Struktur Plot Novel "Maha Cinta" karya Aguk Irawan Mn
1. Kampung
Sembungan yang letaknya paling tinggi
2. Sembungan
sangat asing bagi siapapun, kecuali awan-awan putih yang tampak selalu menaunginya
3. Anak-anak
sekolah merambat pelan, menuruni jalanan yang licin
4. Sekolah
adalah makhluk asing dan hantu yang akan dijauhii di masa depan
5. Laki-laki
dan perempuan mengisi pagi dengan
bekerja di lereng-lereng bukit, juga
ladang-ladangnya hingga petang
6. Imran
bersama kedua orang tuanya juga para tetangga menapaki jalan menanjak, menaiki
lereng bukit, menjejak rerumputan
7. Tak
seharusnya warga kampung menggunakan pestisida, yang akan merusak tanah
8. Sepuluh
hingga dua puluh tahun yang akan datang Dieng akan rusak erosi akan terjadi
9. Marwa
kembang dari segala kembang kampung adalah keindahan yang senantiasa akan
merebut siang dan malam para pemuda, termasuk Imran
10. Orang
tua Imran tidak menyetujui perasaanya kepada Marwa
11. kedudukan
dan harta itu penting bagi semua orang
12. Haji
Nurcahya adalah ayahnya Marwa yang merupakan orang terkaya dikampung
2)
Bagian Kedua
1. Marwa
wanita berjilbab, elok parasnya dan indah bola matannya, senyumnya memikat
semua orang
2. Marwa
menjadi bunga, tempat dimana para kumbang berusaha untuk mendekatinya
3. Tak
banyak muda-mudi yang mengenyam pendidikan
4. Lulus
SMA adalah puncak dari pendidikan sebagian kecil kaum muda, sementara sebagian
besarnya tamatan SMP saja
5. Ladang
telah memberi segalanya, satu-satunya pengetahuan yang wajib dimiliki oleh
seorang anak adalah bertani
6. Rumah-rumah
warga begitu kokoh, dinding-dindingnya dari tembok dan batu
7. Rumah
Haji Nurcahya yang paling mewah dari yang lainnya yang menghadap kearah Masjid
8. Haji
Nurcahya bersama dengan istrinya sangat mengidamkan seorang anak laki-laki
9. Ketiadaan
anak laki-laki menyesakkan dadanya, pada akhirnya lahirlah seorang Marwa
menjadi putri satu-satunya
10. Haji
Nurcahya mendengar kedekatan antara Marwa dengan Imran
11. Haji
Nurcahya menasehati Marwa sudah berapa kali untuk tidak mendekati Imran
12. Haji
Nurcahya bisa menimbang berapa besar harta dan uangnya
13. Marwa
tak sanggup membantah perkataan ayahnya
3)
Bagian Ketiga
1. Muniri,
Zamroni, Sirhadi, Khotibi, dan Imran adalah murid dari guru ngaji Kiyai Yazid
di rumahnya
2. Bersama
mereka ada Rowiyatin, Hikmah, Miratul, Rufiah, dan Marwa
3. Kiyai
Yazid yang masih muda, dia pernah nyantri di Jawa timur dan juga kuliah
4. Kiyai
Yazid sebentar lagi akan menikah dengan teman mahasiswinya
5. Pikiran-pikiran
sang kiyai luas, hafal al-Quran, fasih membaca kitab kuning, ikut thariqoh Naqsabandiyah,
dan calon sarjana agama
6. Tiap
malam, usai sholat maghrib kesepuluh pemuda-pemudi itu mengaji dirumah sang
kiyai
7. Detak
jantung Imran mengencang-kencang
8. Imran
akan bertemu Marwa untuk mengaji bersama
9. Kiyai
Yazid hendak berbincang-bincang dengan Imran
10. Murid-murid
yang lain dipersilahkan untuk pulang terlebih dahulu
11. Bagi
sang kiyai Imran sudah seperti adiknya sendiri
12. Imran
akan kuliah mengambil jurusan Fakultas Pertanian
13. Marwa
akan mengambil fakultas Ekonomi
14. Kiyai
