BUDAYA KOMUNIKASI MASYARAKAT PESISIR JAWA TENGAH (Studi pada masyarakat suku Jawa di desa Pagak Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo)
.
LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia
adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial, manusia senantiasa
berhubungan dengan manusia lainnya, ingin mengetahui lingkungan sekitarnya,
bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya, karena setiap orang
yang hidup dalam masyarakat sejak ia bangun tidur hingga ia tidur kembali,
secara kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi, terjadinya komunikasi
adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial (Social Relations)
masyarakat, paling sedikit dua orang yang saling berhubungan satu sama lainnya
yang menimbulkan sebuah interaksi sosial (Social Interaction),
terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi.
Komunikasi
sangat penting peranannya bagi kehidupan sosial, budaya, politik dan
pendidikan, karena komunikasi merupakan proses dinamik transaksional yang
mempengaruhi perilaku, yang mana sumber dan penerimaannya sengaja menyandi (to
code) perilaku mereka untuk menghasilkan pesan yang mereka salurkan
melalui suatu saluran (Channel) guna merangsang atau memperoleh sikap
atau perilaku tertentu sebagai konsekuensi dari hubungan sosia.
Tampaknya
tak dapat dihindari lagi bahwa proses komunikasi ini sangat vital dan mendasar
bagi komunikasi sosial, dikatakan vital karena setiap individu memiliki
kemampuan untuk berkomunikasi dengan individu yang lainnya, dengan begitu
menetapkan kredibilitasnya sebagai seorang anggota masyarakat dan dikatakan
mendasar karena manusia baik yang primitif maupun yang modern berkeinginan
mempertahankan suatu persetujuan mengenai berbagai hal aturan sosial
komunikasi.
Oleh
karena itu yang harus ditekankan adalah bagaimana komunikasi bisa berjalan
efektif dan efisien sehingga pesan yang diterima, ditafsirkan sama antara
komunikator dan komunikan. Artinya komunikasi yang efektif, terjadi tidak hanya
sekedar saat seseorang telah melekatkan arti tertentu terhadap perilaku orang
lain tetapi juga pada persepsinya yang sesuai dengan pemberi pesan atau
informasi.
Salah
satu cara untuk menjamin hal itu adalah dengan menghindarkan pesan yang tidak
jelas atau tidak spesifik serta dengan meningkatkan frekuensi umpan balik (feed
back) guna mengurangi tingkat ketidakpastian dan tanda tanya, yakni
dengan cara memahami bagaimana budaya komunikasi dari lawan bicara kita
nantinya, sehingga salah tafsir dari penyampaian pesan dapat dihindarkan
meskipun mempunyai latar belakang kehidupan yang hampir sama dengan kita.
Budaya
adalah suatu ekologi yang kompleks dan dinamis dari orang, benda, pandangan
tentang dunia, kegiatan dan latar belakang (setting) yang secara fundamental
bertahan lama tetapi juga berubah dalam komunikasi dan interaksi sosial yang
rutin, budaya adalah konteks.
Budaya
adalah cara kita berbicara dan berpakaian, makanan yang kita makan dan cara
kita menyiapkannya dan mengkonsumsinya, dewa-dewa yang kita ciptakan dan cara
kita memujanya, cara kita membagi waktu dan ruang, cara kita menari,
nilai-nilai yang kita sosialisasikan kepada anak-anak kita dan semua detail
lainnya yang membentuk kehidupan sehari-hari.
Perspektif
tentang budaya ini mengimplikasikan bahwa tak ada budaya yang secara inheren
lebih unggul dari budaya yang lainnya dan bahwa kekayaan budaya tidak ada
kaitannya sama sekali dengan status ekonomi, budaya sebagai kehidupan
sehari-hari merupakan ide yang tetap demokratis.
Hal
inilah yang memotivasi peneliti untuk mengkaji bagaimana cara atau praktek
komunikasi dalam masyarakat Pesisir Jawa khususnya di Desa Pagak Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo dari segi bahasa, baik bahasa Verbal
maupun Nonverbal, yang biasanya dilakukan antara komunikator dan komunikan yang
berlatar belakang kebudayaan sama, namun masih mempertimbangkan beberapa
aspek dalam berkomunikasi antar warga masyarakat.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari
latar belakang masalah tersebut di atas, maka penelitian ini berusaha menjawab
permasalahan sebagai berikut :
1.
