Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

ANALISIS NOVEL “MENDAYUNG IMPIAN” KARYA REYHAN M. ABDURAHMAN


Mendayung Impian karya Reyhan M. Abdurrohman
Prolog
Tevano adalah seorang guru SD Mini Penggerak, ia berpamitan kepada apai Sahat sembari menyerahkan surat untuk kawan-kawannya yang lain serta anak didiknya. Vano bersedih karena ia harus meninggalkan tempat mengajarnya dan ia harus melanjutkan kuliah S2 di Jerman. Apai sahatpun ikut sedih karena apai Sahat sudah menganggap Vano seperti anaknya sendiri.

Didalam suratnya Vano mengucapkan terimakasih kepada SD Mini Penggerak, inai Atin, Lestari, serta siswa-siswa karena sudah diberi kesempatan untuk membagi ilmunya. Vano juga minta maaf kepada Lestari karena tidak jujur dari awal.
A.      Sinopsis Setiap Bab
1.        Cita-cita Terpendam (5-17)
Tevano dari kecil bercita-cita menjadi seorang guru. Keinginannya itu tidak disetujui oleh ayahnya karena ayah menginginkan anaknya menjadi seorang pengusaha seperti ayahnya itu dan melanjutkan perusahaanya. Tevano sangat ingin sekali menjadi seorang guru karena ia ingin mencerdaskan anak-anak dipedalaman yang serba kekurangan sarana dan prasarana didalam pendidikan.
a)      Vano yang sedang mengingat masa lalunya, awalnya teringat dari masa waktu SD yang ditanya oleh Bu Tania tentang cita-cita.
b)      Vano yang berani mengacungkan jarinya bercita-cita menjadi seorang guru karena vano ingin mencerdaskan kehidupan bangsa.  Tetapi cita-cita Vano pupus karena papahnya tidak menginginkan Vano menjadi seorang guru yang kemudian disekolahkan di SMK, dan disekolahkan di Paris dengan jurusan bisnis managemen. Dan sekarang ia sudah wisuda diparis.
c)      Baru satu bulan ia dirumah, pada saat ia melamun tiba-tiba papahnya datang menghampiri Vano . papahnya menyuruh Vano melanjutkan S2 nya di Jerman agar kelak Vano bisa menjadi seorang pengusaha mewarisi perusahaan papahnya. Vano tetap ingin menjadi seorang guru tetapi papahnya tetap tidak setuju karena menganggap seorang guru gajinya sedikit tidak seperti pengusaha.
d)      Mereka berdua bercekcok dan akhirnya Vano pergi langsung masuk kedalam kamarnya. Ia tertarik dengan tayangan TV yaitu Reality Show yang menantang para artis untuk masuk ke desa terpencil yang kurang pendidikan tetapi anak-anak masih semangat untuk bersekolah.
e)      Vano teringat saat dahulu diajak Hakim pergi ke Kalimantan Barat, diperjalanan menuju Taman nasional danau Sentarum Vano melihat anak kecil yang semangat bersekolah walaupun ia harus mendayung perahu dan mengenakan tas dari plastik bertalikan tali rafiah tapi mereka tetap bersemangat.
f)       Vano berandai bisa menyalurkan ilmunya disana. Pasti ia sangat bersemangat, tetapi ayahnya tidak mungkin menizinkannya.
2.        Rencana Gila (19-27)
Tevano yang malas bila bertemu ayahnya yang selalu membahas studinya di Jerman. Vano tetap ingin menjadi seorang guru tetapi ayahnya tetap saja tidak mau mengerti keinginan Vano yang bercita-cita menjadi seorang guru. Pada akhirnya Vano berkeinginan untuk kabur ke Meliau Kalimantan Barat.
a)      Vano yang enggan bertemu papahnya karena ia malas setiap bertemu papahnyapasti membahas studi S2 di Jerman. Ia tidak mau seperti kevin kakaknya yang selalu diatur oleh papahnya.
b)      Pagi hari mamahnya membangunkan Vano untuk segera makan pagi. Vano beranjak keluar kamar. Benar apa yang ia bikin malas adalah bertemu papahnya. Papahnya langsung menutup koran yang dibacanya karena melihat Vano.
c)      Vano ditanya oleh papahnya bagaimana studi S2nya di Jerman, Vano langsung membantah papahnya bahwa ia benar-benar tidak mau diatur. Vano ingin tetap mewujudkan cita-citanya sejak kecil. Papahnya pun menegaskan semua ini untuk masa depan Vano. Vano ingin tetap membantu anak-anak yang kurang beruntung dibanding Vano yang serba kecukupan.
d)      Vanopun malas untuk bertengkar dengan papahnya lalu ia masuk kekamar dan memikirkan apakah ia mampu dikalimantan.
e)       Vanopun menelfon temannya yaitu Hakim dan  ia bercerita tentang penolakan studi S2nya di Jerman dan ia ingin kabur menjadi seorang guru di Meliau.
3.        Gamang (30-40)
Tevano yang diajak oleh ibunya untuk pergi berlibur ke Bandung. Tevano menolaknya karena ia sudah mempunyai rencana untuk pergi pada saat ayah dan ibunya tidak berada dirumah. Vano pada saat dibujuk oleh ibunya untuk ikut pergi ke Bandung, Tevano tetap berkata tidak bisa dengan berbagai alasannya. Hingga akhirnya dia pergi menghindar dari ajakan ibunya, ia pergi ke toko buku dekat alun-alun. Disana ia bertemu dengan dua anak kecil yang tidak mampu dan dari situ tevano semakin mantap pergi ke Meliau.
a)      Vano yang sedang melamun Di depan TV sambil membayangkan di kalimantan tidak ada fasilitas yang memdai seperti internet dan lain-lain.
b)       Tiba-tiba ibunya pulang dari rumah tante Firda dan membawa undangan pertunangan Vira yang dahulu suka kepada kakak Kelvin. Kakak Firda mengajak jalan-jalan ke Bandung. Tetapi Vano menolaknya karena Vano berfikir itulah kesempatan Vano kabur dari rumah pada saat papah dan mamahnya tidak ada dirumah. Berbagai alasan ia buat sampai akhirnya ia berusaha pergi agar tidak dipaksa oleh ibunya.
c)      Vanopun keluar dari rumah tanpa alasan yang jelas, dan ia berhenti di toko buku Hasan Putra disebelah Barat alun-alun.
d)      Vano masuk kedalam toko buku itu dan ia tetarik dengan buku yang berjudul “cara menjadi guru yang menyenangkan”, ia membelinya dan membayar dikasir.
e)       Pada saat ia mengantri dikasir ia melihat dua anak yang sedang diusir oleh satpam.
f)       Lalu Vano menghampirinya dan berkata kepada satpam biar aku yang mengurus. Anak laki-laki merengek-rengek kepada kakanya dia ingin buku dongeng.
g)      Lalu vano megajak dua anak itu masuk kedalam untuk membeli buku dongeng.
h)      Vano bertanya kepada dua anak kecil tersebut tentang sekolahny. Ternyata kedua anak itu tidak bersekolah karena ia tidak mampu untuk membeli peralatan sekolah, mereka hanyamenjadi seorang pemulung. Pengemis dan pengamen dikumpulkan 1 minggu sekali oleh kakak-kakak yang baik hati untuk belajar. Si anak kecil perempuan juga ingin membeli buku tentang binatang lalu Vano menyuruh mereka mengambil buku yang banyak untuk dibagikan dengan teman-teman yang lainnya.
i)       Vano hatinya tersentuh dan teringat anak-anak yang berada dipelosok yang kekurangan bacaan dan tidak ada bantuan dari pemerintah. Kedua anak itulah yang memantapkan hati Vano untuk pergi ke Kalimantan.
4.        Pergi Karena Hati (41-48)
Pada saat ayah dan ibunya pergi ke Bandung, Tevano mulai bersiap-siap membereskan barang-barang yang akan dibawa ke Kalimantan Barat. Tevano berhasil tidak ikut dengan orang tuanya dengan alasan ourbound dengan kawan-kawan SMP-nya. Pagi-pagi sekali ia berhasil pergi dari rumahnya dan menuju bandara.
a)      Mama dan papa Vano pergi ke Bandung jam 19.00 malam.
b)      Akhirnya Vano pun berhasil tidak ikut kebandung dengan alasan ikut outbound bersama kawan-kawan SMPnya dulu.
c)      Vano langsung membereskan buku dan baju. Ia tak lupa membawa buku ajarnya “cara mengajar yang menyenangkan”. Niatan hati Vano ia akan pergi besok pagi-pagi sekali.
d)      Vano langsung tidur dan didalamnya tidurnya Vano bermimpi mamanya sakit dan ia dimarah-marahi oleh papanya.
e)      Vano pun terbangun dari tidurnya jam 01.00 malam, ia tidur lagi dan ia bangun jam 05.00.
f)        vano langsung menyuruh bi Sri untuk membuatkan sarapan pagi. Setelah ia mandi dan sarapan pagi ia langsung pergi dan berpamitan dengan bi Sri akan berangkat outbond.
g)      Vano keluar rumah lalu pergi naik ojek untuk ke terminal.
5.        Tertunda (49-61)
Sesampai di Bandara Pontianak Tevano akan melanjukan perjalanannya ke Putusibau. Tetapi vano terhambat oleh penerbangan yang tidak setiap harinya. Penerbangan hanya dua minggu sekali. Pada saat mengangtre akan membeli tiket ke Putusibau untuk perjalanan besok ia bertemu dengan kawan lamanya dulu waktu ia pergi bersama Hakim ke kalimantan. Ia bertemu dengan sahat dengan keponakannya yang bernama Widya. Vano diajak menginap dirumah keponakan Apai Sahat yaitu Widya.
a)      Vano tiba di bandara Pontianak dan ia akan melanjutkan ke Putusibau. Tetapi pesawat yang akan terbang kesana hanya berangkat dua kali dalam seminggu dan hari ini tidak dapat langsung terbang kesana, vano harus menunggu sampai besok pagi.
b)      Vano menelfon Hakim meminta bantuan kepada Hakim minta dikirimin uang untuk menginap di Pontianak karena pesawat tertunda.
c)      Ia kembali lagi mengantri tiket pesawat. Terlihat didepannya dua orang yaitu laki-laki dan perempuan. Setelah laki-laki itu berbalik arah Vano kenal dengan orang itu. Dia adalah apai Sahat. Vano kenal dengan apai Sahat pada waktu dulu ia pergi kekalimantan dengan Hakim dan dahulu mereka menginap dirumah apai Sahat.
d)      Apai sahat dan Vano saling bertegur sapa, mereka berbincang-bincang dan akhirnya Vano diajak menginap di rumah keponakannya Widya.
e)      Mereka menuju rumah Widya dan sebelum sampai di rumah Widya apai sahat mengajak mereka ke Kapuas.
f)       pada saat mereka disungai Kapuas, apai Sahat pergi untuk membeli makanan, tinggal Widya dan Vano yang ada di tengah sungai kapuas yang sangat indah. Mereka saling curhat tentang kekasihnya dahulu.
g)      Apai Sahat kembali membawa makanan, setelah makanan itu habis mereka pulang melanjutkan perjalanan.
6.        Surga Tersembunyi (63-72)
Apai Sahat dan Vano pergi tebang ke Putusibau. Sesampai di Putusibau mereka melanjutkan perjananan ke Meliau menggunakan mobil car dan skeyboard. Pada saat menyelusuri sungai untuk menuju ke Meliau Vano sangat terheran-heran karena disana masih sangat alami.
a)      Vano dan Apai Sahat pergi ke bandara untuk melanjutkan perjalanan ke Meliau. Sesampai dibandara mereka langsung menaiki pesawat. Setelah beberapa jam mereka pun sampai di bandara Pangsuma.
b)      Vano dan Apai Sahat melanjutkan perjalanannya lagi menggunakan mobil car berwarna merah sampai ketepi sungai. Di tepi sungai mereka melanjutkan perjalanannya lagi menggunakan skyboard berwarna biru.
c)       Mereka akhirnya sampai di Meliau setelah melewati bebereapa desa.
d)      Mereka berjalan menyusuri jalan yang beralas kayu dan akhirnya vano dan apai Sahat sampai di Rumah. Rumah apai Sahat diberi nama Rumah Betang Panjang yang dihuni oleh orang yang masih mempunyai garis keturunan dengan apai Sahat.
e)       Vano dipersilahkan masuk dan beristirahat di kamar tamu. Mereka pun tertidur lelap.
7.        Pagi di Meliau (73-86)
Vano bangun kesiangan setelah ia beristirahat dirumah Apai Sahat. Vano kemudian mandi disungai dan memersiapkan diri pergi ke SD Mini Penggerak. Sebelum mereka pergi ke SD Mini Penggerak mereka makan pagi dengan ikan dan segelas kopi. Vano tidak terbiasa dengan itu semua karena biasanya Vano kalau pagi meminum susu dan nasi goreng sekarang ia harus makan seadanya. Setelah sampai di SD Mini Penggerak Vano dikenalkan oleh apai Sahat kepada Inai Atin yaitu kepala sekolah SD tersebut dan dikenalkan pleh Guru SD tersbut yaitu Lestari. Vano di terima menjadi Guru di Sd Mini penggerak.
