Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

ANALISIS PUISI “LAYANG-LAYANG MILIKKU” KARYA SLAMET SUKIRNANTO DENGAN PENDEKATAN FENOMENOLOGI


Abstrak                                             
Puisi digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan pikiran dan perasaan melalui media bahasa. Bahasa yang digunakan di dalam puisi menimbulkan makna atau maksud yang terkandung dalam puisi tersebut. Analisis fenomenologi membantu menemukan makna dan fenomena estetik yang terdapat dalam puisi Layang-layang Milikku. Fenomena estetik ini meliputi asonansi dan aliterasi pada puisi tersebut. Sedangkan pemaknaan dalam fenomenologi ini, selain membuat kita mengetahui makna dari puisi tersebut, juga membuat kita melakukan perenungan terhadap puisi tersebut.

                                                
A.  Pendahuluan
Puisi merupakan salah satu karya sastra yang digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan pikiran atau ungkapan jiwa pengarang kepada pembacanya. Puisi sebagai karya sastra menggunakan bahasa sebagai media untuk mengungkapkan makna. Dalam puisi sering digunakan bahasa yang cenderung menyimpang dari kaidah kebahasaan.
Pengkajian terhadap puisi seringkali hanya sampai pada pengumpulan data saja. Sebenarnya data-data yang sudah terkumpul tersebut bisa dikaji lebih dalam lagi. Banyak pintu masuk untuk menafsirkan sebuah puisi, salah satunya secara fenomenologi. Analisis fenomenologi, berusaha untuk melakukan pemaknaan. Oleh karena itu, di bawah ini akan dianalisis sebuah puisi berjudul “Layang-layang Milikku” karya Slamet Sukirnanto dengan pendekatan fenomenologi.

B.  Landasan Teori
Puisi adalah karya sastra. Semua karya sastra bersifat imajinatif. Dibandingkan dengan bentuk karya sastra yang lain, puisi lebih bersifat konotatif. Bahasanya lebih memiliki banyak kemungkinan makna.
Analisis fenomenologi adalah analisis terhadap suatu puisi yang bertujuan untuk mengetahui fenomena eksistensi yang terdapat dalam sebuah puisi. Analisis fenomenologi dalam sebuah puisi merupakan analisis norma-norma karya sastra, norma itu merupakan kenyataan yang terkandung dalam karya sastra itu sendiri, bukan dari luar karya sastra. Analisis norma tersebut meliputi lima lapis yaitu: (1) lapis bunyi, yaitu semua satuan bunyi yang berdasarkan konvensi tertentu, yang ditunjukkan pada bunyi-bunyi atau pola bunyi yang bersifat istimewa atau khusus untuk mendapatkan efek puitis atau nilai seni, seperti asonansi (huruf vokal), aliterasi (huruf konsonan) dan pola sajak; (2) lapis arti, yaitu satuan terkecil berupa fonem, satuan fonem berupa suku kata dan kata. Kata bergabung menjadi kelompok kata, kalimat, alinea, bait, bab, dan seluruh cerita. Dan itu semua merupakan satuan arti; (3) lapis objek-objek yang dikemukakan (hal-hal penting yang terdapat dalam puisi), latar (tempat,ds waktu), pelaku (tokoh), dan dunia pengarang (ceritanya, yang merupakan dunia yang diciptakan oleh pengarang, yang merupakan gabungan dan jalinan antara objek-objek yang dikemukakan, latar, pelaku serta alur); (4) lapis dunia, sebenarnya sudah tidak perlu dinyatakan, tetapi sudah implisit; (5) lapis metafisis, yaitu menyebabkan pembaca berkontemplasi (perenungan).






C.  Pembahasan

Layang-layang Milikku
Karya: Slamet Sukirnanto

Layang-layang milikku, kumanjakan kau
Membubung di langit biru
Di alam raya bersama burung-burung yang bebas
Lihatlah dari sana, negeri-negeri yang jauh
Adakah negeri-negeri bebas yang angkuh?

Satu pesan yang kusampaikan dari bumi ini
Janganlah meninggalkan daku, kemudian kau pergi
Sebab jarak antara kita akan semakin jauh
Di kota ini aku sendiri dengan pijar nasib.

