Jalinan Struktur Plot Novel "Maha Cinta" Karya Aguk Irawan Mizan
Peristiwa
(Bagian Pertama 1.1.1) Kampung Sembungan yang letaknya paling tinggi. Sembungan
sangat asing bagi siapapun, kecuali awan-awan putih yang tampak selalu
menaunginya (Bagian Pertama 1.1.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian Pertama
1.1.3) Anak-anak sekolah merambat pelan, menuruni jalanan yang licin. Sekolah
adalah makhluk asing dan hantu yang akan dijauhi di masa depan (Bagian Pertama
1.1.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian Pertama 1.1.5). Laki-laki dan perempuan
mengisi pagi dengan bekerja di lereng-lereng
bukit, juga ladang-ladangnya hingga petang. Imran bersama kedua orang tuanya
juga para tetangga menapaki jalan menanjak, menaiki lereng bukit, menjejak
rerumputan (Bagian Pertama 1.1.6).
mengakibatkan peristiwa (Bagian Pertama 1.1.7). Tak seharusnya warga kampung
menggunakan pestisida, yang akan merusak tanah. Sepuluh hingga dua puluh tahun
yang akan datang Dieng akan rusak erosi akan terjadi (Bagian Pertama 1.1.8). Marwa
kembang dari segala kembang kampung adalah keindahan yang senantiasa akan
merebut siang dan malam para pemuda, termasuk Imran (Bagian Pertama 1.1.9) mengakibatkan peristiwa (Bagian Pertama 1.1.20) Orang tua Imran tidak
menyetujui perasaanya kepada Marwa. kedudukan dan harta itu penting bagi semua
orang (Bagian Pertama 1.1.21). Haji Nurcahya adalah ayahnya Marwa yang
merupakan orang terkaya dikampung (Bagian Pertama 1.1.22)
Peristiwa
(Bagian Kedua 1.2.1) Marwa wanita berjilbab, elok parasnya dan indah bola
matannya, senyumnya memikat semua orang menagakibatkan peristiwa (Bagian Kedua
1.2.2) Marwa menjadi bunga, tempat dimana para kumbang berusaha untuk
mendekatinya. Tak banyak muda-mudi yang mengenyam pendidikan (Bagian Kedua
1.2.3) Lulus SMA adalah puncak dari pendidikan sebagian kecil kaum muda,
sementara sebagian besarnya tamatan SMP saja (Bagian Kedua 1.2.4) mengakibatkan
peristiwa (Bagian Kedua 1.2.5) Ladang telah memberi segalanya, satu-satunya
pengetahuan yang wajib dimiliki oleh seorang anak adalah bertani. Rumah-rumah warga begitu kokoh,
dinding-dindingnya dari tembok dan batu (Bagian Kedua 1.2.6) mengakibatkan
peristiwa (Bagian Kedua 1.2.7) Rumah Haji Nurcahya yang paling mewah dari yang
lainnya yang menghadap kearah Masjid. Haji Nurcahya bersama dengan istrinya
sangat mengidamkan seorang anak laki-laki (Bagian Kedua 1.2.8) mengakibatkan
peristiwa (Bagian Kedua 1.2.9) Ketiadaan anak laki-laki menyesakkan dadanya, pada
akhirnya lahirlah seorang Marwa menjadi putri satu-satunya. Haji Nurcahya
mendengar kedekatan antara Marwa dengan Imran (Bagian Kedua 1.2.10)
mengakibatkan peristiwa (Bagian Kedua 1.2.11) Haji Nurcahya menasehati Marwa
sudah berapa kali untuk tidak mendekati Imran. Haji Nurcahya bisa menimbang
berapa besar harta dan uangnya (Bagian Kedua 1.2.12). Marwa tak sanggup
membantah perkataan ayahnya (Bagian Kedua 1.2.13)
Peristiwa
(Bagian Ketiga 1.3.1) Muniri, Zamroni, Sirhadi, Khotibi, dan Imran adalah murid
dari guru ngaji Kiyai Yazid di rumahnya. Bersama mereka ada Rowiyatin, Hikmah,
Miratul, Rufiah, dan Marwa (Bagian Ketiga 1.3.2) mengakibatkan peristiwa
(Bagian Ketiga 1.3.3) Kiyai Yazid yang masih muda, dia pernah nyantri di Jawa
timur dan juga kuliah. Kiyai Yazid sebentar lagi akan menikah dengan teman
mahasiswinya (Bagian Ketiga 1.3.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketiga
1.3.5) Pikiran-pikiran sang kiyai luas, hafal al-Quran, fasih membaca kitab
kuning, ikut thariqoh Naqsabandiyah, dan calon sarjana agama. Tiap malam, usai
sholat maghrib kesepuluh pemuda-pemudi itu mengaji dirumah sang kiyai (Bagian
Ketiga 1.3.6) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketiga 1.3.7) Detak jantung Imran
mengencang-kencang. Imran akan bertemu Marwa untuk mengaji bersama. Kiyai Yazid
hendak berbincang-bincang dengan Imran (Bagian Ketiga 1.3.8) mengakibatkan
peristiwa (Bagian Ketiga 1.3.9) Murid-murid yang lain dipersilahkan untuk pulang
terlebih dahulu. Bagi sang kiyai Imran sudah seperti adiknya sendiri (Bagian
Ketiga 1.3.10) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketiga 1.3.11) Imran akan kuliah
mengambil jurusan Fakultas Pertanian. Marwa akan mengambil fakultas Ekonomi
(Bagian Ketiga 1.3.12) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketiga 1.3.13) Kiyai
Yazid mengetahui kedekatan Imran dengan Marwa. Kiyai Yazid merestui cinta
anatara Imran dengan Marwa (Bagian Ketiga 1.3.14) mengakibatkan peristiwa
(Bagian Ketiga 1.3.15) Hati Imran menjadi bersemi karena cinta, ia sangat
senang.
