PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK LATIHAN TERBIMBING MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VII SMP

A. Latar
Belakang Masalah
Bahasa
adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa lambang bunyi ujaran
yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 1991: 2). Pembelajaran
bahasa dan sastra Indonesia mencakup empat macam keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan menyimak berkenaan
dengan bahasa lisan, sedangkan keterampilan membaca dan menulis berkenaan
dengan bahasa tulis.
Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang
penting dalam kehidupan, baik dalam kehidupan pendidikan maupun masyarakat. Menulis
atau juga disebut mengarang merupakan kegiatan yang sekaligus menuntut beberapa
kemampuan. Untuk dapat menulis esai misalnya, Anda harus juga mengetahui
bagaimana menuliskannya. Pengetahuan yang pertama menyangkut isi karangan
sedang yang kedua menyangkut aspek-aspek kebahasaan dan teknik penulisan
Akhadiah, dkk (1986: 1). Keterampilan menulis perlu diperhatikan karena
merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa.
Dengan menulis siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan atau
pendapat, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki. Selain itu, dapat
mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa dalam menulis. Menulis sebagai
suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak
langsung.
Dari
uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kegiatan berbahasa yang
menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Kegiatan berbahasa tersebut dalam rangka
menyampikan pesan kepada orang lain. Pesan yang dimaksud harus dapat dipahami
sebab kegiatan berbahasa tulis ini merupakan bentuk komunikasi.
Menurut hasil observasi dan wawancara peneliti dengan
guru bahasa dan sastra Indonesia kelas VII SMP N 1 Binangun Kabupaten Cilacap,peneliti
menentukan berbagai masalah yang muncul sebagai akibat dari rendahnya keterampilan
menulis siswa. Sesuai dengan kondisi di lapangan bahwa, berbagai masalah itu
antara lain berkaitan dengan alokasi waktu pembelajaran menulis yang lebih
sedikit dibandingkan dengan alokasi waktu untuk keterampilan berbahasa yang
lain.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti
terhadap guru bahasa dan sastra Indonesia kelas VII SMP N 1 Binangun Kabupaten
Cilacap, ternyata kemampuan menulis paragraf narasi para siswa masih relatif
rendah.
Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan
utama yang menjadi fokus dalam penelitian tindakan kelas ini adalah rendahnya keterampilan
dalam menuliskan paragraf narasi pada siswa kelas VII SMP N 1 Binangun Kabupaten Cilacap.
Permasalahan ini akan dibatasi dengan pemberian pembelajaran menulis paragraf
narasi dengan teknik latihan terbimbing melalui media gambar. Sekaligus
menggunakannya sebagai judul Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf
Narasi dengan Teknik Latihan
Terbimbing Melalui Media Gambar pada Siswa Kelas VII SMP N 1 Binangun
Kabupaten Cilacap tahun Pelajaran 2012/2013.
B.
Penegasan
Istilah
Untuk menghindari kesalahan pemahaman pengertian judul
penelitian ini, penulis berusaha menegaskan kembali istilah-istilah berikut
ini.
1.
Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan
meningkat sesuatu (Depdikbud, 2007: 1198).
2.
Keterampilan menulis adalah keterampilan
yang kompleks, karena keterampilan menulis ini merupakan suatu proses
pengembangan yang menuntut pengembangan waktu, kesempatan, dan memerlukan cara
berpikir yang teratur untuk mengungkapkannya dalam bentuk bahasa tulis (Tarigan,
1994: 4).
3.
E. Kosasih (dalam Sunaiyah 2010: 110)
Paragraf Merupakan bagian dari karangan (tertulis) atau bagian dari tuturan
(kalau lisan). Sebuah paragraf ditandai oleh suatu kesatuan gagasan yang lebih
tinggi atau lebih luas daripada kalimat. Oleh karena itu, paragraf umumnya
terdiri dari sejumlah kalimat. Kalimat-kalimat saling bertalian untuk
mengungkapkan sebuah gagasan tertentu.
4.
Keraf (2007: 135) Narasi merupakan suatu
bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga
tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu.
5.
Menurut Sadiman,Arief S; Rahardjo,R;
Haryono,Anung dan Rahardjito (2011: 29)
Gambar/foto adalah media yang paling umum dipakai.
6.
Siswa kelas VII SMP N 1 Binangun Kabupaten
Cilacap adalah siswa yang pada tahun pelajaran 2012/2013 menempuh pelajaran di SMP N 1 Binangun Kabupaten Cilacap.
Jadi, maksud dari judul penelitian ini adalah tentang
kemampuan siswa dalam Menulis Narasi dengan Teknik Latihan Terbimbing Melalui Media Gambar Siswa Kelas VII SMP
N 1 Binangun Kabupaten Cilacap Tahun
Pembelajaran 2012/2013.
C. Identifikasi
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, ketidak berhasilan
dalam kegiatan pembelajaran bahasa khususnya dalam kegiatan menulis paragraf
narasi disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor yang berasal dari siswa dan
faktor yang berasal dari guru.
Faktor yang berasal dari siswa di antaranya yaitu (1)
siswa yang kebanyakan berlatar belakang dari keluarga kurang mampu, sehingga
banyak waktu tersita untuk membantu orang tua (jarang ada waktu santai, apalagi
untuk menulis; (2) pemahaman siswa terhadap keterampilan menulis masih kurang;
(3) siswa kurang bisa membedakan antara karangan narasi dan deskripsi; (4)
siswa tidak senang dengan pembelajaran menulis paragraf narasi yang monoton dan
membosankan.
Faktor yang berasal dari guru di antaranya (1) kurang
memberi motivasi kepada siswa dalam hal menulis paragraf narasi; (2) jarang memberikan
pelajaran menulis paragraf narasi karena menulis paragraf narasi membutuhkan
waktu yang banyak; (3) kurangnya alokasi waktu dalam pembelajaran menulis
menyebabkan siswa semakin malas untuk menulis; (4) model pembelajaran yang
digunakan guru yaitu dengan menggunakan ceramah dan penugasan.
D. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang dan pembatasan masalah di atas, permasalahan penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1.
Bagaimanakah peningkatan keterampilan
siswa kelas VII SMP N 1 Binangun Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran 2012/2013 dalam pembelajaran menulis paragraf
narasi setelah diberi pembelajaran menulis dengan teknik latihan terbimbing menggunakan
media gambar?
2.
Bagaimanakah perubahan perilaku siswa kelas
VII SMP N 1 Binangun Kabupaten Cilacap Tahun
Pelajaran 2012/2013 dalam pembelajaran menulis paragraf narasi setelah
diberi pembelajaran menulis dengan teknik latihan terbimbing menggunakan media
gambar?