a)      Vano bangun kesiangan karena ia tidak dibangunkan oleh apai Sahat.
b)       Vano sedikit kesal dengan apai karena tidak dibangunkan, ia pergi kelanting dan melihat apai Sahat sedang berjalan di jalan kayu.
c)      Vano bertanya mengapa tidak dibangunkan.
d)      Apai sahatpun segera menyuruh Vano untuk mandi disungai. Awalnya Vano tidak mau tetapi tidak ada tempat lagi untuk mandi selain disungai.
e)      Setelah mandi Vano berpakaian rapih dan sarapan pagi. Menu sarapan paginya adalah ikan yang banyak durinya dan meminum kopi bukan susu.
f)       Vano dan apai Sahat langsung pergi menggunakan perahu dayung yang belum dicat.
g)      Vano pun berlatih mendayung karena mulai hari ini perahu itu yang akan menjadi alat transportasinya.
h)      Sesampai didermaga ia melanjutkan berjalan menyusuri hutan. Sekian lamanya berjalan akhirnya mereka sampai di SD Mini Penggerak yitu bangunan panggung dan atapnya seng. Disana apai Sahat mengenalkan Vano dengan inai Atin kepala sekolah SD itu.
i)       Apai pun menjelaskan kepada inai Atin bahwa Vano akan membantu mengajar disekolah itu. Inai Atin pun menerimanya.
j)       Inai Atin pun mengenalkan Vano dengan guru yang lainnya yitu Lestari.
k)      Lestari terlihat tidak suka dengan Vano.
l)        Vanopun kembali kerumah apai Sahat, tetapi Vano tetap berfikirtentang lestari yang tidak suka kepadanya.
8.        Lagi-lagi Ikan (87-96)
Menu makan malam yang dihidangkan oleh keluarga Apai Sahat yaitu ikan. Vano sangat bosan dengan menu makan malam ini. Pagi hari ia sudah makan dengan ikan dan malam pun ia harus makan dengan ikan. Vano tidak bisa menolak pemberian Apai Sahat karena Vano sudah dibantu banyak olehnya. Vano tetap menghargai Apai Sahat. Pagi ahri ia sudah siap untuk pergi mengajar tetapi apai tidak bisa mengantarnya dan Vano dititipkan kepada dua anak kecil yang akan pergi ke sekolah.
a)      Vano tetap saja teringat lestari yang sikapnya tidak baik terhadapnya. Vano sedang duduk kemudian vano melihat dua orang lelaki yang baru pulang mencari ikan, dan lestari melintas didepannya sambil membawa ember untuk mencari ikan. Sikap lestari tetap saja acuh tak acuh kepada vano.
b)      Vano bertanya kepada apai Sahat tentang Lestari,  dan apai Sahat pun menilai Lestari baik dan Lestai anak yang rajin.
c)      Malam hari Vano makan malam, hidangan makan malamnya lagi-lagi ikan. Sebenarnya Vano sudah bosan dengan lauk ikan, tetapi mau bagaimana lagi apai Sahat sudah terlalu baik dengannya tidak mungkin ia menolaknya dan Vano pun berusaha memakannya demi Apai Sahat dan perutnya yang sudah terlalu lapar.
d)      Setelah makan vano berpamitan mau tidur dikamarnya, setelah Vano dikamar ia tidak tidur melainkan ia menyiapkan buku-buku dan membaca cara mengajar yang menyenangkan. Ia pun mencoba menjadi guru yang bisa melawak.
e)      Pagi hari ia sudah berpakaian rapih, apai sahat tidak bisa mengantar Vano karena harus menangkap ikan.
f)       Vano bingung karena ia tidak bisa mendayung perahunya sendiri. Untuk saja ada dua anak kecil yang dipanggil apai sahat untuk membantu Vano menumpang sampai dermaga. Dalam hati Vano merasa malu karena orang yang lebih dewasa tidak bisa mendayung perahu. Dua anak kecil itu ternyata baru kelas tiga dan diajar oleh Lestari.
9.        Impian (97-111)
Hari pertama Tevano mengajar di SD Mini Penggerak masih terasa deg-degan dan gerogi. Vano sekarang benar-benar menjadi seorang guru. Vano berusaha untuk menjadi guru yang disukai oleh muridnya, tetapi murid-muridnya tetap tidak menghiraukan tevano karena anak-anak menganggap orang asing disitu. Hingga akhirnya vano mempunyai ide untuk menyuruh anak didiknya menulis cita-citanya dikertas kecil. Anak-anakpun melaksanakan perintah Tevano (Topan).
a)      Vano masih deg-degan jantungnya karena ia masih gerogi untuk mengajar. Ia berusaha membuat suasana kelas menjadi ramai tetapi tetap saja tidak dihiraukan oleh siswanya.
b)       Pada akhirnya Vano mempunyai ide yaitu menyuruh siswanya untuk enuliskan cita-citanya dikertas kecil. Ternyata murid-murid Vano cita-citanya sangat bagus.
c)      Pada saat Vano mengajar, rupanya Lestari mengintipnya di belakang jendela. Jam pelajaran pun selesai, anak-anak mencium tangan vano dan kemudian anak-anak pulang.
d)      Lestari lewat didepan Vano dan berkata bahwa Vano tidak bisa mengajar dan ia akan dilaporkan kepada Inai Atin. Vano pun menjawab dia akan mengajar dengan caranya sendiri.
e)      Vano cepat-cepat pulang ke dermaga ia lupa bahwa tadi berangkat dengan dua anak kecil, sampai didermaga benar Vano sudah ditinggal oleh dua anak kecil.
f)       Vano kebingungan karena didermaga sudah tak ada lagi orang. Suasana hujan dan banyak petir.
g)      Ia jongkok sambiul kegigilan meminta bantuan. Untung saja ada malaikat yang datang menjempunya. Ia adalah Apai Sahat.
10.    Sakit (112-124)
Hari berikutnya Tevano terbaring sakit karena kemarin hujan-hujanan didernaga ditinggal oleh 2 anak kecil yang ditumpangi perahu oelh Vano. Apai Sahat sangat mengkhawatirkan keadaan Vano. Apai memarahi dua anak kecil yang meninggalkan Vano, tetapi Vano tetap membela dua anak kecil itu karena itu bukan kesalahan mereka melainkan kesalahan tevano juga yang telat datang ke dermaga. Tevano dijenguk oleh Inai atin dan Lestari.
a)      Vano berbaring kedinginan ditempat tidurnya, apai Sahat membawakan minuman jahe agar badannya tidak terlalu dingin.
b)       Vano selalu dibujuk untuk meminumnya dan akhirnya Vano meminumnya. Setelah meminumnya Vano langsung tidur sampai ia bermimpi dipukul oleh ayahnya karena ibunya berbaring sakit gara-gara Vano.
c)      Vano pun terbangun dari mimpinya. Ia tidak bisa tidur lagi sampai pagi.
d)      Apai Sahat membangunkan Vano dan ternyata ia sakit.
e)      Dia tetap ingin berangkat mengajar tetapi Apai Sahat melarangnya. Dari luar terdengar suara anak kecil, apai Sahat langsung mengahampiri anak kecil yang ada diluar rumah.
f)       Vano pun mengampirinya dan berkata kepada Apai bahwa anak itu tidak bersalah mungkin anak-anak lupa jadinya meninggalkannya.
g)       Anak kecil pun berangkat sekolah dan diberi pesan oleh vano supaya belajar yang rajin. Vano beristirahat lagi dikamarnya apai sahat membawakan madu diminum oleh Vano.
h)      Tidak lama kemudian inai Atin dan Lestari datang menjenguknya. Mereka bercakap-cakap tetapi Lestari tetap saja berdiam diri tidak mau berbicara dengan Vano.
11.    Bahasa Inggris (125-140)
Tevano mulai mengajar lagi di SD Mini penggerak setelah ia sembuh dari sakitnya. Tevano ditugaskan oleh Inai Atin untuk mengajar Bahasa Inggris di kelas 6. Tevano mengajarkan Bahasa Inggris mulai dari huruf A-Z yang dinyayikan menggunakan lafal bahasa inggris. Anak-anak sangat tertarik dengan pelajaran bahasa Inggris karena bahasa inggris merupakan bahasa Internasional yang wajib anak-anak ketahui. Kemudian tevano dipanggil oleh Inai atin untuk mendiskusikan lomba baca puisi dan Tevano menyetujui. Tevano yang akan membujuk anak-anak supaya mau ikut lomba baca puisi.
a)      Malam hari Vano minta izin besok pagi dia akan berangkat mengajar.
b)      Tetapi Apai Sahat tidak mengizinkan berangkat karena kondisi Vano masih belum sehat.
c)      Vano tidak bisa membantahnya karena Apai Sahat sudah sangat baik kepadanya. Apai Sahat sudah menggap Vano seperti anaknya sendiri dari awal bertemu Vano. Apai sangat suka terhadap Vano karena Apai sudah kehilangan anak laki-lakinya.
d)      Pagi hari Vano sudah siap untuk berangkat mengajar. Apai sahat tidak mungkin bisa mnelarangnya lagi karena Vano sudah rapih.
e)      Apai Sahat sangat baik, ia mengantar Vano sampai di dermaga bersama anak-anak.
f)       Sesampai di sekolah ia disambut oleh Inai Atin. Inai Atin menugaskan Vano mengajar kelas enam pelajaran Bahasa Inggris.
g)      Vano masuk kedalam kelas walaupun ia gugup karena di awasi Inai Atin.
h)      Vano mulai menjelaskan kepada anak-anak tentang bahasa inggris adalah bahasa internasional. Anak-anak tertarik dengan bahasa inggris.
i)       Vano terpaksa berbohong berkata tidak penah ke luar negeri saat di tanya oleh anak-anak. Pelajaran pun di mulai, Vano mengajari dari huruf A-Z dengan nyanyian tetapi dibuat Inggris.
j)       Inai Atin menghampiri Lestari ia menjelaskan bahwa sekolahnya diundang lomba membaca puisi.
k)      Mereka akhirnya mendiskusikan dengan Topan. Topan setuju sekolahnya mengikuti lomba. Dan topan berjanji yang akan membujuk anak-anak untuk mengikuti lomba.
12.    Puisi (141-156)
Tevano di bantu oleh temanya yaitu Widya yang sedang bertugas di Meliau. Tevano dan Widya memberi dorongan kepada anak-anak yang akan diseleksi mengikuti lomba membaca puisi. Hingga akhirnya topan dan Widya menemukan anak yang bagus dalam membakan puisi yaitu Wulan dan Zali. Mereka diajarkan puisi yang dituliskan oleh Widya dipapan.
a)      Sesampai di rumah terlihat orang asing berada diruang tamu. Mereka ternyata Widya dan empat orang temannya. Mereka menginap dirumah Apai Sahat karena besok akan pergi ke dalam hutan.
b)      Vano meminta tolong kepada Widya untuk membanu mengajari anak-anak didiknya puisi. Widya menyetujuinya tetapi setelah itu Vano harus ikut pergi kedalam hutan kerumah orang utan. Vano pun menyetujuinya.
c)      Pagi hari Topan dan Widya siap berangkat ke sekolah.
d)      Dilanting ia bertemu dengan Lestari yang sama sekali tidak menyapanya.
e)       Sesampai disekolah Widya dikenalkan dengan Inai Atin. Vano menjelaskan bahwa Widya lah yang akan membantu anak-anak mengajar puisi.
f)       Lestari tidak setuju karena menganggap akan merugikan anak-anak.
g)      Inai Atin tetap mendukung Vano karena itu pun suatu pelajaran dan tidak ada ruginya.
h)      Inai Atin dan Lestari akhirnya pergi mengajar dikelas yang lain. Yang mengikuti seleksi adalah kelas 4,5,6. Widya dikenalkan kepada anak-anak oleh Topan.
i)       Topan menjelaskan kepada anak-anak bahwa akan ada lomba baca puisi dan mereka akan diseleksi. Semua anak merasa takut dan merasa tidak mampu, tetapi anak-anak selalu diberi motivasi dan semangat hingga akhirnya anak-anak mau mengikuti seleksi lomba puisi.
j)       Topan dan Widya menemukan anak yang yang suaranya lantang dan jedanya pas. Mereka adalah Zalidan dan Wulan.
13.    Orang Utan (157-170)
Setelah menyeleksi anak-anak yang ikut lomba membaca puisi, Topan meminta izin kepada Inai Atin bahwa ia akan pergi mengikuti tim WWF dan widya pergi kehutan karena Topan sudah janji untuk mengikutinya setelah ia dibantu oleh Widya. Inai atin memberi izindan kemudian mereka pergi ke hutan dan melihat orang utan secara langsung. Ini adalah pengalaman Tevano yanbg pertama kalinya melihat langsunh orang utan disarangnya.
a)      Topan dan Widya mengumumkan kepada anak-anak yang lolos seleksi adalah Zalidan dan Wulan.
b)      Topan dan Widya datang menemui Inai Atin. Ia pamit sekaligus minta izin akan mengikuti tim WWF ketengah hutan karena ia sudah berjanji akan ikut. Dan topan akan mengganti latihan puisinya nanti malam.
c)      Inai Atinpun mengizinkanya.
d)      Topan dan tim WWF menuju bukit Peninjau dengan speadboard.
