ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUDKU YANG TERSEMBUNYI KARYA GARINA ADELIA
RINCIAN USULAN PENELITIAN
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Karya sastra
merupakan karya imajinatif yang digunakan pengarang dalam bentuk tulisan yang
mempunyai nilai estetika. Karya imajinatif tersebut terlahir dari kreasi dan
juga daya khayal pengarang.
Karya sastra merupakan penjabaran kehidupan dan
pengalaman pengarang atas kehidupan di sekitarnya. Karya sastra sebagai karya
imajinasi pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan menceritakan berbagai
masalah kehidupan manusia (Nurgiyantoro, 2010: 3).
Karya sastra
berfungsi bukan hanya memberikan hiburan atau keindahan saja terhadap
pembacanya, melainkan karya sastra itu dapat memberikan sesuatu yang memang
dibutuhkan manusia pada umumnya yakni berupa nilai-nilai sastra seperti nilai
pendidikan, moral, sosial, dan religius. Hal itu terjadi karena karya sastra
bersifat multidimensi yang di dalamnya terdapat dimensi kehidupan, contohnya
saja jenis karya sastra berupa novel. Pada saat ini, perkembangan novel di
Indonesia sedang mengalami kemajuan. Hal ini ditunjukkan dengan munculnya
beraneka macam novel-novel sastra yang mengangkat cerita-cerita yang tidak jauh
dari kehidupan masyarakat saat ini (Nurgiyantoro, 2012: 17).
|
Nilai adalah
makna yang ada di belakang fenomena kehidupan (Mulyana, 2004: 99). Dapat
dikatakan pula nilai adalah makna yang mendahului fenomena kehidupan itu. Jika
fenomena kehidupan itu berubah, maka nilai cenderung mengikutinya. Dapat
disimpulkan bahwa nilai adalah sifat yang berguna bagi kemanusiaan dan berada
di belakang fenomena kehidupan. Dari nilai tersebut dapat dibawa ke dalam
fenomena kehidupan bermasyarakat.
Oleh karena itu, penelitian ini diarahkan
untuk menganalisis aspirasi masyarakat mengenai sosok guru ideal di dalam karya
sastra yang lahir dan banyak diminati. Karya yang peneliti pilih adalah
novel Sujudku yang Tersembunyi. Di
dalam novel ini dihadirkan sosok guru bernama Garina dan Adi.
Novel
ini menceritakan tentang kerinduan Garina akan ketenangan yang
dia dapat ketika berdoa, Garina yang kini tidak merasakan
damai dan ketenangan hati di dalam agamanya, Garina terus berusaha mencari
ketenangan itu, dan ternyata Garina memperoleh petunjuk dari Allah bahwa Garina
merasakan kenyamnan, kedamaian, dan ketenangan ketika masuk agama Islam. Berkat
Adi yang selalu membmbing Garina dan memberi semangat agar tetap semangat dalam
mencari jati dirinya yang telah lama hilang.
Pada novel Sujudku yang Tersembunyi , pengarang mampu membawa
pembaca masuk dalam suasana yang diceritakan dalam novel tersebut. Pembaca
seolah-olah merasakan sosok Garina. Kehadirannya tetap menjadi
warna tersendiri. Novel Sujudku yang Tersembunyi ini secara tidak langsung
mengandung nilai-nilai kemasyarakatan yang dapat dimanfaatkan bagi pembacanya.
Nilai-nilai yang dapat kita ambil manfaatnya yakni nilai-nilai moral yang
terkandung pada novel tersebut. Pembaca dapat memanfaatkan novel Sujudku yang Tersembunyi untuk diambil nilai-nilai
moral dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Remaja dikatakan
bermoral jika
mereka memiliki kesadaran moral yaitu dapat menilai hal-hal yang baik dan buruk,
hal-hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan serta hal-hal yang etis
dan tidak etis (Budiningsih, 2008: 5). Novel Sujudku yang Tersembunyi Karya Garina
Adelia ini merupakan salah satu novel yang mengandung nilai moral dan
sangat bagus untuk penanaman nilai-nilai moral bagi pelajar.
