Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

IDENTIFIKASI TOKOH UTAMA DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL HADIAH KECIL DARI TUHAN KARYA ADI RUSTANDI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS VII SMP


A.      Latar Belakang Masalah
Karya sastra merupakan karya imajinatif yang digunakan oleh pengarang dalam bentuk tulisan yang mempunyai sifat estetika. Karya imajinatif tersebut terlahir dari kreasi dan juga daya khayal pengarang. karya sastra merupakan penjabaran kehidupan dan pengalaman pengarang atau kehidupan di sekitarnya.
Karya sastra sebagai karya imajinasi pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan  menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia (Nurgiyantoro, 2012:3)
Abrams menyatakan bahwa kata novel berasal dari bahasa Italia yakni novella (Nurgiyantoro, 2012:9). Secara harfiah novella berarti  sebuah barang baru yang kecil yang kemudian diartikan sebagai sebuah cerita pendek dalam bentuk prosa.
Pada sebuah cerita, baik novel maupun cerpen, terdapat minimal dua jenis tersebut adalah tokoh utama dan tokoh pendamping. Tokoh menunjuk orang sebagai pelaku cerita. Abrams memaparkan tokoh cerita adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan (Nurgiyantoro, 2012:165)
Tokoh “Hana” dalam novel Hadiah Kecil dari Tuhan karya Adi Rustandi ini mengisahkan perjuangan seorang gadis remaja dalam mewujudkan cita-citanya menjadi seorang guru. ia harus putus sekolah di SMP karena ketiadaan biaya. Oleh karena itu, penulis memilih pembelajaran di SMP. Karya sastra khususnya novel juga memiliki peran yang sangat besar dalam pembentukan dan pengembangan karakter anak didik. Dengan demikian pelajaran sastra dapat membantu siswa dalam memahami dan mengekspresikan sebuah karya sastra dengan baik. Dengan menggunakan karya sastra, guru tidak hanya mengajar tetapi juga mendidik siswa. Dengan pembelajaran sastra, siswa diharapkan dapat menambah pengetahuan dan mengambil nilai-nilai yang baik untuk dicontoh.
Penulis memilih novel Hadiah Kecil dari Tuhan karya Adi Rustandi dengan beberapa pertimbangan :
1.    Novel Hadiah Kecil dari Tuhan menurut peneliti belum ada yang meneliti karakter tokoh utamanya
2.    Novel Hadiah Kecil dari Tuhan memiliki struktur novel yang menarik dan sesuai untuk dijadikan bahan pembelajaran sastra.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis memilih judul Identifikasi Tokoh Utama dan Nilai-nilai Pendidikan dalam novel Hadiah Kecil Dari Tuhan Karya Adi Rustandi dan skenario pembelajarannya di kelas VII SMP.

B.       Penegasan Istilah
Agar tidak salah penafsiran, penulis akan menjelaskan beberapa istilah yang digunakan dalam penulisan judul penelitian ini. Judul penelitian ini adalah “Identifikasi Tokoh Utama dan Nilai-nilai Pendidikan dalam novel Hadiah Kecil Dari Tuhan Karya Adi Rustandi, S.Pd dan skenario pembelajarannya di kelas VII SMP”. Beberapa istilah yang perlu dijelaskan sebagai berikut :
1.    Identifikasi adalah penentuan atau penetapan identitas seseorang ( KBBI, 2013: 275)
2.    Istilah tokoh mengacu pada orangnya, pelaku cerita (Nurgiyantoro, 2012: 165). Tokoh adalah salah satu unsur yang penting dalam suatu novel atau cerita rekaan.
3.    Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi tujuan pembelajaran (Hamalik, 2008: 57). Manusia terlihat dalam sistem pembelajaran yang terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material meliputi buu-buku, papan tulis, penghapus, alat tulis, fotografi, slide dan film. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas, perlengkapan audio visual. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik belajar, ujian dan sebagainya ( Hamalik, 2008: 57).

Jadi maksud judul skripsi ini adalah usaha untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas VIII SMP dalam mengidentifikasi tokoh utama dalam novel Hadiah Kecil dari Tuhan karya Adi Rustandi.


