Makalah hakekat manusia dan upaya-upaya untuk mengembangkannya
|
BAB
III
PEMBAHASAN MASALAH
A.
Pengertian
Manusia
Manusia
adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT.
Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu tugas mereka sebagai
khalifah di muka bumi ini. Peran manusia sebagai khalifah yaitu mencari ilmu
yang bermanfaat, mengajarkan ilmu kepada sesamanya, dan membudayakan ilmu.
Maksud dari membudayakan ilmu yaitu ilmu yang telah kita ketahui bukan hanya
untuk disampaikan kepada orang lain, melainkan dipergunakan untuk dirinya sendiri
dahulu.
Manusia sebagai makhluk Tuhan adalah makhluk
pribadi sekaligus makhluk sosial, susila dan religius. Sifat kodrati manusia
sebagai makhluk pribadi, sosial, susila, dan religi harus dikembangkan secara
seimbang, selaras, dan serasi. Perlu disadari bahwa manusia hanya mempunyai
arti dalam kaitannya dengan manusia lain dalam masyarakat. Manusia mempunyai
arti hidup secara layak jika ada di antara manusia lainnya. Tanpa ada manusia
lain atau tanpa hidup bermasyarakat, seseorang tidak dapat menyelenggarakan
hidupnya dengan baik.
Sasaran
pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk
menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaannya. Potensi kemanusiaan
merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia. Ibarat biji mangga
bagaimanapun wujudnya jika ditanam dengan baik, pasti menjadi pohon mangga dan
bukannya menjadi pohon jambu.
Guna
meningkatkan kualitas hidup, manusia memerlukan pendidikan, baik pendidikan
yang formal, informal, maupun nonformal. Pendidikan formal adalah pendidikan
yang bersifat resmi, contohnya pendidikan dalam sekolah. Pendidikan informal
maupun nonformal adalah pendidikan yang bersifat tidak resmi, contohnya
pendidikan dalam keluarga dan masyarakat. Dalam kenyataannya, manusia
menunjukkan bahwa pendidikan merupakan pembimbingan diri yang sudah berlangsung
sejak dini. Kegiatan pendidikan terjadi dalam hubungan orang tua dan anak.
B.
Upaya
–upaya Mengembangkan Hakekat Manusia
1. Pengembangan
Manusia Sebagai Makhluk Individu
Sebagai
makhluk individu, manusia harus memiliki kesadaran diri yang dimulai dari
kesadaran pribadi diantara segala kesadaran terhadap segala sesuatu.
Manusia
memiliki akal pikiran yang dapat digunakan untuk berpikir dan berlaku
bijaksana. Dengan akal tersebut, manusia dapat mengembangkan potensi-potensi
yang ada di dalam dirinya, seperti karya, cipta, dan karsa. Dengan pengembangan
potensi-potensi yang ada, manusia mampu mengembangkan dirinya sebagai makhluk
seutuhnya yaitu makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna.
Sebagai
makhluk individu manusia mempunyai suatu potensi yang akan berkembang, jika
disertai dengan pendidikan. Melalui pendidikan, manusia dapat menggali dan
mengoptimalkan segala potensi yang ada pada dirinya. Melalui pendidikan pula
manusia dapat mengembangkan ide-ide yang ada dalam pikirannya dan menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari, yang dapat meningkatkan kualitas hidup manusia itu
sendiri. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk mencapai kemakmuran dan
kenyamanan hidup. Pendidikan merupakan salah satu sumber untuk mendapatkan
rezeki.
Dijelaskan
dalam Q. S. Al-Jum’ah ayat 9, 10, 11
tentang usaha manusia mencari rezeki.
Q. S. Al-Jum’ah ayat 9:
|
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sÎ) ÏqçR Ío4qn=¢Á=Ï9 `ÏB ÏQöqt ÏpyèßJàfø9$# (#öqyèó$$sù 4n<Î) Ìø.Ï «!$# (#râsur yìøt7ø9$# 4 öNä3Ï9ºs ×öyz öNä3©9 bÎ) óOçGYä. tbqßJn=÷ès? ÇÒÈ
Artinya: “Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk
menunaikan shalat Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan
tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui.”