e)      Sesampai disana ia melihat sarang orang utan secara langsung dan menjadi pengalaman pertama Topan.
f)       Topan teringat anak didiknya yang bernama Wulan yang bercita-cita menjadi polisi hutan. Tidak lama kemudian ada orang utan yang masuk kedalam sarangnya sambil menggendong anaknya.
g)      Mereka melanjutkan perjalanannya ke danau Sentarum.
h)      Mereka bertemu dengan Apai Sahat yang sedang mencari ikan.
i)       Vano pindah ke perahu Apai Sahat.
j)       Dan tim WWF meninggalkan Vano pulang terlebih dahulu.
k)      Vano belajar menjaring dengan Apai Sahat, ia tidak kuat menarik jaringnya dan ia terjatuh ke dalam sungai. Apai Sahat menolongnya, Vano merasa bersalah karena sudah menghilangnkan jaringnya yang tenggelam ke dalam sungai.
l)        Apai Sahat dan Vano akhirnya pulang karena hasil jaringan ikannya sudah banyak.
m)   Sesampai dirumah Vano selalu menuggu anak-anak yang akan berlatih puisi sampai larut malam. Tetapi mereka tak kunjung datang.
14.    Hadiah Perahu (171-180)
Tevano diberi kado perahu oleh Apai Sahat supaya Tevano dapat mandiri tidak selalu diantar jemput oleh Apai Sahat pada saat pergi mengajar. Sebelum diberi hadiah perahu, Tevano diajari bagaimana mendayung perahu yang benar oleh apai Sahat. Dan akhirnya tevano mempu mengendalikan perahunya dengan baik tanpa bantuan Apai Sahat lagi. Disekolah tevano bertanya kepada Lestari tentang sikap tidak sukanya terhadap tevano. Tetapi Lestari tetap saja tidak menjawabnya.
a)      Keesokan harinya Widya dan tim WWF pulang ke Pontianak karena harus melanjutkan tugasnya.
b)      Topan pun siap berangkat mengajar, apai Sahat tidak ingin topan tergantung dengannya.
c)       Apai sahat melatih Vano bagaimana cara m,endayung perahu yang benar.
d)       Topan akhirnya bisa mendayung perahu dan berehasil mendaratkan perahu sampai di dermaga.
e)      Sampai di sekolah Topan di tanya oleh Lestari tantang latihan semalam. Dan Topan menjawab anak-anak tidak ada yang datang.
f)       Pada saat jam istirahat Topan menggunakannya untuk berlatih pusii bersama Zali dan Wulan.
g)      Topan mengarahkan supaya mereka hafal dengan puisi yang akan dibawakannya supaya puisi itu lebih ,mudah dipahami.
h)      Hari berikutnya Topan siap berangkat mengajar, ia diberi kejutan oleh Apai Sahat yaitu perahu yang masih alami yang belum di cat supaya Apai Sahat tidak mengantar jemput lagi.
i)       Di sekolah Topan selalu menggunakan jam istihatnya untuk berlatih puisi. Setiap Topan melatih anak-anak ia selalu diintip oleh Lestari.
j)       Setelah jam pelajaran selesai Topan mengahampiri Lestari dan menanyakan mengapa ia selalu mengintipnya.
k)      Vano menjelaskan kepada Lestari bahwa ia ingin menyelesaikan masalahnya. Vano tidak ingin mempunyai musuh.
l)       Tetapi Lestari tetap tidak mau menjawab pertanyaan lestari.
m)   Ia melepaskan tangan Lestari lalu Lestari berlari. Vano merasa bersalah sudah kasar terhadap Lestari.
15.    Tentang Lestari (181-192)
Topan kebingungan pada saat mengetahui puisi yang akan dilombakan itu dari panitia. Dengan sangat mendadak padahal perlombaan tinggal 3 hari lagi, tevano kebingungan karena ia tidak menguasai puisi. Inai Atin memberi saran kepada topan supaya meminta bantuan kepada Lestari untuk membantunya, karena Lestari menguasai Puisi. Topan meminta bantuan kepada Lestari, tetapi lesatri tetap tidak mau mengajari anak-anak.
a)      Tiga hari sebelum perlombaan Topan dan Apai Sahat sudah mempersiapkan semuanya. Mulai dari penginapan sampai alat transportasinya.
b)      Topan berterimakasih kepada apai Sahat karena sudah banyak membantunya.
c)      Topan kembali lagi untuk mengajar. Pada saat Topan mengajar tiba-tiba aai Shat berlari menghampirinya dan memberi tahu bahwa puisi yang dilombakan sudah ditetapkan oleh panitia.
d)      Mereka semua gugup karena itu mendadak dan tidak ada yang bisa mengajar puisi.
e)      Topan mendiskusikannya dengan Inai Atin. Ianai Atin menyuruh Topan membuju Lestari supaya mau mengajari anak-anak karena Lestari waktu SMP menjuarai.
f)       Topan pun menghampiri Lestari yang sedang duduk di halaman sekolah sambil melihat anak-anak yang sedang bermain. Lestari tidak mau mengajarinya.
g)      Akhirnya topan yang siap mengajari anak-anak dengan keterbatasan kemampuan tentang puisi.
h)      Apai Sahat membri semangat bahwa Topan bisa melatih anak-anak.
16.    Puisi untuk Guru (193-204)
Topan tetap semangat mengajari anak-anak tantang bagaimana membaca puisi yang ditetapkan oleh panitia lomba yang berjudul puisi untuk guru. Topan memberi contoh anak-anak puisi itu tetapi ditertwakan oleh anak-anak. Topan tetap terus mencari makna dari puisi itu dan membacakan berkali-kali. Tetapi makna dari puisi itu tetap belum ditemukan. Tiba-tiba Lestari datang dan ikut melatih anak-anak membaca puisi.
a)      Anak-anak pulang karena jam pelajaran sudah selesai. Topan, Zali dan Wulan berlatih puisi baru yang akan buat lomba.
b)      Topan menuliskan puisi di papan tulis kemudian anak-anak menyalinnya di buku.
c)      Anak-anak menyuruh Topan memberi contoh terlebih dahulu.
d)      Topan hanya ditertawakan oleh anak-anak karena Topan tidak bisa berpuisi.
e)      Topan berusaha meresapi makna puisi itu. Ia pun mencoba membacanya kembalinya.
f)       Tiba-tiba Lestari datang dan bersedia melatih anak-anak puisi. Mereka terkagum-kagum saat Lestari membacakan puisi.
g)      Latihan tinggal satu hari lagi, hari berikutnya latihan full karena besok sudah harus berangkat ke Lanjak.
h)      Inai Atin menugaskan Topan dan Lestari yang pergi mendampingi anak-anak ke Lanjak.
i)       Keesokan harinya Lestari, wulan, Zali, Apai Sahat dan Topan siap berangkat menuju Lanjak walaupun tadinya menunggu Lestari yang sangat lama.
17.    Hari Perlombaan (205-216)
Satu hari sebelum hari perlombaan, Topan, Lestari, Zali, Wulan dan Apai Sahat sudah berada dilanjak tepatnya dirumah Pak Termo. Hari perlombaan pun tiba mereka berada ditempat perlombaan. Lestari, Wulan dan Zali sudah berada di tempat acara. Zali di hina oleh Zulkifli anak dari pak Termo bahwa katanya Zali tidak akan menang karena Zali orang hutan. Topan masih saja berada di tempat panitia karena ada syarat yang lupa tidak terpenuhi. Tetapi akhirnya bisa mengikuti lomba karena pak Rusdi panitia lomba mengenali Apai Sahat. Zali dan Wulan tampil dengan memukau. Mereka mendapat juara walaupun bukan juara satu tetapi mereka bangga sudah mampu membanggakan sekolahnya.
a)    Topan, Lestari, Zali, Wulan, Apai Sahat pergi ke lanjak untuk persiapan lomba membaca puisi.
b)   Sesampai di Lanjak mereka beristirahat di rumah pak Termo kawan baiknya Apai Sahat.
c)    Hari perlombaan tiba, mereka (Lestari, Topan, Zali, Wulan, Apai Sahat) berada di tempat perlombaan.
d)   Pada saat akan lomba mereka mempunyai kendala ada salah satu syarat perlombaan yang tidak dibawa, tetapi akhirnya Apai Sahat mampu membujuk Rusdi panitia perlombaan.
e)    Zali di hina oleh anak pak Termo yaitu Zulkifli, Zali tetap bersabar karena bapaknya sudah baik kepadanya.
f)    Wulan dan Zali tampil membaca puisi sangat bagus.
g)   Zali dan wulan mendapat juara walaupun bukan juara 1.
h)   Semua senang karena berhasil menjuarai perlombaan.
18.    Dua Piala (217-228)
Rombongan Apai Sahat kembali pulang ke Meliau. Keesokan harinya Topan bersemangat berangkat mengajar karena sudah tidak sabar melihat kebahagian SD Mini Penggerak atas keberhasilan sekolahnya yaitu berhasil menjuarai lomba membaca puisi dengan mendapat sebuah piala. Dua piala yang di dapat oleh SD Mini Penggerak karena kemenangan dari Zali dan Wulan yang mampu membawa dua piala yang baru pertama diraih oleh SD mini Penggerak.
a)    Apai Sahat bersama rombongannya kembali pulang ke Meliau.
b)   Pagi hari Topan berangkat sekolah untuk mengajar ia ingin melihat kebahagiaan anak-anak SD Mini Penggerak karena kemenangan yang diperoleh dari Wulan dan Zali.
c)    Semua anak SD Mini Penggerak senang karena baru pertama ada dua piala yang didapat oleh SD Mini Penggerak.
d)   Inai Atin selaku kepala sekolah sangat berterimakasih kepada Lestari dan Topan karena sudah melatih Zali dan Wulan tentang puisi sehingga mereka mampu mendapat juara dan piala.
e)    Pagi hari seperti biasa Vano pergi kesekolah menggunakan perahu dayung.
f)    Vano dan Lestari berangkat bersama mereka berbincang-bincang diatas perahu dayung.
19.    Lestari akan Menikah (229-240)
Pagi hari Vano menunggu Lestari di Lanting untuk berangkat bersama. Tetapi setelah lama menunggu Lestari tidak datang juga ke Lanting. Akhirnya Vano dan Wulan berangkat terlebih dahulu. Sesampai di sekolah benar ternyata hanya ada Inai Atin. Waktu sudah menunjuukan pukul 07.00 WIB. Ternyata Lestari datang terlambat ke sekolah. Selesai jam pelajaran Vano menghampiri Lestari menanyakan mengapa Lestari menangis. Lestari bercerita kepada Vano bahwa ia akan dijodohkan dengan orang tua dari negeri sebelah yang sudah beristri tiga karena Apainya tidak sanggup melunasi hutang kepada lelaki tua itu.
a)    Pagi hari Vano dan Wulan menunggu Lestari di Lanting untuk berangkat sekolah bersma.
b)   Topan dan Wulan meninggalkan Lestari karena di dalam hatinya janggal sudah siang belum datang juga.
c)    Sesampai di sekolah Inai Atin menyapa anak-anak dan Topan.
d)   Tidak ada Lestari di sekolah ternyata lestari terlambat.
e)    Topan seusai mengajar melihat Lestari yang sedang menangis diruangannya.
f)    Topan menghampiri Lestari menanyakan mengapa Lestari menangis.
g)   Lestari bercerita tentang masalah yang dihadapinya.
h)   Topan membantu Lestari yaitu datang kerumah Lestari untuk membujuk ayahnya agar Lestari tidak dijodohkan dengan laki-laki tua.
i)     Apai Lestari tetap tidak menghiraukan bujukan dari Topan (Vano).
20.    Sebuah Perenungan (241-248)
Malam hari Topan menyendiri berada diatas perahu yang di lanting. Ia merasa bersalah kareana sudah meninggalkan keluarganya. Topan juga memikirkan bagaimana cara membantu melunasi hutang Apai Lestari agar Lestari tidak jadi dinikahkan dengan lelaki tua dari negeri sebelah. Akhirnya ia mempunyai fikiran pergi kekota menghubungi temannya Hakim untuk meminta bantuan. Apai Sahat menghampiri Vano yang ada di lanting. Vano bercerita tentang Lestari. Apai Sahat siap membantunya, tetapi Vano menolaknya karena Vano sudah terlalu banyak dibantu oleh apai. Vano meminta bantuan ke apai Sahat agar besok di antar ke Putusibau.
a)    Malam hari Topan duduk sendrian diatas perahu di lanting sambil merenungkan bagaimana cara membantu Lestari agar bisa melunasi hutang Apai Lestari.
b)   Vano berpikiran akan pergi kekota (Putusibau) untuk menghunbungi Hakim temannya meminta bantuan kepadanya.
c)    Apai sahat datang menghampiri Vano menyuruh Vano masuk karena malam sudah semakin larut.
d)   Vano bercerita kepada Apai Sahat tentang Lestari yang akan dijodohkan dengan lelaki tua.
e)    Vano menanyakan hutang apai Lestari, apai Sahat mengetahui hutang apai Lestari kira-kira 6 jutaan.
f)    Apai sahat ingin sekali ikut membantunya tetapi ditolak oleh Vano karena Vano sudah terlalu banyak dibantu oleh apai Sahat.