Peristiwa
(Bagian Keempat 1.4.1) Mereka masih setia menunggu Imran, tetapi Marwa sudah
pulang begitu juga dengan para kaum perempuan. Imran ingin menyimpan
rapat-rapat tentang direstuinya cinta Imran dengan Marwa (Bagian Keempat 1.4.2)
mengakibatkan peristiwa (Bagian Keempat 1.4.3) Imran tidak bisa menyimpan
kebahagian lebih lama dari sahabat-sahabatnya.
Imran memberitahu rahasianya (Bagian Keempat 1.4.4) mengakibatkan
peristiwa (Bagian Keempat 1.4.5) Sahabat-sahabatnya mendukung Imran. Imran
sulit untuk memejamkan mata pada malam ini (Bagian Keempat 1.4.6) mengakibatkan
peristiwa (Bagian Keempat 1.4.7) Imran terbayang-bayang wajah Marwa. Malam yang
sama dilalui Marwa (Bagian Keempat 1.4.8)
Peristiwa
(Bagian Kelima 1.5.1) Sejak kiyai Yazid memberikan restu kepada Imran,
terdengar kasak-kusuk dari warga. Ada beberapa yang mendukung dan juga ada
sebagian yang tidak mendukung (Bagian Kelima 1.5.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian
Kelima 1.5.3) Ada yang menjelek-jelekan Imran juga ada yang memuji-muji Imran. Sembungan
memang tidak bisa menyimpan rahasia (Bagian Kelima 1.5.4) mengakibatkan
peristiwa (Bagian Kelima 1.5.5) Tiga minggu dari restu Kiyai Yazid. Marwa akan
berhenti mengaji dirumah kiyai Yazid (Bagian Kelima 1.5.6) mengakibatkan
peristiwa (Bagian Kelima 1.5.7) Haji Nurcahya yang menyuruhnya untuk berhenti
mengaji.
Peristiwa
(Bagian keenam 1.6.1) Imran kuliah di Jogjakarta sedangkan Marwa kuliah di
Jakarta. Marwa ingin kuliah di Jogjakarta tetapi ayahnya melarangnya karena
Imran kuliah disana (Bagian keenam 1.6.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian
keenam 1.6.3) Haji Nurcahya meyembunyikan tempat kuliah Marwa dari Imran. Imran
hampir putus asa (Bagian keenam 1.6.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian keenam
1.6.5) Imran meminta restu kepada kedua orang tuannya untuk menemui Haji
Nurcahya. Marwa sudah pulang dari Jakarta (Bagian keenam 1.6.5) mengakibatkan
peristiwa (Bagian keenam 1.6.6) Imran menemui Haji Nurcahya. Imran meminta
restu kepada Haji Nurcahya untuk mencintai Marwa (Bagian keenam 1.6.7)
Peristiwa
(Bagian Ketujuh 1.7.1) Imran berkata-kata dengan sepenuh keyakinan, pun
sepenuh harapan. Haji Nurcahya telah
mendengar semuanya (Bagian Ketujuh 1.7.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian
Ketujuh 1.7.3) Haji Nurcahya mengakui bahwa Imran seorang pemberani, bicaranya
lancar, dan tutur katanya lembut. Tetapi Perkataan Imran membuat Haji Nurcahya
tersinggung dan sakit hati (Bagian Ketujuh 1.7.4) mengakibatkan peristiwa
(Bagian Ketujuh 1.7.5) Haji Nurcahya mulai menjawab perakataan dari Imran. Haji
Nurcahya menyuruh Imran untuk pulang (Bagian Ketujuh 1.7.6) mengakibatkan
peristiwa (Bagian Ketujuh 1.7.7) Haji Nucahya tak akan merestui cinta Imran
kepada Marwa. Imran pulang dengan bingkisannya kembali (Bagian Ketujuh 1.7.8) mengakibatkan
peristiwa (Bagian Ketujuh 1.7.9) Hatinya Imran tercabik-cabik, linglung,
melangkah tertatih-tatih. Imran membuang bingkisan yang berisi bahan-bahan
makanan (Bagian Ketujuh 1.7.10)
Peristiwa
(Bagian Kedelapan 1.8.1) Malam telah melewati batas, Imran kembali pulang. Sang
ayah dan ibu belum tidur, mereka tengah duduk diruang tamu bersama cahaya lampu yang remang-remang (Bagian
Kedelapan 1.8.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kedelapan 1.8.3) Orang tua
Imran sengaja menunggu kepulangan anaknya. Orang tua Imran mengerti, memahami
dan menyadari apa yang sedang dialami Imran (Bagian Kedelapan 1.8.4)
mengakibatkan peristiwa (Bagian Kedelapan 1.8.5) Begitu Imran masuk, ia
langsung bersimpuh dikaki ibunya. Orang tua Imran saling menguatkan Imran yang
sedang tertatih (Bagian Kedelapan 1.8.6) mengakibatkan peristiwa (Bagian
Kedelapan 1.8.7) Imran mengangguk, diusap air matanya, diciumnya kaki ayah dan
ibunya. Imran pun segera tenggelam dalam sholat dan ibadanya(Bagian Kedelapan
1.8.8) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kedelapan 1.8.9) Marwa sangat terpukul
dengan penolakan ayahnya kepada Imran. Beberepa malam ini, sang kiyai selalu
berpesan kepada para muridnya untuk selalu berhati-hati dan waspada (Bagian
Kedelapan 1.8.10) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kedelapan 1.8.11) Suatu sore
terdengar kasak-kusuk bahwa ada seseorang yang menemukan kardus yang berisi
barang-barang berharga. Semakin lama semakin aneh dan macam-macam saja yang
dikatakan warga (Bagian Kedelapan 1.8.12) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kedelapan
1.8.13) Hingga akhirnya Haji Nurcahya mendengar berita tersebut. Api kemarahan
telah membakar wajahnya (Bagian Kedelapan 1.8.14)
Peristiwa
(Bagian Kesembilan 1.9.1) Ketika Imran dan teman-temannya akan memulai mengaji
dirumah kiyai Yazid. Ada sesorang warga yang mengatakan bahwa Haji Nurcahya
sedang marah-marah kepada ayahnya Imran (Bagian Kesembilan 1.9.2) mengakibatkan