Yazid mengetahui kedekatan Imran dengan Marwa
15. Kiyai
Yazid merestui cinta anatara Imran dengan Marwa
16. Hati
Imran menjadi bersemi karena cinta, ia sangat senang
4)
Bagian Keempat
1. Mereka
masih setia menunggu Imran, tetapi Marwa sudah pulang begitu juga dengan para
kaum perempuan
2. Imran
ingin menyimpan rapat-rapat tentang direstuinya cinta Imran dengan Marwa
3. Imran
tidak bisa menyimpan kebahagian lebih lama dari sahabat-sahabatnya
4. Imran
memberitahu rahasianya
5. Sahabat-sahabatnya
mendukung Imran
6. Imran
sulit untuk memjamkan mata pada malam ini
7. Imran
terbayang-bayang wajah Marwa
8. Malam
yang sama dilalui Marwa
5)
Bagian Kelima
1. Sejak
kiyai Yazid memberikan restu kepada Imran, terdengar kasak-kusuk dari warga
2. Ada
beberapa yang mendukung dan juga ada sebagian yang tidak mendukung
3. Ada
yang menjelek-jelekan Imran juga ada yang memuji-muji Imran
4. Sembungan
memang tidak bisa menyimpan rahasia
5. Tiga
minggu dari restu Kiyai Yazid
6. Marwa
akan berhenti mengaji dirumah kiyai Yazid
7. Haji
Nurcahya yang menyuruhnya untuk berhenti mengaji
6)
Bagian keenam
1. Imran
kuliah di Jogjakarta sedangkan Marwa kuliah di Jakarta
2. Marwa
ingin kuliah di Jogjakarta tetapi ayahnya melarangnya karena Imran kuliah
disana
3. Haji
Nurcahya meyembunyikan tempat kuliah dari Imran
4. Imran
hampir putus asa
5. Imran
meminta restu kepada kedua orang tuannya untuk menemui Haji Nurcahya
6. Marwa
sudah pulang dari Jakarta
7. Imran
menemui Haji Nurcahya
8. Imran
meminta restu kepada Haji Nurcahya untuk mencintai Marwa
7)
Bagian Ketujuh
1. Imran
berkata-kata dengan sepenuh keyakinan, pun sepenuh harapan
2. Haji
Nurcahya telah mendengar semuanya
3. Haji
Nurcahya mengakui bahwa Imran seorang pemberani, bicaranya lancar, dan tutur
katanya lembut
4. Tetapi
Perkataan Imran membuat Haji Nurcahya tersinggung dan sakit hati
5. Haji
Nurcahya mulai menjawab perakataan dari Imran
6. Haji
Nurcahya menyuruh Imran untuk pulang
7. Haji
Nucahya tak akan merestui cinta Imran kepada Marwa
8. Imran
pulang dengan bingkisannya kembali
9. Hatinya
Imran tercabik-cabik, linglung, melangkah tertatih-tatih
10. Imran
membuang bingkisan yang berisi bahan-bahan makanan
8)
Bagian Kedelapan
1. Malam
telah melewati batas, Imran kembali pulang
2. Sang
ayah dan ibu belum tidur, mereka tengah duduk diruang tamu bersama cahaya lampu yang remang-remang
3. Orang
tua Imran sengaja menunggu kepulangan anaknya
4. Orang
tua Imran mengerti, memahami dan menyadari apa yang sedang dialami Imran
5. Begitu
Imran masuk, ia langsung bersimpuh dikaki ibunya
6. Orang
tua Imran saling menguatkan Imran yang sedang tertatih
7. Imran
mengangguk, diusap air matanya, diciumnya kaki ayah dan ibunya
8. Imran
pun segera tenggelam dalam sholat dan ibadanya
9. Marwa
sangat terpukul dengan penolakan ayahnya kepada Imran
10. Beberepa
malam ini, sang kiyai selalu berpesan kepada para muridnya untuk selalu
berhati-hati dan waspada
11. Suatu
sore terdengar kasak-kusuk bahwa ada seseorang yang menemukan kardus yang berisi
barang-barang berharga
12. Semakin
lama semakin aneh dan macam-macam saja yang dikatakan warga
13. Hingga