Bagaimana budaya komunikasi masyarakat Pesisir Jawa Tengah khususnya di Desa Pagak Kecamatan
Ngombol Kabupaten Purworejo dari segi penggunaan bahasa ?
2.
Simbol-simbol komunikasi apa yang digunakan masyarakat Pesisir Jawa
Tengah
khususnya di Desa Pagak Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo dalam proses
komunikasi?
C. MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN
Bertitik
tolak pada rumusan masalah di atas, maka maksud dan tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Budaya Komunikasi
masyarakat Pesisir Jawa Tengah khususnya di Desa Pagak Kecamatan Ngombol Kabupaten
Purworejo dari segi penggunaan bahasa.
2. Untuk memahami simbol-simbol
komunikasi yang digunakan masyarakat Pesisir Jawa Tengah khususnya di Desa Pagak Kecamatan
Ngombol Kabupaten Purworejo
dalam proses komunikasi yang biasa mereka gunakan sehari-hari.
D.
KEGUNAAN PENELITIAN
Adapun
kegunaan dari penelitian ini diharapkan berdaya guna sebagai berikut:
a.
Secara teoritis
1.
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap
pengembangan ilmu Komunikasi, khususnya komunikasi budaya.
2.
Diharapkan dapat memperkaya kajian budaya khususnya di bidang komunikasi dalam
Masyarakat Jawa
b.
Secara Praktis
1.
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat di jadikan salah satu informasi dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya komunikasi budaya yang ada hubungannya
dengan Program Studi Komunikasi.
2.
Untuk membantu masyarakat demi menghindari kesalahpahaman persepsi dari sebuah
pesan yang disampaikan komunikan yang berbeda Budaya atau bahkan sama dengan
kita.
E.
DEFINISI KONSEP
Konsep adalah unsur pokok daripada
penelitian.
Kalau masalahnya dan kerangka teoritisnya sudah jelas, biasanya sudah diketahui
pula fakta mengenai gejala-gejala yang menjadi pokok penelitian dan suatu konsep
sebenarnya adalah definisi secara singkat dari sekelompok fakta atau gejala
itu.
Sehubungan dengan hal di atas , maka dalam pembahasan
perlulah kiranya peneliti membatasi dari sejumlah konsep yang diajukan dalam
penelitian dalam judul Budaya Komunikasi masyarakat Pesisir Jawa
Tengah (Studi pada masyarakat
suku Jawa di desa Pagak
Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo) adalah yang mempunyai konsep –
konsep antara lain :
1) Budaya Komunikasi
Budaya dan komunikasi merupakan dua
konsep yang tidak dapat dipisahkan. Pusat perhatian budaya dan komunikasi
terletak pada Variasi langkah dan cara manusia berkomunikasi melintasi
komunitas manusia atau kelompok sosial. Pelintasan komunikasi ini menggunakan
kode- kode pesan, baik secara verbal
maupun nonverbal, yang secara alamiah selalu digunakan dalam konteks interaksi.
Dalam hal ini juga meliputi bagaimana menjajaki makna, pola- pola tindakan dan
bagaimana makna serta pola-pola itu di artikulasi dalam sebuah kelompok sosial,
kelompok budaya, kelompok politik, proses pendidikan bahkan lingkungan
teknologi yang melibatkan interaksi antar manusia.
2) Masyarakat Pesisir Jawa
Dalam penelitian ini masyarakat Pesisir Jawa
adalah masyarakat
yang tinggal dan hidup di Desa Pagak kecamatan Ngombol kabupaten Purworejo. Di mana dalam kehidupan sehari-hari
menggunakan bahasa jawa ngoko kasar, namun dalam berkomunikasi dengan tujuan
menyampaikan pesan terutama kepada orang yang lebih tua,
mereka masih memegang teguh kesantunan dan kesopanan mulai dari logat bahasa, cara mereka
bertutur kata, menyampaikan pesan yang ada dalam pikiran mereka sampai pada
pengungkapan atau pengekspresian perasaan mereka. Pada umumnya masyarakat Jawa dalam pengungkapan perasaan dan
pola pikir mereka akan suatu hal cenderung memakai
basa basi, tidak langsung pada pembicaraan utama, hal ini dikarenakan masyarakat
Jawa berusaha lebih menghargai lawan bicara mereka
sehingga mereka berusaha semaksimal mungkin memperhalus kemasan pesan mereka
agar tidak sampai menyinggung perasaan lawan bicaranya. Meskipun mereka tidak
perlu merangkai kata-kata yang indah, tapi enak di dengar, mereka lebih
mengutamakan inti pesan, agar pesan tersebut bisa dengan mudah dipahami oleh
lawan bicaranya.