peristiwa (Bagian Kesembilan 1.9.3) Orang-orang berkumpul hanya untuk menonton
Haji Nurcahya memaki-maki dan menampar pak Ali. Pak ali tak bisa bergerak, bu
Ali sedang sakit dirumah jadi dia tidak tahu apa yang terjadi (Bagian
Kesembilan 1.9.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kesembilan 1.9.5) Tidak ada
satupun warga yang berani menahan Haji Nurcahya. ketika Haji Nurcahya hendak menyerang
kembali, datanglah Marwa yang menahannya (Bagian Kesembilan 1.9.6)
mengakibatkan peristiwa (Bagian Kesembilan 1.9.7) saat itu pula datanglah
Imran, Muniri, Sirhadi, Zamroni, dan
Khotibi. Melihat ayahnya duduk tak berdaya, Imran membalas caci maki kepada
Haji Nurcahya dan ingin menyerang langsung (Bagian Kesembilan 1.9.8)
mengakibatkan peristiwa (Bagian Kesembilan 1.9.9) Kiyai Yazid langsung mengajak
pergi Haji Nurcahya menjauh. Sesorang lalu mengumandangkan adzan Isya (Bagian
Kesembilan 1.9.10) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kesembilan 1.9.11) Pak Ali
dan Imran pulang. Pak Ali menyuruh Imran untuk meminta maaf kepada Haji
Nurcahya (Bagian Kesembilan 1.9.12) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kesembilan
1.9.13) Berat bagi Imran untuk meminta maaf kepada Haji Nurcahya
Peristiwa
(Bagian Kesepuluh 1.10.1) Imran masih tetap tidak mengerti mengapa dia harus
meminta maaf. Sebentar lagi Imran akan meniggalkan kampung untuk melanjutkan
kuliah (Bagian Kesepuluh 1.10.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kesepuluh
1.10.3) Imran telah mampu mengalahkan keraguan dan kebimbangan, ia pergi
menemui Haji Nurcahya. Sahabat-sahabat Imran menunggu diteras, mereka khawatir
Imran akan kehilangan kendali (Bagian Kesepuluh 1.10.4) mengakibatkan peristiwa
(Bagian Kesepuluh 1.10.5) Imran akhirnya meminta maaf sebesar-besarnya atas
tindakan yang dilakukan selama ini. Haji Nurcahya memaafkan Imran dan orang
tuanya (Bagian Kesepuluh 1.10.6) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kesepuluh
1.10.7) Ketika Imran akan pergi, Marwa datang menghampirinya. Marwa memberikan
sepucuk surat dan membisikan bahwa Marwa mencintai Imran
Peristiwa
(Bagian Kesebelas 1.11.1) Imran membaca surat dari Marwa. Marwa cemburu
terhadap rufiah atau rowiyatun yang sepertinya hidup mereka mudah dan sederhana
(Bagian Kesebelas 1.11.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kesebelas 1.11.3) Marwa
tidak bisa menolak bahwa Haji Nurcahya adalah ayahnya. Marwa setiap malam
bangun dari tidurnya dan berdoa kepada Allah untuk membukakan kedua hati orang
tuannya (Bagian Kesebelas 1.11.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kesebelas
1.11.5) Masih ada waktu empat atau lima tahun mereka merajut cinta. Marwa
meminta alamat tempat tinggal Imran di Jogjakarta. Marwa akan mengirim suara
hati kepada Imran (Bagian Kesebelas 1.11.6)
Peristiwa
(Bagian keduabelas 1.12.1) Imran telah berungkali membaca surat dari Marwa. Imran
memilih tinggal disebuah pesantren selama ia menjadi mahasiswa sesuai nasihat
kiyai Yazid (Bagian keduabelas 1.12.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian
keduabelas 1.12.3) Di awal-awal kuliah, Imran selalu teringat dengan kedua
orang tuannya. Imran sering pulang seminggu atau dua minggu sekali (Bagian
keduabelas 1.12.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian keduabelas 1.12.5) Tetapi
Marwa jarang pulang. Imran menitipkan salam cintanya untuk Marwa kepada
sahabatnya (Bagian keduabelas 1.12.6) mengakibatkan peristiwa (Bagian
keduabelas 1.12.7) Saat Imran tidak pulang ke sembungan ternyata Marwa pulang. Haji Nurcahya tahu bahwa pada saat Imran
pulang Marwa tak pulang dan sebaliknya (Bagian keduabelas 1.12.8) mengakibatkan
peristiwa (Bagian keduabelas 1.12.9) Marwa bertanya-tanya tentang keadaan Imran
pada sahabatnya. Marwa menitipkan salam cinta balik untuk Imran (Bagian
keduabelas 1.12.10) mengakibatkan peristiwa (Bagian keduabelas 1.12.11) Marwa
menitipkan alamat tempat tinggalnya di Jakarta. Marwa juga menulis sebuah surat
untuk Imran yang dititpkan kepada Miratul (Bagian keduabelas 1.12.12)
Peristiwa
(Bagian Ketigabelas 1.13.1) Melalui sahabat-sahabatnya yang baik, Imran dan
Marwa akhinrya mempunyai alamat tempat tinggalnya masing-masing. Imran dan
Marwa saling surat-menyurat (Bagian Ketigabelas 1.13.2) mengakibatkan peristiwa
(Bagian Ketigabelas 1.13.3) Marwa menulis surat pada saat sedang di Monas,
bersama sahabat dekat dikampus. Sudah tiga tahun lebih Imran dan Marwa tidak
pernah bertemu (Bagian Ketigabelas 1.13.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian
Ketigabelas 1.13.5) Marwa meminta Imran untuk pulang saat pernikahannya
Rowiyatun
Peristiwa
(Bagian Keempatbelas 1.14.1) Lebih dari tiga tahun Imran hidup dijogjakarta. Perubahan
Marwa tampak dari surat-surat terakhinya untuk Imran (Bagian Keempatbelas
1.14.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keempatbelas 1.14.3) Kalimat-kalimat