akhirnya Haji Nurcahya mendengar berita tersebut
14. Api
kemarahan telah membakar wajahnya
9)
Bagian Kesembilan
1. Ketika
Imran dan teman-temannya akan memulai mengaji dirumah kiyai Yazid
2. Ada
sesorang warga yang mengatakan bahwa Haji Nurcahya sedang marah-marah kepada
ayahnya Imran
3. Orang-orang
berkumpul hanya untuk menonton Haji Nurcahya memaki-maki dan menampar pak Ali
4. Pak
ali tak bisa bergerak, bu Ali sedang sakit dirumah jadi dia tidak tahu apa yang
terjadi
5. Tidak
ada satupun warga yang berani menahan Haji Nurcahya
6. ketika
Haji Nurcahya hendak menyerang kembali, datanglah Marwa yang menahannya
7. saat
itu pula datanglah Imran, Muniri,
Sirhadi, Zamroni, dan Khotibi
8. Melihat
ayahnya duduk tak berdaya, Imran membalas caci maki kepada Haji Nurcahya dan
ingin menyerang langsung
9. Kiyai
Yazid langsung mengajak pergi Haji Nurcahya menjauh
10. Sesorang
lalu mengumandangkan adzan Isya
11. Pak
Ali dan Imran pulang
12. Pak
Ali menyuruh Imran untuk meminta maaf kepada Haji Nurcahya
13. Berat
bagi Imran untuk meminta maaf kepada Haji Nurcahya
10)
Bagian Kesepuluh
1. Imran
masih tetap tidak mengerti mengapa dia harus meminta maaf
2. Sebentar
lagi Imran akan meniggalkan kampung untuk melanjutkan kuliah
3. Imran
telah mampu mengalahkan keraguan dan kebimbangan, ia pergi menemui Haji
Nurcahya
4. Sahabat-sahabat
Imran menunggu diteras, mereka khawatir Imran akan kehilangan kendali
5. Imran
akhirnya meminta maaf sebesar-besarnya atas tindakan yang dilakukan selama ini
6. Haji
Nurcahya memaafkan Imran dan orang tuanya
7. Ketika
Imran akan pergi, Marwa datang menghampirinya
8. Marwa
memberikan sepucuk surat dan membisikan bahwa Marwa mencintai Imran
11)
Bagian Kesebelas
1. Imran
membaca surat dari Marwa
2. Marwa
cemburu terhadap rufiah atau rowiyatun yang sepertinya hidup mereka mudah dan
sederhana
3. Marwa
tidak bisa menolak bahwa Haji Nurcahya adalah ayahnya
4. Marwa
setiap malam bangun dari tidurnya dan berdoa kepada Allah untuk membukakan
kedua hati orang tuannya
5. Masih
ada waktu empat atau lima tahun mereka merajut cinta
6. Marwa
meminta alamat tempat tinggal Imran di Jogjakarta
7. Marwa
akan mengirim suara hati kepada Imran
12)
Bagian keduabelas
1. Imran
telah berungkali membaca surat dari Marwa
2. Imran
memilih tinggal disebuah pesantren selama ia menjadi mahasiswa sesuai nasihat
kiyai Yazid
3. Di
awal-awal kuliah, Imran selalu teringat dengan kedua orang tuannya
4. Imran
sering pulang seminggu atau dua minggu sekali
5. Tetapi
Marwa jarang pulang
6. Imran
menitipkan salam cintanya untuk Marwa kepada sahabatnya
7. Saat
Imran tidak pulang ke sembungan ternyata Marwa pulang
8. Haji Nurcahya tahu bahwa pada saat Imran
pulang Marwa tak pulang dan sebaliknya
9. Marwa
bertanya-tanya tentang keadaan Imran pada sahabatnya
10. Marwa
menitipkan salam cinta balik untuk Imran
11. Marwa
menitipkan alamat tempat tinggalnya di Jakarta
12. Marwa
juga menulis sebuah surat untuk Imran yang dititpkan kepada Miratul
13)
Bagian Ketigabelas
1. Melalui
sahabat-sahabatnya yang baik, Imran dan Marwa akhinrya mempunyai alamat tempat
tinggalnya masing-masing
2. Imran
dan Marwa saling surat-menyurat