Layang-layang milikku, Kumanjakan kau
Membubung di langit biru
Sampaikan Salam: hidup teguh di sini
Nyanyian bumi dalam wujud puisi.

                                                                                   (Jaket Kuning, 1966)


Analisis puisi “Layang-layang Milikku” karya Slamet Sukirnanto dengan pendekatan Fenomenologi, adalah sebagai berikut:
1.    Lapis bunyi
Yaitu ditunjukkan pada bunyi-bunyi atau pola bunyi yang bersifat istimewa atau khusus untuk mendapatkan efek puitis atau nilai seni, seperti asonansi (huruf vokal), aliterasi (huruf konsonan) dan pola sajak.
Lapis bunyi pada puisi tersebut yaitu:
Pada bait pertama baris pertama yaitu: Layang-layang milikku, kumanjakan kau. Pada baris puisi tersebut, terdapat bunyi:
a.    Vokal (asonansi)
·      Vokal /a/ sebanyak 8
·      Vokal /i/ sebanyak 2
·      Vokal /u/ sebanyak 3
Jadi, asonansi pada bait pertama baris pertama puisi tersebut adalah vokal /a/ sebanyak 8, yaitu terdapat pada kata layang-layang, kumanjakan, kau.
b.    Konsonan (aliterasi)
·      Konsonan /l/  sebanyak 3
·      Konsonan /y/ sebanyak 2
·      Konsonan /ng/ sebanyak 2          
·      Konsonan /m/ sebanyak 2
·      Konsonan /k/ sebanyak 5
·      Konsonan /n/ sebanyak 2
·      Konsonan /j/ sebanyak 1
Jadi, aliterasi pada bait pertama baris pertama puisi tersebut adalah konsonan /k/, sebanyak 5, terdapat pada kata milikku, kumanjakan, kau.
Pada bait pertama baris ke-dua yaitu: Membubung di langit biru. Pada baris puisi tersebut, terdapat bunyi:
a.    Asonansi
·      Vokal /a/ sebanyak 1
·      Vokal /i/ sebanyak 3
·      Vokal /u/ sebanyak 3
·      Vokal /e/ sebanyak 1
Jadi, asonansi pada bait pertama baris ke-dua puisi tersebut adalah vokal /i/ sebanyak 3, yaitu terdapat pada kata di langit, biru.
b.    Aliterasi
·      Konsonan /m/ sebanyak 2
·      Konsonan /b/ sebanyak 3
·      Konsonan /ng/ sebanyak 2
·      Konsonan /d/ sebanyak 1
·      Konsonan /l/ sebanyak 1
·      Konsonan /t/ sebanyak 1
Jadi, aliterasi pada bait pertama baris ke-dua puisi tersebut adalah konsonan /b/ sebanyak 3, yaitu terdapat pada kata membubung, biru.
Pada bait pertama baris ke-tiga yaitu: Di alam raya bersama burung-burung yang bebas. Pada baris puisi tersebut, terdapat bunyi:
a.    Asonansi
·      Vokal /a/ sebanyak 8
·      Vokal /i/ sebanyak 1
·      Vokal /u/ sebanyak 4
·      Vokal /e/ sebanyak 2
Jadi, asonansi pada bait pertama baris ke-tiga puisi tersebut adalah vokal /a/ sebanyak 8, terdapat pada kata di alam, raya, bersama, yang, bebas.
b.    Aliterasi
·      Konsonan /d/ sebanyak 1
·      Konsonan /l/ sebanyak 1
·      Konsonan /m/ sebanyak 2
·      Konsonan /r/ sebanyak 4
·      Konsonan /y/ sebanyak 1
·      Konsonan /b/ sebanyak 5
·      Konsonan /s/ sebanyak 2
·      Konsonan /ng/ sebanyak 2
Jadi, aliterasi pada bait pertama baris ke-tiga puisi tersebut adalah konsonan /b/ sebanyak 5, yaitu terdapat pada kata bersama, burung-burung, bebas.
Pada bait pertama baris ke-empat yaitu: Di alam raya bersama burung-burung yang bebas. Pada baris puisi tersebut, terdapat bunyi:
a.    Asonansi
·      Vokal /a/ sebanyak 7
·      Vokal /i/ sebanyak 4
·      Vokal /u/ sebanyak 1
·      Vokal /e/ sebanyak 4
Jadi, asonansi pada bait pertama baris ke-empat puisi tersebut adalah vokal /a/ sebanyak 7, yaitu terdapat pada kata lihatlah, dari, sana, yang, jauh.
b.    Aliterasi
·      Konsonan /l/ sebanyak 2
·      Konsonan /h/ sebanyak 3
·      Konsonan /t/ sebanyak 1
·      Konsonan /d/ sebanyak 1
·      Konsonan /r/ sebanyak 3
·      Konsonan /s/ sebanyak 1
·      Konsonan /n/ sebanyak 3
·      Konsonan /g/ sebanyak 2
·      Konsonan /y/ sebanyak 1
·      Konsonan /ng/ sebanyak 1
·      Konsonan /j/ sebanyak 1
Jadi, aliterasi pada bait pertama baris ke-empat puisi tersebut adalah konsonan /h/ sebanyak 3, yaitu terdapat pada kata lihatlah, jauh.