C.      Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini disajikan dalam kalimat pertanyaan di bawah ini :
1.    Bagaimanakah identifikasi karakter tokoh utama “Hana” dalam novel Hadiah Kecil dari Tuhan karya Adi Rustandi ?
2.    Bagaimanakah nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam novel Hadiah Kecil dari Tuhan karya Adi Rustandi ?
3.    Bagaimanakah skenario pembelajaran identifikasi tokoh utama dalam novel Hadiah Kecil dari Tuhan karya Adi Rustandi di kelas VIII SMP

D.      Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan dari penelitian ini adalah :
a.       Mendeskripsikan identifikasi karakter tokoh utama “Hana” dalam novel Hadiah Kecil dari Tuhan karya Adi Rustandi
b.      Mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam novel Hadiah Kecil dari Tuhan karya Adi Rustandi
c.       Mendeskripsikan skenario pembelajaran tokoh utama dalam novel Hadiah Kecil dari Tuhan karya Adi Rustandi di kelas VIII SMP.

2.   Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian dalam novel Hadiah Kecil dari Tuhan karya Adi Rustandi dapat ditinjau dari dua segi, yaitu segi teoritis dan praktis.
a.       Segi Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan, memberikan sumbangan bagi dunia pendidikan sastra dalam hal penelitian bahan ajar dan penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan dalam identifikasi tokoh utama yang terdapat pada karya sastra, khususnya novel dan menambah penelitian apresiasi sastra novel Hadiah Kecil dari Tuhan karya Adi Rustandi.

b.      Segi praktis
Dari segi praktis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca mengenai identifikasi tokoh sehingga akan lebih membantu pembaca dalam memahami karakter tokoh sastra khususnya novel Hadiah Kecil dari Tuhan karya Adi Rustandi. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberi pengetahuan dan gambaran pada guru tentang apresiasi sastra serta kemungkinan pembelajaran prosa yaitu novel Hadiah Kecil dari Tuhan karya Adi Rustandi di kelas VIII SMP karena  selama ini pembinaan apresiasi sastra di sekolah berpusat pada puisi.

c.       Sistematika Skripsi
Sistematika skripsi dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Tiap-tiap bagian dirinci sebagai berikut :
1.      Bagian awal
Berisi halaman sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, halaman pernyataan keaslian skripsi, prakata, daftar isi dan abstrak.

2.      Bagian Isi terdiri dari :
Bab I berisi pendahuluan yang membahas tentang latar belakang masalah, penegasan istilah, permasalaha, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika skripsi.
Bab II berisi tinjauan pustaka dan kajian teoritis. Tinjauan pustaka merupakan kajian sajian secara kritis terhadap kajian terdahulu sehingga diketahui perbedaannya dengan yang penulis lakukan.
Bab III berisi metode penelitian, meliputi objek penelitian, fokus penelitian, sumber data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik penyajian hasil analisis data.

E.       Tinjauan Pustaka
Setiawan (2010) dalam skripsinya yang berjudul “Konflik Batin Tokoh Utama dalam novel Sang Pencerah Karya Hanung Bramantyo”, simpulan pokok yang dibahas dalam skripsi tersebut , meliputi : (1) bagaimana konflik batin tokoh utama novel Sang Pencerah, (2) Bagaimana nilai moral yang terdapat dalam novel Sang Pencerah, (3) Bagaimana kemungkinan pembelajaran novel yang pencerah di SMA. Penelitian ini memeiliki persamaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan, yaitu sama-sama membahas tokoh utama dan menerapkan pembelajarannya di sekolah. Perbedaan yang dilakukan Setiawan membahas nilai moral saja dan pembelajarannya di SMA, sedangkan penelitian yang akan penulis lakukan membahas nilai-nilai pendidikan dan skenario pembelajaranya di SMP.
Persamaan kedua penelitian ini adalah sama-sama membahas tokoh utama. Perbedaan yang mendasar antara  penelitian terdahulu dengn penelitian ini adalah pada subjek penelitian. Esti Damaiyanti (2008) dalam skripsinya yang berjudul “Perjuangan Tokoh Gita Menghadapi Kehidupan Dalam Novel Lemah Tanjung Karya Indraswari Ibrahim” dan Budi Setiawan (2010) dalam skripsinya berjudul “ Konflik Batin Tokoh Utama dalam novel Sang Pencerah Karya Hanung Bramantyo”.

