IDENTIFIKASI TOKOH UTAMA DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL HADIAH KECIL DARI TUHAN KARYA ADI RUSTANDI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS VII SMP
A.
Latar
Belakang Masalah
Karya
sastra merupakan karya imajinatif yang digunakan oleh pengarang dalam bentuk
tulisan yang mempunyai sifat estetika. Karya imajinatif tersebut terlahir dari
kreasi dan juga daya khayal pengarang. karya sastra merupakan penjabaran
kehidupan dan pengalaman pengarang atau kehidupan di sekitarnya.
Karya sastra
sebagai karya imajinasi pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan menceritakan berbagai masalah kehidupan
manusia (Nurgiyantoro, 2012:3)
Abrams
menyatakan bahwa kata novel berasal dari bahasa Italia yakni novella (Nurgiyantoro,
2012:9). Secara harfiah novella berarti
sebuah barang baru yang kecil yang kemudian diartikan sebagai sebuah
cerita pendek dalam bentuk prosa.
Pada
sebuah cerita, baik novel maupun cerpen, terdapat minimal dua jenis tersebut
adalah tokoh utama dan tokoh pendamping. Tokoh menunjuk orang sebagai pelaku
cerita. Abrams memaparkan tokoh cerita adalah orang-orang yang ditampilkan dalam
suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki moral dan
kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam dalam ucapan dan apa
yang dilakukan dalam tindakan (Nurgiyantoro, 2012:165)
Tokoh
“Hana” dalam novel Hadiah Kecil dari
Tuhan karya Adi Rustandi ini mengisahkan perjuangan seorang gadis remaja
dalam mewujudkan cita-citanya menjadi seorang guru. ia harus putus sekolah di
SMP karena ketiadaan biaya. Oleh karena itu, penulis memilih pembelajaran di
SMP. Karya sastra khususnya novel juga memiliki peran yang sangat besar dalam
pembentukan dan pengembangan karakter anak didik. Dengan demikian pelajaran
sastra dapat membantu siswa dalam memahami dan mengekspresikan sebuah karya
sastra dengan baik. Dengan menggunakan karya sastra, guru tidak hanya mengajar
tetapi juga mendidik siswa. Dengan pembelajaran sastra, siswa diharapkan dapat
menambah pengetahuan dan mengambil nilai-nilai yang baik untuk dicontoh.
Penulis
memilih novel Hadiah Kecil dari Tuhan
karya Adi Rustandi dengan beberapa pertimbangan :
1. Novel
Hadiah Kecil dari Tuhan menurut peneliti belum ada yang meneliti karakter tokoh
utamanya
2. Novel
Hadiah Kecil dari Tuhan memiliki struktur novel yang menarik dan sesuai untuk
dijadikan bahan pembelajaran sastra.
Berdasarkan latar
belakang di atas, penulis memilih judul Identifikasi Tokoh Utama dan
Nilai-nilai Pendidikan dalam novel Hadiah
Kecil Dari Tuhan Karya Adi Rustandi dan skenario pembelajarannya di kelas
VII SMP.
B.
Penegasan
Istilah
Agar
tidak salah penafsiran, penulis akan menjelaskan beberapa istilah yang
digunakan dalam penulisan judul penelitian ini. Judul penelitian ini adalah
“Identifikasi Tokoh Utama dan Nilai-nilai Pendidikan dalam novel Hadiah Kecil Dari Tuhan Karya Adi
Rustandi, S.Pd dan skenario pembelajarannya di kelas VII SMP”. Beberapa istilah
yang perlu dijelaskan sebagai berikut :
1. Identifikasi
adalah penentuan atau penetapan identitas seseorang ( KBBI, 2013: 275)
2. Istilah
tokoh mengacu pada orangnya, pelaku cerita (Nurgiyantoro, 2012: 165). Tokoh
adalah salah satu unsur yang penting dalam suatu novel atau cerita rekaan.
3. Pembelajaran
adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material,
fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi tujuan
pembelajaran (Hamalik, 2008: 57). Manusia terlihat dalam sistem pembelajaran
yang terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium.
Material meliputi buu-buku, papan tulis, penghapus, alat tulis, fotografi,
slide dan film. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas,
perlengkapan audio visual. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian
informasi, praktik belajar, ujian dan sebagainya ( Hamalik, 2008: 57).
Jadi
maksud judul skripsi ini adalah usaha untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas
VIII SMP dalam mengidentifikasi tokoh utama dalam novel Hadiah Kecil dari Tuhan karya Adi Rustandi.
