Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Jalinan Struktur Plot Novel "Maha Cinta" Karya Aguk Irawan Mizan

Peristiwa (Bagian Pertama 1.1.1) Kampung Sembungan yang letaknya paling tinggi. Sembungan sangat asing bagi siapapun, kecuali awan-awan putih yang tampak selalu menaunginya (Bagian Pertama 1.1.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian Pertama 1.1.3) Anak-anak sekolah merambat pelan, menuruni jalanan yang licin. Sekolah adalah makhluk asing dan hantu yang akan dijauhi di masa depan (Bagian Pertama 1.1.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian Pertama 1.1.5). Laki-laki dan perempuan mengisi pagi  dengan bekerja di lereng-lereng bukit, juga ladang-ladangnya hingga petang. Imran bersama kedua orang tuanya juga para tetangga menapaki jalan menanjak, menaiki lereng bukit, menjejak rerumputan  (Bagian Pertama 1.1.6). mengakibatkan peristiwa (Bagian Pertama 1.1.7). Tak seharusnya warga kampung menggunakan pestisida, yang akan merusak tanah. Sepuluh hingga dua puluh tahun yang akan datang Dieng akan rusak erosi akan terjadi (Bagian Pertama 1.1.8). Marwa kembang dari segala kembang kampung adalah keindahan yang senantiasa akan merebut siang dan malam para pemuda, termasuk Imran (Bagian Pertama 1.1.9) mengakibatkan peristiwa (Bagian Pertama 1.1.20) Orang tua Imran tidak menyetujui perasaanya kepada Marwa. kedudukan dan harta itu penting bagi semua orang (Bagian Pertama 1.1.21). Haji Nurcahya adalah ayahnya Marwa yang merupakan orang terkaya dikampung (Bagian Pertama 1.1.22)  

Peristiwa (Bagian Kedua 1.2.1) Marwa wanita berjilbab, elok parasnya dan indah bola matannya, senyumnya memikat semua orang menagakibatkan peristiwa (Bagian Kedua 1.2.2) Marwa menjadi bunga, tempat dimana para kumbang berusaha untuk mendekatinya. Tak banyak muda-mudi yang mengenyam pendidikan (Bagian Kedua 1.2.3) Lulus SMA adalah puncak dari pendidikan sebagian kecil kaum muda, sementara sebagian besarnya tamatan SMP saja (Bagian Kedua 1.2.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kedua 1.2.5) Ladang telah memberi segalanya, satu-satunya pengetahuan yang wajib dimiliki oleh seorang anak adalah  bertani. Rumah-rumah warga begitu kokoh, dinding-dindingnya dari tembok dan batu (Bagian Kedua 1.2.6) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kedua 1.2.7) Rumah Haji Nurcahya yang paling mewah dari yang lainnya yang menghadap kearah Masjid. Haji Nurcahya bersama dengan istrinya sangat mengidamkan seorang anak laki-laki (Bagian Kedua 1.2.8) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kedua 1.2.9) Ketiadaan anak laki-laki menyesakkan dadanya, pada akhirnya lahirlah seorang Marwa menjadi putri satu-satunya. Haji Nurcahya mendengar kedekatan antara Marwa dengan Imran (Bagian Kedua 1.2.10) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kedua 1.2.11) Haji Nurcahya menasehati Marwa sudah berapa kali untuk tidak mendekati Imran. Haji Nurcahya bisa menimbang berapa besar harta dan uangnya (Bagian Kedua 1.2.12). Marwa tak sanggup membantah perkataan ayahnya (Bagian Kedua 1.2.13)
Peristiwa (Bagian Ketiga 1.3.1) Muniri, Zamroni, Sirhadi, Khotibi, dan Imran adalah murid dari guru ngaji Kiyai Yazid di rumahnya. Bersama mereka ada Rowiyatin, Hikmah, Miratul, Rufiah, dan Marwa (Bagian Ketiga 1.3.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketiga 1.3.3) Kiyai Yazid yang masih muda, dia pernah nyantri di Jawa timur dan juga kuliah. Kiyai Yazid sebentar lagi akan menikah dengan teman mahasiswinya (Bagian Ketiga 1.3.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketiga 1.3.5) Pikiran-pikiran sang kiyai luas, hafal al-Quran, fasih membaca kitab kuning, ikut thariqoh Naqsabandiyah, dan calon sarjana agama. Tiap malam, usai sholat maghrib kesepuluh pemuda-pemudi itu mengaji dirumah sang kiyai (Bagian Ketiga 1.3.6) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketiga 1.3.7) Detak jantung Imran mengencang-kencang. Imran akan bertemu Marwa untuk mengaji bersama. Kiyai Yazid hendak berbincang-bincang dengan Imran (Bagian Ketiga 1.3.8) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketiga 1.3.9) Murid-murid yang lain dipersilahkan untuk pulang terlebih dahulu. Bagi sang kiyai Imran sudah seperti adiknya sendiri (Bagian Ketiga 1.3.10) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketiga 1.3.11) Imran akan kuliah mengambil jurusan Fakultas Pertanian. Marwa akan mengambil fakultas Ekonomi (Bagian Ketiga 1.3.12) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketiga 1.3.13) Kiyai Yazid mengetahui kedekatan Imran dengan Marwa. Kiyai Yazid merestui cinta anatara Imran dengan Marwa (Bagian Ketiga 1.3.14) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketiga 1.3.15) Hati Imran menjadi bersemi karena cinta, ia sangat senang.
