Drama "Cintaku" Karya Syamsul Maarif
Fida
:”Hay temen-temen…Pulang Yuks..?”
May dan Yana :”Hay
juga..” (dengan kompak)
May
:”Ntar Nungguin Bulan di jemput..” (sambil menunjuk)
Yana
:”Da kamu mau pulang??”
Fida
:”Ga’, ya iyalah..pulang masa nginep di sini sich..? (dengan nada tinggi)
Yana
:” Kiraen… aja…!” (sambil tersenyum)
Datanglah jemputan Bulan…
Bulan
:” Temen-temen aku dah dijemput tuh.,aku pulang duluan ya,,??dah…” (sambil
melambaikan tangan)
Yana
:”Ya…”
May
:”Sana..”
Fida
:”Ati-ati yo..”
Yana
:”Ya udah, aku juga mau pulang.” (melenggang pergi)
Fida
:”Ati-ati...” (sambil berteriak)
May
:”Aku males pulang.Aku kerumah kamu boleh ga,Da?”
Fida
:”Ya,boleh lah…kaya Ga pernah kerumahku aja,
Yukz Lets Go!!”
May memang sering kerumah karena mereka sahabat
Sesampainya dirumah Fida,.
May
: (menengok kanan kiri)
Fida
: (mengernyitkan dahi) “Kenapa May??
May
:” Kok sepi sich..?”
Fida
:” Ibu Bapak lagi pada pergi..,mau minum apa?”
May
:” Oh,,beegitu..,terserah..” (sambil memencet-mencet HP)
Fida
:”Ok!! (melenggang pergi mengambil minum)
Fida kembali dengan membawa minuman dan makanan kecil,
Kemudian Ngobrol-ngobrol dengan May.
Tak terasa waktu sudah sore,.
May
:” Dah sore nich,Ku pulang dulu ya dah di sms nich..”
(terburu-buru)
Fida
:”Ya udah sana,ati-ati.”
Adegan 2
Malam minggu, Fida sedang membaca Novel di rumah, tiba-tiba
konsentrasinya terganggu oleh suara HP yang berbunyi…
Fida
:”Assalamu’alaikum..Capa ya??” (mengeryitkan dahi)
Tut..tut..tut,,
Fida
: (kesal) “Huh..dasar Cumi!”
Kemudian lagu Rasa Ini punya Vierra mengalun lagi..
Fida mengangkat HP kembali
Fida
:”Halo...?”
Tut,,tut,,sambungan terputus lagi..
Fida
: “Rese banget sich…!! (sambil mengomel-ngomel)
Untuk ketiga kalinya HP Fida bunyi..dengan nomor yang
sama...yaitu 08789XXXXX
Fida
:”Haloo?” (bertanya-tanya)
Diseberang sana terdengar Ello menjawab
Ello
:”Halo..ini Fida kan?
Fida
:” Iya bener! Ini siapa Miskol terus??”(nada Ketus)
Ello
:” Aku Ello temenya Ozi..”
Fida
:” Ada apa?” (masih sedikit kesal)
Ello
:” Aku pengen kenal kamu Da,boleh ga?” (sambil sedikit menggoda)
Fida
:” Hmm,,,”
Adegan 3
Di Sekolah tercinta…
Fida
:”Hayoo,.lagi pada Nggosip apa??mesti cowo?”(mencibir)
Lita
:” Iyalah.. pa lagi??
Fida
:” Cowo,cowo dan cowo..kenapa si mbahasnya pacar mulu??”
Lita
:” Karena Cowo bisa jadi motivasi buat aku..”
Fida
:” Masa sich??” (tampang tidak percaya)
Lita
:” Makanya Pacaran.. Hari Gini Ga Punya Pacar Ketinggalan Jaman
loe..,(mencibir)
kenapa dari kemarin cowo kamu tolak terus sich..??”
Fida
:”Biarin..” (melenggang pergi)
Adegan 4
Dua bulan Ello kenal dengan Fida. Di sekolah pas
jam istirahat
Ello
:”Duh..aku harus ngomong gimana ya?”
Ido
:”yah..elo tinggal ungkapin aja susah amat yang Romantis ya..?
Ello
:”Gugup nih…”
Ido
:”Halah..Gaya loe kaya ga pernah nembak cewe aja…?” (menyindir)
Ello
:”Aku samperin ya?”
Ido
:”Ok Bro,..Good Luck!!”
Ello :
hay Fida
Fida :
hay juga
Ello :
sebenarnya aku sudah lama suka kamu, kamu mau kan jadi pacarku
Fida :
mau sih, tetapi jangan bilang kepada kedua orangtuaku ya?