F.
KERANGKA TEORITIK
Dalam penelitian ini menggunakan
kerangka pemikiran yakni teori Interaksi Simbolik milik Herbert Blumer,
kerangka pemikiran ini mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam penelitian
ini, karena di dalamnya memiliki tendensi-tendensi pemikiran yang kuat untuk
menganalisis penelitian ini untuk lebih jelasnya, akan kami bahas
mengenai kerangka pemikiran tersebut, sebagai berikut:
Teori Interaksi Simbolik
Istilah interaksi simbolik
diciptakan oleh Herbert Blumer pada tahun 1937 dan dipopulerkan oleh Blumer
juga, meskipun sebenarnya Mead-lah yang paling popular sebagai
peletak dasar teori tersebut.
Esensi dari teori Interaksi
simbolik adalah suatu aktivitas yang merupakan ciri khas manusia, yakni
komunikasi atau pertukaran simbol yang diberi makna Blumer
mengkonseptualisasikan manusia sebagai pencipta atau pembentuk kembali
lingkungannya, sebagai perancang dunia obyeknya dalam aliran tindakannya,
alih–alih sekedar merespons pengharapan kelompok.
Perspektif interaksionisme simbolik
berusaha memahami perilaku manusia dari sudut pandang subyek, perspektif ini
menyarankan bahwa perilaku manusia harus dilihat sebagai proses yang
memungkinkan manusia membentuk dan mengatur perilaku mereka dengan
mempertimbangkan keberadaan orang lain yang menjadi mitra interaksi mereka.
Definisi yang mereka berikan
kepada orang lain, situasi, obyek dan bahkan pada diri mereka sendiri yang
menentukan perilaku mereka. Perilaku mereka tidak dapat digolongkan sebagai
kebutuhan, dorongan impuls, tuntutan budaya atau tuntutan peran, manusia
bertindak hanya berdasarkan pada definisi atau penafsiran mereka atas
obyek-obyek di sekeliling mereka.
Dalam pandangan interaksi simbolik,
sebagaimana ditegaskan Blumer proses sosial dalam kehidupan kelompoklah yang
menciptakan dan menegakkan kehidupan kelompok, dalam konteks ini, maka
makna dikontruksikan dalam proses interaksi dan proses tersebut bukanlah suatu
medium netral yang memungkinkan kekuatan-kekuatan sosial memainkan peranannya,
melainkan justru merupakan substansi sebenarnya dari organisasi sosial
dan kekuatan sosial.
Bagi penganut interaksi simbolik
memungkinkan mereka menghindari problem-problem struktulisme dan idealisme dan
mengemudikan jalan tengah dari problem tersebut.
Menurut teori Interaksi simbolik,
kehidupan sosial pada dasarnya adalah interaksi manusia yang menggunakan
simbol-simbol, mereka tertarik pada cara manusia menggunakan simbol-simbol yang
merepresentasikan apa yang mereka maksudkan untuk berkomunikasi dengan
sesamanya. Dan juga pengaruh yang ditimbulkan dari penafsiran simbol-simbol
tersebut terhadap perilaku pihak-pihak yang terlihat dalam interaksi sosial.
Penganut interaksi simbolik
berpandangan, perilaku manusia pada dasarnya adalah produk dari interpretasi
mereka atas dunia dari sekeliling mereka jadi tidak mengakui bahwa perilaku itu
dipelajari atau ditentukan sebagaimana dianut teori Behavioristik atau teori struktural.
Secara ringkas Teori Interaksionisme
simbolik didasarkan pada premis-premis berikut, pertama individu merespons suatu situasi
simbolik, mereka merespon lingkungan termasuk obyek fisik (benda) dan
Obyek sosial (perilaku manusia) berdasarkan media yang
dikandung komponen-komponen lingkungan tersebut bagi mereka.