yang tersusun dalam surat cenderung praktis, ringan dan langsung pada inti
pembicaraan. Berbanding terbalik dengan gaya suratnya Imran. (Bagian
Keempatbelas 1.14.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keempatbelas 1.14.5) Imran
sedang sibuk mempersiapkan KKN. Imran meminta maaf jika tidak bisa hadir di
acara pernikahanya Muniri dengan Rowiyatun (Bagian Keempatbelas 1.14.6)
mengakibatkan peristiwa (Bagian Keempatbelas 1.14.7) Marwa juga sedang
mempersiapkan KKN. Imran pulang sehari sebelum pernikahan sahabatnya, sudah
tiga bulan Imran tidak pulang (Bagian Keempatbelas 1.14.8) mengakibatkan
peristiwa (Bagian Keempatbelas 1.14.9) Ladang milik pak Ali sebagian dijual
untuk membiayai kuliah Imran. Haji Nurcahya lah yang membeli ladangnya (Bagian
Keempatbelas 1.14.10) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keempatbelas 1.14.11) Marwa
sedang berada di Bogor disebuah kampung pelosok bersama teman kampusnya
Peristiwa
(Bagian Kelimabelas 1.15.1) Imran menunggu kehadiran Marwa yang masih belum
pulang. Imran memberikan kado kepada
Muniri begitu juga dengan sahabatnya (Bagian Kelimabelas 1.15.2) mengakibatkan
peristiwa (Bagian Kelimabelas 1.15.3) Maman berasal dari kota Bogor, satu
angakatan dengan Marwa dan juga satu fakultas. Maman adalah mahasiswa tajir
yang kuliah dan selalu mengendarai mobil
(Bagian Kelimabelas 1.15.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kelimabelas 1.15.5)
Maman tahu semuanya tentang Marwa. Maman
mempunyai siasat yang licik untuk merebut hati Marwa (Bagian Kelimabelas 1.15.6)
mengakibatkan peristiwa (Bagian Kelimabelas 1.15.7) Marwa baru teringat bahwa
besok adalah pernikahan sahabatnya. Maman mengajak Marwa untuk pulang ke
Sembungan menggunakan mobil miliknya (Bagian Kelimabelas 1.15.8)
Peristiwa
(Bagian Keenambelas 1.16.1) Perangkap
dan siasat telah dijalankan Maman. Prosesi akad nikah berlangsung khidmat (Bagian
Keenambelas 1.16.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keenambelas 1.16.3) Kiyai
Yazid meminta Imran untuk memimpin doa. Sebagian besar orang-orang yang hadir
menundukan wajah dan meneteskan air mata (Bagian Keenambelas 1.16.4)
mengakibatkan peristiwa (Bagian Keenambelas 1.16.5) Imran pamit pada sepasang
pengatin dan kepada orang tuannya untuk pergi ke Jogjakarta. Kurang lebih lima
belas menit, bus yang ditunggu-tunggu datang (Bagian Keenambelas 1.16.6)
mengakibatkan peristiwa (Bagian Keenambelas 1.16.7) Marwa berteriak memanggil
Imran dengan keras. Imran mendengar suara teriakan itu, tetapi bus sudah mulai
berjalan (Bagian Keenambelas 1.16.8) mengakibatkan peristiwa (Bagian
Keenambelas 1.16.9) Imran tak pernah tahu bahwa yang memanggil itu adalah Marwa.
Peristiwa
(Bagian Ketujuhbelas 1.17.1) Marwa langsung mengajak teman-temannya ke acara
pernikahan temannya. Rumah ini letaknya dekat, kedua ayah dan ibunya ada
dirumah itu, ketiga Marwa ingin segera bertemu dengan sahabat-sahabatnya dan
keempat Marwa ingin mendengar soal Imran (Bagian Ketujuhbelas 1.17.2)
mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketujuhbelas 1.17.3) Marwa memperkenalkan
teman-temannya kepada kedua orang tuanya begitu juga kepada kedua pengantin. Marwa
mengajak teman-temannya kerumahnya (Bagian Ketujuhbelas 1.17.4) mengakibatkan
peristiwa (Bagian Ketujuhbelas 1.17.5) Marwa membiarkan teman-temannya
berbincang dengan kedua orang tuanya. Maman paling banyak bicara dari temannya
yang ikut (Bagian Ketujuhbelas 1.17.6) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketujuhbelas
1.17.7) Marwa pergi menemui Rowiyatun. Marwa berbincang-bincang soal Imran (Bagian
Ketujuhbelas 1.17.8) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketujuhbelas 1.17.9) Rowiyatun
meminta untuk membuktikan cinta Marwa kepada Imran.
Peristiwa
(Bagian Kedelapanbelas 1.18.1) Marwa lebih sering mengunci diri di dalam kamar
seakan-akan ia lupa bahwa ia mengajak teman-temannya. Fitri dan Yeni sibuk
dengan pertanyaa-pertanyaan tentang kampung Sembungan kepada ibunya Marwa (Bagian
Kedelapanbelas 1.18.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kedelapanbelas 1.18.3) Maman
dan Fadhil berjalan-jalan dikampung Sembungan. Marwa akan menemui Imran di
Jojakarta dan langsung akan kembali ke Jakarta (Bagian Kedelapanbelas 1.18.4)
mengakibatkan peristiwa (Bagian Kedelapanbelas 1.18.5) Sekitar pukul sembilan
pagi, Marwa dan teman-temannnya pergi menuju ke Jogjakarta. Marwa bertanya
tentang alamat Imran (Bagian Kedelapanbelas 1.18.6) mengakibatkan peristiwa (Bagian
Kedelapanbelas 1.18.7) Marwa menemui Imran di pesantren, tetapi Imran tidak
berada di pesantren. Imran pergi kejakarta bersama Dewi sehabis dhuzur.
Peristiwa
(Bagian Kesembilanbelas 1.19.1) Sebenarnya Imran berangkat sore hari, imran
menemui Zaid terlebih dahulu di kampus dan mendapatkan arahan dari pihak kampus.