E. Tujuan
Penelitian
Sesuai
dengan rumusan permasalahan diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
ini adalah :
a. untuk
mendeskripsikan besarnya peningkatan keterampilan siswa kelas VII SMP N 1
Binangun Kabupaten Cilacap dalam menulis paragraf narasi setelah diberi
pembelajaran menulis narasi dengan teknik latihan terbimbing menggunakan media
gambar.
b. untuk
mendeskripsikan besarnya perubahan perilaku siswa kelas VII SMP N 1 Binangun
Kabupaten Cilacap dalam menulis paragraf narasi setelah mereka mengikuti
pembelajaran dengan teknik latihan terbimbing menggunakan media gambar.
F. Manfaat
Penelitian
Setelah penelitian ini diharapkan hasilnya dapat
bermanfaat bagi beberapa pihak. Manfaat dari penelitian ini meliputi manfaat
teoretis dan manfaat praktis.
a.
Secara Teoretis
1.
Penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan pembaca yang lebih luas terutama dalam penggunaan media gambar.
2.
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan Bahasa Indonesia,
khususnya bagi metodologi pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terutama
penerapan media gambar untuk meningkatkan keterampilan menulis paragraf narasi
pada siswa.
b. Secara Praktis
1. Bagi guru
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan terhadap guru mata pelajaran
bahasa dan sastra Indonesia pada umumnya dan bagi guru bahasa dan sastra
Indonesia Sekolah Menengah Pertama Negeri 1
Binangun Kabupaten Cilacap Kelas VII pada khususnya. Penelitian ini
dapat dijadikan sebagi salah satu cara untuk mengelola pembelajaran bahasa dan
sastra indonesia selangkah lebih majudan bermutu. Karena dengan media gambar
akan lebih mudah dalam membimbing siswa menulis paragraf.
2.
Bagi siswa
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat mempermudah siswa dalam menemukan ide-ide
secara tepat untuk dituangkan dalam bentuk paragraf narasi juga merangsang
imajinasi para siswa dalam menuangkan gagasan secara tertulis.
3.
Bagi penulis
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat dijadikan penambah semangat dan wawasan dalam
karya penulisan.
4.
Bagi penelitian
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan baru pada penelitian berikutnya.
G. Tinjauan
Pustaka
Penelitian peningkatan
menulis narasi pernah dilakukan. Penelitan itu pernah dilakukan oleh :
Andi Setiawan (2010)
yang berjudul “Kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sapuran Dalam
Membuat Paragaraf Narasi Tahun Pelajaran 2008/2009. Penelitian ini yang diteliti adalah kemampuan
siswa dalam menulis paragraf narasi yang meliputi kesesuaian dengan sifat
tulisan narasi, kesesuaian yang dialami oleh siswa dalam menulis paragraf
narasi sudah cukup dengan hasil baik sekali:35,5 %, baik :12%, cukup: 29%,
buruk 23,5%.
Karsiyati (2002) dalam skripsi yang berjudul
“Penerapan Penulisan Huruf Kapital dan Penulisan Kata dalam Karangan narasi
siswa Kelas II SLTP Purwonegoro Banjarnegara Tahun Pembelajaran 2001 /2002”
meneliti tentang (1) bagaimanakah kemampuan siswa kelas II SLTP 1 Purwonegoro
Banjarnegara dalam menerapkan penulisan huruf kapital dengan dengan tepat pada
karangan narasi?(2)bagaimanakah kemampuan menulis kata yang meliputi penulisan kata
yang meliputi penulisan kata berimbuhan, kata ulang, kata gabung dan kata depan
di, ke, dari, pada karangan narasi?(3)adakah kesalahan- kesalahan EYD penulisan
huruf kapital, penulisan kata berimbuhan, kata ilang, kata gabung dan kata
depan di, ke, dar, yang masih ditemui pada karangan narasi? (4) apakah faktor-
faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis siswa kelas II SLTP 1 Purwonegoro
Banjarnegara?.penelitian yang dilakukannya menurut peneliti sudah baik.
Berdasarkan kajian pustaka di atas, dapat diketahui
bahwa penelitian tindakan kelas tentang menulis karangan narasi memiliki
persamaan, penelitian yang dilakukan sama-sama mengenai keterampilan menulis karangan
narasi, hanya saja berbeda dalam penggunaan teknik, metode, bahkan pendekatan
yang bervariasi dalam upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis paragraf
narasi siswa. Setiap penelitian mempunayi kebaruan dalam hal cara sehingga
hasilnya pun berbeda. Namun demikian, penelitian tersebut mempunyai tujuan yang
sama, yaitu meningkatkan keterampilan menulis paragraf narasi siswa. Terkait
dengan penelitian-penelitian yang sudah dilakukan, penelitian tersebut dapat
digunakan sebagai panduan bagi peneliti untuk melakukan penelitian lebih
lanjut.
H. Kajian
Teori
Dalam landasan teori ini
penulis menguraikan teori-teori yang diungkapkan para ahli dari berbagai sumber
yang mendukung penelitian. Landasan teori tersebut terdiri atas teori tentang :
(1)
Hakikat Menulis, (2) Tujuan Menulis, (3) Hakikat
Paragraf, (4) Hakikat Paragraf Narasi, (5) Syarat-Syarat Pembentukan Paragraf, (6) Langkah-langkah Menulis Paragraf
Narasi, (7) Teknik Latihan
Terbimbing, (8) Hakikat Media Gambar, (9) Pembelajaran Menulis dengan Teknik
Latihan Terbimbing melalui Media Gambar, (10) Kelebihan dan Kelemahan Media
Gambar.
1. Hakikat
Menulis
Menulis merupakan salah satu dari empat
keterampilan berbahasa yaitu, mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis itu
sendiri. Setiap keterampilan mempunyai hubungan yang erat dengan keterampilan
lainnya dalam memproleh keterampilan berbahasa. Akhadiah, dkk (1986:1)
berpendapat bahwa kegiatan menulis atau yang lazim juga disebut mengarang
merupakan kegiatan yang sekaligus menuntut beberapa kemampuan.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut,
dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang
digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka
dengan orang lain yang menuangkan pikiran/gagasan/fakta dalam bentuk tulisan.
2. Tujuan
Menulis
Tujuan
menulis adalah memproyeksikan sesuatu mengenai diri seseorang. Tulisan
mengandung nada yang serasi dengan maksud dan tujuannya. Menulis tidak hanya
mengharuskan memilih suatu pokok pembicaraan yang cocok dan sesuai, tetapi juga
harus menentukan siapa yang akan membaca tulisan tersebut dan apa maksud
tujuannya.
Tarigan
(1994: 24) mengatakan bahwa setiap jenis tulisan mengandung beberapa tujuan :
a. memberitahukan atau
mengajar;
b. meyakinkan atau
mendesak;
c. menghibur atau
menyenangkan;
d.
mengutarakan atau mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi-api.
Agaknya
perlu diperingatkan di sini bahwa dalam praktiknya jelas sekali terlihat bahwa
tujuan-tujuan yang telah disebutkan tadi sering bertumpang tindih, dan setiap
orang mungkin saja menambahkan tujuan-tujuan lain yang belum tercakup dalam
daftar diatas. Tetapi dalam kebanyakan tujuan menulis, ada satu tujuan yang
paling menonjol atau dominan; dan yang dominan inilah yang memberi nama atas
keseluruhan tujuan tersebut (D’Angelo dalam Tarigan 1994: 24).