C.
Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah dalam penelitian ini disajikan dalam kalimat pertanyaan di
bawah ini :
1. Bagaimanakah
identifikasi karakter tokoh utama “Hana” dalam novel Hadiah Kecil dari Tuhan karya Adi Rustandi ?
2. Bagaimanakah
nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam novel Hadiah Kecil dari Tuhan karya Adi Rustandi ?
3. Bagaimanakah
skenario pembelajaran identifikasi tokoh utama dalam novel Hadiah Kecil dari Tuhan karya Adi Rustandi di kelas VIII SMP
D.
Tujuan
Penelitian dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Mendeskripsikan
identifikasi karakter tokoh utama “Hana” dalam novel Hadiah Kecil dari Tuhan karya Adi Rustandi
b. Mendeskripsikan
nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam novel Hadiah Kecil dari Tuhan karya Adi Rustandi
c. Mendeskripsikan
skenario pembelajaran tokoh utama dalam novel Hadiah Kecil dari Tuhan karya Adi Rustandi di kelas VIII SMP.
2.
Kegunaan
Penelitian
Kegunaan penelitian dalam novel Hadiah Kecil dari Tuhan karya Adi Rustandi dapat ditinjau dari dua
segi, yaitu segi teoritis dan praktis.
a. Segi
Teoritis
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan, memberikan sumbangan bagi
dunia pendidikan sastra dalam hal penelitian bahan ajar dan penelitian ini
diharapkan memberikan sumbangan dalam identifikasi tokoh utama yang terdapat
pada karya sastra, khususnya novel dan menambah penelitian apresiasi sastra
novel Hadiah Kecil dari Tuhan karya
Adi Rustandi.
b. Segi
praktis
Dari
segi praktis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca mengenai
identifikasi tokoh sehingga akan lebih membantu pembaca dalam memahami karakter
tokoh sastra khususnya novel Hadiah Kecil
dari Tuhan karya Adi Rustandi. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberi
pengetahuan dan gambaran pada guru tentang apresiasi sastra serta kemungkinan
pembelajaran prosa yaitu novel Hadiah
Kecil dari Tuhan karya Adi Rustandi di kelas VIII SMP karena selama ini pembinaan apresiasi sastra di
sekolah berpusat pada puisi.
c.
Sistematika Skripsi
Sistematika
skripsi dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian isi, dan
bagian akhir. Tiap-tiap bagian dirinci sebagai berikut :
1.
Bagian
awal
Berisi
halaman sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan,
halaman pernyataan keaslian skripsi, prakata, daftar isi dan abstrak.
2.
Bagian
Isi terdiri dari :
Bab
I berisi pendahuluan yang membahas tentang latar belakang masalah, penegasan
istilah, permasalaha, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika
skripsi.
Bab
II berisi tinjauan pustaka dan kajian teoritis. Tinjauan pustaka merupakan
kajian sajian secara kritis terhadap kajian terdahulu sehingga diketahui
perbedaannya dengan yang penulis lakukan.
Bab III berisi
metode penelitian, meliputi objek penelitian, fokus penelitian, sumber data,
instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik
penyajian hasil analisis data.
E.
Tinjauan
Pustaka
Setiawan
(2010) dalam skripsinya yang berjudul “Konflik Batin Tokoh Utama dalam novel Sang Pencerah Karya Hanung Bramantyo”,
simpulan pokok yang dibahas dalam skripsi tersebut , meliputi : (1) bagaimana
konflik batin tokoh utama novel Sang
Pencerah, (2) Bagaimana nilai moral yang terdapat dalam novel Sang Pencerah, (3) Bagaimana kemungkinan
pembelajaran novel yang pencerah di SMA. Penelitian ini memeiliki persamaan
dengan penelitian yang akan peneliti lakukan, yaitu sama-sama membahas tokoh
utama dan menerapkan pembelajarannya di sekolah. Perbedaan yang dilakukan
Setiawan membahas nilai moral saja dan pembelajarannya di SMA, sedangkan
penelitian yang akan penulis lakukan membahas nilai-nilai pendidikan dan
skenario pembelajaranya di SMP.
Persamaan kedua
penelitian ini adalah sama-sama membahas tokoh utama. Perbedaan yang mendasar
antara penelitian terdahulu dengn
penelitian ini adalah pada subjek penelitian. Esti Damaiyanti (2008) dalam
skripsinya yang berjudul “Perjuangan Tokoh Gita Menghadapi Kehidupan Dalam
Novel Lemah Tanjung Karya Indraswari
Ibrahim” dan Budi Setiawan (2010) dalam skripsinya berjudul “ Konflik Batin
Tokoh Utama dalam novel Sang Pencerah
Karya Hanung Bramantyo”.