Kedua, makna adalah produk interaksi
sosial, karena itu makna tidak melihat pada obyek, melainkan dinegosiasikan
melalui penggunaan bahasa, negosiasi itu dimungkinkan karena manusia mampu mewarnai
segala sesuatu bukan hanya obyek fisik, tindakan atau peristiwa (bahkan
tanpa kehadiran obyek fisik, tindakan atau peristiwa itu) namun juga
gagasan yang abstrak.
Ketiga, makna yang interpretasikan individu
dapat berubah dari waktu ke waktu, sejalan dengan perubahan situasi yang
ditemukan dalam interaksi sosial, perubahan interpretasi dimungkinkan karena
individu dapat melakukan proses mental, yakni berkomunikasi dengan dirinya
sendiri.
G.
METODE PENELITIAN
Proposal ini
tersusun dengan kelengkapan ilmiah yang disebut sebagai metode penelitian,
yaitu cara kerja penelitian sesuai dengan cabang – cabang ilmu yang menjadi
sasaran atau obyeknya. Cara kerja tersebut merupakan pengetahuan tentang
langkah-langkah sistematis dan logis dalam upaya pencarian data yang berkenaan
dengan masalah-masalah penelitian guna diolah, dianalisis, diambil kesimpulan
dan selanjutnya dicarikan solusinya.
Metode
dalam suatu penelitian merupakan upaya agar penelitian tidak diragukan bobot
kualitasnya dan dapat dipertanggungjawabkan validitasnya secara ilmiah. Untuk
itu dalam bagian ini memberi tempat khusus tentang apa dan bagaimana pendekatan
dan jenis penelitian, Obyek penelitian, jenis dan sumber data, tahapan
penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik keabsahan
data.
a.
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian
ini, menggunakan pendekatan fenomenologi. Alfred Schutz sebagai salah satu
tokoh teori ini berpendirian bahwa tindakan manusia menjadi suatu hubungan
sosial bila manusia memberi arti atau makna tertentu terhadap tindakannya itu,
dan manusia lain memahami pula tindakannya itu sebagai sesuatu yang penuh arti.
Ada
empat unsur pokok dari teori ini yakni: pertama, perhatian terhadap
aktor. Kedua, memusatkan pada pernyataan yang penting atau
yang pokok dan kepada sikap yang wajar atau alamiah (natural attitude). Ketiga,
memusatkan perhatian terhadap masalah mikro. Keempat, memperhatikan
pertumbuhan, perubahan dan proses tindakan dalam dinamika agama, sosial dan
budaya masyarakat urban
Namun
penelitian ini juga menggunakan pendekatan etnografis, yang mencoba melakukan
pengumpulan, penggolongan (pengklasifikasian) dan penganalisaan terhadap budaya
komunikasi masyarakat madura.
Sedangkan jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif dengan
berdasarkan pada : data yang muncul berwujud kata – kata dan bukan rangkaian
angka. Serta dengan metode penelitian deskriptif artinya melukiskan variabel
demi variabel, satu demi satu. Metode penelitian deskriptif bertujuan
untuk :
1. Mengumpulkan informasi
aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada.
2. Mengidentifikasi masalah
atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku.
3. Membuat perbandingan atau
evaluasi.
4.
Menentukan apa yang dilakukan dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar
dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan
datang.
Dengan
demikian, metode deskriptif ini digunakan untuk menggambarkan secara sistematis
dan mendalam fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu,
dalam hal ini kajian budaya komunikasi, secara aktual dan cermat.
Metode
deskriptif pada hakekatnya adalah mencari teori, bukan menguji teori.
Metode ini menitik beratkan pada observasi dan suasana alamiah. Peneliti
bertindak sebagai pengamat. Ia hanya membuat kategori pelaku, mengamati gejala
dan mencatatnya dalam buku observasi. Dengan suasana alamiah berarti peneliti
terjun ke lapangan. Ia tidak berusaha memanipulasi variabel karena kehadirannya
mungkin mempengaruhi gejala, peneliti harus berusaha memperkecil pengaruh
tersebut.[13]
3.