Hugo
Hartig (dalam Tarigan 1994: 24) mengemukakan bahwa tujuan penulisan sesuatu
tulisan adalah (1) tujuan penugasan; (2) tujuan altruistik (menghibur); (3)
tujuan persuasif; (4) tujuan penerangan; (5) tujuan pernyataan diri; (6) tujuan
kreatif; (7) tujuan pemecahan masalah.
Menurut
Nunan, 1991: 86; Cleary dan Michael, 1994: 346; Tompkins, (dalam Sukirno, 2009:
7) Tujuan pembelajaran menulis menurut pendekatan modern tidak hanya
mementingkan hasil, tetapi juga proses. Pembelajaran menulis bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan berpikir dan bernalar serta kemampuan memperluas
wawasan. Selain itu juga diarahkan untuk mempertajam kepekan perasaan siswa.
Siswa tidak hanya mampu memahami informasi yang disampaikan secara lugas atau
langsung, melainkan juga disampaikan secara terselubung atau tidak langsung.
Dari
beberapa pendapat pakar yang telah dikemukakan di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa menulis mempunyai tujuan yang khusus seperti menginformasikan,
meyakinkan, dan menceritakan. Tujuan menulis adalah untuk meningkatkan
kemampuan berpikir dan bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Sehingga
siswa dapat memahami informasi yang disampaikan.
3. Hakikat
Paragraf
A.L.
Becker bersama-sama rekannya (dalam Tarigan,1994: 94) menyimpulkan bahwa
paragraf adalah suatu kesatuan (atau unit) yang ditandai oleh hadirnya
jenis-jenis “slot” tertentu, yaitu :
a. Slot (atau celah) yang
memperkenalkan suatu judul.
b. Slot (atau celah) yang
membatasi judul tersebut.
c. Slot (atau celah) yang
menguraikan atau mengembangkan judul yang telah dibatasi itu.
Akhadiah,
dkk (1986: 53) mengatakan bahwa paragraf merupakan menungkan buah pikiran secara
teratur dan terorganisasi ke dalam sebuah tulisan, sehingga pembaca dapat
mengikuti dan memahami jalan pikiran seseorang, tidaklah mudah. Banyak orang
yang fasih berbicara namun kurang mampu menuangkan idenya dengan baik, biasanya
hal ini terjadi sesudah melalui latihan yang intensif, baik secara formal
maupun nonformal. Hal ini wajar karena kemampuan menulis merupakan hasil proses
belajar dan ketekunan berlatih.
E.
Kosasih (dalam Sunaiyah 2010: 110) Paragraf Merupakan bagian dari karangan
(tertulis) atau bagian dari tuturan (kalau lisan). Sebuah paragraf ditandai oleh
suatu kesatuan gagasan yang lebih tinggi atau lebih luas daripada kalimat. Oleh
karena itu, paragraf umumnya terdiri dari sejumlah kalimat. Kalimat-kalimat
saling bertalian untuk mengungkapkan sebuah gagasan tertentu. Mustakim (1994: 112)
berpendapat bahwa paragraf merupakan suatu bentuk pengungkapan gagasan yang
terjalin dalam rangkaian beberapa kalimat.
Dari
beberapa pendapat pakar yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa
paragraf merupakan gagasan pokok yang tertuang dalam deretan kalimat dalam satu
kesatuan yang padu. Hubungan antar kalimat tersebut menyatakan kesatuan yang
diikat oleh struktur bahasa dan kesatuan yang logis. Di dalam paragraf, ide
pokok itu ada yang tersurat dan ada yang tersirat. Paragraf dapat juga dinyatakan
sebagai karangan yang paling pendek.
4. Hakikat Paragraf Narasi
Keraf (2007: 135) Narasi merupakan suatu bentuk wacana
yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak
seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Sebab itu,
unsur yang paling penting pada sebuah narasi adalah unsur perbuatan atau
tindakan. Sedangkan Menurut Sunaiyah (2010: 136) Paragraf Narasi adalah paragraf
yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sedemikian rupa sehingga
pembaca seolah-olah mengalami sendiri kejadian yang diceritakan itu. Dalam
paragraf narasi terdapat tiga unsur utama yakni tokoh-tokoh, kejadian, latar
atau ruang dan waktu.
Perbedaan
pokok antara Narasi Ekspositoris dan Narasi Sugestif menurut Keraf (2007: 138-139).
No
|
Narasi Ekspositoris
|
Narasi Sugestif
|
1.
|
Memperluas
pengetahuan,
|
1. Menyampaikan
suatu makna atau suatu amanat yang tersirat.
|
2.
|
Menyampaikan
informasi mengenai atau kejadian.
|
2. Menimbulkan
daya khayal.
|
3.
|
Didasarkan pada
penalaran untuk mencapai kesepakatan rasional.
|
3. Penalaran
hanya berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan makna, sehingga kalau perlu
penalaran dapat dilanggar.
|
4.
|
Bahasanya lebih
condong ke bahasa informatif dengan titik berat pada penggunaan kata-kata
denotatif.
|
4. Bahasanya
lebih condong ke bahasa figuratif dengan menitik-beratkan penggunaan
kata-kata figuratif.
|
Dari
beberapa pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa paragraf narasi
adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sehingga
pembaca ikut merasakan apa yang diceritakan oleh pengarang.
5. Syarat-Syarat Pembentukan Paragraf
Akhadiah,
dkk (1986: 58) dalam mengembangkan paragraf, Anda harus menyajikan dan
mengorganisasikan gagasan Anda menjadi suatu paragraf yang memenuhi
persyaratan. Persyaratan itu ialah kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan.
Persyaratannya
yaitu Kesatuan, yang dimaksud dengan kesatuan dalam paragraf adalah Tiap paragraf
hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi paragraf adalah
mengembangkan topik tersebut. Oleh sebab itu, dalam pengembangannya tidak boleh
terdapat unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik atau
gagasan pokok tersebut. Penyimpangan akan menyulitkan pembaca. Jadi, satu
paragraf hanya boleh mengandung satu gagasan pokok atau topik. Semua kalimat
dalam paragraf harus membicarakan gagasan pokok tersebut.
Mustakim
(1994: 115) mengatakan bahwa pengungkapan gagasan, sebuah paragraf yang baik
hendaknya dapat memenuhi dua persyaratan, yaitu kesatuan (kohesi) dan kepaduan
(koherensi). Kriteria kesatuan atau kohesi menyangkut keeratan hubungan makna
antargagasan dalam sebuah paragraf. Sedangkan kriteria kepaduan atau koherensi
menyangkut keeratan hubungan antar kalimat dalam paragraf dari segi bentuk atau
strukturnya.