Ello :
okedeh. Aku janji
Mereka akhirnya hidup
bahagia
Syamsul Maarif
Kebumen, 1 Maret 2015
2
Sebuah
Takdir
Adegan 1
Disebuah desa dikota kecil terdapat sebuah rumah yang dihuni oleh ibu halimah yang berumur 40 tahun dan anak perawannya yang bernama Fitri yang berusia 22
tahun. Fitri adalah anak tunggal dari ibu Halimah.
Suatu ketika pada saat Bu Rt pulang dari arisan dia bertemu dengan Fitri.
Fitri :
Assalamualaikum bu Rt? (Fitri sambil menjabat tangan bu Rt)
Dari mana bu??
BU RT : Walaikumsalam, ibu habis arisan
nak, Tumben jam 3 udah pulang kerja nak? biasanya pulang sore.
Fitri :
Iya ini bu. Tadi ada acara dikantor
BU RT : Oh gitu toh….oh ya minggu depan
ada pengajian dirumah ibu, kamu datang yah? ajak ibu kamu!
Fitri : E…eeee ibu? (kaget)
BU RT : iya ibu kamu, ibu Halimah, bisa
kan?
Fitri :
Insyaalloh bu.
Mereka
berjalan hingga akhirnya mereka
sampai didepan rumah Fitri.
Fitri : Saya duluan iya bu? Ayo
mampir bu?
BU RT : Makasih nak Fitri, sudah sore ibu harus pulang……
Ibu pulang dulu iya nak,
Assalamualaikum
Fitri : iya bu. Walaikumsalam,
ati-ati iya bu?
BU RT : Iya nak
Adegan 2
Aisyah sampai didepan pintu dan dia segera
mengetuknya.
Fitri :
Assalamualaikum bu,,,,,,,,Bu Ibu Fitri pulang bu….tolong bukakan pintu bu? ( sambil mengetuk pintu)
Ibu Halimah :
(Hanya diam saja dan membukakan pintunya)
Fitri : Ibu ini Fitri belikan ibu mukena, kebetulan aku baru gajian bu,,,,,,,,,ini bu mukenanya? ( sambil mengeluarkan dari tas
plastiknya)
Ibu Halimah :
Mukena butut kaya gini kamu
berikan pada ibu hah?
Dasar anak sialan, kamu kira ibu bisa baik hah kepadamu? Jangan harap kamu anak
anak sialan..Cuihhhhhhh. (sambil membuangnya)
Fitri :
Ibu, kenapa ibu menolaknya? Kenapa ibu selalu membenciku bu? ibu
selalu cuek padaku……..apa bu salahku? (Sambil menitihkan air mata)
Ibu Halimah :
(Hanya diam)
Fitri :
jawab bu….jawab apa kesalahanku bu? Jawab bu jangan hanya diam.
Ibu Halimah :
Kamu itu anak sialan…..coba kamu pikirkan,,,,,,kamu adalah penyebab ayahmu
meninggal dunia, coba saja waktu itu kamu tidak minta jalan-jalan kepasar,
pasti ayahmu tidak akan pernah tertabrak mobil dan meninggal………………..jadi ibu
tidak kesepian seperti sekarang. (Sambil menangis dan marah)
Fitri :
Ibu….itu bukan salahku bu,,,,aku mohon agar ibu mengerti bahwa bukan aku yang
menyebabkan ayah meninggal bu tapi takdir bu. Bu
aku mohon jangan panggil Fitri anak sialan,, . ibu tahu kan bahwa
takdir, jodoh dan segalanya
yang mengatur adalah Allah
bu.
Ibu Halimah :
Jangan berisik kamu anak sialan. Dasar kurang ajar kamu berani-beraninya
menceramahi ibu hah?? Bagi ibu kamu tetap penyebab meninggalnya ayahmu anak sialan!
Fitri :
Ibu aku ini adalah anak kandung ibu darah daging ibu. Tolong lah bu sayangi aku
pada umumnya anak dan ibu,,,,jangan seperti ini bu,,, aku ingin dapat kasih sayang dari ibu! Ibu maafkan aku bu,,,dengan apa aku bisa menebus semua ini bu? Jawab bu aku mohon (sambil menangis
dan menunduk)
Ibu Halimah : Dengan apa hah?? Apakah kamu bisa menghadirkan ayahmu
kembali haa?
Fitri :
masya alloh bu…..itu mustahil banget
bu!