Peristiwa (Bagian Keempat 1.4.1) Mereka masih setia menunggu Imran, tetapi Marwa sudah pulang begitu juga dengan para kaum perempuan. Imran ingin menyimpan rapat-rapat tentang direstuinya cinta Imran dengan Marwa (Bagian Keempat 1.4.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keempat 1.4.3) Imran tidak bisa menyimpan kebahagian lebih lama dari sahabat-sahabatnya.  Imran memberitahu rahasianya (Bagian Keempat 1.4.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keempat 1.4.5) Sahabat-sahabatnya mendukung Imran. Imran sulit untuk memejamkan mata pada malam ini (Bagian Keempat 1.4.6) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keempat 1.4.7) Imran terbayang-bayang wajah Marwa. Malam yang sama dilalui Marwa (Bagian Keempat 1.4.8)
Peristiwa (Bagian Kelima 1.5.1) Sejak kiyai Yazid memberikan restu kepada Imran, terdengar kasak-kusuk dari warga. Ada beberapa yang mendukung dan juga ada sebagian yang tidak mendukung (Bagian Kelima 1.5.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kelima 1.5.3) Ada yang menjelek-jelekan Imran juga ada yang memuji-muji Imran. Sembungan memang tidak bisa menyimpan rahasia (Bagian Kelima 1.5.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kelima 1.5.5) Tiga minggu dari restu Kiyai Yazid. Marwa akan berhenti mengaji dirumah kiyai Yazid (Bagian Kelima 1.5.6) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kelima 1.5.7) Haji Nurcahya yang menyuruhnya untuk berhenti mengaji. 
Peristiwa (Bagian keenam 1.6.1) Imran kuliah di Jogjakarta sedangkan Marwa kuliah di Jakarta. Marwa ingin kuliah di Jogjakarta tetapi ayahnya melarangnya karena Imran kuliah disana (Bagian keenam 1.6.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian keenam 1.6.3) Haji Nurcahya meyembunyikan tempat kuliah Marwa dari Imran. Imran hampir putus asa (Bagian keenam 1.6.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian keenam 1.6.5) Imran meminta restu kepada kedua orang tuannya untuk menemui Haji Nurcahya. Marwa sudah pulang dari Jakarta (Bagian keenam 1.6.5) mengakibatkan peristiwa (Bagian keenam 1.6.6) Imran menemui Haji Nurcahya. Imran meminta restu kepada Haji Nurcahya untuk mencintai Marwa (Bagian keenam 1.6.7)
Peristiwa (Bagian Ketujuh 1.7.1) Imran berkata-kata dengan sepenuh keyakinan, pun sepenuh  harapan. Haji Nurcahya telah mendengar semuanya (Bagian Ketujuh 1.7.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketujuh 1.7.3) Haji Nurcahya mengakui bahwa Imran seorang pemberani, bicaranya lancar, dan tutur katanya lembut. Tetapi Perkataan Imran membuat Haji Nurcahya tersinggung dan sakit hati (Bagian Ketujuh 1.7.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketujuh 1.7.5) Haji Nurcahya mulai menjawab perakataan dari Imran. Haji Nurcahya menyuruh Imran untuk pulang (Bagian Ketujuh 1.7.6) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketujuh 1.7.7) Haji Nucahya tak akan merestui cinta Imran kepada Marwa. Imran pulang dengan bingkisannya kembali (Bagian Ketujuh 1.7.8) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketujuh 1.7.9) Hatinya Imran tercabik-cabik, linglung, melangkah tertatih-tatih. Imran membuang bingkisan yang berisi bahan-bahan makanan (Bagian Ketujuh 1.7.10)
Peristiwa (Bagian Kedelapan 1.8.1) Malam telah melewati batas, Imran kembali pulang. Sang ayah dan ibu belum tidur, mereka tengah duduk diruang tamu bersama  cahaya lampu yang remang-remang (Bagian Kedelapan 1.8.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kedelapan 1.8.3) Orang tua Imran sengaja menunggu kepulangan anaknya. Orang tua Imran mengerti, memahami dan menyadari apa yang sedang dialami Imran (Bagian Kedelapan 1.8.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kedelapan 1.8.5) Begitu Imran masuk, ia langsung bersimpuh dikaki ibunya. Orang tua Imran saling menguatkan Imran yang sedang tertatih (Bagian Kedelapan 1.8.6) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kedelapan 1.8.7) Imran mengangguk, diusap air matanya, diciumnya kaki ayah dan ibunya. Imran pun segera tenggelam dalam sholat dan ibadanya(Bagian Kedelapan 1.8.8) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kedelapan 1.8.9) Marwa sangat terpukul dengan penolakan ayahnya kepada Imran. Beberepa malam ini, sang kiyai selalu berpesan kepada para muridnya untuk selalu berhati-hati dan waspada (Bagian Kedelapan 1.8.10) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kedelapan 1.8.11) Suatu sore terdengar kasak-kusuk bahwa ada seseorang yang menemukan kardus yang berisi barang-barang berharga. Semakin lama semakin aneh dan macam-macam saja yang dikatakan warga (Bagian Kedelapan 1.8.12) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kedelapan 1.8.13) Hingga akhirnya Haji Nurcahya mendengar berita tersebut. Api kemarahan telah membakar wajahnya (Bagian Kedelapan 1.8.14)