g)   Vano meminta bantuan kepada apai Sahat supaya besok diantar ke Putusibau.
h)   Apai Sahat pun mau mengantar Vano sekalian menyetorkan dagangannya ke pasar besok.
21.    Butuh Bantuan (249-260)
Vano, Apai Sahat dan Gugun telah sampai dipasar Induk diPutusibau. Setelah Vano ikut membantu mengangkat dligen yang berisi ikan ia pergi ke konter hp. Ia menghidupkan Hpnya dan membeli SIM Card. Ia menelfon hakim dan langsung berkata meminta bantuan supaya mengirikan uang 6 juta kepadanya. Hakim mengirimkan uang di rekening Vano tapi rekening hanya dapat diambil 5 juta. Ia berusaha akan menjual Hp smartpone nya yang terbilang mahal. Tidak ada yang mampu membelinya. Akhirnya ia dipinjami uang 1 juta oleh Apai sahat.
a)    Pagi sekali apai Sahat, Gugun, dan Vano pergi ke kota yaitu Putusibau.
b)   Vano ikut membantu apai Sahat mengangkat dligen yang berisi ikan dipasar Induk.
c)    Vano pergi ke conter Hp untuk membeli sim card.
d)   Vano menelfon Hakim meminta bantuan kepada Hakim.
e)    Hakim pun membantu Vano dengan mengirikan uang 6 juta.
f)    Vano pergi ke ATM, tetapi uang hanya dapat diambil 5 juta.
g)   Vano pergi ke tempat Hp, ia akan menjual hp nya.
h)   Tidak ada yang mampu membeli karena hpnya terbilang bagus dan mahal.
i)     Akhirnya apai Sahat membantu Vano dan Vano pun tidak bisa menolaknya.
22.    Lestari Hilang (261-272)
Vano pagi sekali datang kerumah Lestari, didepan rumah lestari sudah ada 3 laki-laki yang sedang menarik Lestari. Vano menerobosnya dan menyerahkan uang untuk melunasi hutang Apai Lestari. 3 lelaki akhirnya pergi. Keesokan harinya pagi-pagi sekali belum terdengar suara adzan ada teriakan ibu yaang minta tolong. Ternyata ibu Lestari yang kehilangan anaknya, Lestari hilang diculik.
a)    Vano datang kerumah Lestari untung saja ia tidak terlambat.
b)   Di depan rumah lestari sudah ada laki-laki 3 orang yang sedang menarrik Lestari utnuk dibawanya.
c)    Vano segera menerobos 3 laki-laki yang ada di rumah Lestari.
d)   Vano melunasi hutang Apai Lestari, tapi lelaki tua tidak terima karena pesta pernikahan sudah disiapkan. Ia tidak ingin rugi.
e)    Akhirnya 3 orang laki-laki itu pun pergi.
f)    Vano dan lestari pergi mengajar, Lestari berterimakasih kepada Vano.
g)   Keesokann harinya Lestari hilang diculik.
h)   Apai Sahat, Vano dan apai Lestari pergi mencari Lestari ke Putusibau.
23.    Kucuran Darah (273-286)
Vano, apai sahat, apai lestari pergi ke putusibau ke gudang gandum tempat lelaki tua yang akan berusaha mempersunting lestari. Sesampai disana mereka menyusun strategi untuk masuk kedalam. Apai sahat pun pura-pura masuk menjadi kuli. Apai Sahat melihat Lestari ada disana. Setelah selesai apai sahat dan vano  pergi ke kantor polisi melaporkan kejadian itu, sedangkan apai lestari disuruh menjaga tetap mengintai tempat itu. Polisi datang dan menyergap gudang gandum itu. Pada saat laki-laki tua yang menculik lestari mendekap lestari dan mengancam akan membunuhnya tiba-tiba apai lestari menembak laki-laki tua itu dan apai lestari ditembak pula oleh anak buahnya. Polisi pun segera menembak anak buahnya. Ayahnya dibawa ke rumah sakit agar nyawanya terselamatkan.
a)    Vano pergi bersama apai sahat dan apai lestari ke Putusibau kegudang gandum.
b)   Setelah sampai gudang gandum apai sahat masuk kedalam gudang gandum dan menyamar menjadi kuli.
c)    Apai sahat mengintai kedaan gudang gandum itu dan pada saat apai sahat pura-pura pergi ke WC ia melihat lestari yang sedang di sekap bersama anak perempuan yang lainnya.
d)   Apai sahat keluar dari gudang itu langsung melaporkan kejadian itu kepada polisi bersama Vano.
e)    Apai lestari tetap menunggu gudang gandum itu untuk meginytai jiklau para penculik itu pergi.
f)    Vano, apai saht dan polisi datang ke gudang gandum.
g)   Polisi mengepung gudang itu dan mendobrak pintu gudang.
h)   Laki-laki tua yang menculik lestari mengancam polisi agar menyerah, dan kalau tidak mau menyerah nyawa lestari yang akan menjadi taruhhanyya.
i)     Apai Lestari menembak laki-laki tua itu.
j)     Apai lestari ditembak pula oleh anak buahnya.
k)   Polisi langsung m,enembak anak buahnya.
l)     Lestari berlari menghampiri ayahnya, ayahnya meminta maaf kepada lestari.
m) Apai Lestari di bawa kerumah sakit agar mendapatkan pertolongan.
24.    Sang Pembohong (287-299)
Pada saat Lestari dan Vano datang dikantor polisi untuk menjadi saksi, ada salah satu polisi yang mengenali wajah Vano. Polisi itu menyamakan mukanya dengan foto yang dipajang dipapan orang hilang. Vano tetap tidak mau mengakuinya dan lestari pun tidak percaya menjelaskan kepada polisi bahwa ia Topan. Polisi menelfon orang tua Vano dan orang tua Vano pun sudah berada dibandara untung terbang ke kalimantan. Lestari pergi untuk memanggil apai Sahat. Orang tuanya sampai dikantor polisi bersama Widya. Ternyata Widya yang mengasih tahu kepada orang tuanya. Vano merasa sedih karena harus meninggalkan orang-orang yang sudah dekat dengannya. Lestari marah karena vano sudah mebohonginya. Vano meminta maaf kepada apai Sahat, dan menulis surat kepada semua orang yang disayanginya karena tidak bisa berpamitan secara langsung.
a)    Lestari diminta datanng ke kantor polisi untuk menjadi saksi atas kejadian penculikannya.
b)   Vano menemani Lestari datang ke kantor polisi.
c)    Dikantor polisi ada salah satu polisi yang mengenali muka Vano.
d)   Ternyata foto Vano sudah pipasang dipapan orang hilang.
e)    Polisi menelfon orang tua Vano dan orang tua Vano ternyata sudah ada dibandara.
f)    Orang tua Vano datang bersama Widya, widya yang membocorkan semuanya kepada orang tua Vano.
g)   Lestari datang kembali bersama apai Sahat, ia merasa terpukul hatinya karena sudah dibohongi oleh Vano.
h)   Lestari menangis pergi meninggalkan kantor polisi.
i)     Vano berpamitan kepada apai Sahat dan mentipkan surat permintaan maafnya kepada Lestari, ianai atin dan anak didiknya karena tidak bisa berpamitan secara langsung.
B.   Susunan Alur
Bagian 1-24 (Maju), bagian 2 ( Maju), bagian 3 (Maju), bagian 4 (Maju), bagian 5 (Maju), bagian 6 (Maju), bagian 7 (Maju), bagian 8 (Maju), bagian 9 (Maju), bagian 10 (Maju), bagian 11 (Maju), bagian 12 (Maju), bagian 13 (Maju), bagian 14 (Maju), bagian 15 (Maju), bagian 16 (Maju), bagian 17 (Maju), bagian 18 (Maju), bagian 19 (Maju), bagian 20 (Maju), bagian 21 (Maju), bagian 22 (Maju), baggian 23 (Maju), bagian 24 (Maju).
C.  Jalinan Struktur Plot
Berikut ini penjelasan mengenai terjadinya peristiwa di dalam novel Mendayung Impianyang mempunyai hubungan sebab-akibat satu sama lain.
Peristiwa (Bagian 1) Tevano bercita-cita menjadi seorang guru sejak kecil, keinginannya tidak disetujui oleh ayahnya karena ayahnya ingin menyekolahkan Tevano diJerman untuk melanjutkan S2 agar anaknya itu menjadi seorang penguasaha, (Bagian 2) pagi hari selanjutnya Tevano bertemu dengan ayahnya, Tevano berdebat dengan ayahnya karena ayahnya sangat tidak mempedulikan keinginan Tevano. Hingga akhirnya Tevano marah dan ia mempunyai rencana untuk kabur ke Kalimantan Barat. (Bagian 3) ibunya mengajak Tevano berlibur tetapi Vano menolaknya karena ia sudah mempunyai rencana untuk kabur pada saat orang tuanya tidak berada dirumah. (Bagian 4) Pada saat ayah dan Ibunya Tevano pergi ke Bandung untuk berlibur Tevan berhasilo tidak ikut dengan mereka, Tevano Kabur dari rumah. (Bagian 5) Sesampai dibandara Pontianak Vano hendak melanjutkan perjalanannya ke Putusibau Kalimantan Barat tetapi keberangkatannya tertunda karena pesawat terbang setiap 2 hari sekali hingga akhirnya ia bertemu dengan apai Sahat kawan lamanya dulu dan menginap dirumah Widya keponakan apai sahat. (Bagian 6) pagi harinya Tevano dan apai sahat berangkat ke Putusibau sesampai disana tevano melihat keindahan desa yang masih natural atau alami. (Bagian 7) Tevano di antar oleh apai Sahat ke SD Mini Penggerak dan Tevano diterima menjadi guru di SD tersebut. (Bagian 8) tevano beristirahat dirumah apai sahat, hidangan makanannya tidak lepas dari ikan setiap harinya. (Bagian 9) hari berikutnya Tevano mulai mengajar, impiannya sejak kecil akhirnya tercapai. (Bagian 10) Tevano terbaring sakit, ia tidak bisa mengajar lagi seperti hari kemarin. (Bagian 11) Setelah sembuh, keesokan harinya Tevano diberi Tugas oleh Inai Atin (Kepala sekolah) untuk mengajar bahasa inggris, setelah mengajar bahasa inggris Tevano berdiskusi dengan guru lain mendiskusikan lomba puisi. (Bagian 12) Hari berikutnya Tevano dibantu oelh kawannya yaitu Widya untuk menyeleksi dan mengajari anak-anak puisi. (Bagian 13) Tevano dan Widya pergi kedalam hutan untuk melihat orang hutan bersama tim WWF setelah selesai mengajari dan menyeleksi anak-anak (Zali dan Wulan) baca puisi. (Bagian 14) pagi hari Tevano dikejutkan oleh perubahan puisi yang diberikan oleh panitia lomba, Vano tidak mengetahui tentang puisi. (Bagian 15) Tevano meminta bantuan Lestari (salah satu guru di SD tersebut) tetapi Lestari menolaknya. (Bagian 16) Lestari akhirnya mau mengajari anak-anak (Zali dan Wulan) tentang puisi yang berjudul puisi untuk Guru. (Bagian 17) perlombaan telah tiba, SD Mini Penggerak berhasil mendapatkan juara dan berhasil membawa dua piala berkat kerja keras berlatihnya. (Bagian 18) dua piala hasil kemenangan yang diraih Zali dan Wulan di pajang di Sekolahnya. (Bagian 19) Pagi hari Vano terkejut mendengar lestari yang akan menikah dan dijodohkan dengan orang tua karena orang tuanya tidak bisa melunasi hutang. (Bagian 20) Tevano bertanya kepada apai Sahat berapa hutang orang tua lestari dan apai Sahat bersedia membantunya tetapi Vano menolaknya. (Bagian 21) Vano dibantu oleh hakim kawannya tetapi belum cukup juga hingga akhirnya Vano tidak bisa menolak bantuan apai sahat. (Bagian 22) hutang orang tua Lestari dapat dilunasi oleh Vano tetapi setelah hutangnya dilunasi Lestari hilang. (Bagian 23) lestari dicari oleh Vano, apai sahat dan ayah Lestari dan akhirnya lestari diketemukan kemudian diselamatkan walaupun ayahnya harus kena tembakan penjahat yang menculik Lestari. (Bagian 24) Vano terbongkar rahasianya pada saat Vano datang kekantor polisi menemani Lestari, vano sudah tidak dapat berbuat apa-apalagi pada saat identitas sebenarnya diketahui.
D.  Perkembangan Plot
Stanton membagi perkembangan plot menjadi tiga tahapan, yaitu tahap awal, tengah, dan akhir. Pada dasarnya pembagian ini hampir sama dengan perkembangan plot menurut Tasrif. Akan tetapi, Tasrif membagi perkembangan plot sebuah novel secara rinci, yaitu tahap situation, generating circumstances, rising action, climax, dan denoument. Di dalam novel Mendayung Impian kelima tahapan ini tidak berlaku secara kronologis.
1.        Situation (pengarang mulai melukiskan keadaan)
Dalam tahap ini tokoh-tokoh di dalam cerita mulai diperkenalkan dengan keadaan. Berikut ini penjabaran perkenalan tokoh/keadaan di dalam novel Mendayung Impian.Pada bagian pertama dikenalkan pada tokoh Tevano yang bercita-cita menjadi seorang guru tetapi cita-citanya tidak diinginkan oleh ayahnya hingga akhirnya Tevano marah dan enggan untuk bebicara dengan ayahnya.