F.
Kajian
Teoritis
Pada
kajian teoritis ini, penulis akan menjelakan mengenai pengertian tokoh yang
meliputi teknik karakter
atau pengembangan tokoh, nilai pendidikan, dan pembelajaran sastra di SMP.
1.
Tokoh
Tokoh
menunjuk orang sebagai pelaku cerita, Abrams memaparkan tokoh cerita
(character)adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau
drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki moral dan kecenderungan tertentu
yang diekspresikan dalam apa yang diucapkan dan apa yang dilakukan dalam
tindakan (Nurgiyantoro, 2012: 165). Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan
penceritaanya dalam prosa yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling
banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian.
Teknik
penggambaran tokoh menurut Atlenbern dan Lewis (dalam Nurgiyantoro, 2010:
194-210) adalah sebagai berikut :
a. Teknik
ekspositori adalah pelukisan tokoh dengan memberikan deskripsi, uraian, dan
penjelasan langsung.
b. Teknik
dramatik adalah pengarang tidak langsung mendeskripsikan sifat, sikap, dan
tingkah laku tetapi melalui teknik lain.
1. Teknik cakapan (percakapan yang dilakukan oleh
tokoh-tokoh cerita untuk menggambarkan sifat-sifat tokoh yang bersangkutan)
2. Teknik tingkah laku ( teknik untuk menunjukan tingkah
laku verbal yang berwujud kata-kata para tokoh , teknik yang menyarankan pada
tindakan non verbal atau fisik)
3. Tenik pikiran dan perasaan (teknik penuturan untuk
menggambarkan pikiran dan perasaan tokoh)
4. Teknik arus kesadaran (teknik yang berusaha menangkap
pandangan dan aliran proses mental tokoh dimana tanggapan indra bercampur
dengan kesadaran dan ketidaksadaran pikiran, perasaan, ingatan, harapan serta
asosiasi-asosiasi acak)
5. Teknik reaksi tokoh ( teknik sebagai reaksi tokoh
terhadap suatu kejadian, masalah, keadaan, kata dan sikap orang lain, dan
sebagainya berasal dari rangsang luar diri tokoh yang bersangkutan)
6. Teknik reaksi tokoh lain (teknik sebagai reaksi yang
diberikan oleh orang lain kepada tokoh utama)
7. Teknik pelukisan latar (suasana latar dapat dipakai
untuk melukiskan kedirian seorang tokoh )
8. Teknik pelukisan tokoh (teknik melukiskan keadaan
fisik tokoh)
Berdasarkan pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tokoh adalah
pelaku cerita dalam karya sastra. Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pada
hal ini berperan sebagai pelaku cerita.
Tokoh
cerita menempatkan posisi yang strategis sebagai pembaca dan menyampaikan nilai-nila, pesan, amanat, moral atau
sesuatu yang sengaja disampaikan pengarang
pada pembaca.
2. Nilai-nilai Pendidikan dalam suatu karya
sastra
Mencari nilai
luhur dari karya sastra adalah memntukan kreativitas terhadap kehidupan. Dalam
karya sastra tersimpan nilai atau pesan yang berisi amanat atau nasihat yang
ditujukan pada para pembaca yang mampu menambah wawasan manusia dalam memahami
kehidupan . Melalui karyanya, pengarang mencoba mempengaruhi pola piker pembaca
dan mengajak pembaca untuk mengkaji baik buruknya, benar mengambil pelajaran.
Novel merupakan
salah satu bentuk karya sastra yang banyak memberikan pelajaran secara jelas
tentang system nilai. Adapun novel-novel yang ada dalam novel adalah sebagai
berikut :
a.
Nilai
pendidikan religius
Religi merupakan suatu kesadaran yang sudah ada sejak
lahir yang diyakini dalam hati manusia sebagai human nature. Nilai-nilai
religius bertujuan untuk mendidik manusia agar lenbih baik menurut tuntunan
agama.
b.
Nilai
pendidikan moral
Moral merupakan sesuatu yang ingin disampaikan oleh
pengarang kepada pembaca. Hasbullah (2005:194) menyatakan bahwa merupakan kemampuan seseorang
membedakan antara yang baik dan yang buruk. Nilai moral yang terkandung dalam
karya sastra bertujuan untuk mendidik manusia agar mengenal nilai-nilai etika
c. Nilai
Pendidikan
Budaya.