Sedangkan metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif yaitu melakukan analisis terhadap Budaya komunikasi Masyarakat Pesisir Jawa
Tengah studi di Desa Pagak Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo dari segi penggunaan bahasa serta simbol – simbol yang digunakan dalam
proses komunikasi
Penelitian
kualitatif biasanya menekankan observatif partisipatif, wawancara mendalam dan
dokumentasi. Maka dalam penelitian ini, peneliti menekankan pada observasi
dan wawancara mendalam dalam menggali data bagi proses validitas penelitian
ini, tetapi tetap menggunakan dokumentasi.
Melihat
konsepsi penelitian di atas, maka sudah sesuai dengan konteks permasalahan yang
diangkat dalam penelitian ini. Karena dalam penelitian ini, peneliti ingin
mengetahui Budaya komunikasi Masyarakat Pesisir Jawa Tengah khususnya di Desa
Pagak Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo dari segi penggunaan bahasa serta
bagaimana orang Madura mengkomunikasikan diri mereka melalui Bahasa Verbal dan
Non Verbal.
Setelah
mendapatkan data atau informasi yang dimaksud, maka langkah selanjutnya yang
ditempuh oleh peneliti yaitu menggambarkan informasi atau data tersebut secara
sistematis untuk kemudian di analisis dengan menggunakan perbandingan dan
perpaduan dengan teori yang sudah ada.
b.
Obyek Penelitian
Wilayah
penelitian yang dijadikan obyek atau sasaran dalam penelitian ini. Sebagaimana
dijelaskan dalam konseptualisasi penelitian yaitu Budaya Komunikasi serta
simbol – simbol yang digunakan dalam proses komunikasi Masyarakat Pesisir Jawa
Tengah studi di Desa Pagak Kecamatan Ngombol Kabupaten. Alasan dipilihnya desa ini adalah
karena komunitasnya masih kuat mempertahankan identitas kulturalnya melalui
berbagai ritualitas. Kuatnya identitas kultural tersebut diperkuat dengan masih
mentradisinya bentuk-bentuk folklor dalam realitas kehidupan sehari-hari.
c.
Jenis dan Sumber data
Jenis
data dalam penelitian ini dibagi dalam bentuk kata-kata dan tindakan serta
sumber data yang tertulis. Sedangkan sumber data dalam
penelitian ini, disesuaikan dengan apa yang di konsepsikan oleh Lofland dan
Lofland (1984: 47), bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah
kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan
lain-lain. Berikut ini akan peneliti jelaskan mengenai jenis-jenis data
yang berbentuk kata-kata dan tindakan serta sumber data yang tertulis.
1.
Kata-kata
dan Tindakan
Kata-kata
dan tindakan yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber utama. Sumber data
utama dicatat melalui cacatan tertulis atau melalui perekaman video / audio
tapes, pengambilan foto atau film.
Dalam
upaya mengumpulkan sumber data yang berupa kata-kata dan tindakan dengan
menggunakan alat (instrumen) penelitian seperti tersebut di atas
merupakan konsep yang ideal, tetapi dalam konteks ini, ketika peneliti
melakukan proses wawancara dalam upaya menggali data atau informasi yang
berkaitan dengan penelitian ini, peneliti hanya menggunakan alat bantu yang
berupa referensi sebagai pisau bedah di lapangan dan buku tulis serta bolpoint
untuk mencatat informasi yang disampaikan oleh informan yakni tokoh-tokoh masyarakat dan ketua adat yang
sering mereka sebut perangkat desa yang cukup berpengaruh.
2. Sumber Tertulis
Sumber
tertulis dapat dikatakan sebagai sumber kedua yang berasal dari luar sumber
kata-kata dan tindakan. Dilihat dari sumber data, bahan tambahan yang berasal
dari sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber
dari arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi.
Dalam
konteks ini, upaya untuk menggali data informasi yang berkaitan dengan
permasalahan penelitian, peneliti mencari sumber data tertulis untuk memperkuat
hasil penelitian. Dalam hal ini peneliti mendapatkan sumber data tertulis
berupa buku yang berkaitan dengan kajian Budaya komunikasi Masyarakat Jawa serta Buku Desa Pagak
Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo dalam angka dan berbagai buku penunjang lainnya.
d. Tahap-Tahap Penelitian
Tahap-tahap
penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini ada dua, yaitu:
- Tahap
Pra Lapangan
i. Menyusun Rancangan Penelitian
Dalam
konteks ini, peneliti terlebih dahulu membuat rumusan permasalahan yang akan
dijadikan obyek penelitian, untuk kemudian membuat matrik usulan judul
penelitian sebelum melaksanakan penelitian hingga membuat proposal penelitian.