       “Memangnya, apa yang kamu sukai? Jadi guru? Tidak. Tidak! Papa tidak akan setuju dengan cita-citamu itu. Tidak ada masa depan yang cerah dengan kamu menjadi seorang guru Van. “Papanya menaikkan sedikit suaranya. Ia terlihat tak suka dengan penolakan Vano.
(Mendayung Impian, 2014:10-11)

“Tapi itu cita-cita Vano sejak kecil Pa. Sejak kecil! Dan Vano ingin mewujudkannya. “Vano meyakinkan Papa. Suaranya pun sengaja ia sejajarkan.
(Mendayung Impian, 2014:11)

       Sebagai orang tua seharusnya tidak boleh memaksakan kehendak anaknya. Keinginan atau cita-cita seorang anak sebaiknya dihargai selagi cita-citanya itu baik dan tidak merugikan orang lain.
       Dari ketidaksukaan orang tua terhadap cita-cita anak yang dianggap tidak baik untuk anaknya walaupun cita-cita anaknya sangat mulia yaitu ingin mencerdaskan rakyat untuk menjadi seorang guru membuat anak mempunyai tindakan-tindakan yang tidak baik seperti pergi dari rumah ataupun meninggalkan rumah demi cita-cita yang ingin dicapai oleh seorang Tevano. 