Q. S. Al-Jum’ah ayat 10:
#sÎ*sù ÏMuÅÒè% äo4qn=¢Á9$# (#rãϱtFR$$sù Îû ÇÚöF{$# (#qäótGö/$#ur `ÏB È@ôÒsù «!$# (#rãä.ø$#ur ©!$# #ZÏWx. ö/ä3¯=yè©9 tbqßsÎ=øÿè? ÇÊÉÈ
Artinya: “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah
kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak
supaya kamu beruntung.”
Q. S. Al-Jum’ah ayat 11:
#sÎ)ur (#÷rr&u ¸ot»pgÏB ÷rr& #·qølm; (#þqÒxÿR$# $pkös9Î) x8qä.ts?ur $VJͬ!$s% 4 ö@è% $tB yZÏã «!$# ×öyz z`ÏiB Èqôg¯=9$# z`ÏBur Íot»yfÏnF9$# 4 ª!$#ur çöyz tûüÏ%κ§9$# ÇÊÊÈ
Artinya: “Dan apabila mereka melihat perniagaan atau
permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu
sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah: "Apa yang di sisi Allah lebih
baik daripada permainan dan perniagaan", dan Allah sebaik-baik pemberi
rezki.”
2. Pengembangan
Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Dalam
kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian. Manusia mempunyai
keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya yang merupakan salah satu
kodrat manusia.
|
Manusia memiliki perasaan emosional
yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan mendapat tanggapan emosional dari
orang lain pula. Manusia memerlukan pengertian, kasih sayang, harga diri
pengakuan, dan berbagai rasa emosional lainnya. Tanggapan emosional tersebut
hanya dapat diperoleh apabila manusia berhubungan dan berinteraksi dengan orang
lain dalam suatu tatanan kehidupan bermasyarakat.
Dalam
berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khas yang dapat menjadikannya
lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan salah satu sifat yang khas yang
dimiliki oleh manusia. Immanuel Kant mengatakan, “manusia hanya dapat menjadi
manusia karena pendidikan”. Jadi jika manusia tidak dididik, maka ia tidak akan
menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya. Hal tersebut memberi penekanan
bahwa pendidikan memberikan pengarahan bagi pembentukan pribadi seseorang.
3.
Pengembangan Manusia
Sebagai Makhluk Susila
Kehidupan
manusia yang tidak dapat lepas dari orang lain, membuat orang harus memiliki
aturan-aturan norma. Aturan-aturan tersebut dibuat untuk menjadikan manusia
menjadi lebih beradab. Manusia akan lebih menghargai nilai-nilai moral yang
akan membawa mereka menjadi lebih baik.
Selain
aturan-aturan norma, manusia juga memerlukan pendidikan yang dapat digunakan
sebagai sarana mencapai kemakmuran dan kenyamanan hidup. Pendidikan dapat
menjadikan manusia seutuhnya. Dengan pendidikan, manusia dapat mengerti dan
memahami makna hidup dan penerapannya.
Melalui
pendidikan, kita harus mampu menciptakan manusia yang bersusila, karena hanya
dengan pendidikan kita dapat memanusiakan manusia. Melalui pendidikan pula
manusia dapat menjadi lebih baik daripada keadaan sebelumnya. Dengan pendidikan
ini, manusia juga dapat melaksanakan dengan baik norma-norma yang ada dalam
suatu masyarakat. Manusia akan mematuhi norma-norma yang ada dalam masyarakat
jika diberikan pendidikan yang tepat.
4.
Pengembangan Manusia
Sebagai Makhluk Religius
Manusia
diciptakan Tuhan Yang Maha Kuasa di muka bumi ini sebagai makhluk yang paling
sempurna dibandingkan dengan makhluk lain. Melalui kesempurnaannya itu, manusia
bisa berpikir, bertindak, berusaha, dan bisa menentukan mana yang benar dan
baik. Di sisi lain, manusia meyakini bahwa dia memiliki keterbatasan dan
kekurangan. Mereka yakin ada kekuatan lain, yaitu Tuhan Sang Pencipta Alam
Semesta. Oleh sebab itu, sudah menjadi fitrah manusia jika manusia mempercayai
adanya Sang Maha Pencipta, yang mengatur seluruh sistem kehidupan di muka bumi.
Fitrah manusia adalah kodrat yang dimiliki manusia sebelum dilahirkan, yaitu
untuk beribadah kepada Allah SWT.