Marwa sendiri mengejar ke kampus, ke terminal sampai malam hari (Bagian
Kesembilanbelas 1.19.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian Kesembilanbelas 1.19.3)
Pukul delapan belas kereta telah membawa Imran, Dewi dan Zaid ke Jakarta. Marwa
sangat lelah, lelah fisik dan hatinya (Bagian Kesembilanbelas 1.19.4)
mengakibatkan peristiwa (Bagian Kesembilanbelas 1.19.5) Marwa mendengar bahwa
Dewi mencintai Imran dari beberapa orang yang ia temui. Maman membuat Marwa
terbakar cemburu atas kehadirannya Dewi (Bagian Kesembilanbelas 1.19.6)
mengakibatkan peristiwa (Bagian Kesembilanbelas 1.19.7) Maman mengajak
meninggalkan Jogjakarta. Imran akan menemui Marwa dengan ditemani kedua
temannya di Jakarta (Bagian Kesembilanbelas 1.19.8) mengakibatkan peristiwa (Bagian
Kesembilanbelas 1.19.9) Dewi cemburu karena Imran lebih mencintai Marwa
daripada dirinya.
Peristiwa
(Bagian Keduapuluh 1.20.1) Imran, Zaid, dan Dewi menuju keperusahaan yang
bergerak di bidang pertanian, khususnya perkebunan kelapa sawit. Pemilik
perusahaan bernama Ahmad Soebrata (Bagian Keduapuluh 1.20.2) mengakibatkan
peristiwa (Bagian Keduapuluh 1.20.3) Dia seorang muslim keturunan Jawa-Tionghoa.
Imran dan temannya memperkenalkan diri kepada pak Ahmad Soebrata (Bagian
Keduapuluh 1.20.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keduapuluh 1.20.5) Ahmad
Soebrata sudah tahu bahwa kampus akan mengirimkan tiga mahasiswa-mahasiswa
terbaik. Ada tujuh kampus yang diminta untuk melakukan studi banding
diperusahaan itu (Bagian Keduapuluh 1.20.6) mengakibatkan peristiwa (Bagian
Keduapuluh 1.20.7) Imran dan temannya lah yang terakhir. Pak Ahmad Soebrata
selalu mengutamakan kejujuran, profesionalitas kerja, kecakapan, akhlak, dan
kebijaksanaan (Bagian Keduapuluh 1.20.8) mengakibatkan peristiwa (Bagian
Keduapuluh 1.20.9) Pak Ahmad Soebrata menguji Imran dan temannya dengan
berbagai masalah dan hadiah yang ditawarkan. Ia senang karena bisa menemukan
mahasiswa yang ia cari yaitu Imran (Bagian Keduapuluh 1.20.10) mengakibatkan
peristiwa (Bagian Keduapuluh 1.20.11) Zaid memberitahu kepada pak Amahd
Soebrata bahwa Imran mempunyai kekasih beranama Marwa. Imran dan bersiap
meninggalkan hotel dan bersiap menuju kostnya Marwa (Bagian Keduapuluh
1.20.12).
Peristiwa
(Bagian Keduapuluh satu 1.21.1) Kampus trisakti adalah tujuan Imran dan
temannya. Kost Marwa dekat dengan kampusnya, tepatnya dibelakang kampus (Bagian
Keduapuluh satu 1.21.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keduapuluh satu 1.21.3)
Sebuah mobil melintas pelan dari belakang mereka. Imran, Dewi dan Zaid tidak
tahu bahwa pemuda yang mengendari mobil itu adalah Maman (Bagian Keduapuluh satu
1.21.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keduapuluh satu 1.21.5) Maman menemui
Marwa yang tidak menggunakan jilbab. Imran hanya bisa memandangi dari kejauhan,
percakapan antara Marwa dan Maman (Bagian Keduapuluh satu 1.21.6) mengakibatkan
peristiwa (Bagian Keduapuluh satu 1.21.7) Imran lemas tak berdaya melihat Marwa
seperti itu. Imran menunggu dan akhirnya pergi melewati pagar kos karena sudah
malam (Bagian Keduapuluh satu 1.21.8) mengakibatkan peristiwa (Bagian
Keduapuluh satu 1.21.9) Marwa melihat kearah Imran, dan berjalan kearah gerbang. Seperti Marwa kenal pemuda itu (Bagian
Keduapuluh satu 1.21.10) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keduapuluh satu 1.21.11)
Imran telah melintas, terus berjalan meniggalkan Marwa.
Peristiwa
(Bagian keduapuluh dua 1.22.1) Hatinya Imran hancur pada malam itu. Imran
menuju stasiun untuk pulang ke Jogjakarta besok pagi malamnya istirahat dulu
distasiun (Bagian keduapuluh dua 1.22.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian
keduapuluh dua 1.22.3) Imran dan Dewi kembali ke pesantren, Zaid pulang
kekostan. Imran seperti kehilangan dirinya, separuh jiwanya pergi dan
separuhnya hampa (Bagian keduapuluh dua 1.22.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian
keduapuluh dua 1.22.5) Imran terbayang-bayang wajah Marwa dengan Maman yang
saling berbincang. Di malam kelima sejak kejadian itu, imran masih terbayang
Marwa dan sempat bertanya-tanya dalam batinnya (Bagian keduapuluh dua 1.22.6)
mengakibatkan peristiwa (Bagian keduapuluh dua 1.22.7) Dalam situasi seperti
ini Imran masih dapat menyelesaikan laporan tugasnya. Tetapi sungguh berat
menerima kenyataan tentang Marwa (Bagian keduapuluh dua 1.22.1) mengakibatkan
peristiwa (Bagian keduapuluh dua 1.22.8) Sudah lama Marwa tak pernah lagi
menulis surat bahkan Imran sudah selesai KKN. Imran pulang untuk mengurangi
beban cinta yang ia rasakan (Bagian keduapuluh dua 1.22.9) mengakibatkan
peristiwa (Bagian keduapuluh dua 1.22.10) Imran menanyakan laki-laki yang
bersama Marwa pada sahabatnya dikampung. Imran kembali ke Jogjakarta untuk fokus
dengan skripsi (Bagian keduapuluh dua 1.22.11) mengakibatkan peristiwa (Bagian
keduapuluh dua 1.22.12) Suatu siang menjelang sore saat imran dan Dewi tengah
berjalan menuju pesantren. Ada mobil yang membuntuti mereka (Bagian keduapuluh
dua 1.22.13) mengakibatkan peristiwa (Bagian keduapuluh dua 1.22.14) Imran
mengajak Dewi ke saung tempat makan. Marwa turun dari mobil dengan api cemburu
yang menyala-nyala (Bagian keduapuluh dua 1.22.15).