Ibu Halimah :
Oooooooh kalau begitu kamu harus turuti kata-kata ibu semua ( marah)
Fitri :
apa yang harus aku lakukan bu??
Ibu Halimah :
kamu harus menikah dengan bandot tua yang kaya raya itu!! Agar ibu jadi kaya…
Fitri :
Astagfirulloh bu,,,,,Aku tidak mau bu…kaya dan miskin, jodoh, takdir itu yang
menentukan alloh bu.
Ibu Halimah : Dasar anak durhaka (sambil menampar Aisyah). Kalau
kamu tidak mau menuruti katra-kata ibu, jangan harap ibu akan sudi memaafkanmu anak sialan!! pergi kamu dari rumah ini kalau
tidak mau mengikuti semua perintahku….cepat kamu angkat kaki dari rumah ini…….pergi!!
Fitri :
(Sambil memohon) buuuuuuuuuuu maafkan aku bu,,,,,,,,tolong jangan usir
aku….kalau aku diusir aku mau
tinggal dimana bu?
Aku mohon bu jangan usir aku bu?
Ibu Halimah :
Ibu tidak peduli………..sana kamu pergi dari rumah ibu!!! Cepat sana pergi anak
sialan.
Adegan 3
Fitri pergi dari rumahnya, dengan menangis dan kemudian Fitri bertemu dengan Pak RT dan Bu RT
yang sedang duduk di depan rumah.
Pak RT : Nak Fitri?
Bu Rt : kenapa kamu menangis nak? Mau kemana kamu Fitri sambil bawa tas?
Fitri : Huhuhuhu….Fitri diusir sama ibu, pak dan bu Rt.
Pak Rt : Astagfirulloh ,memangnya kenapa kamu bisa diusir sama ibu Halimah?
Fitri : Karena Fitri tidak mau menuruti kata-kata ibu,,,,pak
Bu Rt : Memangnya kenapa nak??
Fitri :
Ibu menyuruhku menikah dengan bandot tua yang sudah punya istri dan kaya
raya,,aku tidak mencintainya pak, bu Rt. Aku tidak mau bu….
Bu Rt : Bersabarlah nak………oh iya kamu
mau tinggal dimana????
Fitri :
Aku juga tidak tahu bu. Mungkin aku akan cari kost-kostan.
Pak Rt : Ini sudah malam nak, lebih baik kamu tinggal dirumah ini saja nak untuk sementara.
Fitri : Taaaaaaaaaapppppppppiii…….tapi
Bu Rt : iya nak Fitri lebih baik kamu tinggal disini dulu..
Aisyah : Terima kasih pak dan bu Rt.
Akhirnya Fitri tinggal dirumah pak Rt, disaat mereka sedang asyik
berbicara tiba-tiba anaknya pak Rt yaitu Asep pulang dari Kota besar habis
kuliah.
Asep : Assalamualaikum Pak,,,Bu! (sambil bawa tas)
Pak&
Bu RT : Walaikumsalam nak….kamu libur
apa nak?/
Asep : iya bu besok satu minggu ini
asep libur…….loh itu siapa pak bu?(sambil melihat ke Fitri)
Pak Rt : Itu adalah Fitri putrinya Bu Halimah yang rumahnya diujung itu loh…….nak
Fitri tinggal
disini untuk sementara nak
Asep : Ohhhhh Begitu….emangnya kenapa Bu?
Bu RT : Nak Fitri habis diusir sama ibu Halimah nak
Asep :ohhh….asep pamit kekamar dulu iya Pak Bu!!
Adegan 4
Suatu pagi dirumah pak Rt, Fitri
dan Asep anaknya Pak Rt sedang duduk di teras rumah sambil asyik berbicara. Ibu Halimah sedang melihat mereka.
Asep : Kenapa kamu bisa diusir sama ibumu?
Fitri :
Aku dijodohin kak sama bandot tua…..tapi aku tidak mau
Asep : Ohhhh… Fitri kamu kerja apa kuliah?
Fitri :
E……eeeeeeeeee aku iya kak?
Asep : Iya kamu lah??
Fitri :
Aku kerja kak…..kakak sih kuliah jurusan apa??
Asep : Kakak kuliah jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia……
Kamu kerja dimana???
Fitri belum sempat menjawab pertanyaan
Asep tiba-tiba Ibunya Fitri lewat didepan rumah Pak Rt.
Ibu Halimah :
Oh jadi kamu disini anak sialan! Ayo ikut ibu ( Sambil menarik
tangan Fitri dengan paksa).