ii. Memilih Lapangan Penelitian
Cara
terbaik yang perlu ditempuh dalam penentuan lapangan penelitian ialah dengan
jalan mempertimbangkan teori substantif, pergilah dan jajakilah lapangan untuk
melihat apakah terdapat kesesuaian dengan kenyataan yang berada di lapangan.
iii. Mengurus Perizinan
Setelah
membuat usulan penelitian, peneliti mengurus izin kepada atasan peneliti
sendiri, ketua jurusan, dekan fakultas, kepala instansi seperti pusat dan
lain-lain.
- Tahap
Orientasi
Pada tahap ini, peneliti akan
mengadakan pengumpulan data secara umum, melakukan observasi dan wawancara
mendalam untuk memperoleh informasi luas mengenai hal-hal yang umum dari obyek
penelitian. Informasi dari sejumlah responden di analisis untuk memperoleh
hal-hal yang menonjol, menarik, penting dan berguna bagi penelitian selanjutnya
secara mendalam. Informasi seperti itulah yang selanjutnya digunakan sebagai
fokus penelitian.
3.
Tahap Eksplorasi
Pada tahap ini, fokus penelitian
lebih jelas sehingga dapat dikumpulkan data yang lebih terarah dan spesifik.
Observasi ditujukan pada hal-hal yang dianggap ada hubungannya dengan fokus.
Wawancara lebih berstruktur dan mendalam (dept interview) sehingga
informasi yang mendalam dan bermakna dapat diperoleh.
H.
TEHNIK PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan
data adalah suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan penelitian.
Pengumpulan data adalah langkah yang amat penting dalam metode ilmiah, karena
pada umumnya data yang dikumpulkan digunakan untuk menguji hipotesa yang sudah
dirumuskan.
Dalam
penelitian ini, pengumpulan data akan dilakukan langsung oleh peneliti dalam
situasi yang sesungguhnya. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yang
digunakan adalah data dokumentasi, wawancara mendalam yang berhubungan dengan
data yang diperlukan dan observasi.
- Dokumentasi
Penggunaan
data dokumentasi dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi yang
berhubungan dengan data-data tentang berbagai hal yang berhubungan dengan
Budaya komunikasi masyarakat Jawa, pesisir Jawa khususnya di Desa Pagak Kecamatan Ngombol Kabupaten
Purworejo dari
segi penggunaan bahasa serta Latar belakang penggunaan Bahasa tersebut Seperti
peta wilayah, foto-foto dokumenter aktivitas masyarakat Jawa khususnya di desa Pagak. Teknik dokumentasi ini juga
digunakan untuk mendapatkan informasi dan data-data sekunder yang berhubungan
dengan fokus penelitian.
- Wawancara
Sedangkan
penggunaan wawancara mendalam (dept interview) dalam penelitian ini
adalah untuk mendapatkan data primer dari subyek penelitian dengan cara wawancara
mendalam yang tidak berstruktur, dengan pertimbangan supaya dapat berkembang
sesuai dengan kepentingan penelitian.
3. Observasi
Metode
ini menggunakan pengamatan atau penginderaan langsung terhadap suatu benda,
kondisi, situasi, proses atau perilaku. Pengumpulan data dengan menggunakan
alat indera dan diikuti dengan pencatatan secara sistematis terhadap
gejala-gejala/fenomena yang diteliti.
Observasi
dilakukan bila belum banyak keterangan yang dimiliki tentang masalah yang
diselidiki. Dari hasil observasi, dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas
tentang masalahnya dan mungkin petunjuk-petunjuk tentang cara memecahkan.
Penggunaan
metode observasi dalam penelitian ini, sesuai yang di kemukakan oleh Blak dan
Champion (1999: 286-287), antara lain: pertama, untuk
mengamati fenomena sosial-keagamaan sebagai peristiwa aktual yang memungkinkan
peneliti memandang fenomena tersebut sebagai proses; kedua, untuk
menyajikan kembali gambaran dari fenomena sosial-keagamaan dalam laporan
penelitian dan penyajiannya; dan ketiga, untuk melakukan
eksplorasi atas setting sosial di mana fenomena itu terjadi. Sementara H.B.