3. Marwa
menulis surat pada saat sedang di Monas, bersama sahabat dekat dikampus
4. Sudah
tiga tahun lebih Imran dan Marwa tidak pernah bertemu
5. Marwa
meminta Imran untuk pulang saat pernikahannya Rowiyatun
14)
Bagian Keempatbelas
1. Lebih
dari tiga tahun Imran hidup dijogjakarta
2. Perubahan
Marwa tampak dari surat-surat terakhinya untuk Imran
3. Kalimat-kalimat
yang tersusun dalam surat cenderung praktis, ringan dan langsung pada inti
pembicaraan
4. Berbanding
terbalik dengan gaya suratnya Imran
5. Imran
sedang sibuk mempersiapkan KKN
6. Imran
meminta maaf jika tidak bisa hadir di acara pernikahanya Muniri dengan
Rowiyatun
7. Marwa juga sedang mempersiapkan KKN
8. Imran
pulang sehari sebelum pernikahan sahabatnya, sudah tiga bulan Imran tidak
pulang
9. Ladang
milik pak Ali sebagian dijual untuk membiayai kuliah Imran
10. Haji
Nurcahya lah yang membeli ladangnya
11. Marwa
sedang berada di Bogor disebuah kampung pelosok bersama teman kampusnya
15)
Bagian Kelimabelas
1. Imran
menunggu kehadiran Marwa yang masih belum pulang
2. Imran
memberikan kado kepada Muniri begitu juga dengan sahabatnya
3. Maman
berasal dari kota Bogor, satu angakatan dengan Marwa dan juga satu fakultas
4. Maman
adalah mahasiswa tajir yang kuliah dan
selalu mengendarai mobil
5. Maman
tahu semuanya tentang Marwa
6. Maman
mempunyai siasat yang licik untuk merebut hati Marwa
7. Marwa
baru teringat bahwa besok adalah pernikahan sahabatnya
8. Maman
mengajak Marwa untuk pulang ke Sembungan menggunakan mobil miliknya
16)
Bagian Keenambelas
1. Perangkap
dan siasat telah dijalankan Maman
2. Prosesi
akad nikah berlangsung khidmat
3. Kiyai
Yazid meminta Imran untuk memimpin doa
4. Sebagian
besar orang-orang yang hadir menundukan wajah dan meneteskan air mata
5. Imran
pamit pada sepasang pengatin dan kepada orang tuannya untuk pergi ke Jogjakarta
6. Kurang
lebih lima belas menit, bus yang ditunggu-tunggu datang
7. Marwa
berteriak memanggil Imran dengan keras
8. Imran
mendengar suara teriakan itu, tetapi bus sudah mulai berjalan
9. Imran
tak pernah tahu bahwa yang memanggi itu adalah Marwa
17)
Bagian Ketujuhbelas
1. Marwa
langsung mengajak teman-temannya ke acara pernikahan temannya
2. Rumah
ini letaknya dekat, kedua ayah dan ibunya ada dirumah itu, ketiga Marwa ingin
segera bertemu dengan sahabat-sahabatnya dan keempat Marwa ingin mendengar soal
Imran
3. Marwa
memperkenalkan teman-temannya kepada kedua orang tuanya begitu juga kepada
kedua pengantin
4. Marwa
mengajak teman-temannya kerumahnya
5. Marwa
membiarkan teman-temannya berbincang dengan kedua orang tuanya
6. Maman
paling banyak bicara dari temannya yang ikut
7. Marwa
pergi menemui Rowiyatun
8. Marwa
berbincang-bincang soal Imran
9. Rowiyatun
meminta untuk membuktikan cinta Marwa kepada Imran
18)
Bagian Kedelapanbelas
1. Marwa
lebih sering mengunci diri di dalam kamar seakan-akan ia lupa bahwa ia mengajak
teman-temannya
2. Fitri
dan Yeni sibuk dengan pertanyaa-pertanyaan tentang kampung Sembungan kepada
ibunya Marwa
3. Maman
dan Fadhil berjalan-jalan dikampung Sembungan
4. Marwa
akan menemui Imran di Jojakarta dan langsung akan kembali ke Jakarta