Pada bait pertama baris ke-lima yaitu: Adakah negeri-negeri bebas yang angkuh? Pada baris puisi tersebut, terdapat bunyi:
a.    Asonansi
·      Vokal /a/ sebanyak 6
·      Vokal /i/ sebanyak 2
·      Vokal /u/ sebanyak 1
·      Vokal  /e/ sebanyak 5
Jadi, asonansi pada bait pertama baris ke-lima puisi tersebut adalah vokal /a/ sebanyak 6, yaitu terdapat pada kata adakah, bebas, yang, angkuh.
b.    Aliterasi
·      Konsonan /d/ sebanyak 1
·      Konsonan /k/ sebanyak 2
·      Konsonan /h/ sebanyak 2
·      Konsonan /n/ sebanyak 2
·      Konsonan /g/ sebanyak 2
·      Konsonan /r/ sebanyak 2
·      Konsonan /b/ sebanyak 2
·      Konsonan /s/ sebanyak 1
·      Konsonan /y/ sebanyak 1
·      Konsonan /ng/ sebanyak 2
Jadi, aliterasi pada bait pertama baris ke-lima puisi tersebut adalah konsonan /k/ sebanyak 2, yaitu terdapat pada kata adakah, angkuh.
Pada bait ke-dua baris pertama yaitu: Satu pesan yang kusampaikan dari bumi ini. Pada baris puisi tersebut, terdapat bunyi:
a.    Asonansi
·      Vokal /a/ sebanyak 7
·      Vokal /i/ sebanyak 5
·      Vokal /u/ sebanyak 3
·      Vokal /e/ sebanyak 1
Jadi, asonansi pada bait ke-dua baris pertama puisi tersebut adalah vokal /a/ sebanyak 7, yaitu terdapat pada kata satu, pesan, yang, kusampaikan, dari.
b.    Aliterasi
·      Konsonan /s/ sebanyak 3
·      Konsonan /t/ sebanyak 1
·      Konsonan /p/ sebanyak 2
·      Konsonan /n/ sebanyak 2
·      Konsonan /y/ sebanyak 1
·      Konsonan /ng/ sebanyak 1
·      Konsonan /k/ sebanyak 2
·      Konsonan /m/ sebanyak 2
·      Konsonan /d/ sebanyak 1
·      Konsonan /r/ sebanyak 1
·      Konsonan /b/ sebanyak 1
Jadi, aliterasi pada bait ke-dua baris pertama puisi tersebut adalah konsonan /s/ sebanyak 3, yaitu terdapat pada kata satu, pesan, kusampaikan.
Pada bait ke-dua baris ke-dua: Yaitu Janganlah meninggalkan daku, kemudian kau pergi. Pada baris puisi tersebut, terdapat bunyi:
a.    Asonansi
·      Vokal /a/ sebanyak 8
·      Vokal /i/ sebanyak 3
·      Vokal /u/ sebanyak 3
·      Vokal /e/ sebanyak 3
Jadi, asonansi pada bait ke-dua baris ke-dua puisi tersebut adalah vokal /a/ sebanyak 8, yaitu terdapat pada kata janganlah, meninggalkan, daku, kemudian, kau.
b.    Aliterasi
·      Konsonan /j/ sebanyak 1
·      Konsonan /ng/ sebanyak 2
·      Konsonan /n/ sebanyak 4
·      Konsonan /l/ sebanyak 2
·      Konsonan /h/ sebanyak 1
·      Konsonan /m/ sebanyak 2
·      Konsonan /g/ sebanyak 2
·      Konsonan /k/ sebanyak 4
·      Konsonan /d/ sebanyak 2
·      Konsonan /p/ sebanyak 1
·      Konsonan /r/ sebanyak 1
Jadi, aliterasi pada bait ke-dua baris ke-dua puisi tersebut adalah konsonan /n/ sebanyak 4, yaitu terdapat pada kata janganlah, meninggalkanku, kemudian.
Pada bait ke-dua baris ke-tiga yaitu: Sebab jarak antara kita akan semakin jauh. Pada baris puisi tersebut, terdapat bunyi:
a.    Asonansi
·      Vokal /a/ sebanyak 11
·      Vokal /i/ sebanyak 2
·      Vokal /u/ sebanyak 1
·      Vokal /e/ sebanyak 2
Jadi, asonansi pada bait ke-dua baris ke-tiga puisi tersebut adalah vokal /a/ sebanyak 11, yaitu terdapat pada kata sebab, jarak, antara, kita, akan, semakin, jauh.
b.    Aliterasi
·      Konsonan /s/ sebanyak 2
·      Konsonan /b/ sebanyak 2
·      Konsonan /j/ sebanyak 2
·      Konsonan /r/ sebanyak 2
·      Konsonan /k/ sebanyak 4
·      Konsonan /n/ sebanyak 3
·      Konsonan /t/ sebanyak 2
·      Konsonan /m/ semakin 1
·      Konsonan /h/ sebanyak 1
Jadi, aliterasi pada bait ke-dua baris ke-tiga puisi tersebut adalah konsonan /k/ sebanyak 4, yaitu terdapat pada kata jarak, kita, akan, semakin.
Pada bait ke-dua baris ke-empat yaitu: Di kota ini aku sendiri dengan pijar nasib. Pada baris puisi tersebut, terdapat bunyi:
a.    Asonansi
·      Vokal /a/ sebanyak 5
·      Vokal /i/ sebanyak 7
·      Vokal /u/ sebanyak 1
·      Vokal /e/ sebanyak 2