       Vano terdiam. Ia berfikir, asyik juga ikut ke Bdung sekaligus jalan-jalan. Tapi, rencana kalimantan melintas dikepalanya. Rencana jalan-jalan itu pun berubah. Ia jadi berfikir. Vano bisa memanfaatkan kepergian mama dan papa untuk kabur. Itu waktu yang tepat.
(Mendayung Impian, 2014:32)

Vano memulai perjalanan hidup yang dipilih. Tiket sudah ditangan. Selepas dari toko buku kemarin ia langsung membeli tiket. Pesawat dijadwalkan akan terbang sekitar jam sepuluh pagi. Semua barang bawaanya ia siapkan malam ini. Tak lupa buku bacaan untuk calon anak didiknya dan buku “cara menjadi pengajar yang menyenangkan” yang kemarin ia beli, Vano siapkan.
(Mendayung Impian, 2014:42)

Vano keluar rumah dan berlari kecil menuju gerbang kompleks. Kira-kira seratus meter jaraknya dari gerbang rumah. Ia langsung menuju ke ujung gang, ke pangkalan ojek. Ransel penuh di punggungnya tak sedikitpun menjadi beban untuk bergerak cepat.
(Mendayung Impian, 2014:48)

       Tevano dengan mantap meninggalkan rumah serta keluarganya demi cita-citanya sejak kecil. Tevano dengan kesungguhan hatinya pergi untuk menjadi seorang guru di kalimantan Barat khusunya desa Terpencil yang disana membutuhkan tenaga untuk mencerdaskan anak-anak yang semngat untuk bersekolah dipelosok.

2.    Generating Circumstances  (peristiwa-peristiwa yang berpaut mulai bergerak).
          Dalam tahap ini mengalami pergerakan atau rangsangan antartokoh.Dalam klimaks ini Tevano yang diperkenalkan dengan Inai Atin selaku Kepala sekolah di SD Mini Penggerak dan Lestari selaku Guru di Sd tersebut oleh Apai Sahat kemudian Tevano diterima di SD tersebut. Lestari tidak suka terhadap orang yang baru kenal atau baru datang tanpa ketahui dari mana asal-usul yang benar orang tersebut.