F.       Kajian Teoritis
Pada kajian teoritis ini, penulis akan menjelakan mengenai pengertian tokoh yang meliputi teknik karakter atau pengembangan tokoh, nilai pendidikan, dan pembelajaran sastra di SMP.
1.    Tokoh
Tokoh menunjuk orang sebagai pelaku cerita, Abrams memaparkan tokoh cerita (character)adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki moral dan kecenderungan tertentu yang diekspresikan dalam apa yang diucapkan dan apa yang dilakukan dalam tindakan (Nurgiyantoro, 2012: 165). Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaanya dalam prosa yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian.
Teknik penggambaran tokoh menurut Atlenbern dan Lewis (dalam Nurgiyantoro, 2010: 194-210) adalah sebagai berikut :
a.       Teknik ekspositori adalah pelukisan tokoh dengan memberikan deskripsi, uraian, dan penjelasan langsung.
b.      Teknik dramatik adalah pengarang tidak langsung mendeskripsikan sifat, sikap, dan tingkah laku tetapi melalui teknik lain.
1.      Teknik cakapan (percakapan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh cerita untuk menggambarkan sifat-sifat tokoh yang bersangkutan)
2.      Teknik tingkah laku ( teknik untuk menunjukan tingkah laku verbal yang berwujud kata-kata para tokoh , teknik yang menyarankan pada tindakan non verbal atau fisik)
3.      Tenik pikiran dan perasaan (teknik penuturan untuk menggambarkan pikiran dan perasaan tokoh)
4.      Teknik arus kesadaran (teknik yang berusaha menangkap pandangan dan aliran proses mental tokoh dimana tanggapan indra bercampur dengan kesadaran dan ketidaksadaran pikiran, perasaan, ingatan, harapan serta asosiasi-asosiasi acak)
5.      Teknik reaksi tokoh ( teknik sebagai reaksi tokoh terhadap suatu kejadian, masalah, keadaan, kata dan sikap orang lain, dan sebagainya berasal dari rangsang luar diri tokoh yang bersangkutan)
6.      Teknik reaksi tokoh lain (teknik sebagai reaksi yang diberikan oleh orang lain kepada tokoh utama)
7.      Teknik pelukisan latar (suasana latar dapat dipakai untuk melukiskan kedirian seorang tokoh )
8.      Teknik pelukisan tokoh (teknik melukiskan keadaan fisik tokoh)

Berdasarkan pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tokoh adalah pelaku cerita dalam karya sastra. Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pada hal ini berperan sebagai pelaku cerita.
Tokoh cerita menempatkan posisi yang strategis sebagai pembaca dan menyampaikan nilai-nila, pesan, amanat, moral atau sesuatu yang sengaja disampaikan pengarang pada pembaca.

2.    Nilai-nilai Pendidikan dalam suatu karya sastra
Mencari nilai luhur dari karya sastra adalah memntukan kreativitas terhadap kehidupan. Dalam karya sastra tersimpan nilai atau pesan yang berisi amanat atau nasihat yang ditujukan pada para pembaca yang mampu menambah wawasan manusia dalam memahami kehidupan . Melalui karyanya, pengarang mencoba mempengaruhi pola piker pembaca dan mengajak pembaca untuk mengkaji baik buruknya, benar mengambil pelajaran.
Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang banyak memberikan pelajaran secara jelas tentang system nilai. Adapun novel-novel yang ada dalam novel adalah sebagai berikut :
a.       Nilai pendidikan religius
Religi merupakan suatu kesadaran yang sudah ada sejak lahir yang diyakini dalam hati manusia sebagai human nature. Nilai-nilai religius bertujuan untuk mendidik manusia agar lenbih baik menurut tuntunan agama.

b.      Nilai pendidikan moral
Moral merupakan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca. Hasbullah (2005:194) menyatakan  bahwa merupakan kemampuan seseorang membedakan antara yang baik dan yang buruk. Nilai moral yang terkandung dalam karya sastra bertujuan untuk mendidik manusia agar mengenal nilai-nilai etika

c.       Nilai Pendidikan Budaya.
Sistem nilai budaya biasanya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia. Nilai budaya menempatkan pada posisi sentral dan penting dalam kerangka suatu kebudayaan yang bersifat abstrak dan dan hanya dapat diungkapkan atau dinyatakan melalui pengamatan pada gejala-gejala yang lebih nyata seperti tingkah laku dan benda-benda material sebagai hasil dari perenungan konsep-konsep nilai melalui tindakan berpola. Adapun nilai-nilai budaya yang ada dalam novel dapat diketahui melalui penelaahan terhadap karakteristik dan perilaku tokoh-tokoh dalam cerita.