Sistem nilai budaya biasanya berfungsi sebagai pedoman
tertinggi bagi kelakuan manusia. Nilai budaya menempatkan pada posisi sentral
dan penting dalam kerangka suatu kebudayaan yang bersifat abstrak dan dan hanya
dapat diungkapkan atau dinyatakan melalui pengamatan pada gejala-gejala yang
lebih nyata seperti tingkah laku dan benda-benda material sebagai hasil dari
perenungan konsep-konsep nilai melalui tindakan berpola. Adapun nilai-nilai
budaya yang ada dalam novel dapat diketahui melalui penelaahan terhadap
karakteristik dan perilaku tokoh-tokoh dalam cerita.
3. Pembelajaran
sastra di SMP
Pembelajaran
sastra adalah pembelajaran apresiasi. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
pada pembelajaran sastra kelas VIII semester 1 sesuai dengan judul “Identifikasi
Tokoh Utama dan Nilai-nilai Pendidikan dalam novel Hadiah Kecil Dari Tuhan
Karya Adi Rustandi, S.Pd dan skenario pembelajarannya di kelas VII SMP” yaitu : (1) Standar Kompetensi Mendengarkan 13,
memahami unsure intrinsik novel remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan; (2)
Menurut Effendi
(dalam Zulkarnaini, http:Zulkanaianidiran. Files.Wodpress. com/ 2008/ 11/
materi-sawah-lunto-Zulkarnaini 2008. pdf,
diakses pada tanggal 17 Juni 2014) apresiasi adalah kegiatan mengakrabi karya
sastra secara sungguh-sungguh. Di dalam karya sastra terjadi pengenalan,
penghayatan, penikmatan, dan penerapan . pengenalan terhadap karya sastra dapat
dilakukan melalui membaca, mendengarkan dan menonton.
Keunggulan dalam
kegiatan tersebut akan bermuara kepada pengenalan secara bertahap dan akhirnya
sampai ke tingkat pemahaman. Pemahaman terhadap karya sastra yang didengar,
dibaca atau pun ditonton akan mengantarkan siswa ke tingkat penghayatan. Jika
karya sastra yang menyedihkan ia juga akan ikut sedih , jika gembira ia ikut
gembira, dan seterusnya. Hal ini seolah-olah ia melihat, mendengar, dan
merasakan dari apa yang dibaca, dilihat atau didengar. Ia benar-benar terlibat
dengan karya sastra yang digelutinya.
Setelah menghayati
karya sastra , siswa akan masuk ke wilayah penikmatan. Pada fase ini siswa
telah mampu merasakan secara mendalam berbagai keindahan yang didapatkan dalam
karya sastra. Perasaan itu akan membantu menemukan nila-nilai tentang manusia
dan dan kemanusiaan, tentang hidup dan kehidupan yang diungkapkan dalam karya
sastra.
Fase terakhir
dalam pembelajaran sastra adalah penerapan. Penerapan adalah ujung dari
penikmatan karena siswa merasakan kenikmatan pengalaman pengarang melalui
karyanya, ia menerapkan nilai-nilai yang ia hayati dalam kehidupan
sehari-hari.penerapan tersebut menimbulkan perubahan perilaku.
Pembelajaran novel
Hadiah Kecil dari Tuhan di sekolah, khusunya di SMP, hamper sama dengan jenis
sastra prosa lainnya seperti cerpen, yaitu menemukan unsure-unsur pembangun
yang terdapat pada karya sastra. Pembelajran difokuskan pada tokoh utama dan
nilai-nilai pendidikan yang ada dalam novel Hadiah Kecil dari Tuhan. Di bawah
ini dipaparkan tentang strategi pembelajaran sastra.
a. Tujuan
pembelajaran
Tujuan pembelajaran sastra adalah untuk
mengapresiasikan nilai-nilai yang terkandung dalam sastra, yaitu pengenalan dan
pemahaman yang tepat terhadap nilai sastra dan kegairahan kepadanya, serta kenikmatan
yang timbul sebagai akibat dari semua itu (Rusyana, 1984: 314).untuk memperoleh
kenikmatan yang mendalam, juga diperlukan pemahaman terhadap sastra. Oleh
karena itu, pembelajaran sastra juga bertujuan untuk memberi pengetahuan
tentang sastra (Rusyana, 1984: 314).
b. Fungsi
pembelajaran sastra
Rahmanto (1988: 16-25) menyatakan bahwa pembelajaran
sastra dapat membantu pendidikan yang cakupannya meliputi 4 manfaat, antara
lain :
1.