          “Begini. Topan bermaksud mengbadi, membantu mengajar disini.
          (Mendayung Impian, 2014:83)

          Lestari menatap Vano. Tatapan itu tajam seperti elang. Bukan tatapan ramah seperti inai Atin. Seperti bertemu musuh bebuyutan. Sikap Lestari sangat kentara menunjukkan ketidaksukaannya pada Vano.
(Mendayung Impian, 2014:85)

          Janganlah membenci orang yang mempunyai niatan baik untuk mengabdi membantu. Berfikirlah positif terhadap orang lain, yakinlah bahwa orang yang benar-benar mau membantu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa itu adalah orang yang benar-benar tulus ingin membantu walaupun gajinya tidak seberapa. Tidak baik kita membenci orang tanpa sebab musabab yang jelas. Sudah tampak jelas apa bila orang itu baik hendaklah bersikap terbuka dan saling menghargai satu sama lain.
3.    Rising Action (keadaan mulai memuncak)
          Tahap ini berisi konflik yang telah dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin berkembang.Tevano sangat membutuhkan bantuan Lestari untuk melatih anak-anak mengikuti lomba membaca puisi, tetapi Lestari masih tetap saja malas dengan Topan hingga akhirnya Lestari tidak mau membantunnya.

          “Bantuan apa? Aku tidak bisa apa-apa. “Lestari masih menjawab jutek. Tak acuh.
          (Mendayung Impian, 2014:188)

          Sebaiknya sebagai sesama manusia hidup saling tolong menolong, ilmu yang kita dapat haruslah diajarkan kepada orang lain. Bukan malah ilmu itu disimpan sendiri. Apa gunanya mencari ilmu apabila ilmu itu tidak disalurkan kepada orang lain.
4.    Climax (peristiwa mencapai puncaknya)
          Dalam tahap ini cerita mulai pada puncak permasalahan, Keadaan mulai memuncak, pada saat lestari terdiam setelah mendengar kata-kata Vano yang menilai Lestari itu tidak peduli dengan anak-anak. Lestari bimbang dengan apa yang akan dilakukakannya.

          Lestari seperti dihujam pisau tajam, tepat dihatinya. Ia tersadar bahwa selama ini telah acuh tak acuh pada anak-anak dan sekolah ini. Ia ingin sekali membantu mereka tetapi gengsi dengan vano.
(Mendayung Impian, 2014:189)

          Janganlah merasa gangsi pada saat kita diminta bantuan. Orang meminta bantuan kepada kita berarti orang itu benar-benar membutuhkan ilmu dari kita. Buang rasa gengsi atau egois dalam diri supaya menjadi anak yang mampu membantu setiap orang yang membutuhkan demi kepentingan kesukseksan. Dari kejadian itu Lestari mulai sadar.

          Lestari dan Vano mulai bersahabat tetapi setelah semuanya berjalan dengan baik, perlombaaan pun diikuti oleh anak-anak SD Mini Penggerak dan mendapatkan hasil atau juara walaupun bukan juara 1 berkat usaha lestari, topan dan apai sahat.
          Masalah mulai memuncak lagi pada saat Lestari akan dijodohkan dengan lelaki tua yang sudah beristri 3, karena ayahnya tidak bisa melunasi hutang kepada laki-laki y=tua itu menjadikan Lestari yang akan diserahkan kepadanya. Vano sekeras mungkin membantu Lestari. Hingga pada akhirnya hutang dapat dilunasi oleh Tevano. Tetapi masalah tak ujung selsesai melainkan menjadi rumit karena Lestari hilang diculik.

          “Terus apa hubungannya kamu dipaksa menikah dengan pria beristri tiga?” Vano masih tidak mengerti.
          “Dengan pria beristri tiga itu Apai berutang. Pria itu menginkan aku menjadi istri ke empatnya. Dengan begitu, utang apai akan dianngap lunas seluruhnya.
(Mendayung Impian, 2014:235)

          “Saya hanya ingin melunasi utang apai Lestari”. Vano langsung mengeluarkan uang dari saku dan menyodorkannya pada pria itu.
(Mendayung Impian, 2014:264)

              “Lestari hilang. Mungkin diculik. “Wajah ibu itu terlihat khawatir.
              (Mendayung Impian, 2014:268)         

          Dari kejadian tersebut membuat ketegangan yang teramat pada keluarga Lestari maupun semua warga termasuk Vano dan apai sahat. Apai Sahat, Vano dan apai Lestari terus mencari Keberdaan Lestari. Hingga akhirnya Lestari ditemukan walaupun ayahnya harus terkena tembakan dari penjahat yang menculik Lestari.
          Ayah Lestari, Apai Sahat dan Vano berusaha untuk mencari Lestari Ke gudang Gandum milik laki-laki tua atau sodagar kaya yang diperkirakan menculik Lestari. Dan disana ternyata benar Lestari ditemukan.

          Emosi Vano seakan membuncah.”Ayo kita masuk segera mengecekn apakah Lestari benar didalam sana.” Vano terlihat menggebu.
(Mendayung Impian, 2014:276)

          Bagaimana, apai? Apakah ada Lestari disana?” tanya Vano segera.
          Apai Sahat menghela napas. “ Bukan hanya Lestari. Ada dua gadis lain yang disekap disana. Diruangan tertutup. Untung saja saya berhasil menengok lokasi itu saat pura-pura minta izin keWc. Saya mengintip dari celah dinding kayu.
(Mendayung Impian, 2014:278)

          Dari kejadian tersebut apai sahat, Vano, dan apai Lestari segera menyusun strategi untuk menyelamatkan Lestari. Ayah Lestari sampai terkena tembakan penjahat saat menyelamatkan anaknya. Pengorbanan ayah untuk seorang anak yang disayanginya cukup besar sampai berani mengorbankan nyawanya sendiri.

          Peluru panas mengenai perut bapak Lestari. Tubuhnya terhuyung ke depan dan jatuh ketanah. Lestari yang mengetahuinya langsung berlari ke arah bapaknya. Ia menghiraukan baku tembak yang terjadi. Bisa saja ia tertembak peluru nyasar saat berlari. Tapi, ketakutan itu ia tepis begitu saja.
(Mendayung Impian, 2014:285)

          Kejadian tersebut membuat Lestari sedih, Lestari amat mengkhawatirkan keadaan ayahnya. Kemudian ayah Lestari dibawa ke rumah sakit untuk diselamatkan nyawanya. Keesokan harinya Lestari dimintai keterangan saksi oleh polisi dan segera ia pergi kekantor polisi. Ia ditemani oleh Topan atau Tevano. Pada saat dikantor polisi berita kehilangan Vano sudah sampai di kota kaimantan tersebut. Polisi mengenali wajah Tevano dan terbungkarlah rahasia besar seorang Tevano.

          Polisi yang mengintrogasi itu memperhatikan wajah Vano, lekat. “Aku sepertinya pernah melihatmu anak muda.”
(Mendayung Impian, 2014:290)

          Polisi itu langsung memberhentikan dua polisi yang kebetulan lewa. “Tolong amankan pria ini. Aku akan menelpon keluarganya segera.
(Mendayung Impian, 2014:291)

          Akhirnya setelah lama Vano ditahan dikantor polisi orang tua Vano datang. Kebohongan Vano akhirnya terbungkar. Lestari hatinya sangat terpukul saat mengetahui yang sebenarnya. Lestari marah terhadap Tevano, kemudian Lestari pergi meninggalkan Vano.

          Lestari masih terperangah. Ia tak bisa menerima kebohongan ini. Ini terlalu menyakitkan. Vano yang dikira baik ternyata seorang pembohong.
(Mendayung Impian, 2014:293)

          Lestari menjadi benci terhadap Tevano karena ketidak jujuran Tevano sejak awal. Lestari pergi meninggalkan Tevano karena rasa marah dalam hati dan rasa kecewa terhadap kebohongan Tevano.

5.    Denoument. (merupakan bagian yang ditandai dengan adanya pemecahan soal dari semua peristiwa)
          Pada tahap ini semua konflik berusaha diselesaikan. Tevano akhirnya memutuskan untuk pergi meninggalkan Kalimantan. Ia harus meninggalkan apai sahat yang sudah dianggap ayahnya sendiri. Bukan apai Sahat saja yang ditinggalkankanyya., Vano juga harus meninggalkan keluarga SD Mini Penggerak. Vano pergi melanajutkan studinya S2 di Jerman menuruti keinginan orang tuanya dengan syarat asalkan ayahnya mau memberi dana untuk memajjukan SD Mini Penggerak.

          “Baik,” Vano berkata pelan. “Aku akan pulang dan kuliah bisnis diluar negeri. Tapi Vano punya satu syarat yang harus papa penuhi.” Vano menantang papa.
(Mendayung Impian, 2014:296)

          Vano menghela napas. “Vano ingin papa memberi bantuan untuk SD Mini Penggerak, merenovasi gedungnya, dan memberi honor untuk pengajarnya.”
(Mendayung Impian, 2014:296)

          “Baiklah. Papa menyetujuinya.” Pak Handoko berkata ragu. “Tapi kamu harus pulang dan pergi ke Jerman segera.
(Mendayung Impian, 2014:297)


          Semua permasalahan dalam hidup akan selsesai apabila kita membicarakannya dengan baik-baik dan kepala dingin. Akhirnya Vano pergi dan menuruti keinginan orang tuanya untuk sekolah di Jerman. Vano berpamitan dengan apai Sahat. Dan ia menulis surat untuk keluarga SD Mini Penggerak ucapan maaf yang sangat mendalam.
E.   Teknik Pengeplotan
Ada beberapa teknik pengeplotan yang digunakan pengarang di dalam novel Mendayung Impian, yaitu Conflict, backtracking atau flashback, suspense, dan Deus Ex Machine.