Peristiwa (Bagian Kesembilan 1.9.1) Ketika Imran dan teman-temannya akan memulai mengaji dirumah kiyai Yazid. Ada sesorang warga yang mengatakan bahwa Haji Nurcahya sedang marah-marah kepada ayahnya Imran (Bagian Kesembilan 1.9.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kesembilan 1.9.3) Orang-orang berkumpul hanya untuk menonton Haji Nurcahya memaki-maki dan menampar pak Ali. Pak ali tak bisa bergerak, bu Ali sedang sakit dirumah jadi dia tidak tahu apa yang terjadi (Bagian Kesembilan 1.9.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kesembilan 1.9.5) Tidak ada satupun warga yang berani menahan Haji Nurcahya. ketika Haji Nurcahya hendak menyerang kembali, datanglah Marwa yang menahannya (Bagian Kesembilan 1.9.6) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kesembilan 1.9.7) saat itu pula datanglah Imran,  Muniri, Sirhadi, Zamroni, dan Khotibi. Melihat ayahnya duduk tak berdaya, Imran membalas caci maki kepada Haji Nurcahya dan ingin menyerang langsung (Bagian Kesembilan 1.9.8) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kesembilan 1.9.9) Kiyai Yazid langsung mengajak pergi Haji Nurcahya menjauh. Sesorang lalu mengumandangkan adzan Isya (Bagian Kesembilan 1.9.10) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kesembilan 1.9.11) Pak Ali dan Imran pulang. Pak Ali menyuruh Imran untuk meminta maaf kepada Haji Nurcahya (Bagian Kesembilan 1.9.12) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kesembilan 1.9.13) Berat bagi Imran untuk meminta maaf kepada Haji Nurcahya  
Peristiwa (Bagian Kesepuluh 1.10.1) Imran masih tetap tidak mengerti mengapa dia harus meminta maaf. Sebentar lagi Imran akan meniggalkan kampung untuk melanjutkan kuliah (Bagian Kesepuluh 1.10.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kesepuluh 1.10.3) Imran telah mampu mengalahkan keraguan dan kebimbangan, ia pergi menemui Haji Nurcahya. Sahabat-sahabat Imran menunggu diteras, mereka khawatir Imran akan kehilangan kendali (Bagian Kesepuluh 1.10.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kesepuluh 1.10.5) Imran akhirnya meminta maaf sebesar-besarnya atas tindakan yang dilakukan selama ini. Haji Nurcahya memaafkan Imran dan orang tuanya (Bagian Kesepuluh 1.10.6) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kesepuluh 1.10.7) Ketika Imran akan pergi, Marwa datang menghampirinya. Marwa memberikan sepucuk surat dan membisikan bahwa Marwa mencintai Imran
Peristiwa (Bagian Kesebelas 1.11.1) Imran membaca surat dari Marwa. Marwa cemburu terhadap rufiah atau rowiyatun yang sepertinya hidup mereka mudah dan sederhana (Bagian Kesebelas 1.11.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kesebelas 1.11.3) Marwa tidak bisa menolak bahwa Haji Nurcahya adalah ayahnya. Marwa setiap malam bangun dari tidurnya dan berdoa kepada Allah untuk membukakan kedua hati orang tuannya (Bagian Kesebelas 1.11.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kesebelas 1.11.5) Masih ada waktu empat atau lima tahun mereka merajut cinta. Marwa meminta alamat tempat tinggal Imran di Jogjakarta. Marwa akan mengirim suara hati kepada Imran (Bagian Kesebelas 1.11.6)
Peristiwa (Bagian keduabelas 1.12.1) Imran telah berungkali membaca surat dari Marwa. Imran memilih tinggal disebuah pesantren selama ia menjadi mahasiswa sesuai nasihat kiyai Yazid (Bagian keduabelas 1.12.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian keduabelas 1.12.3) Di awal-awal kuliah, Imran selalu teringat dengan kedua orang tuannya. Imran sering pulang seminggu atau dua minggu sekali (Bagian keduabelas 1.12.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian keduabelas 1.12.5) Tetapi Marwa jarang pulang. Imran menitipkan salam cintanya untuk Marwa kepada sahabatnya (Bagian keduabelas 1.12.6) mengakibatkan peristiwa (Bagian keduabelas 1.12.7) Saat Imran tidak pulang ke sembungan ternyata Marwa pulang.  Haji Nurcahya tahu bahwa pada saat Imran pulang Marwa tak pulang dan sebaliknya (Bagian keduabelas 1.12.8) mengakibatkan peristiwa (Bagian keduabelas 1.12.9) Marwa bertanya-tanya tentang keadaan Imran pada sahabatnya. Marwa menitipkan salam cinta balik untuk Imran (Bagian keduabelas 1.12.10) mengakibatkan peristiwa (Bagian keduabelas 1.12.11) Marwa menitipkan alamat tempat tinggalnya di Jakarta. Marwa juga menulis sebuah surat untuk Imran yang dititpkan kepada Miratul (Bagian keduabelas 1.12.12)
Peristiwa (Bagian Ketigabelas 1.13.1) Melalui sahabat-sahabatnya yang baik, Imran dan Marwa akhinrya mempunyai alamat tempat tinggalnya masing-masing. Imran dan Marwa saling surat-menyurat (Bagian Ketigabelas 1.13.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigabelas 1.13.3) Marwa menulis surat pada saat sedang di Monas, bersama sahabat dekat dikampus. Sudah tiga tahun lebih Imran dan Marwa tidak pernah bertemu (Bagian Ketigabelas 1.13.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigabelas 1.13.5) Marwa meminta Imran untuk pulang saat pernikahannya Rowiyatun