·      Vokal /o/ sebanyak 1
Jadi, asonansi pada bait ke-dua baris ke-empat puisi tersebut adalah vokal /i/ sebanyak , yaitu terdapat pada kata di kota, ini, sendiri, pijar, nasib.
b.    Aliterasi
·      Konsonan /d/ sebanyak 3
·      Konsonan /k/ sebanyak 2
·      Konsonan /t/ sebanyak 1
·      Konsonan /n/ sebanyak 4
·      Konsonan /k/ sebanyak 1
·      Konsonan /s/ sebanyak 2
·      Konsonan /r/ sebanyak 2
·      Konsonan /ng/ sebanyak 1
·      Konsonan /p/ sebanyak 1
·      Konsonan /j/ sebanyak 1
·      Konsonan /b/ sebanyak 1
Jadi, aliterasi pada bait ke-dua baris ke-empat puisi tersebut adalah konsonan /n/ sebanyak 4, yaitu terdapat pada kata ini, sendiri, dengan, nasib.
Pada bait ke-tiga baris pertama yaitu: Layang-layang milikku, Kumanjakan kau. Pada baris puisi tersebut, terdapat bunyi:
a.    Asonansi
·      Vokal /a/ sebanyak 8
·      Vokal /i/ sebanyak 2
·      Vokal /u/ sebanyak 3
Jadi, asonansi pada bait ke-tiga baris pertama puisi tersebut adalah vokal /a/ sebanyak 8, yaitu terdapat pada kata layang-layang, kumanjakan, kau.
b.    Aliterasi
·      Konsonan /l/  sebanyak 3
·      Konsonan /y/ sebanyak 2
·      Konsonan /ng/ sebanyak 2
·      Konsonan /m/ sebanyak 2
·      Konsonan /k/ sebanyak 5
·      Konsonan /n/ sebanyak 2
·      Konsonan /j/ sebanyak 1
Jadi, aliterasi pada bait ke-tiga baris pertama puisi tersebut adalah konsonan /k/ sebanyak 5, yaitu terdapat pada kata milikku, kumanjakan, kau.
Pada bait ke-tiga baris ke-dua yaitu: Membubung di langit biru. Pada baris puisi tersebut, terdapat bunyi:
a.    Asonansi
·      Vokal /a/ sebanyak 1
·      Vokal /i/ sebanyak 3
·      Vokal /u/ sebanyak 3
·      Vokal /e/ sebanyak 1
Jadi, asonansi pada bait ke-tiga baris ke-dua puisi tersebut adalah vokal /i/ sebanyak 3, yaitu terdapat pada kata di langit, biru.
b.    Aliterasi
·      Konsonan /m/ sebanyak 2
·      Konsonan /b/ sebanyak 3
·      Konsonan /ng/ sebanyak 2
·      Konsonan /d/ sebanyak 1
·      Konsonan /l/ sebanyak 1
·      Konsonan /t/ sebanyak 1
Jadi, aliterasi pada bait ke-tiga baris ke-dua puisi tersebut adalah konsonan /b/ sebanyak 3, yaitu terdapat pada kata membubung, biru.
Pada bait ke-tiga baris ke-tiga yaitu: mSampaikan Salam : hidup teguh di sini. Pada baris puisi tersebut, terdapat bunyi:
a.    Asonansi
·      Vokal /a/ sebanyak 5
·      Vokal /i/ sebanyak 5
·      Vokal /u/ sebanyak 2
·      Vokal /e/ sebanyak 1
Jadi, asonansi pada bait ke-tiga baris ke tiga puisi tersebut adalah vokal /a/ sebanyak 5, yaitu terdapat pada kata sampaikan, salam.
b.    Aliterasi
·      Konsonan /s/ sebanyak 3
·      Konsonan /m/ sebanyak 2
·      Konsonan /p/ sebanyak 2
·      Konsonan /k/ sebanyak 1
·      Konsonan /n/ sebanyak 2
·      Konsonan /l/ sebanyak 1
·      Konsonan /h/ sebanyak 2
·      Konsonan /d/ sebanyak 2
·      Konsonan /t/ sebanyak 1
·      Konsonan /g/ sebanyak 1
Jadi, aliterasi pada bait ke-tiga baris ke-tiga puisi tersebut adalah konsonan /s/ sebanyak 3, yaitu terdapat pada kata sampaikan, salam, di sini.
Pada bait ke-tiga baris ke-empat yaitu: Nyanyian bumi dalam wujud puisi. Pada baris puisi tersebut, terdapat bunyi:
a.    Asonansi
·      Vokal /a/ sebanyak 4
·      Vokal /i/ sebanyak 4
·      Vokal /u/ sebanyak  3
Jadi, asonansi pada bait ke-tiga baris ke-empat puisi tersebut adalah vokal /a/ sebanyak 4, yaitu terdapat pada kata nyanyian, dalam,
b.    Aliterasi
·      Konsonan /ny/ sebanyak 2
·      Konsonan /n/ sebanyak 1
·      Konsonan /b/ sebanyak 1
·      Konsonan /m/ sebanyak 2
·      Konsonan /d/ sebanyak 2
·      Konsonan /l/ sebanyak 1
·      Konsonan /w/ sebanyak 1
·      Konsonan /j/ sebanyak 1
·      Konsonan /p/ sebanyak 1
·      Konsonan /s/ sebanyak 1
Jadi, aliterasi bait ke-tiga baris ke-empat puisi tersebut adalah konsonan /d/ sebanyak 2, yaitu terdapat pada kata dalam, wujud.