Fitri : Ibu! Aku tidak mau Bu….. aku tidak mau jika aku dipaksa menikah
dengan bandot tua bu yang beristri bu.
Asep : Ibu Halimah yang terhormat Asep mohon Bu……….jangan kasar terhadap Fitri … Fitri kan anak kandung ibu!!!!!!!! Darah daging ibu.
Ibu Halimah :
Diam kamu Asep…. Jangan ikut campur urusan keluarga ini.
Tiba-tiba
Bu RT keluar dari dalam rumah.
Bu Rt : Astagfirulloh
ada apa ini? Kenapa Ibu Halimah menarik-narik tangan Halimah?(Kaget).
Ibu Halimah :
Tolong lah bu jangan ikut campur.
Pak
RT baru pulang dari kerja bakti.
Pak Rt : Ohhh rupanya ada tamu……..kenapa
tidak disuruh masuk bu? Ayo masuk Bu
Halimah?
IBu
Halimah : Tidak perlu…….yang saya perlukan adalah anak sialan ini! (sambil menunjuk fitri)
Bu Rt : Sebaiknya
kita bicarakan didalam dengan
baik-baik bu, ayo masuk bu! jangan
emosi terus nanti cepat tua.
Ibu Halimah :
Iya lah (sambil jengkel).
Diruang
tamu pak Rt.
Pak
Rt : Sebenarnya ada masalah
apa ??
Ibu
Yuni :
Iya tidak ada masalah Fitri itu anak saya, saya Cuma mengajak Fitri pulang!!
Bu Rt : Tapi bu……tadi A Fitri bilang kepada kami kalau dia dijodohkan sama lelaki tua
yang beristri!!
Fitri :
Sebelumnya Fitri minta maaf bu, Aku tidak bermaksud menentang perintah ibu, Fitri juga tidak mau jadi anak durhaka.
Tapi asal ibu tahu, Fitri tidak mau dijodohkan dengan lelaki
tua yang beristri!! Tolong bu jangan paksa aku……Aku mohon bu……
Pak Rt : Dengar bu Halimah
Fitri tidak mau, kasihan anak ibu. Anak ibu berhak dapat
laki-laki yang lebih pantas dan muda, bukan dengan seorang yang sudah beristri.
Tolong bu perlakukanlah anak ibu dengan baik, bukankah Fitri adalah darah daging ibu sendiri!! Saya yakin suami ibu Halimah disana akan kecewa dengan sikap ibu terhadap anak kandungnya!!
Ibu Halimah :
Tapi pak Rt ( Terus Menangis), Fitri yang telah menyebabkan suamiku
meninggal dunia dan saya menjadi janda seperti sekarang ini. Saya ingin Fitri sengsara sebagai balasan dari perbuatannya!!
Bu Rt : Astagfirulloh Bu Yuni, istigfar
Bu. …. Fitri ini adalah darah daging ibu yang lahir dari rahim Bu Yuni.
Bukankah ibu senang Fitri lahir di dunia ini???? Mana hati
nurani Ibu Yuni sebagai orang tua dari Fitri,
mana bu?? Itu sudah takdir
Ibu Halimah :
Huhuhu (semakin menangis). Iya bu kadang-kadang hati ini menolak untuk
melakukan perbuatan ini terhadap anak saya. Tapi rasa benci ini melebihi rasa
sayang saya terhadap Fitri.
Bu Rt : ayolah bu, saya yakin Bu Halimah adalah ibu yang baik yang bisa memaafkan anak ibu dan
sayanginya Fitri!
Ibu Halimah :
Iya Bu Rt.
Akhirnya
Ibu Yuni luluh hatinya oleh rayuan Bu Rt.
Ibu Halimah :
Nak, maafkanlah Ibu, selama ini ibu khilaf, hati ibu telah ditutupi ole
kebencian !! tolong maafkan ibu iya nak, Ibu janji tidak akan jahat lagi
kepadamu, dan ibu tidak akan menjodohkanmu dengan lelaki tua yang sudah
beristri. Ibu janji akan menyayangimu nak, maafkan ibu iya nak??
Fitri :
Iya Bu… Fitri sudah
memaafkan Ibu dari dulu, tolong
maafin Fitri juga iya bu?? (sambil berpelukan dan menanagis)
Akhirnya bu Halimah dan Fitri
pulang kerumah, merekapun kini hidup bahagia.
Syamsul Maarif
Kebumen, 5 Maret 2015
Post a Comment for "Drama "Cintaku" Karya Syamsul Maarif"