Pendidikan
mempunyai peranan yang penting dalam mendidik siswa. Sekolah dijadikan sebagai
sarana pendidikan formal untuk memberikan pembinaan nilai moral dan kemanusiaan
di lingkungan pelajar. Salah satunya adalah melalui kegiatan pembelajaran
sastra Indonesia di SMA. Pembelajaran sastra adalah pembinaan apresiasi sastra
yang berusaha mendekatkan anak kepada sastra, berusaha menambahkan rasa peka
dan cinta anak kepada sastra sebagai cipta seni. Pendidikan moral berfungsi
untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab
(Zuriah, 2007: 9).
Sastra diajarkan
di sekolah secara umum adalah untuk menumbuhkan dan meningkatkan daya apresiasi
siswa. Berdasarkan tujuan tersebut, sastra memang sangat perlu diajarkan di
sekolah. Hal itu sesuai dengan tujuan kurikulum yakni harus mempersiapkan anak
didik untuk dapat berdiri sendiri dalam masyarakat sebagai manusia Pancasila
(Hamalik, 2007: 86).
Berdasarkan
uraian di atas, penulis menulis judul “Analisis Nilai Moral Novel Sujudku yang Tersembunyi Karya Garina
Adelia” sebagai objek kajian dalam penelitian ini. Penulis mengangkat judul
tersebut dengan alasan sebagai berikut.
1.
Garina Adelia merupakan salah satu
pengarang novel yang mampu menarik perhatian pembaca dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam novelnya.
2.
Novel Sujudku yang Tersembunyi adalah salah
satu objek penelitian yang menarik bagi penulis karena menceritakan tentang kerinduan Garina akan
ketenangan hidup. Yang tak pernah dia rasakan
selama ini, dan setelah mendapat mukjizat dari Allah Garina kini bisa merasakan
kedamaian dan ketenangan itu di dalam agama islam yang sekarang di anut.
3.
Belum ada penelitian tentang nilai moral novel Sujudku yang Tersembunyi Karya Garina
Adelia yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo.
B. Penegasan Istilah
Agar dalam
penelitian ini tidak terjadi salah pengertian antara penulis dan pembaca
mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam judul skripsi, penulis perlu
menjelaskan arti istilah yang dipaparkan di bawah ini. Judul penelitian ini
adalah “Analisis Nilai Moral dalam Novel novel Sujudku yang Tersembunyi Karya Garina
Adelia”. Beberapa istilah yang perlu dijelaskan sebagai berikut.
v Nilai Moral
Nilai moral merupakan peraturan-peraturan tingkah laku
dan adat istiadat seseorang individu dari suatu kelompok yang meliputi perilaku,
tata krama yang menjunjung budi pekerti dan nilai susila (Ginanjar, 2012: 60).
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, makna dari
judul “Analisis Nilai Moral dalam Novel novel Sujudku yang
Tersembunyi Karya Garina
Adelia” adalah penelitian terhadap unsur intrinsik, nilai moral pada novel Sujudku yang Tersembunyi Karya Garina
Adelia.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah
penelitian ini dipaparkan di bawah ini.
1.
Bagaimanakah unsur intrinsik dalam novel novel Sujudku yang Tersembunyi Karya Garina
Adelia?
2.
Bagaimanakah nilai moral yang terdapat dalam novel Sujudku yang Tersembunyi Karya Garina
Adelia?
D. Tujuan Penelitian
Sesuai rumusan
masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:
1.
unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Sujudku yang Tersembunyi Karya Garina
Adelia,
2.
nilai moral yang terdapat dalam novel Sujudku yang Tersembunyi Karya Garina
Adelia.
E. Manfaat Penelitian
Kegunaan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Segi Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
wawasan, memberikan sumbangan bagi dunia pendidikan sastra dalam hal pemilihan
bahan ajar dan penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan dalam mengkaji
nilai moral yang terdapat pada karya sastra, khususnya novel.
2.
Segi Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberi
manfaat baik bagi guru maupun siswa yang menjadi sasaran utama dalam
pembelajaran sastra. Bagi guru diharapkan dapat menambah alternatif-alternatif
bahan pembelajaran sastra dalam menanamkan akan nilai-nilai moral kepada siswa.
Bagi siswa diharapkan mampu menjadi sebuah wawasan
untuk merangsang kepekaan siswa terhadap ajaran moral yang terdapat dalam karya
sastra khususnya novel.
II.
TINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORETIS DAN
RUMUSAN HIPOTESIS
A. Tinjauan
Pustaka
Tinjauan Pustaka adalah kajian secara kritis terhadap
kajian terdahulu hingga diketahui perbedaan yang khas antara kajian terdahulu
dengan kajian yang akan penulis lakukan. Beberapa kajian tentang moral tersebut
berbentuk skripsi antara yang dilakukan oleh Sulakso (2010), Subagyo (2012),
dan Valma (2012).
|
Valma (2012) menulis skripsi berjudul “Nilai Moral
dalam Novel Padang Bulan Karya Andrea
Hirata sebagai Bahan Pembelajaran di Kelas XI SMA”. Permasalahan yang disajikan
dalam penelitian ini antara lain pendeskripsian nilai-nilai moral dalam novel
dan pembelajarannya di SMA. Penelitian yang dilakukan oleh Valma mempunyai
kesamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis.
Kesamaannya, keduanya membahas nilai moral novel, mendeskripsikan unsur-unsur
intrinsik pada novel yang meliputi tema, tokoh, alur, latar, dan sudut pandang.
Perbedaannya, Valma hanya memberikan gambaran pembelajaran di SMA tanpa
memberikan skenario pembelajarannya, sedangkan penulis menganalisis nilai moral
tanpa ada skenario pembelajarannya di SMA. Perbedaan yang lain terdapat
pada subjek penelitian, penelitian Valma mengambil subjek novel Padang Bulan Karya Andrea Hirata,
sedangkan penulis pada novel Sujudku yang Tersembunyi Karya Garina
Adelia.
B. Kajian Teori
Teori yang dibahas dalam penelitian ini mencakup unsur
intrinsik, nilai moral dalam karya sastra, jenis moral dalam karya sastra.
Paparan mengenai teori-teori tersebut adalah sebagai berikut.
1. Struktur Karya Sastra
a.
Tema
Tema menurut Stanton dan Jenny (dalam Nurgiyantoro,
2012: 67) adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita. Tema merupakan suatu
gagasan sentral, sesuatu yang hendak diperjuangkan dalam suatu tulisan atau
karya fiksi. Pengertian tema itu tercakup persoalan dan tujuan (amanat)
pengarang kepada pembaca. Berdasarkan pendapat di atas, dapat ditarik simpulan
bahwa tema adalah gagasan utama
atau gagasan sentralpada sebuah cerita atau karya sastra.
b.
Tokoh
Abrams
dalam (Nurgiyantoro 2012: 165) menyatakan tokoh adalah orang-orang yang ditampilkan
dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki
kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam
ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.
Dilihat dari segi peranan atau tingkat pentingnya
tokoh dalam sebuah cerita, ada tokoh yang tergolong penting dan ditampilkan
terus-menerus sehingga terasa mendominasi sebagian cerita, dan sebaliknya, ada
tokoh-tokoh yang hanya dimunculkan sekali atau beberapa kali dalam cerita dan
itupun mungkin dalam porsi penceritaan yang relatif pendek. Tokoh yang disebut
pertama adalah tokoh utama cerita (central
character, main character), sedangkan yang kedua adalah tokoh tambahan (peripheral character) (Nurgiyantoro,
2012: 176). Jadi, tokoh adalah pelaku dalam cerita.
c.
Alur (Plot)
Stanton dalam
(Nurgiyantoro, 2012: 113) mengemukakan bahwa plot adalah cerita yang berisi
urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat,
peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain.
Dari pendapat di
atas, dapat disimpulkan bahwa alur merupakan rangkaian cerita yang dihadirkan
oleh para pelaku dalam cerita, dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga
menjalin suatu cerita.
d.
Latar (Setting)
Menurut
Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2012 : 216)
latar atau setting yang disebut juga
sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan
lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.