2.    Lapis arti
Satuan terkecil berupa fonem, satuan fonem berupa suku kata dan kata. Kata bergabung menjadi kelompok kata, kalimat, alinea, bait, bab, dan seluruh cerita. Dan itu semua merupakan satuan arti. Arti pada puisi karya Winarsih tersebut, sebagai berikut:
Layang-layang milikku, kumanjakan kau, artinya penyair memberi kebebasan kepada putra bangsa yang berjaket kuning, yaitu mahasiswa Universitas Indonesia (UI).
Membubung di langit yang biru, artinya berjuang semaksimal mungkin atau semampunya.
Di alam raya bersama burung-burung yang bebas, artinya di alam yang luas, bersama orang-orang yang bebas dari aturan.
Lihatlah dari sana, negeri-negeri yang jauh, artinya penyair berharap agar putra bangsa (mahasiswa UI) melihat kondisi negeri-negeri tetangga.
Adakah negeri-negeri bebas yang angkuh? artinya di antara negeri-negeri tersebut, apakah ada negeri dengan pemimpin yang memimpin negerinya dengan sekehendak hatinya sendiri, ataukah tidak ada.
Satu pesan yang kusampaikan dari bumi ini, artinya sang penyair memberikan sebuah pesan dari bumi pertiwi, Indonesia.
Janganlah meninggalkan daku, kemudian kau pergi, artinya supaya jangan pergi dan tidak akan kembali lagi ke bumi pertiwi, Indonesia.
Sebab jarak antara kita akan semakin jauh, artinya karena jarak antara penyair dengan putra bangsa (mahasiswa UI) akan semakin jauh, yang mana sang penyair di Indonesia, sedangkan putra bangsa di negeri tetangga.
Di kota ini aku sendiri dengan pijar nasib, artinya di negeri Indonesia, penyair sendirian dalam memperjuangkan nasib bangsanya.
Layang-layang milikku, Kumanjakan kau, artinya penyair memberi kebebasan kepada putra bangsa yang berjaket kuning, yaitu mahasiswa Universitas Indonesia (UI).
Membubung di langit yang biru, artinya berjuang semaksimal mungkin atau semampunya.
Sampaikan Salam : hidup teguh di sini, artinya penyair menyampaikan salam kepada mahasiswa berjaket kuning untuk tetap tinggal dan hidup di bumi pertiwi, Indonesia.
Nyanyian bumi dalam wujud puisi, artinya nyanyian orang-orang di bumi pertiwi dalam wujud puisi.