Membantu
ketrampilan berbahasa
Pembelajaran sastra akan membantu siswa berlatih
kemampuan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam pembelajran sastra
siswa dapat melatih ketrampilan menyimak dengan mendengarkan suatu karya sastra
yang dibacakan oleh guru, teman atau rekaman. Siswa juga dapat meningkatkan
ketrampilan membaca dnegan membaca puisi atau prosa. Siswa dapat meningkatkan
kemampuan menulis dengan menulis sebuah karya sastra seperti cerpen dan puisi.
2.
Meningkatkan
kemampuan budaya
Meningkatkan kemampuan budaya maksundnya adalah sastra
tidak seperti ilmu yang lain tapi sastra mencerminkan kebudayaan dalam suatu
masyarakat atau pun kebudayaan dunia yang dihadirkan melalui karya sastra.
3.
Mengembangkan
cipta rasa
Pembelajaran sastra dapat membantu mengembangkan
kecakapan yang bersifat penalaran, perasaan, dan kesadaran sosial. Pembelajran
sastra dapat mengembangkan potensi siswa dan guru hendaknya selalu menyadari
bahwa setiap siswa memiliki kemampuan
dan kepribadian yang khas.
4.
Menunjang
pembentukan watak
Pembelajaran sastra dapat memberikan bantuan dalam
mengembangan berbagai kualitas kepribadian siswa baik itu dari segi positif
maupun negative tergantun sastra yang dibaca.
c. Bahan
pembelajaran sastra
Bahan pembelajaran sastra adalah bahan untuk mengajar
untuk guru (Depdiknas, 2008:115). Bahan pembelajaran yang disajikan kepada
siswa harus sesuai dengan kemampuan siswanya pada suatu tahapan pengajaran
tertentu. Guru harus dapat memilih bahan yang tepat dengan tingkat perkembangan
siswa.
Rahmanto (1988; 27) menentukan bahan pembelajaran
sastra harus dari sudut bahasa, kematangan jiwa (psikologis), latar belakang
kebudayaan siswa. Seorang guru hendaknya selalu berusaha memahami tingkat
kebahasaan siswa sehingga guru dapat memilih materi yang cocok untuk disajikan.
Karya sastra yang dipilih untuk diajarkan hendaknya juga sesuai dengan tahap
psikologi pada umumnya dalam suatu kelas. Guru sebaiknya menyajikan karya
sastra yang dapat menarik minat siswa
dalam kelas tersebut. Pada latar belakang kebudayaan siswa, biasanya
siswa akan lebih tertarik pada karya-karya sastra dengan latar belakang budaya
yang sudah diketahuinya dan erat hubungannya dengan kehidupan siswa.
d. Metode
pembelajaran
Metode pembelajran adalah cara untuk menyajikan,
menguraikan, member contoh dan memberikan latihan pada siswa untuk mencapai
tujuan tertentu ( Yamin, 2008: 145). Dalam pelaksanaan pembelajran sastra, guru
sebaiknya menggunakan cara atau metode yang sesuai dengan tujuan, bahan, dan
keadaan siswa yang belajar (Rusyana, 1984: 315). Oleh karena itu, guru harus
menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disajikan.
Metode yang dipilih sebaiknya metode yang lebih banyak memberikan peluang bagi siswa
untuk selalu aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar,
guru bisa menggunakan metode secara bervariasi, yaitu metode ceramah, metode
diskusi, dan metode proyek.
1.
Metode
ceramah
Metode ceramah adalah materi pelajran melalui penuturan
dan penerangan lisan guru kepada siswa. Metode ini hendaknya mudah diterima,
isinya mudah dipahami serta mampu menstimulasi pendengar (anak didik) untuk
melakukan hal-hal baik dan benar dari isi ceramah yang disampaikan (Majid,
2011: 137). Metode ini digunakan jika pelajaran tersebut banyak mengandung
informasi baru atau bahan-bahan yang memerlukan penjelasan guru.
Kelebihan metode diskusi antara lain :
a)
Guru
dapat memanfaatkan pengalaman-pengalamannya;
b)
Menjadikan
siswa untuk menyimak dengan teliti dan kritis;
c)
Meningkatkan
dan merangsang keinginan siswa untuk belajar
Kelemahan metode ceramah antara lain :
a)
Siswa
cenderung menjadi pasif karena peran serta siswa untuk belajar rendah;
b)
Siswa
yang tidak terampil membuat catatan akan tertinggal;
c)
Materi
kurang terfokus karena terkadang pembicaraan sering melantur.