Dari
pendapat pakar yang telah dikemukakan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa dalam pembentukan paragraf harus memenuhi persyaratan-persyaratan, yaitu
kesatuan, kepaduan, keruntutan, ketuntasan, dan konsistensi penggunaan sudut
pandang.
6. Langkah-langkah
Menulis Paragraf Narasi
Langkah-langkah
dalam menulis paragraf narasi menurut Akhadiah (1986: 3-7) adalah: (1)
menentukan topik; (2) membatasi topik; (3) menentukan tujuan penulisan; (4)
menentukan bahan atau materi penulisan; (5) menyusun kerangka karangan; (6)
tahap penulisan; dan (7) tahap revisi.
Langkah
yang pertama adalah menentukan topik. Pada kegiatan ini yang mula-mula
dilakukan jika Anda menulis karangan ialah menentukan topik. Hal ini berarti
bahwa Anda menentukan apa yang mau dibahas dalam tulisan Anda. Topik ini dapat
Anda temukan diberbagai sumber. Pengalaman Anda, lebih-lebih pengalaman membaca
Anda, merupakan sumber yang sangat penting.
Langkah
kedua adalah membatasi topik. Setelah Anda berhasil menemukan topik yang
memenuhi persyaratan, maka langkah kedua yang Anda lakukan ialah membatasi
topik tersebut ini tentu saja Anda lakukan jika topik yang sudah Anda temukan
cukup terbatas. Membatasi topik berarti mempersempit dan memperkhusus
lingkungan pembicaraan. Untuk mempermudah proses pembatasan tersebut. Anda
dapat menggunakan gambar, bangau, diagram, atau cara visualisasi yang Ia
Diantaranya Anda dapat menggunakan diagram jam atau diagram pohon.
Langkah
ketiga adalah menentukan tujuan penulisan. Setelah Anda membatasi topik Anda,
sebenarnya Anda juga telah menetukan tujuan penulisan Anda. Tujuan penulisan di
sini diartikan sebagai semacam pola yang mengendalikan tulisan secara
menyeluruh. Dengan menentukan tujuan penulisan Anda tahu apa yang akan Anda
lakukan pada tahap penulisan, bahan apa
yang Anda perlukan, seluas ruang lingkup pembahasan Anda, bagaimana organisasi
karangan Anda, dan mungkin juga sudut pandangan yang Anda pergunakan.
Langkah
keempat adalah menentukan bahan atau materi penulisan. Bahan-bahan tersebut
dapat diperoleh dari berbagai sumber; dua sumber utama ialah pengalaman dan
inferensi dari pengalaman. Pengalaman ialah keseluruhan pengetahuan yang
diperoleh melalui panca indera, sedangkan inferensi ialah kesimpulan atau
nilai-nilai yang ditarik dari pengalaman. Inferensi itu kemudian menjadi bagian
pengalaman Anda jadikan sumber inferensi baru.
Langkah
kelima adalah menyusun kerangka karangan. Langkah selanjutnya yang paling penting
ialah menyusun kerangka (rancang bangun) karangan. Penyusun kerangka berarti
memecahkan topik Anda ke dalam sub-subtopik. Kerangka itu dapat berbentuk
kerangka topik atau kerangka kalimat, kerangka topik, butir-butrinya terdiri
dari topik-topik (bukan kalimat) sedangkan dalam kerangka kalimat
butir-butirnya terdiri dari topik-topik (bukan kalimat) sedangkan dalam kerangka kalimat
butir-butrinya berupa kalimat. Pada taraf pengembangan karangan, kerangka
kalimat lebih mengarahkan penulisan Anda daripada kerangka topik.
Contoh
: Kerangka topik: Wawasan Nusantara Kerangka Kalimat: Wawasan Nusantara adalah
cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya.
Langkah keenam adalah tahap penulisan. Pada
tahap ini Anda membahas setiap butir yang ada di dalam kerangka yang Anda
susun. Ini berarti bahwa Anda menggunakan bahan-bahan yang sudah Anda
klasifikasikan menurut keperluan Anda sendiri. Kadang-kadang pada tahap ini
Anda menyadari bahwa Anda masih memerlukan bahan lain. Dalam mengembangkan gagasan
Anda menjadi suatu karangan yang utuh, Anda memerlukan bahasa. Dalam hal ini
Anda harus menguasai kata-kata yang akan mendukung gagasan Anda.
Dan
langkah yang terakhir adalah tahap revisi. Jika buram tulisan Anda sudah
selesai, artinya jika Anda sudah mengembangkan semua butir dalam kerangka Anda,
maka Anda akan membaca kembali tulisan Anda. Mungkin Anda merevisi buram itu
disana-sini : diperbaiki, dikurangi, dan kalau perlu diperluas. Sebenarnya
revisi ini sudah Anda lakukan juga pada waktu tahap penulisan berlangsung. Yang
Anda kerjakan sekarang ialah revisi secara menyeluruh sebelum Anda mengetik
bentuk akhir naskah Anda.
Pada tahap ini biasanya Anda meneliti secara
menyeluruh mengenai logika, sistematika, ejaan, tanda baca, pilihan kata,
kalimat, paragraf, pengetikan catatan kaki dan daftar pustaka. Jika tidak ada
lagi yang kurang memenuhi persyaratan selesailah sudah tulisan Anda.
7. Teknik Latihan Terbimbing
Teknik
latihan terbimbing pada penelitian ini adalah suatu cara untuk memperoleh ketangkasan
melalui suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus secara sistematis
kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya agar tercapai
keterampilan untuk dapat memahami dirinya, keterampilan untuk menerima dirinya,
keterampilan untuk mengarahkan dirinya, dan keterampilan untuk merealisasikan
dirinya sesuai dengan potensi atau keterampilannya dalam mencapai penyesuaian
diri dengan lingkungan, baik dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Untuk
menunjang keberhasilan penggunaan teknik latihan terbimbing dalam pembelajaran
keterampilan menulis narasi diperlukan guru yang benar-benar berkompeten dalam
bidangnya, yaitu guru yang menguasai keterampilan mengajar dan menguasai
sastra. Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang, baik pria
meupun wanita, yang terlatih dengan baik dan memiliki kepribadian dan
pendidikan yang memadahi kepada seseorang, dari semua usia untuk membantunya
mengatur kegiatan, keputusan sendiri, dan menanggung bebannya sendiri
(Crow&Crow dalam Mugiarso 2004: 2). Sedangkan menurut Walgito (2004: 7)
Bimbingan merupakan suatu pertolongan yang menuntun. Bimbingan merupakan suatu
tuntunan.
Ada
beberapa kelebihan yang dimiliki oleh teknik latihan terbimbing, antara lain :
1)
Memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengungkapkan ide yang ada pada dirinya;
2)
Memupuk daya nalar siswa;
3)
Dapat mengembangkan sikap kritis dan berpikir efektif;
4)
Siswa dapat lebih aktif dalam kegiatan belajar;
5)
Meringankan beban guru dalam mengajar;
6)
Kegiatan pembelajaran tidak membosankan siswa;
7) Meningkatkan terjalinnya interaksi dua arah
dalam proses pembelajaran;
8)
Dapat memupuk, mengembangkan, dan
mengkomunikasikan pengalaman belajar, dan
9)
Meringankan beban guru dalam proses belajar (Maulana 2005: 26-30).