3.    Lapis objek
Lapis objek ini terdiri dari objek-objek yang dikemukakan, latar, pelaku dan dunia pengarang. Lapis objek yang terdapat dalam puisi “Layang-layang Milikku” tersebut yaitu:
a.    Objek-objek yang dikemukakan (hal-hal penting) yang terdapat dalam puisi tersebut antara lain:
·      Layang-layang
·      Membubung
·      Di langit
·      Negeri-negeri
·      Jauh
·      Pesan
·      Sendiri
·      Teguh
b.    Latar
Latar ini bisa berwujud tempat maupun waktu. Latar yang terdapat dalam puisi tersebut yaitu:
1)   Latar tempat
·      Di kota, terbukti pada baris puisi Di kota ini aku sendiri dengan pijar nasib
2)   Latar waktu
·      Siang hari, terbukti pada baris puisi Membubung di langit biru
c.    Pelaku
Yaitu tokoh dalam puisi itu. Pelaku dalam puisi tersebut yakni aku.
d.    Dunia pengarang
Yaitu ceritanya, yang merupakan dunia yang diciptakan pengarang. Dunia pengarang pada puisi tersebut yaitu:
Aku menerbangkan layang-layang hingga membubung tinggi di langit. Dengan tujuan supaya layang-layangku bisa melihat negeri-negeri yang berada jauh dari kota tempat tinggal aku. Aku berpesan kepada layang-layangku, untuk berada teguh bersama aku, tidak meninggalkan aku, karena aku tinggal sendiri.