Peristiwa (Bagian Keempatbelas 1.14.1) Lebih dari tiga tahun Imran hidup dijogjakarta. Perubahan Marwa tampak dari surat-surat terakhinya untuk Imran (Bagian Keempatbelas 1.14.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keempatbelas 1.14.3) Kalimat-kalimat yang tersusun dalam surat cenderung praktis, ringan dan langsung pada inti pembicaraan. Berbanding terbalik dengan gaya suratnya Imran. (Bagian Keempatbelas 1.14.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keempatbelas 1.14.5) Imran sedang sibuk mempersiapkan KKN. Imran meminta maaf jika tidak bisa hadir di acara pernikahanya Muniri dengan Rowiyatun (Bagian Keempatbelas 1.14.6) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keempatbelas 1.14.7) Marwa juga sedang mempersiapkan KKN. Imran pulang sehari sebelum pernikahan sahabatnya, sudah tiga bulan Imran tidak pulang (Bagian Keempatbelas 1.14.8) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keempatbelas 1.14.9) Ladang milik pak Ali sebagian dijual untuk membiayai kuliah Imran. Haji Nurcahya lah yang membeli ladangnya (Bagian Keempatbelas 1.14.10) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keempatbelas 1.14.11) Marwa sedang berada di Bogor disebuah kampung pelosok bersama teman kampusnya
Peristiwa (Bagian Kelimabelas 1.15.1) Imran menunggu kehadiran Marwa yang masih belum pulang.  Imran memberikan kado kepada Muniri begitu juga dengan sahabatnya (Bagian Kelimabelas 1.15.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kelimabelas 1.15.3) Maman berasal dari kota Bogor, satu angakatan dengan Marwa dan juga satu fakultas. Maman adalah mahasiswa tajir yang kuliah dan  selalu mengendarai mobil (Bagian Kelimabelas 1.15.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kelimabelas 1.15.5) Maman tahu semuanya tentang  Marwa. Maman mempunyai siasat yang licik untuk merebut hati Marwa (Bagian Kelimabelas 1.15.6) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kelimabelas 1.15.7) Marwa baru teringat bahwa besok adalah pernikahan sahabatnya. Maman mengajak Marwa untuk pulang ke Sembungan menggunakan mobil miliknya (Bagian Kelimabelas 1.15.8)
Peristiwa (Bagian Keenambelas 1.16.1)  Perangkap dan siasat telah dijalankan Maman. Prosesi akad nikah berlangsung khidmat (Bagian Keenambelas 1.16.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keenambelas 1.16.3) Kiyai Yazid meminta Imran untuk memimpin doa. Sebagian besar orang-orang yang hadir menundukan wajah dan meneteskan air mata (Bagian Keenambelas 1.16.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keenambelas 1.16.5) Imran pamit pada sepasang pengatin dan kepada orang tuannya untuk pergi ke Jogjakarta. Kurang lebih lima belas menit, bus yang ditunggu-tunggu datang (Bagian Keenambelas 1.16.6) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keenambelas 1.16.7) Marwa berteriak memanggil Imran dengan keras. Imran mendengar suara teriakan itu, tetapi bus sudah mulai berjalan (Bagian Keenambelas 1.16.8) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keenambelas 1.16.9) Imran tak pernah tahu bahwa yang memanggil itu adalah Marwa.
Peristiwa (Bagian Ketujuhbelas 1.17.1) Marwa langsung mengajak teman-temannya ke acara pernikahan temannya. Rumah ini letaknya dekat, kedua ayah dan ibunya ada dirumah itu, ketiga Marwa ingin segera bertemu dengan sahabat-sahabatnya dan keempat Marwa ingin mendengar soal Imran (Bagian Ketujuhbelas 1.17.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketujuhbelas 1.17.3) Marwa memperkenalkan teman-temannya kepada kedua orang tuanya begitu juga kepada kedua pengantin. Marwa mengajak teman-temannya kerumahnya (Bagian Ketujuhbelas 1.17.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketujuhbelas 1.17.5) Marwa membiarkan teman-temannya berbincang dengan kedua orang tuanya. Maman paling banyak bicara dari temannya yang ikut (Bagian Ketujuhbelas 1.17.6) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketujuhbelas 1.17.7) Marwa pergi menemui Rowiyatun. Marwa berbincang-bincang soal Imran (Bagian Ketujuhbelas 1.17.8) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketujuhbelas 1.17.9) Rowiyatun meminta untuk membuktikan cinta Marwa kepada Imran.
Peristiwa (Bagian Kedelapanbelas 1.18.1) Marwa lebih sering mengunci diri di dalam kamar seakan-akan ia lupa bahwa ia mengajak teman-temannya. Fitri dan Yeni sibuk dengan pertanyaa-pertanyaan tentang kampung Sembungan kepada ibunya Marwa (Bagian Kedelapanbelas 1.18.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kedelapanbelas 1.18.3) Maman dan Fadhil berjalan-jalan dikampung Sembungan. Marwa akan menemui Imran di Jojakarta dan langsung akan kembali ke Jakarta (Bagian Kedelapanbelas 1.18.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kedelapanbelas 1.18.5) Sekitar pukul sembilan pagi, Marwa dan teman-temannnya pergi menuju ke Jogjakarta. Marwa bertanya tentang alamat Imran (Bagian Kedelapanbelas 1.18.6) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kedelapanbelas 1.18.7) Marwa menemui Imran di pesantren, tetapi Imran tidak berada di pesantren. Imran pergi kejakarta bersama Dewi sehabis dhuzur.