Menurut
Nurgiyantoro (2012: 227) membedakan unsur latar ke dalam tiga unsur pokok,
yaitu: (1) latar tempat, menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang
diceritakan dalam sebuah karya fiksi, misalnya desa, gunung, kota, hotel,
rumah, dan sebagainya; (2) latar waktu, menyaran pada kapan terjadinya
peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi, misalnya tahun, siang, malam,
dan jam; (3) latar sosial, menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan
perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam
karya fiksi, misalnya kebiasaan hidup, tradisi, keyakinan, pandangan hidup,
cara berpikir, dan bersikap.
e. Sudut Pandang (Point of view)
Menurut Abrams (Nurgiyantoro, 2012: 246), sudut pandang adalah cara yang dipergunakan
pengarang, sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan sebagai peristiwa
yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca. Sudut pandang
merupakan penyebutan kata ganti nama untuk tokoh-tokoh dalam cerita, dan posisi
narator dalam cerita.
Ada
dua metode dalam pusat pengisahan, yaitu (1) metode orang pertama tunggal
(aku), pengarang menceritakan kisah aku. Aku berkemungkinan pengarangnya tetapi
dapat pula hanya sebagai narator (pencerita), dan (2) metode orang kedua (dia),
yaitu pengarang menjadi seseorang yang serba tahu. Kedudukan pengarang dapat
sebagai tokoh utama akan tetapi dapat pula sebagai tokoh tambahan (bukan tokoh
utama).
2. Nilai Moral dalam Karya Sastra
Karya sastra fiksi senantiasa menawarkan pesan moral
yang berhubungan dengan sifat-sifat luhur kemanusiaan, memperjuangkan hak dan
martabat manusia. Sifat-sifat luhur kemanusiaan tersebut pada hakikatnya bersifat
universal. Artinya, sifat-sifat itu dimiliki dan diyakini kebenarannya oleh manusia
sejagad (Nurgiyantoro, 2012: 321).
Pengertian moral dalam karya sastra itu sendiri
berbeda dengan pengertian moral secara umum, yaitu menyangkut nilai baik buruk
yang diterima secara umum dan berpangkal pada nilai-nilai kemanusiaan. Moral
dalam karya sastra biasanya dimaksudkan sebagai petunjuk dan saran yang
bersifat praktis bagi pembaca dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Nurgiyantoro (2012: 321) moral pada cerita biasanya
dimaksudkan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu
yang bersifat praktis, yang dapat diambil atau ditafsirkan lewat cerita yang
bersangkutan dengan pembaca. Ia merupakan petunjuk yang sengaja diberikan oleh
pengarang tentang berbagai hal yang berhubungan dengan tingkah laku dan sopan
santun dalam pergaulan.
Keberadaan moral dalam karya sastra tidak lepas dari
pandangan pengarang tentang nilai-nilai kebenaran yang dianutnya. Ajaran moral
tersebut pada hakikatnya merupakan saran atau petunjuk agar pembaca memberikan
respon atau mengikut pandangan pengarang. Ajaran moral yang dapat diterima
pembaca biasanya bersifat universal, dalam arti menyimpang dari kebenaran dan
hak manusia. Pesan moral sastra lebih memberat pada kodrati manusia yang
hakiki, bukan pada aturan yang dibuat, ditentukan, dan dihakimi manusia
(Nurgiyantoro, 2012: 321).
3. Jenis Moral dalam Karya Sastra
Karya fiksi yang mengadung nilai-nilai moral atau
pesan moral, tentunya banyak sekali jenis dan wujudnya. Sebuah karya fiksi yang
panjang pasti terdapat lebih dari satu pesan moral. Jenis moral dalam karya
sastra sangat bervariasi dan tidak terbatas jumlahnya baik itu mengenai
persoalan hidup maupun persoalan yang menyangkut harkat dan martabat manusia
yang dapat diangkat sebagai ajaran moral dalam karya sastra.
Secara garis besar persoalan hidup dan kehidupan
manusia itu dapat dibedakan ke dalam persoalan hubungan manusia dengan diri
sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial termasuk
hubungannya dengan lingkungan alam, dan hubungan manusia dengan Tuhannya (Nurgiyantoro,
2012: 323).Nilai moral hubungan manusia dengan diri sendiri meliputi niat baik,
ramah, prasangka baik, berpikir cerdas, sabar, bijaksana, tanggung jawab, sikap
sadar, kasih sayang, intropeksi diri, sikap bijak, rela berkorban, pantang
menyerah, dan berpendirian. Nilai moral hubungan manusia dengan manusia lain
meliputi sikap tolong-menolong, berbakti kepada orang tua, keakraban, kerjasama,
persahabatan, memberi semangat, perasaudaraan, menasehati, dan sikap
kekeluargaan. Nilai moral hubungan manusia dengan lingkungan alam seperti
sayang binatang dan memuji keindahan alam. Nilai moral hubungan manusia dengan
Tuhannya meliputi beribadah, berdoa, bersyukur, dan memohon ampun kepada Allah.