2.
Metode
diskusi
Metode diskusi merupakan interaksi antara siswa dan
siswa atau siswa dengan guru untuk menganalisis, memcahkan masalah, menggali
atau memperdebatkan topic atau permasalahan tertentu (Yamin, 2010: 158). Dengan
metode diskusi siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pertukaran idea atau
pendapat dan pengalaman dalam proses belajar mengajar. Jadi, metode diskusi
bermanfaat untuk mengembangkan pemahaman siswa.
Kelihan metode diskusi antara lain :
1.
Siswa
belajar untuk bermusyawarah;
2.
Siswa
belajar menghargai pendapat orang lain;
3.
Membiasakan
siswa untuk berargumentasi dan berfikir rasional;
4.
Siswa
berusaha memecahkan masalh dan mengambil keputuasan;
Kelemahan metode diskusi :
1)
Membutuhkan
waktu yang cukup lama;
2)
Pendapat
dan pertanyaan siswa dapat menyimpang dari permasalahn;
3)
Kesulitan
dalam menyimpulkan sering menimbulkan tidak ada penyelesaian
4)
Adaptis
bagi yang tidak terbiasa berbicara dalam forum
3.
Metode
proyek
Metode proyek merupakan pemberian tugas kepada semua
siswa untuk dikerjakan secara individual. Siswa dituntut untuk mengamati,
membaca, dan meneliti. Metode ini bertujuan membentuk masing-masing analisis
siswa (Yamin, 2008:166)
Kelenihan metode proyek antara lain :
a) Mengembangkan rasa tanggung jawab;
b) Memberikan kesempatan siswa untuk belajar lebih banyak
dan lebih luas;
c) Mengembangkan keberanian inisiatif.
Kelemahan metode proyek antara lain :
a)
Sulit
untuk menetapkan apakah tugas tersebut dikerjakan sendiri atau dengan bantuan
orang lain;
b)
Ada
kecenderungan mencontoh pekerjaan orang lain;
c)
Siswa
yang gagal mengerjakan akan menimbulkan frustasi.
e. Langkah
Pembelajaran
Rahmanto
(1988: 43) mengatakan bahwa guru hendaknya selalu memberikan variasi dalam
menyampaikan pembelajaran, sehingga siswa tidak jenuh dan selalu siap dalam
menanggapi berbagai rangsangan.
Tata cara penyajian yang perlu yang perlu
dipertimbangkan dalam memberikan pelajaran sastra antara lain melalui tahapan
sebagi berikut :
1) Pelacakan pendahuluan
Guru mempelajari telebih dahulu materi yang akan
diajarkan untuk memperoleh pemahaman awal tentang novel yang akan disajikan
sebagai bahan ajar agar dapat menentukan aspek-aspek yang perlu mendapatkan
perhatian khusus dan masih dijelaskan.
2) Penentuan sikap praktis
Penentuan
sikap praktis yaitu menentukan informasi yang dapat diberikan oleh guru untuk
mempermudah siswa dalam memahami novel yang disajikan. Keterangan yang
dijelaskan hendaknya jelas dan seperlunya.
3) Introduksi
Pengantar
yang diberikan tergantung pada setiap guru dan keadaan siswa.
4)
Penyajian
Tahap penyajian adalah menyajikan materi yang
disiapkan untuk diajarkan kepada siswa. Guru sebaiknya menggunakan cara yang
bervariasi agar materi yang disajikan lebih menarik sehingga siswa tidak bosan.
5)
Tugas-tugas
praktis
Pada tahap ini siswa diberi tugas-tugas praktis
diawali dengan pertanyaan-pertanyaan yang ringan.
f.
Sumber belajar
Sumber belajar adalah orang yang dapat dijadikan
tempat bertanya tentang berbagai pengetahuan (Depdiknas, 2008: 135). Dalam
kegiatan belajar, sumber belajar tidak hanya diperoleh dari guru saja. Namun,
buku pelajaran juga dapat dijadikan sumber belajar. Pelajaran akan lebih
menarik, mudah dipahami, hemat waktu dan tenaga, dan hasil belajar lebih
bermakna dengan menggunakan bantuan sebagai alat.sumber belajar dapat berupa
buku-buku guru dan pribadi guru itu sendiri. Sumber belajar berupa buku adalah
buku pelajaran yang disiapkan berkaitan dengan mata pelajaran tertentu. Buku
tersebut merupakan buku pokok dan buku pelengkap.