3.    Pembelajaran sastra di SMP
Pembelajaran sastra adalah pembelajaran apresiasi. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada pembelajaran sastra kelas VIII semester 1 sesuai dengan judul “Identifikasi Tokoh Utama dan Nilai-nilai Pendidikan dalam novel Hadiah Kecil Dari Tuhan Karya Adi Rustandi, S.Pd dan skenario pembelajarannya di kelas VII SMP” yaitu : (1) Standar Kompetensi Mendengarkan 13, memahami unsure intrinsik novel remaja (asli atau terjemahan) yang  dibacakan; (2)
Menurut Effendi (dalam Zulkarnaini, http:Zulkanaianidiran. Files.Wodpress. com/ 2008/ 11/ materi-sawah-lunto-Zulkarnaini 2008.  pdf, diakses pada tanggal 17 Juni 2014) apresiasi adalah kegiatan mengakrabi karya sastra secara sungguh-sungguh. Di dalam karya sastra terjadi pengenalan, penghayatan, penikmatan, dan penerapan . pengenalan terhadap karya sastra dapat dilakukan melalui membaca, mendengarkan dan menonton.
Keunggulan dalam kegiatan tersebut akan bermuara kepada pengenalan secara bertahap dan akhirnya sampai ke tingkat pemahaman. Pemahaman terhadap karya sastra yang didengar, dibaca atau pun ditonton akan mengantarkan siswa ke tingkat penghayatan. Jika karya sastra yang menyedihkan ia juga akan ikut sedih , jika gembira ia ikut gembira, dan seterusnya. Hal ini seolah-olah ia melihat, mendengar, dan merasakan dari apa yang dibaca, dilihat atau didengar. Ia benar-benar terlibat dengan karya sastra yang digelutinya.
Setelah menghayati karya sastra , siswa akan masuk ke wilayah penikmatan. Pada fase ini siswa telah mampu merasakan secara mendalam berbagai keindahan yang didapatkan dalam karya sastra. Perasaan itu akan membantu menemukan nila-nilai tentang manusia dan dan kemanusiaan, tentang hidup dan kehidupan yang diungkapkan dalam karya sastra.
Fase terakhir dalam pembelajaran sastra adalah penerapan. Penerapan adalah ujung dari penikmatan  karena siswa merasakan  kenikmatan pengalaman pengarang melalui karyanya, ia menerapkan nilai-nilai yang ia hayati dalam kehidupan sehari-hari.penerapan tersebut menimbulkan perubahan perilaku.
Pembelajaran novel Hadiah Kecil dari Tuhan di sekolah, khusunya di SMP, hamper sama dengan jenis sastra prosa lainnya seperti cerpen, yaitu menemukan unsure-unsur pembangun yang terdapat pada karya sastra. Pembelajran difokuskan pada tokoh utama dan nilai-nilai pendidikan yang ada dalam novel Hadiah Kecil dari Tuhan. Di bawah ini dipaparkan tentang strategi pembelajaran sastra.
a.      Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran sastra adalah untuk mengapresiasikan nilai-nilai yang terkandung dalam sastra, yaitu pengenalan dan pemahaman yang tepat terhadap nilai sastra dan kegairahan kepadanya, serta kenikmatan yang timbul sebagai akibat dari semua itu (Rusyana, 1984: 314).untuk memperoleh kenikmatan yang mendalam, juga diperlukan pemahaman terhadap sastra. Oleh karena itu, pembelajaran sastra juga bertujuan untuk memberi pengetahuan tentang sastra (Rusyana, 1984: 314).

b.      Fungsi pembelajaran sastra
Rahmanto (1988: 16-25) menyatakan bahwa pembelajaran sastra dapat membantu pendidikan yang cakupannya meliputi 4 manfaat, antara lain :
1.      Membantu ketrampilan berbahasa
Pembelajaran sastra akan membantu siswa berlatih kemampuan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam pembelajran sastra siswa dapat melatih ketrampilan menyimak dengan mendengarkan suatu karya sastra yang dibacakan oleh guru, teman atau rekaman. Siswa juga dapat meningkatkan ketrampilan membaca dnegan membaca puisi atau prosa. Siswa dapat meningkatkan kemampuan menulis dengan menulis sebuah karya sastra seperti cerpen dan puisi.