Peristiwa (Bagian Kesembilanbelas 1.19.1) Sebenarnya Imran berangkat sore hari, imran menemui Zaid terlebih dahulu di kampus dan mendapatkan arahan dari pihak kampus. Marwa sendiri mengejar ke kampus, ke terminal sampai malam hari (Bagian Kesembilanbelas 1.19.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kesembilanbelas 1.19.3) Pukul delapan belas kereta telah membawa Imran, Dewi dan Zaid ke Jakarta. Marwa sangat lelah, lelah fisik dan hatinya (Bagian Kesembilanbelas 1.19.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kesembilanbelas 1.19.5) Marwa mendengar bahwa Dewi mencintai Imran dari beberapa orang yang ia temui. Maman membuat Marwa terbakar cemburu atas kehadirannya Dewi (Bagian Kesembilanbelas 1.19.6) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kesembilanbelas 1.19.7) Maman mengajak meninggalkan Jogjakarta. Imran akan menemui Marwa dengan ditemani kedua temannya di Jakarta (Bagian Kesembilanbelas 1.19.8) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kesembilanbelas 1.19.9) Dewi cemburu karena Imran lebih mencintai Marwa daripada dirinya.
Peristiwa (Bagian Keduapuluh 1.20.1) Imran, Zaid, dan Dewi menuju keperusahaan yang bergerak di bidang pertanian, khususnya perkebunan kelapa sawit. Pemilik perusahaan bernama Ahmad Soebrata (Bagian Keduapuluh 1.20.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keduapuluh 1.20.3) Dia seorang muslim keturunan Jawa-Tionghoa. Imran dan temannya memperkenalkan diri kepada pak Ahmad Soebrata (Bagian Keduapuluh 1.20.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keduapuluh 1.20.5) Ahmad Soebrata sudah tahu bahwa kampus akan mengirimkan tiga mahasiswa-mahasiswa terbaik. Ada tujuh kampus yang diminta untuk melakukan studi banding diperusahaan itu (Bagian Keduapuluh 1.20.6) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keduapuluh 1.20.7) Imran dan temannya lah yang terakhir. Pak Ahmad Soebrata selalu mengutamakan kejujuran, profesionalitas kerja, kecakapan, akhlak, dan kebijaksanaan (Bagian Keduapuluh 1.20.8) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keduapuluh 1.20.9) Pak Ahmad Soebrata menguji Imran dan temannya dengan berbagai masalah dan hadiah yang ditawarkan. Ia senang karena bisa menemukan mahasiswa yang ia cari yaitu Imran (Bagian Keduapuluh 1.20.10) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keduapuluh 1.20.11) Zaid memberitahu kepada pak Amahd Soebrata bahwa Imran mempunyai kekasih beranama Marwa. Imran dan bersiap meninggalkan hotel dan bersiap menuju kostnya Marwa (Bagian Keduapuluh 1.20.12).
Peristiwa (Bagian Keduapuluh satu 1.21.1) Kampus trisakti adalah tujuan Imran dan temannya. Kost Marwa dekat dengan kampusnya, tepatnya dibelakang kampus (Bagian Keduapuluh satu 1.21.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keduapuluh satu 1.21.3) Sebuah mobil melintas pelan dari belakang mereka. Imran, Dewi dan Zaid tidak tahu bahwa pemuda yang mengendari mobil itu adalah Maman (Bagian Keduapuluh satu 1.21.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keduapuluh satu 1.21.5) Maman menemui Marwa yang tidak menggunakan jilbab. Imran hanya bisa memandangi dari kejauhan, percakapan antara Marwa dan Maman (Bagian Keduapuluh satu 1.21.6) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keduapuluh satu 1.21.7) Imran lemas tak berdaya melihat Marwa seperti itu. Imran menunggu dan akhirnya pergi melewati pagar kos karena sudah malam (Bagian Keduapuluh satu 1.21.8) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keduapuluh satu 1.21.9) Marwa melihat kearah Imran, dan berjalan kearah gerbang.  Seperti Marwa kenal pemuda itu (Bagian Keduapuluh satu 1.21.10) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keduapuluh satu 1.21.11) Imran telah melintas, terus berjalan meniggalkan Marwa.
Peristiwa (Bagian keduapuluh dua 1.22.1) Hatinya Imran hancur pada malam itu. Imran menuju stasiun untuk pulang ke Jogjakarta besok pagi malamnya istirahat dulu distasiun (Bagian keduapuluh dua 1.22.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian keduapuluh dua 1.22.3) Imran dan Dewi kembali ke pesantren, Zaid pulang kekostan. Imran seperti kehilangan dirinya, separuh jiwanya pergi dan separuhnya hampa (Bagian keduapuluh dua 1.22.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian keduapuluh dua 1.22.5) Imran terbayang-bayang wajah Marwa dengan Maman yang saling berbincang. Di malam kelima sejak kejadian itu, imran masih terbayang Marwa dan sempat bertanya-tanya dalam batinnya (Bagian keduapuluh dua 1.22.6) mengakibatkan peristiwa (Bagian keduapuluh dua 1.22.7) Dalam situasi seperti ini Imran masih dapat menyelesaikan laporan tugasnya. Tetapi sungguh berat menerima kenyataan tentang Marwa (Bagian keduapuluh dua 1.22.1) mengakibatkan peristiwa (Bagian keduapuluh dua 1.22.8) Sudah lama Marwa tak pernah lagi menulis surat bahkan Imran sudah selesai KKN. Imran pulang untuk mengurangi beban cinta yang ia rasakan (Bagian keduapuluh dua 1.22.9) mengakibatkan peristiwa (Bagian keduapuluh dua 1.22.10) Imran menanyakan laki-laki yang bersama Marwa pada sahabatnya dikampung. Imran kembali ke Jogjakarta untuk fokus dengan skripsi (Bagian keduapuluh dua 1.22.11) mengakibatkan peristiwa (Bagian keduapuluh dua 1.22.12) Suatu siang menjelang sore saat imran dan Dewi tengah berjalan menuju pesantren. Ada mobil yang membuntuti mereka (Bagian keduapuluh dua 1.22.13) mengakibatkan peristiwa (Bagian keduapuluh dua 1.22.14) Imran mengajak Dewi ke saung tempat makan. Marwa turun dari mobil dengan api cemburu yang menyala-nyala (Bagian keduapuluh dua 1.22.15).