Pribadi guru pada dasarnya sumber tak tertulis dan
sangat penting. Oleh karena itu, guru diharapkan terus belajar untuk memperkaya
dan mendalami ilmu pengetahuan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan belajar.
g. Evaluasi
Evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan
pengukuran, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang
tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan dalam
upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan (Hamalik, 2008: 159).
Jadi, evaluasi adalah suatu upaya untuk mengetahui sejauh mana siswa telah
mengalami kemajuan belajar atau telah mencapai tujuan pembelajaran. Evaluasi
ditujukan untuk mengetahui tingkat perkembangan dan diarahkan terhadap semua
aspek pribadi siswa, bukan hanya terhadap aspek penguasaan pengetahuan saja.
Namun ranah afektif (sikap dan nilai), psikomotorik (ketrampilan) juga perlu
mendapat penilaian.
Pengukuran ranah afektif tidaklah smeudah mengukur
ranah kognitif. Pengukuran ranah afektif tidak dapat dilakukan setiap saat
(dalam arti pengukuran formal) karena perubahan tingkah laku siswa dapat
berubah sewaktu-waktu. Pengukuran ranah afektif bertujuan untuk mendapatkan
umpan balik bagi guru maupun siswa sebagai dasar untuk memperbaiki proses
belajar mengajar dan mengadakan program perbaikan , untuk mengetahui tingkat
perubahan tingkah anak didik yang dicapai.
Pengukuran ranah psikomotorik dilakukan terhadap hasil
belajar yang berupa penampilan. Namun biasanya pengukuran ranah ini disatukan
atau dimulai dengan pengukuran ranah kognitif sekaligus (Arikunto, 2008: 182).
Ada dua bentuk tes tertulis yang dapat digunakan untuk
melaksanakan evaluasi yaitu tes esai dan tes objektif.
1.
Tes
esai
Tes bentuk esai adalah sejenis tes kemajuan belajara
yang memerlukan jawaban bersifat pembahasan atau uraian kata-kata (Arikunto,
2008: 162). Soal-soal bentuk esai biasanya jumlahnya tidak banyak hanya sekitar
5-10 bentuk. Soal-saoal bentuk esai meuntut kemampuan siswa untuk dapat
menghubungkan pengertian-pengertian yang telah dimiliki.
Kelebihan tes esai antara lain :
1)
Mudah
disiapkan dan disusun;
2)
Tidak
banyak memberikan kesempatan untuk berspekulasi atau untung-untungan;
3)
Member
kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan pendapat dengan bahasanya sendiri;
4)
Dapat
diketahui sejauh mana siswa mendalami sesuatu masalah yang diujikan.
Kelemhan tes esai yaitu :
1)
Waktu
mengoreksi lama dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain;
2)
Pemeriksaan
lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan individual lebih banyak dari
penilai;
3)
Cara
pemeriksaan lebih banyak dipengaruhi oleh unsure-unsur subjektif;
4)
Kurang
representative dalam hal mewakili seluruh bagian bahan pelajaran yang akan
diujikan karena soal hanya beberapa saja.
2.
Tes
Objektif
Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaan dapat
dialakukan secara objektif (Arikunto, 2008: 164) jumlah soal yang diajukan
dalam tes objektif jauh lebih banyak dari tes esai.
Kelebihan tes objektif antara lain :
1)
Lebih
mudah dan cepat pemeriksaanya karena dapat menggunakan kunci tes;
2)
Pemeriksaan
dapat diserahkan orang lain;
3)
Dalam
pemeriksaan tidak ada unsure subjektif
yang mempengaruhi;
4)
Lebih
reprensif mewakili isi materi.
Kelemahan tes objektif antara lain :
1)
Persiapan
untuk menyusun soal jauh lebih sulit karena jumlah soal banyak;
2)
Soal-soal
cenderung untuk mngeingatkan ingatan saja, dan sukar mengukur proses pemahaman;
3)
Banyak
kesempatan untuk untung-untungan
4)
Kerjasama
antar siswa pada waktu mengerjakan soal tes lebih terbuka.
Tes bentuk objektif dan tes bentuk esai sma-sama
kelemahan dan kelebihan. Kedua bentuk tes tersebut dapat digunakan sebagai alat
evaluasi. Akan tetapi, perlu diketahui bahwa tes esai dapat digunakan sebagai
alat untuk mengukur kepandaian anak dalam menyusun buah piker mereka untuk
mnyimpulkan sesuatu
G. METODE PENELITIAN
1.