2.      Meningkatkan kemampuan budaya
Meningkatkan kemampuan budaya maksundnya adalah sastra tidak seperti ilmu yang lain tapi sastra mencerminkan kebudayaan dalam suatu masyarakat atau pun kebudayaan dunia yang dihadirkan melalui karya sastra.


3.      Mengembangkan cipta rasa
Pembelajaran sastra dapat membantu mengembangkan kecakapan yang bersifat penalaran, perasaan, dan kesadaran sosial. Pembelajran sastra dapat mengembangkan potensi siswa dan guru hendaknya selalu menyadari bahwa setiap  siswa memiliki kemampuan dan kepribadian yang khas.

4.      Menunjang pembentukan watak
Pembelajaran sastra dapat memberikan bantuan dalam mengembangan berbagai kualitas kepribadian siswa baik itu dari segi positif maupun negative tergantun sastra yang dibaca.

c.       Bahan pembelajaran sastra
Bahan pembelajaran sastra adalah bahan untuk mengajar untuk guru (Depdiknas, 2008:115). Bahan pembelajaran yang disajikan kepada siswa harus sesuai dengan kemampuan siswanya pada suatu tahapan pengajaran tertentu. Guru harus dapat memilih bahan yang tepat dengan tingkat perkembangan siswa.
Rahmanto (1988; 27) menentukan bahan pembelajaran sastra harus dari sudut bahasa, kematangan jiwa (psikologis), latar belakang kebudayaan siswa. Seorang guru hendaknya selalu berusaha memahami tingkat kebahasaan siswa sehingga guru dapat memilih materi yang cocok untuk disajikan. Karya sastra yang dipilih untuk diajarkan hendaknya juga sesuai dengan tahap psikologi pada umumnya dalam suatu kelas. Guru sebaiknya menyajikan karya sastra yang dapat menarik minat siswa  dalam kelas tersebut. Pada latar belakang kebudayaan siswa, biasanya siswa akan lebih tertarik pada karya-karya sastra dengan latar belakang budaya yang sudah diketahuinya dan erat hubungannya dengan kehidupan siswa.


d.      Metode pembelajaran
Metode pembelajran adalah cara untuk menyajikan, menguraikan, member contoh dan memberikan latihan pada siswa untuk mencapai tujuan tertentu ( Yamin, 2008: 145). Dalam pelaksanaan pembelajran sastra, guru sebaiknya menggunakan cara atau metode yang sesuai dengan tujuan, bahan, dan keadaan siswa yang belajar (Rusyana, 1984: 315). Oleh karena itu, guru harus menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disajikan. Metode yang dipilih sebaiknya metode yang lebih banyak memberikan peluang bagi siswa untuk selalu aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar, guru bisa menggunakan metode secara bervariasi, yaitu metode ceramah, metode diskusi, dan metode proyek.
1.      Metode ceramah
Metode ceramah adalah materi pelajran melalui penuturan dan penerangan lisan guru kepada siswa. Metode ini hendaknya mudah diterima, isinya mudah dipahami serta mampu menstimulasi pendengar (anak didik) untuk melakukan hal-hal baik dan benar dari isi ceramah yang disampaikan (Majid, 2011: 137). Metode ini digunakan jika pelajaran tersebut banyak mengandung informasi baru atau bahan-bahan yang memerlukan penjelasan guru.

Kelebihan metode diskusi antara lain :
a)      Guru dapat memanfaatkan pengalaman-pengalamannya;
b)      Menjadikan siswa untuk menyimak dengan teliti dan kritis;
c)      Meningkatkan dan merangsang keinginan siswa untuk belajar



Kelemahan metode ceramah antara lain :
a)      Siswa cenderung menjadi pasif karena peran serta siswa untuk belajar rendah;
b)      Siswa yang tidak terampil membuat catatan akan tertinggal;
c)      Materi kurang terfokus karena terkadang pembicaraan sering melantur.