Peristiwa
(Bagian keduapuluh tiga 1.23.1) Imran terkejut melihat Marwa yang tiba-tiba
datang. Marwa menuduh Imran berselingkuh dengan Dewi (Bagian keduapuluh tiga
1.23.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian keduapuluh tiga 1.23.3) Marwa menangis
dan mengungkapkan kekesalan hatinya kepada Imran. Imran membela diri bahwa tidak
ada hubungan apa-apa dengan Dewi (Bagian keduapuluh tiga 1.23.4)
mengakibatkan peristiwa (Bagian
keduapuluh tiga 1.23.5) Marwa tidak mempercayai perkataan imran. Maman yang
pandai berbicara ikut berbicara (Bagian keduapuluh tiga 1.23.6) mengakibatkan peristiwa
(Bagian keduapuluh tiga 1.23.7) Marwa akhirnya memutuskan Imran lalu pergi
dengan Maman dengan hatinya tercabik-cabik. Imran sempat putus asa ketika Marwa
memtuskan cintanya (Bagian keduapuluh tiga 1.23.8) mengakibatkan peristiwa (Bagian
keduapuluh tiga 1.23.9) Dewi menguatkan Imran untuk tidak menyerah dan tidak
berpikiran yang tidak-tidak
Peristiwa
(Bagian Keduapuluh empat 1.24.1) Imran menulis surat untuk Marwa. Imran
menjelaskan kesalahpahaman melalui surat yang ia tulis (Bagian Keduapuluh empat
1.24.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keduapuluh empat 1.24.3) Imran tidak
tahu pada saat acara pernikahan Marwa datang. Imran tidak tahu bahwa yang
berteriak memanggilnya didalam bus itu adalah Marwa (Bagian Keduapuluh empat
1.24.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keduapuluh empat 1.24.5) Imran juga
tidak tahu bahwa Marwa sering pergi keJogjakarta. Imran masih mencintai Marwa
dan tertutup hatinya untuk wanita lain selain Marwa (Bagian Keduapuluh empat
1.24.6).
Peristiwa
(Bagian Keduapuluh Lima 1.25.1) Imran menulis surat lagi untuk Marwa. Sebentar
lagi Imran akan wisuda (Bagian Keduapuluh Lima 1.25.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian
Keduapuluh Lima 1.25.3) Sudah tiga bulan lebih surat dari Imran tidak dibalas
Marwa. Imran akan menemui ayah Marwa lagi (Bagian Keduapuluh Lima 1.25.4). Peristiwa
(Bagian Keduapuluh Enam 1.26.1) Imran menulis surat lagi. Sehari setelah
menulis surat ini Imran pulang ke Sembungan untuk kemudian menemui Haji
Nurcahya (Bagian Keduapuluh Enam 1.26.2).
Peristiwa
(Bagian Keduapuluh Tujuh 1.27.1) Dewi menangis karena dia melihat betapaa
besarnya rasa cinta Imran kepada Marwa. Ayahnya Dewi menyuruh untuk segera
menikah dan saat ini belum ada calonnya (Bagian Keduapuluh Tujuh 1.27.2)
mengakibatkan peristiwa (Bagian Keduapuluh Tujuh 1.27.3) Dewi bertanya kepada
Imran. Imran menjodohkan Dewi dengan Zaid, dan Dewi menyetujuinya (Bagian
Keduapuluh Tujuh 1.27.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keduapuluh Tujuh
1.27.5) Zaid orangnya baik dan ia sholeh. Imran mengajak Zaid untuk ikut pulang
ke Sembungan (Bagian Keduapuluh Tujuh 1.27.6) mengakibatkan peristiwa (Bagian
Keduapuluh Tujuh 1.27.7) Imran memberitahu kepada kedua orang tuannya bahwa ia
akan segera di wisuda. Imran juga meminta restu untuk menemui Haji Nurcahya
lagi (Bagian Keduapuluh Tujuh 1.27.8) mengakibatkan peristiwa (Bagian
Keduapuluh Tujuh 1.27.9) Kedua orang tua Imran menyetujuinya. Imran berbicara
kepada Zaid bahwa Dewi adalah jodohnya (Bagian Keduapuluh Tujuh 1.27.10)
mengakibatkan peristiwa (Bagian Keduapuluh Tujuh 1.27.11) Imran menyuruh Zaid
untuk segera menemui ayahnya Dewi. Zaid pingsan seketika karena teramat bahagia
(Bagian Keduapuluh Tujuh 1.27.12)
Peristiwa
(Bagian Keduapuluh Delapan 1.28.1) Imran bersama Zaid menemui Haji Nurcahya. Imran
tidak membawa bingkisan apa-apa tidak seperti dulu (Bagian Keduapuluh Delapan 1.28.2)
mengakibatkan peristiwa (Bagian Keduapuluh Delapan 1.28.3) Haji Nurcahya
terkejut atas kedatangan Imran. Imran mengatakan maksud kedatangannya (Bagian
Keduapuluh Delapan 1.28.4) mengakibatkan peritiwa (Bagian Keduapuluh Delapan 1.28.5)
Haji Nurcahya berpikir dan akhirnya dia memutuskan untuk merestui Imran untuk
menikahinya. Haji Nurcahya sekarang telah berubah tidak seperti dahulu (Bagian
Keduapuluh Delapan 1.28.6) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keduapuluh Delapan 1.28.7)
Semua tinggal tergantung dari Marwa apakah menerima atau tidak. Haji Nurcahya
akan langsung menemui putrinya di Jakarta (Bagian Keduapuluh Delapan 1.28.8).