Objek
Penelitian
Objek penelitian ini adalah tokoh
utama “Hana” dan nilai-nilai pendidikan dalam novel Hadiah Kecil dari Tuhan karya Adi Rustandi, S.Pd yang diterbitkan
oleh Zettu, Cipayung-Jakarta Timur cetakan pertama tahun 2013 dengan tebal 320
halaman dan scenario pembelajaranya di SMA kelas X SMA
2.
Fokus
Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada tokoh
utama yaitu “Hana” dan nilai-nilai pendidikan dalam novel Hadiah Kecil dari Tuhan
karya Adi Rustandi, S.Pd.
3.
Sumber
Data
Sumber data adalah darimana data
dapat diperoleh ( Arikunto, 2006 :129). Sumber data penelitian ini diperoleh
dari dalam novel Hadiah Kecil dari Tuhan yang diterbitkan oleh Zettu, Cipayung-Jakarta
Timur cetakan pertama tahun 2013 dengan tebal 320 halaman. Sumber datanya
berupa kutipan-kutipan yang diambil dari novel Hadiah Kecil dari Tuhan karya Adi Rustandi, S.Pd
4. Instrument Penelitian
Instrument
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penulis, kertas
pencatat data, dan alat tulisnya. Kertas pencatat data dipergunakan untuk data
hasil dari pembacaan novel. Data ini berisi kata-kata yang merupakan
kutipan-kutipan novel yang berkaitan dengan pembahasan.
5. Teknik Pengumpulan
Data
Teknik
pengumpulan data adalah teknik yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan
data penelitiannya (Arikunto, 2010:192). Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah teknik pustaka. Teknik pustaka adalah teknik yang
dilakukan dengan cara menggunakan sumber-sumber tertulis untuk mengumpulkan
data ( Arikunto, 2010:192).
Pengumpulan
data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi. Observasi dilakukan
dengan cara membaca seluruh teks novel Hadiah
Kecil dari Tuhan karya Adi Rustandi dengan teliti. Dari hasil pembacaan tersebut peneliti
menemukan data yang berupa kutipan-kutipan. Data tersebut dikelompokan atas
dasar focus penelitiannya, yakni identifikasi karakter tokoh utama, nilai-nilai
pendidikan (nilai religius, moral, nilai social dan budaya) dan scenario
pembelajaran novel Hadiah Kecil dari
Tuhan di kelas VIII SMP.
6. Teknik
Analisis
Data
Analisis
data dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis isi. Pengkajian
data berdasarkan identifikasi karakter tokoh utama dan nilai-nilai pendidikan
dalam novel Hadiah Kecil dari Tuhan
karya Adi Rustandi. Penjelasan data berupa deskripsi konkret.
Langkah-langkah
yang diambil dalam menganalisis adalah sebagai berikut :
a.
Membaca
novel Hadiah Kecil dari Tuhan karya
Adi Rustandi;
b.
Mencari
data dan menandai data penelitian;
c.
Mengelompokan
data penelitian;
d.
Mengidentifikasi
data penelitian;
e.
Menganalisis
karakter tokoh utama dan nilai-nilai pendidikan dalam novel Hadiah Kecil dari
Tuhan;
f.
Menyusun
laporan hasil analisis.
7. Teknik
Penyajian Hasil Analisis
Penelitian
yang penulis lakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Teknik yang
digunakan untuk menyajikan hasil analisis data adalah teknik penyampaian data
informal. Teknik penyajian data informal adalah perumusan dengan menggunakan
kata-kata biasa tanpa menggunakan tanda atau lambing (Sudaryanto, 1993: 145)
Jadi
teknik penyajian hasil analisis data
dalam skripsi “ Identifikasi Tokoh Utama Dan Nilai-nilai Pendidikan
dalam novel Hadiah Kecil dari Tuhan
dan skenario pembelajarannya di SMP” berupa karakter tokoh utama (sifat dan sikap tokoh), penelitian ini
dipaparkan dengan kata-kata biasa tanpa menggunakan tanda atau pun lambing.
No Deposit Casinos 2020 | Top 20 No Deposit Bonuses
ReplyDeleteA no deposit bonus is an opportunity to 의왕 출장마사지 play slots, table games and casino 충청남도 출장안마 games for free, without risking your own money. No deposit casino bonuses are 토토 분석 사이트 a 제주도 출장샵 type 창원 출장안마 of