2.      Metode diskusi
Metode diskusi merupakan interaksi antara siswa dan siswa atau siswa dengan guru untuk menganalisis, memcahkan masalah, menggali atau memperdebatkan topic atau permasalahan tertentu (Yamin, 2010: 158). Dengan metode diskusi siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pertukaran idea atau pendapat dan pengalaman dalam proses belajar mengajar. Jadi, metode diskusi bermanfaat untuk mengembangkan pemahaman siswa.
Kelihan metode diskusi antara lain :          
1.      Siswa belajar untuk bermusyawarah;
2.      Siswa belajar menghargai pendapat orang lain;
3.      Membiasakan siswa untuk berargumentasi dan berfikir rasional;   
4.      Siswa berusaha memecahkan masalh dan mengambil keputuasan;

Kelemahan metode diskusi :
1)      Membutuhkan waktu yang cukup lama;
2)      Pendapat dan pertanyaan siswa dapat menyimpang dari permasalahn;       
3)      Kesulitan dalam menyimpulkan sering menimbulkan tidak ada penyelesaian
4)      Adaptis bagi yang tidak terbiasa berbicara dalam forum

3.      Metode proyek      
Metode proyek merupakan pemberian tugas kepada semua siswa untuk dikerjakan secara individual. Siswa dituntut untuk mengamati, membaca, dan meneliti. Metode ini bertujuan membentuk masing-masing analisis siswa (Yamin, 2008:166)
Kelenihan metode proyek antara lain :
a)   Mengembangkan rasa tanggung jawab;
b)   Memberikan kesempatan siswa untuk belajar lebih banyak dan lebih luas;
c)   Mengembangkan keberanian inisiatif.

Kelemahan metode proyek antara lain :
a)   Sulit untuk menetapkan apakah tugas tersebut dikerjakan sendiri atau dengan bantuan orang lain;
b)   Ada kecenderungan mencontoh pekerjaan orang lain;
c)   Siswa yang gagal mengerjakan akan menimbulkan frustasi. 



e.       Langkah Pembelajaran  
        Rahmanto (1988: 43) mengatakan bahwa guru hendaknya selalu memberikan variasi dalam menyampaikan pembelajaran, sehingga siswa tidak jenuh dan selalu siap dalam menanggapi berbagai rangsangan.
Tata cara penyajian yang perlu yang perlu dipertimbangkan dalam memberikan pelajaran sastra antara lain melalui tahapan sebagi berikut :
1)      Pelacakan pendahuluan
Guru mempelajari telebih dahulu materi yang akan diajarkan untuk memperoleh pemahaman awal tentang novel yang akan disajikan sebagai bahan ajar agar dapat menentukan aspek-aspek yang perlu mendapatkan perhatian khusus dan masih dijelaskan.
2)      Penentuan sikap praktis
      Penentuan sikap praktis yaitu menentukan informasi yang dapat diberikan oleh guru untuk mempermudah siswa dalam memahami novel yang disajikan. Keterangan yang dijelaskan hendaknya jelas dan seperlunya.  

3)      Introduksi      
 Pengantar yang diberikan tergantung pada setiap guru dan keadaan siswa.

4)      Penyajian
Tahap penyajian adalah menyajikan materi yang disiapkan untuk diajarkan kepada siswa. Guru sebaiknya menggunakan cara yang bervariasi agar materi yang disajikan lebih menarik sehingga siswa tidak bosan.

5)      Tugas-tugas praktis
Pada tahap ini siswa diberi tugas-tugas praktis diawali dengan pertanyaan-pertanyaan yang ringan.

f.        Sumber belajar
Sumber belajar adalah orang yang dapat dijadikan tempat bertanya tentang berbagai pengetahuan (Depdiknas, 2008: 135). Dalam kegiatan belajar, sumber belajar tidak hanya diperoleh dari guru saja. Namun, buku pelajaran juga dapat dijadikan sumber belajar. Pelajaran akan lebih menarik, mudah dipahami, hemat waktu dan tenaga, dan hasil belajar lebih bermakna dengan menggunakan bantuan sebagai alat.sumber belajar dapat berupa buku-buku guru dan pribadi guru itu sendiri. Sumber belajar berupa buku adalah buku pelajaran yang disiapkan berkaitan dengan mata pelajaran tertentu. Buku tersebut merupakan buku pokok dan buku pelengkap.
Pribadi guru pada dasarnya sumber tak tertulis dan sangat penting. Oleh karena itu, guru diharapkan terus belajar untuk memperkaya dan mendalami ilmu pengetahuan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber  bahan belajar.