8. Hakikat
Media Gambar
Arsyad
(2011: 3) Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah
berarti “tengah”, “perantara” atau “pengantar”. Dalam bahasa Arab, media adalah
perantara (wassahi) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media
adalah suatu alat yang dipakai sebagai saluran (channel) untuk
menyampikan suatu pesan (message) atau informasi dari suatu sumber (resource)
kepada penerimanya (receiver). Dalam dunia pengajaran, pada umumnya
pesan atau informasi tersebut berasal dari sumber informasi, yakni guru.
Sedangkan sebagai penerima informasinya adalah siswa. Pesan atau informasi
yang dikomunikasikan tersebut berupa sejumlah kemampuan yang perlu
dikuasai oleh para siswa (Soeparno 1988: 1).
Menurut
Sadiman,Arief S; Rahardjo,R; Haryono,Anung dan Rahardjito (2011: 29) Gambar/foto adalah media
yang paling umum dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti
dan dinikmati di mana-mana. Oleh karena itu, pepatah Cina yang mengatakan bahwa
sebuah gambar berbicara lebih banyak daripada seribu kata.
Dari
beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa media gambar
adalah tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan, dan sebagainya) merupakan
alat, metode, dan teknik yang digunakan untuk mengefektifkan komunikasi dan
interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di
sekolah.
9. Pembelajaran Menulis dengan Teknik Latihan
Terbimbing melalui Media Gambar
Media
gambar termasuk salah satu jenis media grafis. Sebagaimana media
lainnya, media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke
penerima pesan. Saluran yang di pakai menyangkut indera penglihatan. Pesan
yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual.
Hamalik
(dalam Pangesti 2005: 35) mengemukakan bahwa penggunaan media dalam proses
belajar mengajar dapat membangkitkan rasa ingin tahu dan minat, membangkitkan
motivasi dan rangsangan dalam proses belajar mengajar, serta dapat mempengaruhi
psikologis siswa. Suatu gambar dapat dijadikan bahan penyusunan paragraf.
Penggunaan media gambar
dalam proses pembelajaran mempunyai beberapa karakteristik, yaitu (1) Gambar
bersifat konkret. Melalui gambar para siswa dapat melihat dengan jelas sesuatu
yang sedang dibicarakan atau didiskusikan dalam kelas; (2) Gambar mengatasi
batas ruang dan waktu. Memilih gambar yang baik hendaknya perlu memperhatikan
kriteriakriteria, yaitu (a) Keaslian gambar. Gambar menunjukkan situasi yang sebenarnya,
seperti melihat keadaan atau benda sesungguhnya ; (b) Kesederhanaan. Gambar itu
sederhana dalam warna, menimbulkan kesan tertentu, mempunyai nilai estetis
secara murni dan mengandung nilai praktis ; dan (c) Perbuatan. Gambar hendaknya
menunjukkan hal yang sedang melakukan suatu perbuatan.
Jadi
dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik pembelajaran menulis dengan teknik latihan
terbimbing melalui media gambar bertujuan agar siswa dapat menulis dengan cepat
berdasarkan gambar yang dilihat. Dari gambar tersebut siswa dapat membuat tulisan
secara runtut dan logis berdasarkan gambar. Alat yang dibutuhkan adalah
gambar-gambar yang bervariasi sesuai dengan tema pembelajaran. Teknik ini dapat
dijalankan secara perseorangan maupun secara kelompok (Suyatno 2004: 81).
10. Kelebihan
dan Kelemahan Media Gambar
Hastuti
(1996: 178) Dalam menggunakan media gambar terdapat beberapa kelebihan sebagai
berikut. (1) dapat menerjemahkan ide–ide abstrak ke dalam bentuk yang lebih
nyata; (2) gambar sangat mudah di pakai karena tidak membutuhkan peralatan; (3)
gambar relatif tidak mahal.
Dalam menulis paragraf
narasi dengan media gambar sangat banyak manfaatnya bagi siswa. Antara lain: pertama,
dapat mengembangkan keterampilan melihat hubungan sebab akibat atau pesan
yang tersirat dalam gambar. Kedua, dapat mengembangkan daya imajinatif
siswa. Ketiga, dapat melatih kecermatan dan ketelitian siswa dalam
memperhatikan sesuatu.
Hastuti
(1996: 178) di samping kelebihan, media gambar juga memiliki kelemahan yang
perlu diperhatikan, yaitu pertama, kadang-kadang gambar terlalu kecil
untuk dipertunjukkan di kelas yang besar. Kedua, gambar mati tidak dapat
menunjuk gerak. Ketiga, anak tidak selalu mengetahui bagaimana membaca
gambar tersebut. Gambar hanya menekankan pada persepsi indera mata, gambar yang
terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.
I. Rumusan
Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, rumusan
penelitian ini adalah dengan menggunakan media gambar maka akan meningkatkan
keterampilan siswa dalam menulis paragraf narasi dan mengubah tingkah laku
siswa kelas VII SMP N 1 Binangun Kabupaten Cilacap ke arah positif.
J.
Waktu
dan Tempat Penelitian
Waktu
penelitian adalah bulan Mei tanggal 1 sampai 12 tahun 2012. Tempat penelitian
ini pada Siswa Kelas VII SMP
N 1 Binangun Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran 2012/2013.
K.
Desain
Penelitian
Penelitian ini termasuk
dalam penelitian tindakan kelas atau PTK, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang
dilakukan di kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan
terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tindakan tersebut diberikan oleh
guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa (Arikunto, 2009: 3).
Penelitian tindakan kelas
ini terdiri dari dua siklus. Dalam penelitian ini pelaksanaan kedua siklus
tersebut yaitu, siklus I bertujuan mengetahui kemampuan siswa menulis narasi
dengan teknik latihan terbimbing melalui media gambar. Siklus II bertujuan mengetahui
peningkatan kemampuan siswa dalam menulis narasi.
Secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim
dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.
Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut (Arikunto,
2009:16).
Penulis akan memberikan
gambaran pelaksanaan masing-masing tahap atau siklus sebagai berikut.
Tahap-tahap yang dilakukan dalam
penelitian adalah sebagai berikut :
1.
Tahap Prasiklus
a.
Perencanaan
Tahap
pelaksanaan merupakan tahap awal yang berupa kegiatan untuk menentukan
langkah-langkah yang akan dilakukan oleh peneliti untuk memecahkan masalah yang
akan dihadapi. Permasalahan yang muncul berdasarkan data observasi dan
wawancara dengan guru Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VII memberikan
keterangan bahwa pada kelas VII mempunyai nilai yang cukup rendah dalam
keterampilan menulis.
b.