Peristiwa (Bagian keduapuluh tiga 1.23.1) Imran terkejut melihat Marwa yang tiba-tiba datang. Marwa menuduh Imran berselingkuh dengan Dewi (Bagian keduapuluh tiga 1.23.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian keduapuluh tiga 1.23.3) Marwa menangis dan mengungkapkan kekesalan hatinya kepada Imran. Imran membela diri bahwa tidak ada hubungan apa-apa dengan Dewi (Bagian keduapuluh tiga 1.23.4) mengakibatkan  peristiwa (Bagian keduapuluh tiga 1.23.5) Marwa tidak mempercayai perkataan imran. Maman yang pandai berbicara ikut berbicara (Bagian keduapuluh tiga 1.23.6) mengakibatkan peristiwa (Bagian keduapuluh tiga 1.23.7) Marwa akhirnya memutuskan Imran lalu pergi dengan Maman dengan hatinya tercabik-cabik. Imran sempat putus asa ketika Marwa memtuskan cintanya (Bagian keduapuluh tiga 1.23.8) mengakibatkan peristiwa (Bagian keduapuluh tiga 1.23.9) Dewi menguatkan Imran untuk tidak menyerah dan tidak berpikiran yang tidak-tidak
Peristiwa (Bagian Keduapuluh empat 1.24.1) Imran menulis surat untuk Marwa. Imran menjelaskan kesalahpahaman melalui surat yang ia tulis (Bagian Keduapuluh empat 1.24.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keduapuluh empat 1.24.3) Imran tidak tahu pada saat acara pernikahan Marwa datang. Imran tidak tahu bahwa yang berteriak memanggilnya didalam bus itu adalah Marwa (Bagian Keduapuluh empat 1.24.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keduapuluh empat 1.24.5) Imran juga tidak tahu bahwa Marwa sering pergi keJogjakarta. Imran masih mencintai Marwa dan tertutup hatinya untuk wanita lain selain Marwa (Bagian Keduapuluh empat 1.24.6).
Peristiwa (Bagian Keduapuluh Lima 1.25.1) Imran menulis surat lagi untuk Marwa. Sebentar lagi Imran akan wisuda (Bagian Keduapuluh Lima 1.25.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keduapuluh Lima 1.25.3) Sudah tiga bulan lebih surat dari Imran tidak dibalas Marwa. Imran akan menemui ayah Marwa lagi (Bagian Keduapuluh Lima 1.25.4). Peristiwa (Bagian Keduapuluh Enam 1.26.1) Imran menulis surat lagi. Sehari setelah menulis surat ini Imran pulang ke Sembungan untuk kemudian menemui Haji Nurcahya (Bagian Keduapuluh Enam 1.26.2).
Peristiwa (Bagian Keduapuluh Tujuh 1.27.1) Dewi menangis karena dia melihat betapaa besarnya rasa cinta Imran kepada Marwa. Ayahnya Dewi menyuruh untuk segera menikah dan saat ini belum ada calonnya (Bagian Keduapuluh Tujuh 1.27.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keduapuluh Tujuh 1.27.3) Dewi bertanya kepada Imran. Imran menjodohkan Dewi dengan Zaid, dan Dewi menyetujuinya (Bagian Keduapuluh Tujuh 1.27.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keduapuluh Tujuh 1.27.5) Zaid orangnya baik dan ia sholeh. Imran mengajak Zaid untuk ikut pulang ke Sembungan (Bagian Keduapuluh Tujuh 1.27.6) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keduapuluh Tujuh 1.27.7) Imran memberitahu kepada kedua orang tuannya bahwa ia akan segera di wisuda. Imran juga meminta restu untuk menemui Haji Nurcahya lagi (Bagian Keduapuluh Tujuh 1.27.8) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keduapuluh Tujuh 1.27.9) Kedua orang tua Imran menyetujuinya. Imran berbicara kepada Zaid bahwa Dewi adalah jodohnya (Bagian Keduapuluh Tujuh 1.27.10) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keduapuluh Tujuh 1.27.11) Imran menyuruh Zaid untuk segera menemui ayahnya Dewi. Zaid pingsan seketika karena teramat bahagia (Bagian Keduapuluh Tujuh 1.27.12)
Peristiwa (Bagian Keduapuluh Delapan 1.28.1) Imran bersama Zaid menemui Haji Nurcahya. Imran tidak membawa bingkisan apa-apa tidak seperti dulu (Bagian Keduapuluh Delapan 1.28.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keduapuluh Delapan 1.28.3) Haji Nurcahya terkejut atas kedatangan Imran. Imran mengatakan maksud kedatangannya (Bagian Keduapuluh Delapan 1.28.4) mengakibatkan peritiwa (Bagian Keduapuluh Delapan 1.28.5) Haji Nurcahya berpikir dan akhirnya dia memutuskan untuk merestui Imran untuk menikahinya. Haji Nurcahya sekarang telah berubah tidak seperti dahulu (Bagian Keduapuluh Delapan 1.28.6) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keduapuluh Delapan 1.28.7) Semua tinggal tergantung dari Marwa apakah menerima atau tidak. Haji Nurcahya akan langsung menemui putrinya di Jakarta (Bagian Keduapuluh Delapan 1.28.8).