g.      Evaluasi
Evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan (Hamalik, 2008: 159). Jadi, evaluasi adalah suatu upaya untuk mengetahui sejauh mana siswa telah mengalami kemajuan belajar atau telah mencapai tujuan pembelajaran. Evaluasi ditujukan untuk mengetahui tingkat perkembangan dan diarahkan terhadap semua aspek pribadi siswa, bukan hanya terhadap aspek penguasaan pengetahuan saja. Namun ranah afektif (sikap dan nilai), psikomotorik (ketrampilan) juga perlu mendapat penilaian.
Pengukuran ranah afektif tidaklah smeudah mengukur ranah kognitif. Pengukuran ranah afektif tidak dapat dilakukan setiap saat (dalam arti pengukuran formal) karena perubahan tingkah laku siswa dapat berubah sewaktu-waktu. Pengukuran ranah afektif bertujuan untuk mendapatkan umpan balik bagi guru maupun siswa sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan program perbaikan , untuk mengetahui tingkat perubahan tingkah anak didik yang dicapai.
Pengukuran ranah psikomotorik dilakukan terhadap hasil belajar yang berupa penampilan. Namun biasanya pengukuran ranah ini disatukan atau dimulai dengan pengukuran ranah kognitif sekaligus (Arikunto, 2008: 182).
Ada dua bentuk tes tertulis yang dapat digunakan untuk melaksanakan evaluasi yaitu tes esai dan tes objektif.
1.      Tes esai
Tes bentuk esai adalah sejenis tes kemajuan belajara yang memerlukan jawaban bersifat pembahasan atau uraian kata-kata (Arikunto, 2008: 162). Soal-soal bentuk esai biasanya jumlahnya tidak banyak hanya sekitar 5-10 bentuk. Soal-saoal bentuk esai meuntut kemampuan siswa untuk dapat menghubungkan pengertian-pengertian yang telah dimiliki.
Kelebihan tes esai antara lain :
1)            Mudah disiapkan dan disusun;
2)            Tidak banyak memberikan kesempatan untuk berspekulasi atau untung-untungan;
3)            Member kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan pendapat dengan bahasanya sendiri;
4)            Dapat diketahui sejauh mana siswa mendalami sesuatu masalah yang diujikan.

Kelemhan tes esai yaitu :
1)            Waktu mengoreksi lama dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain;
2)            Pemeriksaan lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan individual lebih banyak dari penilai;
3)            Cara pemeriksaan lebih banyak dipengaruhi oleh unsure-unsur subjektif;
4)            Kurang representative dalam hal mewakili seluruh bagian bahan pelajaran yang akan diujikan karena soal hanya beberapa saja.

2.      Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaan dapat dialakukan secara objektif (Arikunto, 2008: 164) jumlah soal yang diajukan dalam tes objektif jauh lebih banyak dari tes esai.
Kelebihan tes objektif antara lain :
1)      Lebih mudah dan cepat pemeriksaanya karena dapat menggunakan kunci tes;
2)      Pemeriksaan dapat diserahkan orang lain;
3)      Dalam pemeriksaan tidak ada unsure subjektif  yang mempengaruhi;
4)      Lebih reprensif mewakili isi materi.

Kelemahan tes objektif antara lain :
1)                  Persiapan untuk menyusun soal jauh lebih sulit karena jumlah soal banyak;
2)                  Soal-soal cenderung untuk mngeingatkan ingatan saja, dan sukar mengukur proses pemahaman;
3)                  Banyak kesempatan untuk untung-untungan
4)                  Kerjasama antar siswa pada waktu mengerjakan soal tes lebih terbuka.