5. Sekitar
pukul sembilan pagi, Marwa dan teman-temannnya pergi menuju ke Jogjakarta
6. Marwa
bertanya tentang alamat Imran
7. Marwa
menemui Imran di pesantren, tetapi Imran tidak berada di pesantren
8. Imran
pergi kejakarta bersama Dewi sehabis dhuzur
19)
Bagian Kesembilanbelas
1. Sebenarnya
Imran berangkat sore hari, imran menemui Zaid terlebih dahulu di kampus dan
mendapatkan arahan dari pihak kampus
2. Marwa
sendiri mengejar ke kampus, ke terminal sampai malam hari
3. Pukul
delapan belas kereta telah membawa Imran, Dewi dan Zaid ke Jakarta
4. Marwa
sangat lelah, lelah fisik dan hatinya
5. Marwa
mendengar bahwa Dewi mencintai Imran dari beberapa orang yang ia temui
6. Maman
membuat Marwa terbakar cemburu atas kehadirannya Dewi
7. Maman
mengajak meninggalkan Jogjakarta
8. Imran
akan menemui Marwa dengan ditemani kedua temannya di Jakarta
9. Dewi
cemburu karena Imran lebih mencintai Marwa daripada dirinya
20)
Bagian Keduapuluh
1. Imran,
Zaid, dan Dewi menuju keperusahaan yang bergerak di bidang pertanian, khususnya
perkebunan kelapa sawit
2. Pemilik
perusahaan bernama Ahmad Soebrata
3. Dia
seorang muslim keturunan Jawa-Tionghoa
4. Imran
dan temannya memperkenalkan diri kepada pak Ahmad Soebrata
5. Ahmad
Soebrata sudah tahu bahwa kampus akan mengirimkan tiga mahasiswa-mahasiswa
terbaik
6. Ada
tujuh kampus yang diminta untuk melakukan studi banding diperusahaan itu
7. Imran
dan temannya lah yang terakhir
8. Pak
Ahmad Soebrata selalu mengutamakan kejujuran, profesionalitas kerja, kecakapan,
akhlak, dan kebijaksanaan
9. Pak
Ahmad Soebrata menguji Imran dan temannya dengan berbagai masalah dan hadiah
yang ditawarkan
10. Ia
senang karena bisa menemukan mahasiswa yang ia cari yaitu Imran
11. Zaid
memberitahu kepada pak Amahd Soebrata bahwa Imran mempunyai kekasih beranama
Marwa
12. Imran
dan bersiap meninggalkan hotel dan bersiap menuju kostnya Marwa
21)
Bagian Keduapuluh Satu
1. Kampus
trisakti adalah tujuan Imran dan temannya
2. Kost
Marwa dekat dengan kampusnya, tepatnya dibelakang kampus
3. Sebuah
mobil melintas pelan dari belakang mereka
4. Imran,
Dewi dan Zaid tidak tahu bahwa pemuda yang mengendari mobil itu adalah Maman
5. Maman
menemui Marwa yang tidak menggunakan jilbab
6. Imran
hanya bisa memandangi dari kejauhan, percakapan antara Marwa dan Maman
7. Imran
lemas tak berdaya melihat Marwa seperti itu
8. Imran
menunggu dan akhirnya pergi melewati pagar kos karena sudah malam
9. Marwa
melihat kearah Imran, dan berjalan kearah gerbang
10. Seperti
Marwa kenal pemuda itu
11. Imran
telah melintas, terus berjalan meniggalkan Marwa
22)
Bagian keduapuluh Dua
1. Hatinya
Imran hancur pada malam itu
2. Imran
menuju stasiun untuk pulang ke Jogjakarta besok pagi malamnya istirahat dulu
distasiun
3. Imran
dan Dewi kembali ke pesantren, Zaid pulang kekostan
4. Imran
seperti kehilangan dirinya, separuh jiwanya pergi dan separuhnya hampa
5. Imran
terbayang-bayang wajah Marwa dengan Maman yang saling berbincang
6. Di
malam kelima sejak kejadian itu, imran masih terbayang Marwa dan sempat
bertanya-tanya dalam batinnya\
7. Dalam
situasi seperti ini Imran masih dapat menyelesaikan laporan tugasnya