Sutopo (1997:10-11), mengemukakan bahwa teknik observasi digunakan untuk
menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat, lokasi dan benda
serta rekaman gambar. Observasi dapat dilakukan, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Observasi langsung dapat mengambil peran maupun tidak berperan.
Spradley (1980), menjelaskan bahwa peran peneliti dalam metode observasi dapat
dibagi menjadi: (1). Tak berperan sama sekali, (2). Berperan aktif, (3).
Berperan pasif, dan (4). Berperan penuh, dalam arti peneliti benar-benar menjadi
warga atau anggota kelompok yang sedang diamati.
I.
TEHNIK ANALISIS DATA
Definisi
analisis data, banyak dikemukakan oleh para ahli metodologi penelitian. Berikut
ini adalah definisi analisis data yang dikemukakan oleh para ahli metodologi
penelitian tersebut, yang terdiri dari :
1.
Menurut Bogdan dan Taylor (1971), analisis data adalah proses yang merinci
usaha formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti
yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema
dan hipotesa itu.
2.
Menurut Lexy J. Moleong (2002), analisis data adalah proses mengorganisasikan
dari mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar, sehingga
dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang
disarankan oleh data.
Dari
pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa, analisis data adalah
rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokan, sistematisasi, penafsiran, dan
verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademik dan
ilmiah.
Analisis
data penelitian bersifat berkelanjutan dan dikembangkan sepanjang program.
Analisis data dilaksanakan mulai penetapan masalah, pengumpulan data dan
setelah data terkumpulkan. Dengan menetapkan masalah penelitian, peneliti
sudah melakukan analisis terhadap permasalahan tersebut dalam berbagai
perspektif teori dan metode yang digunakan yakni metode alir. Analisis dalam
penelitian ini terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara
bersamaan (Matthew B.Miles dan A Michael Huberman,1992: 16 –
17).Tahap analisis data dalam penelitian kualitatif secara umum di mulai sejak
pengumpulan data 1) reduksi data,yang diartikan sebagai proses pemilihan,
pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data
kasar yang muncul dari catatan – catatan tertulis di lapangan; 2) penyajian
data (display data) dilakukan dengan menggunakan bentuk teks naratif dan
3) penarikan kesimpulan serta verifikasi.
Teknik
analisis data dalam penelitian ini, dilakukan setelah data-data diperoleh
melalui teknik wawancara mendalam dan observasi. Kemudian data-data tersebut,
di analisis secara saling berhubungan untuk mendapatkan dugaan sementara, yang
dipakai dasar untuk mengumpulkan data berikutnya, lalu dikonfirmasikan dengan
informan secara terus menerus secara triangulasi.
J.
TEHNIK KEABSAHAN DATA
Teknik
keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini, seperti yang dirumuskan ada
tiga macam yaitu, antara lain :
1.
Perpanjangan Keikutsertaan
Keikutsertaan
peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak
hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan
keikutsertaan peneliti pada latar penelitian. Dalam konteks ini, dalam upaya
menggali data atau informasi yang berkaitan dengan permasalahan penelitian,
peneliti selalu ikut serta dengan informan utama dalam upaya menggali informasi
yang berkaitan dengan fokus penelitian. Misalnya peneliti selalu bersama
informan utama dalam melihat lokasi penelitian.
2.
Ketekunan Pengamatan
Ketekunan
pengamatan dilakukan dengan maksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam
situasi yang relevan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada
hal-hal tersebut secara rinci.
Dalam
konteks ini, sebelum mengambil pembahasan penelitian, peneliti telah melakukan
pengamatan terlebih dahulu secara tekun dalam upaya menggali data atau
informasi untuk di jadikan obyek penelitian yang pada akhirnya peneliti
menemukan permasalahan yang menarik untuk dibedah, yaitu masalah Budaya
komunikasi Masyarakat pesisir Jawa khususnya di Desa Pagak Kecamatan Ngombol Kabupaten
Purworejo dari segi penggunaan bahasa serta simbol-simbol yang mereka gunakan
dalam berkomunikasi
Triangulasi
Triangulasi
adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di
luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data
itu. Denzin (1978), membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik
pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyedik dan teori.