Tindakan
Tindakan
penelitian merupakan pelaksanaan dari rencana yang telah dibuat sebelumnya.
Tindakan yang dilakukan adalah pembelajaran menulis paragraf narasi dengan menggunakan
teknik latihan terbimbing. Tindakan dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap
persiapan, tahap pelaksanaan dan, tahap tindak lanjut.
1. Tahap Persiapan
Tahap
persiapan adalah tahap untuk mempersiapkan mental siswa untuk dapat mengikuti
proses belajar mengajar dengan baik. Persiapan dilakukan dengan cara memancing
pengetahuan siswa tentang paragraf narasi melalui teknik Tanya-jawab.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap
pelaksanaan adalah tahap inti untuk melaksanakan kegiatan menulis paragraf
narasi. Pada tahap ini guru memberikan contoh paragraf narasi dengan menunjukkan satu benda yaitu Liburan Ke Borobudur
sebagai objek media gambar untuk menulis paragraf narasi. Setelah itu,
siswa diminta untuk menemukan permasalahan yang terdapat pada paragraf tersebut
seperti pengertian paragraf, isi, dan ciri-cirinya. Guru membimbing siswa dan
membantu untuk menyimpulkan permasalahan tersebut, kemudian guru menentukan
objek gambar yang akan siswa lihat dalam menulis paragraf narasi, lalu dengan
objek media gambar tersebut siswa membuat paragraf narasi.
3. Tahap Tindak Lanjut
Tahap
tindak lanjut bertujuan untuk membuktikan pemahaman siswa terhadap pembelajaran
yang baru dilaksanakan. Tujuannya adalah untuk mengetahui sampai di mana
keterampilan siswa dalam menulis paragraf narasi. Tahap tindak lanjut ini, berupa
tes menulis paragraf narasi dengan menggunakan teknik objek media gambar di
dalam kelas.
c.
Observasi
Pada
tahap observasi ini, peneliti mengobservasi hasil tes dan nontes. Observasi
hasil tes berupa observasi mengenai hasil tes menulis paragraf narasi dengan menggunakan
teknik latihan terbimbing melalui media gambar yang telah dilaksanakan. Selain
itu, pada observasi ini peneliti dapat melihat bagaimana sikap siswa pada saat
manulis paragraf narasi. Sehingga melalui kegiatan ini dapat diketahui sikap
positif dan sikap negatif siswa pada waktu menulis paragraf narasi serta dapat
diketahui juga hasil tes menulis paragraf narasi siswa kelas VII SMP N 1
Binangun Kabupaten Cilacap.
d.
Refleksi
Refleksi
di dalam PTK adalah upaya untuk mengkaji apa yang telah terjadi, apa yang telah
dihasilkan atau yang belum berhasil dituntaskan dengan tindakan perbaikan yang
telah dilakukan. Refleksi dilakukan pada akhir pembelajaran yang bertujuan
untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Hasil refleksi ini digunakan untuk menerapkan langkah lebih lanjut sebagai
dasar perbaikan pada pembelajaran berikutnya untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang diharapkan.
2. Tahap Penelitian pada Siklus I
Proses tindakan yang dilakukan pada siklus I ini
meliputi tahapan sebagai berikut :
a. Perencanaan
Pada
tahap ini, peneliti melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: (1) menyusun
RPP sesuai dengan tindakan yang akan dilaksanakan, (2) menentukan objek gambar yang
akan ditulis siswa sebagai bahan tulisan, (3) membuat pedoman observasi, (4)
membuat pedoman wawancara, (5) membuat pertanyaan untuk jurnal siswa dan guru,
(6) mempersiapkan alat evaluasi, dan (7) mempersiapkan alat dokumentasi.
b. Tindakan
Tindakan-tindakan yang
dilakukan pada penelitian ini adalah:
1. Pendahuluan
Pada
bagian pendahuluan ini guru memberikan apersepsi pembelajaran. Dengan tujuan
untuk mengkondisikan siswa agar siap menerima pelajaran dengan baik. Kegiatan
ini berupa pemberian ilustrasi mengenai pembelajaran menulis paragraf narasi, ilustrasi tentang objek media
gambar yang akan digunakan dan menyampaikan tujuan serta manfaat pembelajaran
menulis paragraf narasi yang
akan dicapai pada hari itu.
2. Kegiatan
Inti
Pada
kegiatan inti ini, guru menyampaikan materi paragraf narasi dan memberikan atau menyajikan suatu objek media gambar yang
akan digunakan untuk pembelajaran menulis paragraf narasi. Sebelum, siswa-siswa untuk menemukan permasalahan yang
terdapat pada paragraf seperti isi paragraf, ciri-ciri, dan pengertian paragraf
narasi.
3. Penutup
Kegiatan
menulis paragraf narasi ditutup
dengan merefleksi hasil pembelajaran pada hari itu. Guru memberikan kesempatan
pada siswa yang belum paham untuk bertanya mengenai materi menulis paragraf.
Melalui kegiatan ini, dapat diketahui kesulitan-kesulitan yang siswa hadapi.
Kemudian pembelajaran ditutup dengan siswa bersama guru menyimpulkan materi
pembelajaran menulis paragraf narasi.
tidak lupa guru selalu memberikan dorongan dan motivasi pada siswa untuk terus belajar
menulis paragraf narasi.
c. Observasi
Observasi
dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Peneliti mengikuti
kegiatan pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Peneliti dibantu oleh seorang
rekannya dan guru Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VII dalam mengobservasi,
yaitu untuk mencatat hal-hal yang dilakukan siswa baik yang positif maupun yang
negatif selama pembelajaran dilaksanakan. Hasil observasi ini sebagai bukti
observasi terhadap data tes menulis paragraf narasi. Melalui observasi data
ini, dapat diketahui beberapa kekurangan dan kelebihan hasil tes menulis
paragraf narasi. Sehingga,
kekurangan yang terdapat pada hasil observasi data tes siklus I dapat diperbaiki
pada siklus II dan kelebihan-kelebihannya yang terus dipertahankan dan
ditingkatkan.
Adapun
cara untuk mendata hasil data tes dan non tes adalah dengan (1) tes yang
digunakan untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis paragraf narasi siswa melalui dua siklus, (2)
lembar pedoman observasi dan memotret tingkah laku siswa selama pembelajaran
berlangsung, (3) wawancara yang dilakukan di luar jam pelajaran. Wawancara
dilakukan terhadap siswa yang memperoleh nilai tinggi, sedang, rendah. Dengan
tujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran menulis
paragraf narasi, (4) jurnal yang meliputi jurnal siswa dan jurnal guru. Hasil
observasi ini digunakan sebagai acuan untuk melakukan perbaikan pada siklus II.