8. Tetapi
sungguh berat menerima kenyataan tentang Marwa
9. Sudah
lama Marwa tak pernah lagi menulis surat bahkan Imran sudah selesai KKN
10. Imran
akhirnya pulang untuk mengurangi beban cinta yang ia rasakan
11. Imran
menanyakan laki-laki yang bersama Marwa pada sahabatnya dikampung
12. Imran
kembali ke Jogjakarta untuk fokus dengan skripsi
13. Suatu
siang menjelang sore saat imran dan Dewi tengah berjalan menuju pesantren
14. Ada
mobil yang membuntuti mereka
15. Imran
mengajak Dewi ke saung tempat makan
16. Marwa
turun dari mobil dengan api cemburu yang menyala-nyala
23)
Bagian keduapuluh Tiga
1. Imran
terkejut melihat Marwa yang tiba-tiba datang
2. Marwa
menuduh Imran berselingkuh dengan Dewi
3. Marwa
menangis dan mengungkapkan kekesalan hatinya kepada Imran
4. Imran
membela diri bahwa tidak ada hubungan apa-apa dengan Dewi
5. Marwa
tidak mempercayai perkataan imran
6. Maman
yang pandai berbicara ikut berbicara
7. Marwa
akhirnya memutuskan Imran lalu pergi dengan Maman dengan hatinya tercabik-cabik
8. Imran
sempat putus asa ketika Marwa memtuskan cintanya
9. Dewi
menguatkan Imran untuk tidak menyerah dan tidak berpikiran yang tidak-tidak
24)
Bagian Keduapuluh Empat
1. Imran
menulis surat untuk Marwa
2. Imran
menjelaskan kesalahpahaman melalui surat yang ia tulis
3. Imran
tidak tahu pada saat acara pernikahan Marwa datang
4. Imran
tidak tahu bahwa yang berteriak memanggilnya didalam bus itu adalah Marwa
5. Imran
juga tidak tahu bahwa Marwa sering pergi keJogjakarta
6. Imran
masih mencintai Marwa dan tertutup hatinya untuk wanita lain selain Marwa
25)
Bagian Keduapuluh Lima
1. Imran
menulis surat lagi untuk Marwa
2. Sebentar
lagi Imran akan wisuda
3. Sudah
tiga bulan lebih surat dari Imran tidak dibalas Marwa
4. Imran
akan menemui ayah Marwa lagi
26)
Bagian Keduapuluh Enam
1. Imran
menulis surat lagi
2. Sehari
setelah menulis surat ini Imran pulang ke Sembungan untuk kemudian menemui Haji
Nurcahya
27)
Bagian Keduapuluh Tujuh
1. Dewi
menangis karena dia melihat betapaa besarnya rasa cinta Imran kepada Marwa
2. Ayahnya
Dewi menyuruh untuk segera menikah dan saat ini belum ada calonnya
3. Dewi
bertanya kepada Imran
4. Imran
menjodohkan Dewi dengan Zaid, dan Dewi menyetujuinya
5. Zaid
orangnya baik dan ia sholeh
6. Imran
mengajak Zaid untuk ikut pulang ke Sembungan
7. Imran
memberitahu kepada kedua orang tuannya bahwa ia akan segera di wisuda
8. Imran
juga meminta restu untuk menemui Haji Nurcahya lagi
9. Kedua
orang tua Imran menyetujuinya
10. Imran
berbicara kepada Zaid bahwa Dewi adalah jodohnya
11. Imran
menyuruh Zaid untuk segera menemui ayahnya Dewi
12. Zaid
pingsan seketika karena teramat bahagia
28)
Bagian Keduapuluh Delapan
1. Imran
bersama Zaid menemui Haji Nurcahya
2. Imran
tidak membawa bingkisan apa-apa tidak seperti dulu
3. Haji
Nurcahya terkejut atas kedatangan Imran
4. Imran
mengatakan maksud kedatangannya
5. Haji
Nurcahya berpikir dan akhirnya dia memutuskan untuk merestui Imran untuk
menikahinya
6. Haji
Nurcahya sekarang telah berubah tidak seperti dahulu
7. Semua
tinggal tergantung dari Marwa apakah menerima atau tidak