Peristiwa (Bagian Keduapuluh Sembilan 1.29.1) Haji Nurcahya mengunjungi Marwa tanpa terlebih dahulu memberitahunya. Haji Nurcahya luluh karena Imran adalah seorang santri yang sekaligus membantu mengajar dipesantren, seorang pengahafl al-Quran dan sholeh (Bagian Keduapuluh Sembilan 1.29.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keduapuluh Sembilan 1.29.3) Marwa sudah besar ia berhak menerima atau menolak Imran. Haji Nurcahya menunggu Marwa dikamar kostnya (Bagian Keduapuluh Sembilan 1.29.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keduapuluh Sembilan 1.29.5) Haji Nurcahya melihat dan membaca surat-surat dari Imran untuk Marwa. Siang hari Marwa pulang ke kost bersama seorang laki-laki yaitu Maman (Bagian Keduapuluh Sembilan 1.29.6) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keduapuluh Sembilan 1.29.7) Maman dan Marwa sepakat untuk menikah dan orang tua Maman akan segera menemuinya. Marwa sudah besar dan berhak menentukan masa depannya sendiri.
Peristiwa (Bagian Ketigapuluh 1.30.1) Haji Nurcahya berbicara empat mata kepada Marwa. Marwa telah berubah, Haji Nurcahya tidak mengenal Marwa seperti dulu lagi (Bagian Ketigapuluh 1.30.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh 1.30.3) Marwa meminta maaf karena telah menyembunyikan perasaannya kepada Marwa. Marwa menganggap Imran telah menghianti dan Marwa akan menikah dengan Maman (Bagian Ketigapuluh 1.30.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh 1.30.5) Haji Nurcahya tidak menyetujui hubungan antara Marwa dan Maman melainkan ia menginginkan Marwa memilih Imran daripada Maman. Haji Nurcahya menangis dan tidak akan memaksa lagi Marwa (Bagian Ketigapuluh 1.30.6) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh 1.30.7) Marwa meminta maaf. Haji Nurcahya meminta Marwa untuk mengatakan pada Maman untuk segera menemuinya (Bagian Ketigapuluh 1.30.8)
Peristiwa (Bagian Ketigapuluh Satu 1.31.1) Hati Imran lebih berbung-bunga daripada Zaid yang akan segera menikah. Tiga hari Imran menunggu kepulangan Haji Nurcahya (Bagian Ketigapuluh Satu 1.31.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh Satu 1.31.3) Hari jumat yang ditunggu-tunggu telah pulang ayahnya Marwa. Imran merasa yakin bahwa Marwa akan menerimannya (Bagian Ketigapuluh Satu 1.31.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh Satu 1.31.5) Imran sedang tidak rumah saat Haji Nurcahya dan istrinya berkunjung kerumahnya. Haji Nurcahya meminta maaf atas kesalahan yang dulu telah memaki-maki pak Ali (Bagian Ketigapuluh Satu 1.31.6) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh Satu 1.31.7) Haji Nurcahya menyesali pertbuatannya. Haji Nurcahya menyampaikan maksud kedatangannya (Bagian Ketigapuluh Satu 1.31.8) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh Satu 1.31.9) Bahwa Marwa telah lebih memilih Maman daripada Imran, Haji Nurcahya sebenarnya lebih setuju jika Marwa bersama Imran. Haji Nurcahya tidak bisa memaksa lagi kehendak putrinya (Bagian Ketigapuluh Satu 1.31.10) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh Satu 1.31.11) Haji Nurcahya merasa bersalah dan terbebani. Tanpa sepengetahuan mereka Imran sudah mendengar dan mengetahui kabar itu dari tadi (Bagian Ketigapuluh Satu 1.31.12) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh Satu 1.31.13) Imran menjadi lusuh, jiwanya gelap.
Peristiwa (Bagian Ketigapuluh Dua 1.32.1) Imran berlari kencang membawa hatinya, hatinya yang dipenuhi pilu dan luka yang ternganga. Imran merintih dan terus merintih kepada langit dan bulan malam (Bagian Ketigapuluh Dua 1.32.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh Dua 1.32.3) Haji Nurcahya dan istrinya telah pulang dengan hati yang menyesal. Orang tua Imran menunggu kepulangannya sampai larut malam (Bagian Ketigapuluh Dua 1.32.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh Dua 1.32.5) Ayam jantan berkokok, Imran melangkah pulang dengan tenang. Pak Ali dan istrinya berusaha untuk menguatkan Imran dan menasehatinya (Bagian Ketigapuluh Dua 1.32.6) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh Dua 1.32.7) Imran berusaha memasukan kalimat-kalimat agung dan suci yang diucapkan ayahnya. Imran meminta ijin untuk menemui Marwa sekali lagi (Bagian Ketigapuluh Dua 1.32.8) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh Dua 1.32.9) Imran ingin mendengarnya secara langsung dari Marwa. Imran mengajak kedua orang tuanya soal rencananya Imran wisuda (Bagian Ketigapuluh Dua 1.32.10) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh Dua 1.32.11) Setelah itu akan menjadi saksi di acara pernikahannya Dewi dan Zaid.