4.    Lapis dunia
Yaitu sebenarnya sudah tidak perlu dinyatakan, karena sudah implisit. Lapis dunia pada puisi karya Slamet Sukirnanto tersebut yaitu:
Si aku memberi kebebasan kepada putra bangsa untuk berjuang semaksimal mungkin hingga ke negeri-negeri tetangga. Si aku hanya menyampaikan satu pesan kepada putra bangsa untuk kembali lagi ke bumi pertiwi, karena si aku tinggal sendirian di bumi pertiwi dalam memperjuangkan nasib bangsanya. Si aku ingin agar putra bangsa tetap tinggal di bumi pertiwi, Indonesia.


5.    Lapis metafisis
Yaitu menyebabkan pembaca berkontemplasi (perenungan). Hasil perenungan dari puisi tersebut yaitu:
Pada bait pertama:
Layang-layang milikku, kumanjakan kau
Membubung di langit biru
Di alam raya bersama burung-burung yang bebas
Lihatlah dari sana, negeri-negeri yang jauh
Adakah negeri-negeri bebas yang angkuh?
Hasil perenungan pada bait pertama tersebut yaitu sebagai seorang pemimpin, haruslah memimpin rakyatnya dengan bijaksana. Seorang pemimpin haruslah memimpin dengan tidak sekehendak hatinya. Seorang pemimpin harus tetap rendah hati, tidak sombong, mau mendengarkan keluh-kesah rakyatnya.

Pada bait ke-dua:
Satu pesan yang kusampaikan dari bumi ini
Janganlah meninggalkan daku, kemudian kau pergi
Sebab jarak antara kita akan semakin jauh
Di kota ini aku sendiri dengan pijar nasib
Hasil perenungan pada bait ke dua tersebut yaitu janganlah bersedih hati dan takut, jika kita hidup sendiri. Meskipun hidup sendiri, kita harus terus semangat berjuang untuk mengubah nasib kita menjadi lebih baik.

Pada bait ke-tiga:
Layang-layang milikku, Kumanjakan kau
Membubung di langit biru
Sampaikan Salam : hidup teguh di sini
Nyanyian bumi dalam wujud puisi
Hasil perenungan pada bait ke-tiga tersebut yaitu untuk orang yang sudah memberikan kebebasan kepada kita untuk hidup bahagia, janganlah kita melupakan dan meninggalkan begitu saja orang itu. Sejauh atau setinggi apapun derajat kita nanti, tetaplah kembali pada orang itu. Karena orang itu sudahlah pasti menanti kepulangan kita.

D.  Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat simpulkan bahwa hasil analisis puisi “Layang-layang Milikku” karya Slamet Sukirnanto dengan pendekatan fenomenologi tersebut, puisi tersebut mengandung sejumlah makna yang berlapis, meliputi (1) lapis bunyi, yang berupa asonansi dan aliterasi; (2) lapis arti, di mana setiap baris dari puisi tersebut memiliki makna yang berbeda-beda namun saling menghubungkan atau terkait satu dengan yang lainnya; (3) lapis objek, yaitu adanya objek-objek yang dipentingkan, pelaku, latar waktu, latar tempat dan alur atau dunia pengarang; (4) lapis dunia, di mana makna dari puisi tersebut sudah terimplisit dalam puisi tersebut; (5) lapis metafisis, yaitu hasil perenungan dari puisi tersebut. Hasil perenungan pada tiap bait puisi tersebut adalah berbeda-beda. Di mana pada bait pertama hasil perenungannya yaitu seorang pemimpin harus memimpin rakyatnya dengan sebijak mungkin; pada bait ke-dua, hasil perenungannya yaitu biarpun hidup sendiri, tapi harus terus semangat berjuang untuk mengubah nasib menjadi lebih baik; sedangkan pada bait ke-tiga, hasil perenungannya yaitu kita tidak boleh melupakan orang yang sudah berjasa bagi kita.

Post a Comment for "ANALISIS PUISI “LAYANG-LAYANG MILIKKU” KARYA SLAMET SUKIRNANTO DENGAN PENDEKATAN FENOMENOLOGI"