8. Haji
Nurcahya akan langsung menemui putrinya di Jakarta
29)
Bagian Keduapuluh Sembilan
1. Haji
Nurcahya mengunjungi Marwa tanpa terlebih dahulu memberitahunya
2. Haji
Nurcahya luluh karena Imran adalah seorang santri yang sekaligus membantu
mengajar dipesantren, seorang pengahafl al-Quran dan sholeh
3. Marwa
sudah besar ia berhak menerima atau menolak Imran
4. Haji
Nurcahya menunggu Marwa dikamar kostnya
5. Haji
Nurcahya melihat dan membaca surat-surat dari Imran untuk Marwa
6. Siang
hari Marwa pulang ke kost bersama seorang laki-laki yaitu Maman
7. Maman
dan Marwa sepakat untuk menikah dan orang tua Maman akan segera menemuinya
8. Marwa
sudah besar dan berhak menentukan masa depannya sendiri
30)
Bagian Ketigapuluh
1. Haji
Nurcahya berbicara empat mata kepada Marwa
2. Marwa
telah berubah, Haji Nurcahya tidak mengenal Marwa seperti dulu lagi
3. Marwa
meminta maaf karena telah menyembunyikan perasaannya kepada Marwa
4. Marwa
menganggap Imran telah menghianti dan Marwa akan menikah dengan Maman
5. Haji
Nurcahya tidak menyetujui hubungan antara Marwa dan Maman melainkan ia
menginginkan Marwa memilih Imran daripada Maman
6. Haji
Nurcahya menangis dan tidak akan memaksa lagi Marwa
7. Marwa
meminta maaf
8. Haji
Nurcahya meminta Marwa untuk mengatakan pada Maman untuk segera menemuinya
31)
Bagian Ketigapuluh Satu
1. Hati
Imran lebih berbung-bunga daripada Zaid yang akan segera menikah
2. Tiga
hari Imran menunggu kepulangan Haji Nurcahya
3. Hari
jumat yang ditunggu-tunggu telah pulang ayahnya Marwa
4. Imran
merasa yakin bahwa Marwa akan menerimannya
5. Imran
sedang tidak rumah saat Haji Nurcahya dan istrinya berkunjung kerumahnya
6. Haji
Nurcahya meminta maaf atas kesalahan yang dulu telah memaki-maki pak Ali
7. Haji
Nurcahya menyesali pertbuatannya
8. Haji
Nurcahya menyampaikan maksud kedatangannya
9. Bahwa
Marwa telah lebih memilih Maman daripada Imran, Haji Nurcahya sebenarnya lebih
setuju jika Marwa bersama Imran
10. Haji
Nurcahya tidak bisa memaksa lagi kehendak putrinya
11. Haji
Nurcahya merasa bersalah dan terbebani
12. Tanpa
sepengetahuan mereka Imran sudah mendengar dan mengetahui kabar itu dari tadi
13. Imran
menjadi lusuh, jiwanya gelap
32)
Bagian Ketigapuluh Dua
1. Imran
berlari kencang membawa hatinya, hatinya yang dipenuhi pilu dan luka yang
ternganga
2. Imran
merintih dan terus merintih kepada langit dan bulan malam
3. Haji
Nurcahya dan istrinya telah pulang dengan hati yang menyesal
4. Orang
tua Imran menunggu kepulangannya sampai larut malam
5. Ayam
jantan berkokok, Imran melangkah pulang dengan tenang
6. Pak
Ali dan istrinya berusaha untuk menguatkan Imran dan menasehatinya
7. Imran
berusaha memasukan kalimat-kalimat agung dan suci yang diucapkan ayahnya
8. Imran
meminta ijin untuk menemui Marwa sekali lagi
9. Imran
ingin mendengarnya secara langsung dari Marwa
10. Imran
mengajak kedua orang tuanya soal rencananya Imran wisuda
11. Setelah itu akan menjadi saksi di acara
pernikahannya Dewi dan Zaid
33)
Bagian Ketigapuluh Tiga
1. Hari
minggu yang cerah dimana Imran dan temannya akan diwisuda
2. Imran
datang bersama kedua orang tuanya, juga beberapa tetangga