Peristiwa (Bagian Ketigapuluh Tiga 1.33.1) Hari minggu yang cerah dimana Imran dan temannya akan diwisuda. Imran datang bersama kedua orang tuanya, juga beberapa tetangga (Bagian Ketigapuluh Tiga 1.33.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh Tiga 1.33.3) Haji Nurcahya bersama istri juga turut menyaksikan wisuda Imran. Setelah wisuda selesai, Kiyai Mahbub ayahnya Dewi segera pulang untuk melaksanakan acara pernikahan putrinya (Bagian Ketigapuluh Tiga 1.33.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh Tiga 1.33.5) Kiyai Mahbub mendengar kisah Imran yang dituturkan Dewi dan Zaid. Kiyai Mahbub meminta Dewi dan Zaid untuk mengantar Imran ke Jakarta bersama tiga santri unggul (Bagian Ketigapuluh Tiga 1.33.6) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh Tiga 1.33.7) Sampailah rombongan itu didepan kost Marwa. Marwa bersama Maman kaget atas kehadiran Imran (Bagian Ketigapuluh Tiga 1.33.8) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh Tiga 1.33.9) Imran mempertanyakan Marwa kenapa ia lebih Maman. Marwa tidak pantas menerima cinta yang agung dari Imran (Bagian Ketigapuluh Tiga 1.33.10) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh Tiga 1.33.11) Marwa pingsan, tak sadarkan diri. Zaid dan Maman dengan temannya berkelahi (Bagian Ketigapuluh Tiga 1.33.12) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh Tiga 1.33.13) Marwa sedikit tersadar. Imran meminta maaf telah membuat Marwa menghianti Imran (Bagian Ketigapuluh Tiga 1.33.14) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh Tiga 1.33.15) Imran akan pergi dari hati Marwa selamanya. Marwa jatuh dan tak sadarkan diri lagi (Bagian Ketigapuluh Tiga 1.33.16).
Peristiwa (Bagian Ketigapuluh Empat 1.34.1) Beberapa hari setelah wisuda Marwa, orang tua Maman datang menemui Haji Nurcahya. Haji Nurcahya memberitahu kepada orang tua Maman bahwa Marwa telah hamil karena ulah dari Maman (Bagian Ketigapuluh Empat 1.34.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh Empat 1.34.3) Orang tua Maman menanyakan secara langsung pada Maman. Maman melakukan hubungan setan itu pada saat KKN di Bogor (Bagian Ketigapuluh Empat 1.34.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh Empat 1.34.5) Orang tua Maman memarahi Maman dan menamparnya. Keadaan Marwa semakin memprihatinkan, bahkan saat acara pernikahannya dengan Maman (Bagian Ketigapuluh Empat 1.34.6) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh Empat 1.34.7) Marwa mendapat surat dari Dewi dan mendapatkan kado. Imran tidak hadir diacara pernikahanya Marwa (Bagian Ketigapuluh Empat 1.34.8) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh Empat 1.34.9) Imran pergi ke Jakarta untuk memenuhi permintaan pak Ahmad Soebrata.
Peristiwa (Bagian Ketigapuluh Lima 1.35.1) Tanggal 13, Marwa menikah dengan Maman. Pernikahan yang suram tidak seperti pernikahan Muniri dan Rowiyatun (Bagian Ketigapuluh Lima 1.35.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh Lima 1.35.3) Marwa gelisah karena ketidakhadirannya Imran, hanya Dewi dan Zaid yang hadir. Marwa menyesal menuduh Imran selingkuh dengan Dewi (Bagian Ketigapuluh Lima 1.35.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh Lima 1.35.5) Dewi dan Zaid adalah pasangan suami istri. Sejak hari itu, Marwa semakin tenggelam dalam penyesalan diri dan kepedihan hati (Bagian Ketigapuluh Lima 1.35.6) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh Lima 1.35.7) Sahabat-sahabat Marwa menjauhi Marwa karena tahu bahwa Marwa hamil sebelum pernikahan. Dari waktu-kewaktu Marwa hanya mendengar caci-makian, hinaan, dan perendahan dari semua warga kampung Sembungan (Bagian Ketigapuluh Lima 1.35.8) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh Lima 1.35.9) Maman sudah jarang pulang ke Sembungan karena merasa dia bukan suami Marwa. Setiap hari Marwa hanya teringat, dan selalu menyebut-nyebut nama Imran (Bagian Ketigapuluh Lima 1.35.10) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh Lima 1.35.11) Tepat sebulan sebelum sembilan bulan usia kandungannya. Marwa melahirkan anak seorang laki-laki (Bagian Ketigapuluh Lima 1.35.12) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh Lima 1.35.13) Marwa memberi nama Imran Maulana. Marwa meninggal dunia setelah melahirkan (Bagian Ketigapuluh Lima 1.35.14)
Peristiwa (Bagian ketigapuluh Enam 1.36.1) Imran yang mengabdikan diri berbulan-bulan di perusahaan Ahmad soebrata,dikenal sebagai karyawan yang soleh dan baik hati. Beberapa karyawati yang masih sendiri menaruh hati pada Imran (Bagian ketigapuluh Enam 1.36.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian ketigapuluh Enam 1.36.3) Beberapa minggu setelah meninggalnya Marwa, sepucuk surat yang ditulis Muniri datang untuk Imran. Kematian Marwa membuat Imran bersedih dan meneteskan air mata (Bagian ketigapuluh Enam 1.36.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian ketigapuluh Enam 1.36.5) Pak Ahmad soebrata juga mengetahui isi surat itu. Pak Ahmad Soebrata menjodohkan Imran denga anaknya yaitu Layla (Bagian ketigapuluh Enam 1.36.6) mengakibatkan peristiwa (Bagian ketigapuluh Enam 1.36.7) Imran menolaknya dan memilih masih mencintai Marwa walaupun raganya sudah tidak ada. Membuat Imran semakin rajin beribadah (Bagian ketigapuluh Enam 1.36.8)

Post a Comment for "Jalinan Struktur Plot Novel "Maha Cinta" Karya Aguk Irawan Mizan"