Tes bentuk objektif dan tes bentuk esai sma-sama kelemahan dan kelebihan. Kedua bentuk tes tersebut dapat digunakan sebagai alat evaluasi. Akan tetapi, perlu diketahui bahwa tes esai dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur kepandaian anak dalam menyusun buah piker mereka untuk mnyimpulkan sesuatu


G.      METODE PENELITIAN

1.      Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah tokoh utama “Hana” dan nilai-nilai pendidikan dalam novel Hadiah Kecil dari Tuhan karya Adi Rustandi, S.Pd yang diterbitkan oleh Zettu, Cipayung-Jakarta Timur cetakan pertama tahun 2013 dengan tebal 320 halaman dan scenario pembelajaranya di SMA kelas X SMA

2.      Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada tokoh utama yaitu “Hana” dan nilai-nilai pendidikan dalam novel Hadiah Kecil dari Tuhan  karya Adi Rustandi, S.Pd.

3.      Sumber Data
Sumber data adalah darimana data dapat diperoleh ( Arikunto, 2006 :129). Sumber data penelitian ini diperoleh dari dalam novel Hadiah Kecil dari Tuhan  yang diterbitkan oleh Zettu, Cipayung-Jakarta Timur cetakan pertama tahun 2013 dengan tebal 320 halaman. Sumber datanya berupa kutipan-kutipan yang diambil dari novel Hadiah Kecil dari Tuhan karya Adi Rustandi, S.Pd


4.      Instrument Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah penulis, kertas pencatat data, dan alat tulisnya. Kertas pencatat data dipergunakan untuk data hasil dari pembacaan novel. Data ini berisi kata-kata yang merupakan kutipan-kutipan novel yang berkaitan dengan pembahasan.

5.      Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah teknik yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2010:192). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik pustaka. Teknik pustaka adalah teknik yang dilakukan dengan cara menggunakan sumber-sumber tertulis untuk mengumpulkan data ( Arikunto, 2010:192).
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi. Observasi dilakukan dengan cara membaca seluruh teks novel Hadiah Kecil dari Tuhan karya Adi Rustandi dengan teliti.  Dari hasil pembacaan tersebut peneliti menemukan data yang berupa kutipan-kutipan. Data tersebut dikelompokan atas dasar focus penelitiannya, yakni identifikasi karakter tokoh utama, nilai-nilai pendidikan (nilai religius, moral, nilai social dan budaya) dan scenario pembelajaran novel Hadiah Kecil dari Tuhan di kelas VIII SMP.

6.      Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis isi. Pengkajian data berdasarkan identifikasi karakter tokoh utama dan nilai-nilai pendidikan dalam novel Hadiah Kecil dari Tuhan karya Adi Rustandi. Penjelasan data berupa deskripsi konkret.
Langkah-langkah yang diambil dalam menganalisis adalah sebagai berikut :
a.    Membaca novel Hadiah Kecil dari Tuhan karya Adi Rustandi;
b.   Mencari data dan menandai data penelitian;
c.    Mengelompokan data penelitian;
d.   Mengidentifikasi data penelitian;
e.    Menganalisis karakter tokoh utama dan nilai-nilai pendidikan dalam novel Hadiah Kecil dari Tuhan;
f.     Menyusun laporan hasil analisis.

7.      Teknik Penyajian Hasil Analisis
Penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Teknik yang digunakan untuk menyajikan hasil analisis data adalah teknik penyampaian data informal. Teknik penyajian data informal adalah perumusan dengan menggunakan kata-kata biasa tanpa menggunakan tanda atau lambing (Sudaryanto, 1993: 145)
Jadi teknik penyajian hasil analisis data  dalam skripsi “ Identifikasi Tokoh Utama Dan Nilai-nilai Pendidikan dalam novel Hadiah Kecil dari Tuhan dan skenario pembelajarannya di SMP” berupa karakter tokoh  utama (sifat dan sikap tokoh), penelitian ini dipaparkan dengan kata-kata biasa tanpa menggunakan tanda atau pun lambing.


1 comment for "IDENTIFIKASI TOKOH UTAMA DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL HADIAH KECIL DARI TUHAN KARYA ADI RUSTANDI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS VII SMP"

  1. No Deposit Casinos 2020 | Top 20 No Deposit Bonuses
    A no deposit bonus is an opportunity to 의왕 출장마사지 play slots, table games and casino 충청남도 출장안마 games for free, without risking your own money. No deposit casino bonuses are 토토 분석 사이트 a 제주도 출장샵 type 창원 출장안마 of

    ReplyDelete