3. Haji
Nurcahya bersama istri juga turut menyaksikan wisuda Imran
4. Setelah
wisuda selesai, Kiyai Mahbub ayahnya Dewi segera pulang untuk melaksanakan
acara pernikahan putrinya
5. Kiyai
Mahbub mendengar kisah Imran yang dituturkan Dewi dan Zaid
6. Kiyai
Mahbub meminta Dewi dan Zaid untuk mengantar Imran ke Jakarta bersama tiga
santri unggul
7. Sampailah
rombongan itu didepan kost Marwa
8. Marwa
bersama Maman kaget atas kehadiran Imran
9. Imran
mempertanyakan Marwa kenapa ia lebih Maman
10. Marwa
tidak pantas menerima cinta yang agung dari Imran
11. Marwa
pingsan, tak sadarkan diri
12. Zaid
dan Maman dengan temannya berkelahi
13. Marwa
sedikit tersadar
14. Imran
meminta maaf telah membuat Marwa menghianti Imran
15. Imran
akan pergi dari hati Marwa selamanya
16. Marwa
jatuh dan tak sadarkan diri lagi
34)
Bagian Ketigapuluh Empat
1. Beberapa
hari setelah wisuda Marwa, orang tua Maman datang menemui Haji Nurcahya
2. Haji
Nurcahya memberitahu kepada orang tua Maman bahwa Marwa telah hamil karena ulah
dari Maman
3. Orang
tua Maman menanyakan secara langsung pada Maman
4. Maman
melakukan hubungan setan itu pada saat KKN di Bogor
5. Orang
tua Maman memarahi Maman dan menamparnya
6. Keadaan
Marwa semakin memprihatinkan, bahkan saat acara pernikahannya dengan Maman
7. Marwa
mendapat surat dari Dewi dan mendapatkan kado
8. Imran
tidak hadir diacara pernikahanya Marwa
9. Imran
pergi ke Jakarta untuk memenuhi permintaan pak Ahmad Soebrata
35)
Bagian Ketigapuluh Lima
1. Tanggal
13, Marwa menikah dengan Maman
2. Pernikahan
yang suram tidak seperti pernikahan Muniri dan Rowiyatun
3. Marwa
gelisah karena ketidakhadirannya Imran, hanya Dewi dan Zaid yang hadir
4. Marwa
menyesal menuduh Imran selingkuh dengan Dewi
5. Dewi
dan Zaid adalah pasangan suami istri
6. Sejak
hari itu, Marwa semakin tenggelam dalam penyesalan diri dan kepedihan hati
7. Sahabat-sahabat
Marwa menjauhi Marwa karena tahu bahwa Marwa hamil sebelum pernikahan
8. Dari
waktu-kewaktu Marwa hanya mendengar caci-makian, hinaan, dan perendahan dari
semua warga kampung Sembungan
9. Maman
sudah jarang pulang ke Sembungan karena merasa dia bukan suami Marwa
10. Setiap
hari Marwa hanya teringat, dan selalu menyebut-nyebut nama Imran
11. Tepat
sebulan sebelum sembilan bulan usia kandungannya
12. Marwa
melahirkan anak seorang laki-laki
13. Marwa
memberi nama Imran Maulan
14. Marwa
meninggal dunia setelah melahirkan
36)
Bagian ketigapuluh Enam
1. Imran
yang mengabdikan diri berbulan-bulan di perusahaan Ahmad soebrata,dikenal
sebagai karyawan yang soleh dan baik hati
2. Beberapa
karyawati yang masih sendiri menaruh hati pada Imran
3. Beberapa
minggu setelah meninggalnya Marwa, sepucuk surat yang ditulis Muniri datang
untuk Imran
4. Kematian
Marwa membuat Imran bersedih dan meneteskan air mata
5. Pak
Ahmad soebrata juga mengetahui isi surat itu
6. Pak
Ahmad Soebrata menjodohkan Imran denga anaknya yaitu Layla
7. Imran
menolaknya dan memilih masih mencintai Marwa walaupun raganya sudah tidak ada
8. Membuat
Imran semakin rajin beribadah
Post a Comment for "Struktur Plot Novel "Maha Cinta" karya Aguk Irawan Mn"