Sehingga, kekurangan yang terdapat pada siklus I dapat diatasi pada siklus II
dan kelebihan-kelebihannya dapat terus diperahankan dan ditingkatkan.
d. Refleksi
Setelah
pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan analisis terhadap hasil tes, hasil
observasi, hasil jurnal, dan hasil wawancara yang telah dilakukan. Analisis ini
bertujuan untuk mengetahui (1) kelebihan dan kekurangan teknik objek langsung
yang digunakan oleh peneliti dalam proses pembelajaran siklus I, (2) kelebihan
dan kekurangan materi menulis paragraf narasi,
(3) tindakan-tindakan yang dilakukan
oleh siswa selama proses pembelajaran. Berdasarkan analisis pada data tes dan
nontes dapat dilakukan perbaikan-perbaikan atau revisi terhadap rencana
selanjutnya pada siklus II.
3.
Tahap Penelitian pada Siklus II
Pelaksanaan
siklus II melalui tahap yang sama dengan siklus I, yaitu perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi. Siklus II merupakan kelanjutan siklus I dan merupakan
perbaikan hasil kegiatan pada siklus I. Paparan tiap tahap diuraikan berikut
ini.
a. Perencanaan
Perencanaan
kegiatan siklus II dibuat dengan memperhatikan hasil kegiatan siklus I. Tahap
peencanaan siklus II ini meliputi: (1) menyempurnakan RPP pada siklus I, (2)
memperbaiki pedoman observasi, (3) mempersiapkan pertanyaan untuk wawancara,
(4) mempersiapkan pertanyaan untuk jurnal siswa, (5) guru menentukan media gambar
sebagai bahan tulisan siswa, (6) mempersiapkan alat evaluasi, (7) mempersiapkan
alat dokumentasi.
b. Tindakan
Pelaksanan
tindakan pada siklus II merupakan skenario pembelajaran sebagai perbaikan pada
siklus I. Tindakan yang dilakukan pada siklus II meliputi:
1.
Pendahuluan
Pada
tindakan siklus II ini, guru mengawali pembelajaran menulis paragraf narasi dengan memberikan salam dan
mempresensi siswa serta mengkondisikan siswa agar tidak ramai. Guru
menyampaikan apersepsi pembelajaran menulis paragraf narasi sama seperti pada siklus I. Kemudian, guru bertanya pada
siswa mengenai materi pertemuan kemarin. Guru bersama siswa mengulas kembali
sedikit materi pertemuan yang lalu.
2.
Kegiatan Inti
Guru
memberikan arahan dan bimbingan kepada siswa agar dalam tahap ini atau pada
siklus II akan menjadi lebih baik. Guru menjelaskan kembali tentang bagaimana
menulis paragraf narasi dengan
baik. Dan guru memberikan kesempatan kepada siswa yang merasa belum paham untuk
bertanya.
Kemudian siswa disuruh untuk membuat paragraph. setelah
siswa selesai membuat paragraf narasi,
perwakilan masing-masing individu membacakan dan mempresentasikan hasil menulis
paragraf narasi untuk kemudian ditanggapi
oleh individu lain. Selain itu, guru juga selalu memberiakan dorongan dan
semangat pada siswa sebagai bentuk perhatian guru dan penghargaan pada siswa.
3.
Penutup
Kegiatan
pembelajaran ditutup dengan guru bersama siswa merefleksi hasil pembelajaran
pada hari itu. Guru mengulas kembali materi yang baru saja diajarkan. Guru
bertanya pada siswa apakah masih ada kesulitan dalam menulis paragraf narasi. Guru selalu memberikan semangat,
motivasi dan dorongan kepada siswa untuk terus belajar menulis paragraf narasi.
Pembelajaran ditutup dengan doa dan salam.
c. Observasi
Observasi
yang dilakukan pada siklus II masih sama dengan siklus I. Adapun observasi yang
dilakukan berupa observasi tes dan nontes. Observasi tes digunakan untuk
mengetahui nilai tes menulis paragraf narasi serta melihat perilaku siswa pada
saat menulis paragraf narasi. Refleksi
Refleksi
pada siklus II merupakan tahap akhir dalam penelitian ini. Dari hasil
observasi, wawancara, dan jurnal pada siklus II peneliti dapat mengetahui bagaimana
tanggapan siswa mengenai pembelajaran menulis paragraf narasi yang sudah dilakukan.
L. Populasi
dan Teknik Sampling
Populasi
penelitian adalah berjumlah 100 yang terdiri dari kelas VII berjumlah 35 siswa,
Kelas VIII berjumlah 25 siswa, Kelas IX berjumlah 40 siswa. Teknik penentuan
jumlah sampel adalah 35 siswa kelas VII. Teknik pengambilan sampel adalah
dengan cara mengambil kelas VII, untuk penelitian di MTs Hidayatushibyan
Karangsari kelas VII yang berjumlah 35 siswa terdiri dari putra berjumlah 22
sedangkan siswa putri berjumlah 13.
M. Teknik
Pengumpulan Data
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan dua variabel
yaitu variabel peningkatan keterampilan menulis paragraf narasi dan variabel penggunaan
media gambar. Penjelasan kedua variabel diuraikan sebagai berikut ini.
1. Variabel Keterampilan Menulis Paragraf Narasi
Dengan
teknik latihan terbimbing melalui media gambar, diharapkan siswa dapat menceritakan
dan menciptakan daya khayal (imajinasi) bagi pembacanya melalui kesan-kesan
yang telah ditangkap dengan pancainderanya tentang suatu gambar yang ditentukan
oleh guru.
2. Variabel
Penggunaan Media Gambar
Variabel
kedua adalah penggunaan teknik latihan terbimbing melalui media gambar dalam
menulis paragraf narasi. Media gambar yaitu tiruan barang (orang, binatang, perpustakaan,
tumbuhan, dan sebagainya) yang merupakan alat bantu yang digunakan untuk mengefektifkan
komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan
pengajaran di sekolah.
Peningkatan
keterampilan menulis paragraf narasi siswa kelas VII SMP N 1 Binangun Kabupaten
Cilacap dapat diketahui dengan meningkatnya hasil keterampilan menulis paragraf
narasi dengan menggunakan teknik latihan terbimbing melalui media gambar dan
perubahan perilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung Tingkat
keberhasilan ditetapkan jika siswa mampu menyusun paragraf narasi dengan benar
dan tepat. Peningkatan ini dibandingkan antara menulis paragraf narasi siklus I
dan II. Keberhasilan dari setiap siswa pada proses pembelajaran siklus I dan
siklus II ditetapkan nilai batas tuntas 80,00.
N. Instrumen
Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan bentuk
instrumen tes dan instrumen nontes sebagai berikut.
1. Instrumen Tes
Tes
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil karya siswa dalam menulis
paragraf narasi. Penelitian menggunakan tes berarti menulis jawaban secara
tertulis, tes yang diberikan adalah menulis paragraf narasi.
Ada sepuluh aspek pokok
yang dijadikan kriteria penilaian dalam tes menulis paragraf narasi antara
lain, (1) pemilian kata; (2) ejaan dan tanda baca; (3) kerapian tulisan; (4)
kohesi dan koherensi; (5) Kesesuaian topik paragraf narasi dengan gambar; (6) Kesesuaian
alur paragraf narasi dengan gambar; dan (7) Imajinasi.