Peristiwa
(Bagian Keduapuluh Sembilan 1.29.1) Haji Nurcahya mengunjungi Marwa tanpa
terlebih dahulu memberitahunya. Haji Nurcahya luluh karena Imran adalah seorang
santri yang sekaligus membantu mengajar dipesantren, seorang pengahafl al-Quran
dan sholeh (Bagian Keduapuluh Sembilan 1.29.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian
Keduapuluh Sembilan 1.29.3) Marwa sudah besar ia berhak menerima atau menolak
Imran. Haji Nurcahya menunggu Marwa dikamar kostnya (Bagian Keduapuluh Sembilan
1.29.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keduapuluh Sembilan 1.29.5) Haji
Nurcahya melihat dan membaca surat-surat dari Imran untuk Marwa. Siang hari
Marwa pulang ke kost bersama seorang laki-laki yaitu Maman (Bagian Keduapuluh
Sembilan 1.29.6) mengakibatkan peristiwa (Bagian Keduapuluh Sembilan 1.29.7) Maman
dan Marwa sepakat untuk menikah dan orang tua Maman akan segera menemuinya. Marwa
sudah besar dan berhak menentukan masa depannya sendiri.
Peristiwa
(Bagian Ketigapuluh 1.30.1) Haji Nurcahya berbicara empat mata kepada Marwa.
Marwa telah berubah, Haji Nurcahya tidak mengenal Marwa seperti dulu lagi (Bagian
Ketigapuluh 1.30.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh 1.30.3) Marwa
meminta maaf karena telah menyembunyikan perasaannya kepada Marwa. Marwa
menganggap Imran telah menghianti dan Marwa akan menikah dengan Maman (Bagian Ketigapuluh
1.30.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh 1.30.5) Haji Nurcahya tidak
menyetujui hubungan antara Marwa dan Maman melainkan ia menginginkan Marwa
memilih Imran daripada Maman. Haji Nurcahya menangis dan tidak akan memaksa
lagi Marwa (Bagian Ketigapuluh 1.30.6) mengakibatkan peristiwa (Bagian
Ketigapuluh 1.30.7) Marwa meminta maaf. Haji Nurcahya meminta Marwa untuk
mengatakan pada Maman untuk segera menemuinya (Bagian Ketigapuluh 1.30.8)
Peristiwa
(Bagian Ketigapuluh Satu 1.31.1) Hati Imran lebih berbung-bunga daripada Zaid
yang akan segera menikah. Tiga hari Imran menunggu kepulangan Haji Nurcahya (Bagian
Ketigapuluh Satu 1.31.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh Satu
1.31.3) Hari jumat yang ditunggu-tunggu telah pulang ayahnya Marwa. Imran
merasa yakin bahwa Marwa akan menerimannya (Bagian Ketigapuluh Satu 1.31.4)
mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh Satu 1.31.5) Imran sedang tidak
rumah saat Haji Nurcahya dan istrinya berkunjung kerumahnya. Haji Nurcahya
meminta maaf atas kesalahan yang dulu telah memaki-maki pak Ali (Bagian
Ketigapuluh Satu 1.31.6) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh Satu
1.31.7) Haji Nurcahya menyesali pertbuatannya. Haji Nurcahya menyampaikan
maksud kedatangannya (Bagian Ketigapuluh Satu 1.31.8) mengakibatkan peristiwa (Bagian
Ketigapuluh Satu 1.31.9) Bahwa Marwa telah lebih memilih Maman daripada Imran,
Haji Nurcahya sebenarnya lebih setuju jika Marwa bersama Imran. Haji Nurcahya
tidak bisa memaksa lagi kehendak putrinya (Bagian Ketigapuluh Satu 1.31.10)
mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh Satu 1.31.11) Haji Nurcahya merasa
bersalah dan terbebani. Tanpa sepengetahuan mereka Imran sudah mendengar dan
mengetahui kabar itu dari tadi (Bagian Ketigapuluh Satu 1.31.12) mengakibatkan
peristiwa (Bagian Ketigapuluh Satu 1.31.13) Imran menjadi lusuh, jiwanya gelap.
Peristiwa
(Bagian Ketigapuluh Dua 1.32.1) Imran berlari kencang membawa hatinya, hatinya
yang dipenuhi pilu dan luka yang ternganga. Imran merintih dan terus merintih
kepada langit dan bulan malam (Bagian Ketigapuluh Dua 1.32.2) mengakibatkan
peristiwa (Bagian Ketigapuluh Dua 1.32.3) Haji Nurcahya dan istrinya telah
pulang dengan hati yang menyesal. Orang tua Imran menunggu kepulangannya sampai
larut malam (Bagian Ketigapuluh Dua 1.32.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian
Ketigapuluh Dua 1.32.5) Ayam jantan berkokok, Imran melangkah pulang dengan
tenang. Pak Ali dan istrinya berusaha untuk menguatkan Imran dan menasehatinya (Bagian
Ketigapuluh Dua 1.32.6) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh Dua 1.32.7)
Imran berusaha memasukan kalimat-kalimat agung dan suci yang diucapkan ayahnya.
Imran meminta ijin untuk menemui Marwa sekali lagi (Bagian Ketigapuluh Dua
1.32.8) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh Dua 1.32.9) Imran ingin
mendengarnya secara langsung dari Marwa. Imran mengajak kedua orang tuanya soal
rencananya Imran wisuda (Bagian Ketigapuluh Dua 1.32.10) mengakibatkan
peristiwa (Bagian Ketigapuluh Dua 1.32.11) Setelah itu akan menjadi saksi di
acara pernikahannya Dewi dan Zaid.