Dijelaskan
dalam Q. S. Al-Ikhlas ayat 1-5:
ö@è% uqèd ª!$# îymr& ÇÊÈ ª!$# ßyJ¢Á9$# ÇËÈ öNs9 ô$Î#t öNs9ur ôs9qã ÇÌÈ öNs9ur `ä3t ¼ã&©! #·qàÿà2 7ymr& ÇÍÈ
Artinya: Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak
dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan
Dia."
Oleh karena fitrah manusia yang
diciptakan dengan tujuan beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa, untuk beribadah
kepada Tuhanpun diperlukan suatu ilmu. Ilmu tersebut diperoleh melalui
pendidikan. Dengan pendidikan, manusia dapat mengenal siapa Tuhannya. Dengan
pendidikan pula manusia dapat mengerti bagaimana cara beribadah kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
Ayat tentang fitrah manusia
tercantum dalam Q. S. Al-A’raaf ayat 172:
øÎ)ur xs{r& y7/u .`ÏB ûÓÍ_t/ tPy#uä `ÏB óOÏdÍqßgàß öNåktJÍhè öNèdypkôr&ur #n?tã öNÍkŦàÿRr& àMó¡s9r& öNä3În/tÎ/ ( (#qä9$s% 4n?t/ ¡ !$tRôÎgx© ¡ cr& (#qä9qà)s? tPöqt ÏpyJ»uÉ)ø9$# $¯RÎ) $¨Zà2 ô`tã #x»yd tû,Î#Ïÿ»xî ÇÊÐËÈ
Artinya: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan
keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian
terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku Ini Tuhanmu?"
mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi".
(Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:
"Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap Ini
(keesaan Tuhan)",
Q. S. Ar-Ruum ayat 22-25:
ô`ÏBur ¾ÏmÏG»t#uä ß,ù=yz ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur ß#»n=ÏG÷z$#ur öNà6ÏGoYÅ¡ø9r& ö/ä3ÏRºuqø9r&ur 4 ¨bÎ) Îû y7Ï9ºs ;M»tUy tûüÏJÎ=»yèù=Ïj9 ÇËËÈ ô`ÏBur ¾ÏmÏG»t#uä /ä3ãB$uZtB È@ø©9$$Î/ Í$pk¨]9$#ur Nä.ät!$tóÏGö/$#ur `ÏiB ÿ¾Ï&Î#ôÒsù 4 cÎ) Îû Ï9ºs ;M»tUy 5Qöqs)Ïj9 cqãèyJó¡o ÇËÌÈ ô`ÏBur ¾ÏmÏG»t#uä ãNà6Ìã s-÷y9ø9$# $]ùöqyz $YèyJsÛur ãAÍit\ãur z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB ¾Çósãsù ÏmÎ/ ßöF{$# y÷èt/ !$ygÏ?öqtB 4 cÎ) Îû Ï9ºs ;M»tUy 5Qöqs)Ïj9 cqè=É)÷èt ÇËÍÈ ô`ÏBur ÿ¾ÏmÏG»t#uä br& tPqà)s? âä!$yJ¡¡9$# ÞÚöF{$#ur ¾ÍnÌøBr'Î/ 4 §NèO #sÎ) öNä.$tãy Zouqôãy z`ÏiB ÇÚöF{$# !#sÎ) óOçFRr& tbqã_ãørB ÇËÎÈ
Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah
menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu.
Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang Mengetahui. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah
tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari
karuniaNya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan. Dan di antara tanda-tanda
kekuasaan-Nya, dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan
dan harapan, dan dia menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi
dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya. Dan di antara
tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan iradat-Nya.
Kemudian apabila dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu
(juga) kamu keluar (dari kubur).”
Melalui sebuah pendidikan yang
tepat, manusia akan menjadi makhluk yang dapat mengerti bagaimana seharusnya
yang dilakukan sebagai seorang makhluk Tuhan. Manusia dapat mengembangkan pola
pikirnya untuk dapat mempelajari tanda-tanda kebesaran Tuhan, baik yang
tersirat ataupun dengan jelas tersurat dalam lingkungan sehari-hari.
Post a Comment for "Makalah hakekat manusia dan upaya-upaya untuk mengembangkannya"