Tabel
1. Kriteria Aspek Penilaian Tes Keterampilan Menulis
Paragraf
Narasi (skor penilaian)
No.
|
Aspek yang Dinilai
|
Rentang Nilai
|
Bobot
|
Nilai
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||||
I.
II.
|
Aspek penulisan
1.
Diksi (pemilihan kata)
2.
Ejaan dan tanda baca
3.
Kerapian tulisan
4.
Kohesi dan koherensi
Kaidah
paragraf narasi
5.
Kesesuaian topik paragraf narasi dengan gambar
6.
Kesesuaian alur paragraf narasi dengan gambar
7.
Imajinasi
|
|
|
|
|
|
1
1
1
1
6
5
5
|
5
5
5
5
30
25
25
|
|
Jumlah
|
|
|
|
|
|
20
|
100
|
Keterangan
:
Sangat
Baik (SB) : Nilai 5
Baik
(B) : Nilai 4
Cukup
(C) : Nilai 3
Kurang
(K) : Nilai 2
Sangat
Kurang (SK) : Nilai 1
Tabel
2.
Penilaian Keterampilan Menulis Paragraf Narasi
No
|
Kategori
|
Skor
|
1.
|
Sangat
Baik
|
85
– 100
|
2.
|
Baik
|
75
– 84
|
3.
|
Cukup
Baik
|
60
– 74
|
4.
|
Kurang
Baik
|
40
– 59
|
5.
|
Sangat
kurang
|
0
– 39
|
2.
Instrumen Nontes
Bentuk
instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi,
pedoman wawancara, lembar jurnal, dan dokumentasi foto.
a. Pedoman
Observasi
Pedoman
observasi digunakan untuk mengambil data penelitian yang dilakukan pada saat
proses belajar mengajar berlangsung. Perilaku tersebut meliputi:
(1) Keaktifan mendengarkan/memperhatikan
penjelasan guru terdiri atas:
(a) Siswa mendengarkan/memperhatikan
penjelasan guru;
(b) Siswa memperhatikan
media pembelajaran yang digunakan;
(2)
Keaktifan siswa selama proses pembelajaran menulis paragraf narasi dari awal
sampai akhir terdiri atas:
(a) Siswa aktif dalam
menulis paragraf narasi secara individu;
(b) Siswa bercerita sama
teman sebangku;
b. Pedoman
Wawancara
Pedoman
wawancara digunakan untuk mendapatkan data tentang pembelajaran menulis
paragraf narasi. Wawancara dilakukan terhadap siswa yang nilai tesnya tinggi,
sedang dan rendah.
Dalam
pedoman wawancara ini hal yang ditanyakan berupa:
(1) Minat siswa dengan pembelajaran menulis;
(2)
Persepsi siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis paragraf narasi dengan
media gambar;
(3) Persepsi siswa mengenai gambar-gambar yang
disajikan oleh guru;
c.
Jurnal
Jurnal
digunakan untuk mencatat respon tertulis terhadap pengalaman yang dimiliki oleh
subjek penelitian selama pelaksanaan tindakan. Jurnal yang digunakan dalam
penelitian ini ada dua macam, yaitu jurnal siswa dan guru.
d. Dokumentasi Foto
Foto
yang diambil berupa aktivitas-aktivitas yang dilakukan siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Kegiatan yang akan didokumentasikan antara lain, (1) Aktivitas
siswa saat membaca dan memahami contoh paragraf narasi;
(2)
Aktivitas siswa saat mengerjakan tugas dari peneliti untuk menulis paragraf
narasi secara individu;
e. Uji Instrumen
Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes dan teknik nontes.
Teknik tes digunakan untuk mengetahui keterampilan siswa dalam menulis paragraf
narasi. Teknik nontes digunakan untuk mengetahui tanggapan atau respons siswa
terhadap pembelajaran menulis paragraf narasi dengan penggunaan teknik latihan
terbimbing melalui media gambar.
O. Teknik
Analisis Data
Teknik
analisis data digunakan untuk mengetahui secara terperinci cara memperoleh data
dan perkembangan dari hasil penelitian. Teknik analisis data dilakukan secara
kualitatif dan kuantitatif.
1.
Teknik Kualitatif
Teknik
kualitatif digunakan untuk menganalisis data kualitatif. Data kualitatif dapat
diperoleh dari hasil data nontes yang diperoleh dari siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Untuk memperoleh data nontes dari responden digunakan
lembar observasi, pedoman wawancara, jurnal, dan dokumentasi foto.
Hasil
analisis data secara kualitatif ini digunakan untuk mengetahui perubahan
perilaku siswa dalam menulis paragaraf narasi pada siklus I dan siklus II.
2. Teknik Kuantitatif
Teknik
kuantitatif dipakai untuk menganalisis data kuantitatif. Data kuantitatif
diperoleh dari hasil tes menulis paragraf narasi dengan media gambar pada
siklus I dan siklus II. Nilai dari masing-masing siklus dihitung jumlahnya
dalam satu kelas, selanjutnya jumlah tersebut dihitung dalam persentase dengan
rumus sebagai berikut.
R
Keterangan
SP : Skor prosentase kemampuan menulis
paragraf narasi
SK : Skor komulatif
R : Jumlah responden dalam satu kelas
100 % : Bilangan tetap
Hasil
penghitungan tes kemampuan menulis paragraf narasi dengan penggunaan media
gambar antara siklus I dan siklus II dibandingkan. Hasil ini akan memberikan
gambaran mengenai prosentase peningkatan keterampilan menulis paragraf narasi
dengan teknik latihan terbimbing melalui media gambar pada siswa kelas VII SMP N 1 Binangun Kabupaten Cilacap.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Departemen
Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Umum.
Hastuti, Sri.
1996. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.
Safaatun, Anis.
2005. Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Dengan Teknik
Menulis Terbimbing Pada Siswa Kelas II SLTP Negeri 3 Kradenan Kecamatan
Kradenan Kabupaten Grobogan. Semarang: Skripsi Jurusan Bahasa dan
Sastra Indonesia.
Setiawan, Andi.
2010. “Kemampuan Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 2 Sapuran dalam Membuat Paragraf Narasi”. Skripsi Universitas
Muhammadiyah Purworejo.
Soeparno.
1988. Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Intan Pariwara.
Sukirno. 2009. Pembelajaran Menulis Kreatif dengan Strategi
Belajar Akselerasi. Purworejo: UM Purworejo Press.
Sunaiyah, Salma.
2010. Bahasa Indonesia. Kediri: STAIN Kediri Press.
Suyatno.
2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: SIC.
Tarigan, Henry
Guntur. 1994. Menulis sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Walgito, Bimo.
2004. Bimbingan dan Konseling.
Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.
Widjono. 2005. Bahasa
Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Post a Comment for "PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK LATIHAN TERBIMBING MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VII SMP"