1.      Konfik (Conflict)
Konfik merupakan peristiwa pertentangan antara kekuatan di dalam cerita. Konflik ini merupakan inti dari struktur cerita yang mengimbuhkembangkan plot.
Staton (1965 : 16) membagi konflik menjadi dua macam bagian, yaitu konflik internal (internal conflict) dan konflik eksternal (external conflict).


a.       Konflik Internal
Konflik internal adalah konflik yang terjadi di dalam hati, jiwa seorang tokoh cerita, misalnya berbentuk pertentangan antara dua keinginan, keyakinan, pilihan yang berbeda, harapan-harapan atau masalah lainnya. Konflik internal yang terdapat dalan novel Mendayung Impian yaitu ketika Lestari diminta pertolongan oleh Topan untuk mengajari anak-anak tentang puisi. Lestari terdiam ia berfikir, dan di dalam hatinya merasa bersalah karena ternyata Lestari selama ini acuh terhadap anak didiknya.

Lestari seperti dihujam pisau tajam, tepat di hatinya. Ia tersadar bahwa selama ini telah acuh tak acuh pada lomba. Itu berarti acuh tak acuh pada anak-anak dan sekolah ini. Ia ingin sekali membantu mereka tetapi gengsi dengan Vano.
(Mendayung Impian, 2014:189)

Sebagai mahkluk hidup kita harus meiliki sifat sosial terhadap orang lain. Kita harus saling membantu apabila kita kesulitan. Saling tolong menolong itu penting dalam hidup. Tidak mungkin kita bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Bantulah orang yang membutuhkan kita, suatu saat kita pasti akan membutuhkan bantuan orang itu juga.
Konflik Internal lain yaitu pada saat Tevano sakit hati karena sikap Lestari yang meremehkan Vano. Lestari menganggap Vano dalam mengajar tidak benar atau tidak mampu. Padahal Vano dalam mengajar sudah mampu membuat kelas aktiv dengan cara Vano mengajar.

Semangat Vano berkobar. Kata-kata yang keluar dari mulut Lestari terlalu meremehkan anak-anak. Juga telah menyakiti hatinya. Itu cukup membuatnya panas, menyala-nyala seperti api yang membakar hutan. Tekadnya semakin kuat.
(Mendayung Impian, 2014:107)

Dalam kutipan diatas seharusnya sebagai rekan kerja yang baik tidak boleh meremehkan. Hargai tindakan orang lain, berusahalah untuk tidak membuat sakit hati orang lain karena itu perbuatan yang tidak baik.
Kemudian konflik Internal yang dialami oleh tokoh Tevano adalah Vano merasa tertekan terhadap sikap Lestari yang membuat pikiran. Vano takut nantinya akan menghambat Vano dalam proses mengajar di SD Mini Penggerak.
Sikap Lestari tadi pagi masih membayanginya. Tak mau lari lagi dari pikiran. Meskipun ia sudah berusaha biasa saja dan fokus pada apa yang di lakukan, tapi tetap saja terpikir. Bagaimana jika nanti Lestari malah menjadi panghambat atau membuat ia tak betah mengajar.
(Mendayung Impian, 2014:87)

Janganlah merasa terpojokan kalau kita berada dijalan yang benar. Biarlah orang mau mengatakan apa, asalkan kita benar-benar menjadi guru yang berbakat dengan cara mengajarnya sendiri.
b.      Konflik Eksternal
Konflik eksternal, merujuk pada konflik yang terjadi antara seorang tokoh dengan sesuatu yang ada di luar dirinya. Konflik eksternal dalam novel Mendayung Impian karya Reyhan M.Abdurrohman yaitu:
1)      Konflik Fisik
Konflik fisik yang terdapat dalam novel Mendayung Impian adalah pada saat Vano memegang tangan Lestari agar Lestari mau menyelesaikan masalah dengan Vano, karena Vano merasa dirinya tak punya masalah dengannya tetapi Lestari tetapi Lestari seolah-olah membencinya.

Vano langsung memegang lengan Lestari saat berhasil mengejarnya. “Kita selesaikan masalah kita sekarang. Aku sudah tidak mau punya masalah dengan siapa saja. Aku ingin tenang mengajar disini.
(Mendayung Impian, 2014:180)

Sebaiknya dalam menyelesaikan masalah dilakukan dengan cara baik-baik. Bukan dengan cara memaksa memegang lengan orang lain. Selesaikan dengan kepala dingin dan duduk supaya masalah dapat terartasi.
2)      Konflik Sosial
Konflik sosial yang terdapat dalam novel Mendayung Impian adalah adanya perdebatan antara Topan dan Lestari pada saat mendiskusikan perlombaan puisi. Lestari dan Vano mempermaslahkan tentang kesetujuan anak-anak dan biaya transportasi untuk menuju putusibau nantinya.

“Ini kesempatan bagus. Anak-anak pasti menyetujuinya. Saatnya sekolah ini mengepakkan sayap. Anak-anak bisa tahu dunia luar sana juga. “Saya sangat setuju.” Vano terlihat bersemangat. Ada kobaran api dimatanya.

“Iya, kesempatan bagus, tapi biayanya dari mana?” Lestari menyanngah argumen Vano lagi.
(Mendayung Impian, 2014:138)

Tidak baik dalam berdiskusi masing-masing menguatkan argumennya. Kita harus bisa mencari titik tengah untuk menarik sebuah kesimpulan yang pastinya baik dan bersifat memajukan sekolah.
2.      Sorot Balik (flashback)
Teknik sorot balik ditampilkan melalui dialog, mimpi, atau lamunan tokoh. (Sudjiman; 1988: 2)
 Dalam novel Mendayung Impian, teknik ini digunakan pada saat tokoh Tevano mengingat masa lalunya dahulu pada saat dibangku SD ketika Tevano ditanya cita-cita oleh seorang gurunya.
Vano senyum-senyum sendiri saat bayangan masa kecilnya itu hadir bagai pemutaran film jadul didepan mata.
(Mendayung Impian, 2014:8)

     Tokoh Vano juga mengingat kembali pada saat dahulu pergi kekalimantan bersama teman dekatnya yaitu Hakim. Ia mengingat kembali bagaimana keadaan desa Meliau Kalimantan Barat yan masih sangat terbelakang atau ketinggalan teknologi sera pendididikannya.

Vano teringat akan kenangan lampau. Dan kini ia kembali tenggelam dalam kenangan itu.
Dulu ia pernah diajak berlibur oleh Hakim ke Kalimantan Barat.
(Mendayung Impian, 2014:14)

Kita sebagai manusia mempunyai hak untuk mempunyai cita-cita seperti apa yang kita impikan. Terus gali cita-cita dan kejar cita-cita itu sampai cita-cita itu benar-benar kita raih.
3.      Tegangan (Suspense)
Ketegangan yang membangkitkan rasa ingin tahu pembaca muncul dalam beberapa peristiwa, pertama pada saat Tevano memtuskan untuk kebur dari rumah sampai Tevano tiba di Kalimantan. Di kaimantantan ia menjadi guru SD Mini Penggerak dan disana Tevano mempunyai teman guru perempuan yang bernama Lestari yang tidak suka terhadap Tevano. Kemudian Lestari sifatnya berubah menjadi baik saat Tevano membantu anak-anak mengajari puisi dan mereka berhasil membuat bangga sekolah. Tevano mulai ada rasa terhadap Lestari tetapi ia tidak akan mengatakannya kepada Lestari karena tujuan ia pergi dari rumah untuk mengajar bukanlah mencari pacar. Lestari akan dijodohkan dengan laki-laki tua yang sudah beristri tiga karena ayahnya terjerat hutang. Hingga akhirnya Tevano membantu Lestari dan tidak jadi menikah walaupun akhirnya Lestari diculik. Ayah, Tevano, dan Apai Sahat menyelematkan Lestari meskipun ayahnya harus terkena tembak dari penjahat. Lestari di minta menjadi saksi kekantor polisi ditemani oleh Tevano. Tevano terbungkar rahasianya pada saat salah satu polisi mengenali muka Tevano. Lestari sangat benci terhadap Vano karena ia menyamar dengan nama Topan, lalu Tevano memutuskan pergi dari kalimantan menuruti keinginan orang tuanya melanjutkan S2 di Jerman.
4.      Dues ex Machina
Peristiwa yang muncul secara tiba-tiba dan tidak dikehendaki oleh tokoh, memang sengaja dimunculkan untuk memperlancar alur cerita. Deus ex Machina ini berupa peristiwaterbongkarna rahasia Tevano pada saat polisi mengenali wajah Tevano yang sudah dipasang fotonya dipapan orang hilang. Dan Tevano tidak menyangka Widya memberi tahu keberadaan Vano kepada orang tuanya bahwa ia ada di Kalimantan.

Vano gelisah. Ia tak bisa berkata apa-apa. Polisi ini menang. Sekarang semuanya terbongkar. Ia tak menyangka informasi tentang dirinya sampai disini. Padahal menurutnya jauh dari rumah. Di tempat paling pelosok di negeri ini. Nyatanya, orang tua Vano menyebarkan informasi tentang dirinya sampai sini. Tamatlah perjalananya.
(Mendayung Impian, 2014:291)

Tak lama menunggu, akhirnya orang tua Vano datang bersama Widya. Lestari dan Apai Sahat kaget kenapa mereka bisa datang dengan Widya. Vano diantar keluar oleh dua orang polisi.
(Mendayung Impian, 2014:293)
Vano masih tak bisa percaya ini. Widya yang dikira mendukung Vano mengajar disini ternyata merusak semuanya. Widya yang membuat impian Vano terampas kembali.
(MendayungImpian, 2014:297)

Semua kebohongan pastilah akan segera terungkap. Cita-cita Vano memang baik tetapi sayang cita-citanya itu terenggut oleh paksaan orang tuanya.

Post a Comment for "ANALISIS NOVEL “MENDAYUNG IMPIAN” KARYA REYHAN M. ABDURAHMAN"