memukuli. Jika siswa tidak mendengarkan guru saat pembelajaran cukup dengan dilempar pertanyaan, siswa akan terdiam karena tidak bisa menjawabnya.
3.      Kebanyakan siswa SMP Muhammadiyah Purworejo berasal dari golongan yang kurang dapat perhatian dari orang tua, karena hal inilah siswa di SMP Muhammadiyah Purworejo cenderung nakal atau berani.
4.      Melalui beberapa wawancara yang kami lakukan, sebenarnya siswa menyukai mata pelajaran Bahasa Indonesia. Tapi kebanyakan mereka malas untuk belajar, juga Bahasa Indonesia di rasa sulit untuk dipahami.

C.    Kritik
Sebelum pembelajaran harus memperhatikan kesiapan siswa, siap dalam arti benar-benar siswa siap untuk mengikuti pelajaran. Untuk menghadapi siswa yang nakal, seorang pengajar harus lebih dekat dengan siswa. Guru adalah orang tua kedua, yang harus mendidik juga mengasihi. Karena masih banyak pengajar yang tidak mengenal siswanya dengan baik, guru hanya berperan sebagai pendidik saja. Belum sanggup mengayomi siswanya dan memperhatikan kebutuhan siswanya.

D.    Saran
Dengan adanya laporan observasi ini diharapkan seorang guru mampu membelajarkan pelajaran bahasa indonesia dengan santai dan menarik, sehingga siswa yang mengikuti pembelajaran lebih semangat dan menyenangkan yang mampu meningkatkan keaktifan, kekreatifan siswa dalam proses pembelajaran. Bagi pembaca hendaknya laporan observasi ini bisa dijadikan referensi sebagai bahan acuan untuk pembelajaran yang menyenangkan

Post a Comment for "LAPORAN OBSERVASI MICRO TEACHING II DI SMP "