Persoalan hidup manusia dalam kehidupan sehari-hari
tidak lepas dari Sang Pencipta. Manusia yang beragama selalu mengingat Allah
dengan melakukan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya masing-masing.
Persoalan hidup manusia dalam hubungan dengan manusia
lain yaitu masalah yang melibatkan interaksi antarmanusia. Nurgiyantoro (2012:
325) menyatakan bahwa masalah yang berupa kemasyarakatan, persahabatan, dan
kesetiaan, hubungan kekeluargaan; cinta kasih antara orang tua terhadap anak,
anak terhadap orang tua, kakak terhadap adik; dan lain-lain yang melibatkan
interaksi antarmanusia.
Persoalan manusia dengan dirinya sendiri menurut
Nurgiyantoro (2012: 324) dapat berupa eksistensi diri, harga diri, rasa percaya
diri, dan lain-lain yang lebih bersifat melibat diri dan kejiwaan seorang
inidividu. Persoalan yang bersifat melibatkan ke dalam diri dan kejiwaan
seorang individu dapat berupa tanggung jawab, bersikap sabar, dan sadar akan
perbuatan salah.
C. Rumusan Hipotesis
Berdasarkan kajian teoritis yang telah
diuraikan peneliti, hipotesis penelitian ini adalah “jika siswa dalam proses
pembelajaran sastra dikaitkan dengan novel Sujudku
yang Tersembunyi akan mempengaruhi kualitas moral
pada siswa tersebut akan meningkat”.
III.
Metode Penelitian
Metode penelitian
adalah cara yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan data penelitiannya
(Arikunto, 2006:136). Dalam hal ini dipaparkan objek penelitian, jenis
penelitian, fokus penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data,
instrumen penelitian, teknik analisis data, dan teknik penyajian hasil
analisis.
1.
Sumber Data
Sumber data
adalah segala sesuatu yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian
(Arikunto, 2010: 172). Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Sujudku yang Tersembunyi Karya Garina Adelia yang
diterbitkan oleh Gramedia di Jakarta Selatan. Cetakan
pertama pada tahun 2013, dan memiliki 200 halaman.
2.
Objek Penelitian
Objek penelitian
ini difokuskan pada nilai-nilai moral yang terdapat dalam novel Sujudku yang Tersembunyi Karya Garina Adelia. Penelitian ini
merupakan penelitian kepustakaan yang berupa novel Sujudku yang Tersembunyi Karya Garina
Adelia, bukan merupakan penelitian empiris yang berobjek pada tempat tertentu.
3.
Fokus Penelitian
Fokus penelitian
merupakan pusat dari objek penelitian tersebut. Penelitian ini difokuskan pada
hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, hubungan
manusia dengan dirinya sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitar dalam novel
Sujudku yang Tersembunyi Karya Garina
Adelia.
4.
Jenis Penelitian
Penelitian ini
termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif artinya data yang
dideskripsikan merupakan data kualitatif yang berakar pada latar alamiah
sebagai keutuhan yang mengandalkan manusia sebagai alat penelitian. Penelitian
ini hanya mendeskripsikan nilai moral dalam novel Sujudku yang Tersembunyi Karya Garina
Adelia.
5.
Teknik Pengumpulan
Data
Teknik
pengumpulan data adalah teknik yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan
data penelitiannya (Arikunto, 2006: 160). Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
studi pustaka. Teknik studi pustaka adalah adalah
segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang
relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti (Arikunto,
2006: 205), yaitu dengan membaca seluruh teks novel Sujudku yang Tersembunyi Karya Garina
Adelia secara teliti. Langkah-langkah yang digunakan penulis dalam mengumpulkan
data adalah sebagai berikut:
1.
Membaca keseluruhan secara intensif;
Setelah menemukan
objek penelitian, kemudian objek tersebut dibaca secara intensif dan
berulang-ulang secara keseluruhan. Objek tersebut dapat berupa novel atau
buku-buku pendamping lainnya.