Validitas
dan objektivitas merupakan persoalan fundamental dalam kegiatan
ilmiah. Agar data yang diperoleh peneliti memiliki validitas dan
objektivitas yang tinggi, diperlukan beberapa persyaratan yang
diperlukan. Berikut ini akan peneliti kemukakan metode yang digunakan untuk
meningkatkan validitas dan objektivitas suatu penelitian, terutama
dalam penelitian kualitatif. Robert K. Yin (1996), mensyaratkan adanya
validitas design penelitian. Untuk itu, Paton (1984), menyarankan
diterapkan teknik triangulasi sebagai validitas design penelitian.
Adapun teknik triangulasi yang peneliti pakai dalam penelitian ini adalah
triangulasi data atau triangulasi sumber. Sebagaimana dikemukakan Yin, triangulasi
data dimaksudkan agar dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan multi sumber
data.
Dalam
konteks ini, upaya yang dilakukan oleh peneliti dalam pengecekan data yaitu
dengan menggunakan sumber data dalam pengecekan data yaitu dengan menggunakan
sumber data dalam penggaliannya, baik itu sumber data primer yang berupa hasil
wawancara maupun sumber data sekunder yang berupa buku, majalah dan dokumen
lainnya. Sedangkan metode atau cara yang digunakan dalam analisis data adalah
metode analisis kualitatif. Artinya analisis kualitatif dilakukan dengan
memanfaatkan data (kualitatif) dari hasil observasi dan wawancara mendalam,
dengan tujuan memberikan eksplanasi dan pemahaman yang lebih luas atas hasil
data yang dikumpulkan. Dan kemudian peneliti melakukan langkah membandingkan
atau mengkorelasikan hasil penelitian dengan teori yang telah ada. Hal itu
dilakukan untuk mencari perbandingan atau hubungan antara hasil penelitian
dengan teori yang telah ada.
K.
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Dalam
membahasa suatu penelitian diperlukan sistematika pembahasan yang bertujuan
untuk memudahkan penelitian, langkah – langkah pembahasan sebagai berikut:
BAB
I :
Yaitu pendahuluan, pada bab ini terdiri atas enam sub bab antar lain
latar belakang masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian, manfaat
penelitian, definisi konsep, dan sistematika pembahasan.
BAB
II : Yaitu kajian
pembahasan,pada bab ini terdiri dari dua sub bab, sub bab pertama yaitu
pembahasan teori dan sub bab kedua yakni hasil penelitian yang relevan.
BAB
III : Yaitu metode
penelitian pada bab ini terdiri dari enam sub bab yaitu pendekatan dan jenis
penelitian, jenis dan sumber data, tahap – tahap penelitian, teknik pengumpulan
data, teknik analisis data dan teknik keabsahan data.
BAB
IV : Yaitu penyajian
data, yang terdiri dari dua sub bab yakni yang pertama deskripsi umum obyek
penelitian dan sub bab kedua deskripsi hasil penelitian.
BAB
V : Yaitu Analisis
data dari dua sub bab, yang pertama sub bab yang mengupas tentang temuan dan
sub bab kedua berisi tentang konfirmasi temuan dengan teori.
BAB
VI : Yaitu penutup yang
terdiri dari kesimpulan yang ditutup dengan saran.
DAFTAR PUSTAKA
Berger,
Arthur Asa, Tanda-tanda dalam Kebudayaan Kontemporer, terjemahan
oleh M. Dwi Mariyanto, Sunarto, Jogyakarta, Tiara Wacana Yogja: 2000
Hasan
Bisri, Cik dan Rufaida, Eva, Model Penelitian Agama dan Dinamika Sosial
Jakarta: Raja Gravindo Persada, 2002
Iqbal
Hasan, M., Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya,
Cet. 1, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002
Koencoroningrat,
Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1981
Lexy,
J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. 13 Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002
Lull,
James, Media, Komunikasi dan Kebudayaan Jakarta, Yayasan Obor Indonesia
:1998
Mulyana,
Deddy, Komunikasi Antar Pribadi Bandung, PT Remaja Rosda
Karya:1990
Sobur,
Alex, Semiotika Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya : 2004
Suprayogo,
Imam dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001
Post a Comment for "BUDAYA KOMUNIKASI MASYARAKAT PESISIR JAWA TENGAH (Studi pada masyarakat suku Jawa di desa Pagak Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo)"