Peristiwa
(Bagian Ketigapuluh Tiga 1.33.1) Hari minggu yang cerah dimana Imran dan
temannya akan diwisuda. Imran datang bersama kedua orang tuanya, juga beberapa
tetangga (Bagian Ketigapuluh Tiga 1.33.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian
Ketigapuluh Tiga 1.33.3) Haji Nurcahya bersama istri juga turut menyaksikan
wisuda Imran. Setelah wisuda selesai, Kiyai Mahbub ayahnya Dewi segera pulang
untuk melaksanakan acara pernikahan putrinya (Bagian Ketigapuluh Tiga 1.33.4)
mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh Tiga 1.33.5) Kiyai Mahbub mendengar
kisah Imran yang dituturkan Dewi dan Zaid. Kiyai Mahbub meminta Dewi dan Zaid
untuk mengantar Imran ke Jakarta bersama tiga santri unggul (Bagian Ketigapuluh
Tiga 1.33.6) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh Tiga 1.33.7) Sampailah
rombongan itu didepan kost Marwa. Marwa bersama Maman kaget atas kehadiran
Imran (Bagian Ketigapuluh Tiga 1.33.8) mengakibatkan peristiwa (Bagian
Ketigapuluh Tiga 1.33.9) Imran mempertanyakan Marwa kenapa ia lebih Maman. Marwa
tidak pantas menerima cinta yang agung dari Imran (Bagian Ketigapuluh Tiga
1.33.10) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh Tiga 1.33.11) Marwa
pingsan, tak sadarkan diri. Zaid dan Maman dengan temannya berkelahi (Bagian
Ketigapuluh Tiga 1.33.12) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh Tiga
1.33.13) Marwa sedikit tersadar. Imran meminta maaf telah membuat Marwa
menghianti Imran (Bagian Ketigapuluh Tiga 1.33.14) mengakibatkan peristiwa (Bagian
Ketigapuluh Tiga 1.33.15) Imran akan pergi dari hati Marwa selamanya. Marwa
jatuh dan tak sadarkan diri lagi (Bagian Ketigapuluh Tiga 1.33.16).
Peristiwa
(Bagian Ketigapuluh Empat 1.34.1) Beberapa hari setelah wisuda Marwa, orang tua
Maman datang menemui Haji Nurcahya. Haji Nurcahya memberitahu kepada orang tua
Maman bahwa Marwa telah hamil karena ulah dari Maman (Bagian Ketigapuluh Empat
1.34.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh Empat 1.34.3) Orang tua
Maman menanyakan secara langsung pada Maman. Maman melakukan hubungan setan itu
pada saat KKN di Bogor (Bagian Ketigapuluh Empat 1.34.4) mengakibatkan
peristiwa (Bagian Ketigapuluh Empat 1.34.5) Orang tua Maman memarahi Maman dan
menamparnya. Keadaan Marwa semakin memprihatinkan, bahkan saat acara
pernikahannya dengan Maman (Bagian Ketigapuluh Empat 1.34.6) mengakibatkan
peristiwa (Bagian Ketigapuluh Empat 1.34.7) Marwa mendapat surat dari Dewi dan
mendapatkan kado. Imran tidak hadir diacara pernikahanya Marwa (Bagian
Ketigapuluh Empat 1.34.8) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh Empat
1.34.9) Imran pergi ke Jakarta untuk memenuhi permintaan pak Ahmad Soebrata.
Peristiwa
(Bagian Ketigapuluh Lima 1.35.1) Tanggal 13, Marwa menikah dengan Maman. Pernikahan
yang suram tidak seperti pernikahan Muniri dan Rowiyatun (Bagian Ketigapuluh
Lima 1.35.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh Lima 1.35.3) Marwa
gelisah karena ketidakhadirannya Imran, hanya Dewi dan Zaid yang hadir. Marwa
menyesal menuduh Imran selingkuh dengan Dewi (Bagian Ketigapuluh Lima 1.35.4)
mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh Lima 1.35.5) Dewi dan Zaid adalah
pasangan suami istri. Sejak hari itu, Marwa semakin tenggelam dalam penyesalan
diri dan kepedihan hati (Bagian Ketigapuluh Lima 1.35.6) mengakibatkan
peristiwa (Bagian Ketigapuluh Lima 1.35.7) Sahabat-sahabat Marwa menjauhi Marwa
karena tahu bahwa Marwa hamil sebelum pernikahan. Dari waktu-kewaktu Marwa
hanya mendengar caci-makian, hinaan, dan perendahan dari semua warga kampung
Sembungan (Bagian Ketigapuluh Lima 1.35.8) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh
Lima 1.35.9) Maman sudah jarang pulang ke Sembungan karena merasa dia bukan
suami Marwa. Setiap hari Marwa hanya teringat, dan selalu menyebut-nyebut nama
Imran (Bagian Ketigapuluh Lima 1.35.10) mengakibatkan peristiwa (Bagian
Ketigapuluh Lima 1.35.11) Tepat sebulan sebelum sembilan bulan usia
kandungannya. Marwa melahirkan anak seorang laki-laki (Bagian Ketigapuluh Lima
1.35.12) mengakibatkan peristiwa (Bagian Ketigapuluh Lima 1.35.13) Marwa
memberi nama Imran Maulana. Marwa meninggal dunia setelah melahirkan (Bagian
Ketigapuluh Lima 1.35.14)
Peristiwa (Bagian
ketigapuluh Enam 1.36.1) Imran yang mengabdikan diri berbulan-bulan di
perusahaan Ahmad soebrata,dikenal sebagai karyawan yang soleh dan baik hati. Beberapa
karyawati yang masih sendiri menaruh hati pada Imran (Bagian ketigapuluh Enam
1.36.2) mengakibatkan peristiwa (Bagian ketigapuluh Enam 1.36.3) Beberapa
minggu setelah meninggalnya Marwa, sepucuk surat yang ditulis Muniri datang
untuk Imran. Kematian Marwa membuat Imran bersedih dan meneteskan air mata (Bagian
ketigapuluh Enam 1.36.4) mengakibatkan peristiwa (Bagian ketigapuluh Enam
1.36.5) Pak Ahmad soebrata juga mengetahui isi surat itu. Pak Ahmad Soebrata
menjodohkan Imran denga anaknya yaitu Layla (Bagian ketigapuluh Enam 1.36.6) mengakibatkan
peristiwa (Bagian ketigapuluh Enam 1.36.7) Imran menolaknya dan memilih masih
mencintai Marwa walaupun raganya sudah tidak ada. Membuat Imran semakin rajin
beribadah (Bagian ketigapuluh Enam 1.36.8)
Post a Comment for "Jalinan Struktur Plot Novel "Maha Cinta" Karya Aguk Irawan Mizan"