2.
Mengelompokkan aspek-aspek nilai moral yang terdapat dalam novel
Sujudku yang Tersembunyi Karya Garina
Adelia;
Dari objek novel
tersebut, ditentukan kutipan-kutipan yang merupakan aspek moral. Setelah
menentukan kutipan-kutipan tersebut, maka penulis mencari hubungan aspek-aspek
nilai moral yang terdapat pada novel.
3.
Mencatat data-data yang diperoleh dalam kartu pencatat data
Apabila sudah
mendapatkan data-data yang benar-benar lengkap, maka penulis memindahkannya
dalam kartu pencatat data. Data yang sudah dipindahkan dalam kartu pencatat
data tersebut akan dibahas lebih mendalam.
6. Instrumen Penelitian
Arikunto (2006:
160) menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang
digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah
dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap serta sistematis
sehingga lebih mudah diolah.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penulis, kertas pencatat data,
dan alat tulisnya. Kertas pencatat data dipergunakan untuk mencatat data hasil
dari pembacaan novel. Kartu data ini berisi kata-kata yang merupakan
kutipan-kutipan novel yang berkaitan dengan pembahasan.
7. Teknik Analisis Data
Penelitian yang
penulis lakukan dalam novel Sujudku yang Tersembunyi Karya Garina
Adelia merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik contect analysis atau metode analisis
isi. Metode analisis isi adalah lebih mengenai sebuah strategi penelitian dari
pada sekadar sebuah metode analisis teks tunggal (Tischer, 2009: 94), artinya
penulis membahas dan mengkaji novel Sujudku yang
Tersembunyi berdasarkan aspek nilai
moral. Adapun langkah-langkah yang
penulis tempuh dalam penulisan sebagai berikut ini.
1.
Menafsirkan data nilai-nilai moral yang terdapat dalam novel Sujudku yang Tersembunyi Karya Garina
Adelia, yaitu hubungan manusia dengan tuhan, hubungan manusia dengan manusia,
hubungan manusia dengan dirinya sendiri, dan hubungan manusia dengan alam
sekitar secara pragmatis dan semantik.
2.
Menganalisis data yang terdapat dalam novel Sujudku yang Tersembunyi Karya Garina
Adelia.
3.
Mengambil kesimpulan berdasarkan komponen-komponen hasil
analisis tersebut.
8. Teknik Penyajian Hasil Analisis
Penelitian yang
penulis lakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif
kualitatif adalah penelitian yang
mengumpulkan data dan dalam memberikan penafsiran terhadap hasil tidak
menggunakan angka, menekankan pada dekripsi (Arikunto, 2006: 12). Teknik yang
digunakan untuk menyajikan hasil analisis data adalah teknik penyajian
informal. Teknik penyajian informal adalah perumusan dengan menggunakan
kata-kata biasa tanpa menggunakan tanda dan lambang (Sudaryanto, 1993: 145).
Jadi, teknik penyajian hasil analisis data dalam penelitian ini dipaparkan
dengan kata-kata tanpa menggunakan tanda dan lambang-lambang.
|
Alwi, Hasan dkk. 2003. Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.
Budiningsih, C. Asri.
2008. Pembelajaran Moral. Jakarta:
Rineka Cipta.
Adelia, Garina. 2013. Sujudku
yang Tersembunyi. Jakarta: Gramedia.
Retno, Ana dan
Suharso, 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisi Lux. Semarang: Widya Karma.
Subagyo, Mufahir Hery.
2012. Nilai Moral dalam Novel Sang
Pelopor Karya Alang-Alang Timur Sebagai Bahan Pembelajaran di SMA.
Skripsi, tidak diterbitkan. Universitas
Muhammadiyah Purworejo, Purworejo.
Valma, D. Nopita.
2012. Nilai Moral dalam Novel Padang
Bulan Karma Andrea Hirata Sebagai Bahan Pembelajaran di Kelas XI SMA.
Skripsi, tidak diterbitkan. Universitas Muhammadiyah Purworejo, Purworejo.
Zuriah, Nurul. 2007. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam
Perspektif Perubahan. Jakarta: Bumi Aksara.
Post a Comment for "ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUDKU YANG TERSEMBUNYI KARYA GARINA ADELIA"