KARAKTERISTIK, PERBEDAAN INDIVIDU DAN KEBUTUHAN MANUSIA
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Individu
dan Karakteristiknya
1.
Pengertian
Individu
Individu adalah manusia yang
berkedudukan sebagai pribadi yang utuh, pilah, tunggal, dan khas. Manusia
sebagai subjek yang merupakan suatu kesatuan psiko-fisik dengan berbagai
kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan, dengan sesama, dan dengan tuhan
yang menciptakannya.
“Manusia”
adalah makhluk yang dapat di pandang dari berbagai sudut pandang. Sejak ratusan
tahun sebelum Isa, manusia telah menjadi salah satu objek filsafat, baik objek
formal yang memepersoalkanhakikat manusia maupun objek materiil yang
mempersoalkan manusia sebagai apa adanya manusia dan dengan berbagai
kondisinya.
Dalam kaitannya dengan kepentingan
pendidikan, akan lebih ditekankan hakikat manusia sebagai kesatuan sifat
makhluk individu dan makhluk sosial, sebagai kesatuan jasmani dan rohani, dan
sebagai makhluk Tuhan dengan menempatkan hidupnya di dunia sebagai persiapan
kehidupannya di akhirat. Sifat-sifat dan ciri-ciri tersebut merupakan hal yang
mutlak disandang oleh manusia, sehingga setiap manusia pada dasarnya sebagai
pribadi atau individu yang utuh. Individu berarti: tidak dapat dibagi, tidak
dapat dipisahkan; keberadaannya sebagai makhluk yang pilah, tunggal, dan khas.
2.
Karakteristik
Individu
Setiap individu memiliki ciri dan sifat
atau karakteristik bawaan dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh
lingkungan. Karakteristik bawaan merupakan karakteristik keturunan yang
dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial
psikologis. Pada
masa lalu ada keyakinan, kepribadian
terbawa pembawaan dan lingkungan; merupakan dua faktor yang terbentuk karena
faktor terpisah, masing-masing mempengaruhi kepribadian dan kemampuan individu
bawaan dan lingkungan dengan caranya sendiri-sendiri. Namun kemudian makin
disadari bahwa apa yang dipikirkan dan dikerjakan seseorang, atau apa yang
dirasakan oleh seorang anak, remaja atau dewasa, merupakan hasil dari perpaduan
antara apa yang ada di antara faktor-faktor biologis yang diturunkan dan pengaruh
lingkungan.
Sejak saat terjadinya pembuahan atau
konsepsi kehidupan yang baru itu secara berkesinambungan dipengaruhi oleh
banyak dan macam-macam faktor lingkungan yang merangsang. Masing-masing
perangsang tersebut, baik secara terpisah atau terpadu dengan rangsangan yang
lain, semuanya membantu perkembangan potensi-potensi biologis demi terbentuknya
tingkah laku manusia yang dibawa sejak lahir. Hal ini akhirnya membentuk suatu
pola karakteristik tingkah laku yang dapat mewujudkan seseorang sebagai individu
yang berkarakteristik berbeda dengan individu-individu lain.
B.
Perbedaan
Individu
Individu
menunjukkan kedudukan seseorang sebagai orang perorangan atau perseorangan.
Sifat individu adalah sifat yang berkaitan dengan orang perseorangan, berkaitan
dengan perbedaan individual perseorangan. Ciri dan sifat orang yang satu dengan
yang lain berbeda. Seorang guru setiap tahun ajaran baru selalu menghadapi
siswa-siswa yang berbeda satu sama lain. Apabila ditelusuri secara cermat siswa
satu dengan yang lain memiliki sifat psikis yang berbeda-beda.
1.
Bidang-Bidang
Perbedaan
Upaya pertama sebelum dilakukan
pengukuran kapasitas mental yang mempengaruhi penilaian sekolah, adalah
menghitung umur kronologi. Seorang siswa yang berumur 6th dan ia diperkirakan
dapat mengalami kemajuan secara teratur dalam tugas-tugas sekolahnya dilihat
dalam kaitannya dengan faktor umur.
Umur kronologis, sebagai faktor yang
mewakili tingkat kematangan siswa dan karena itu memungkinkan dia dapat dididik
hendaknya dilihat sebagai komponen yang berbeda. Tidak pedili betapa tingginya
kemampuan mental atau fisik seorang anak seusia 3th, ia tidak dapat diharapkan
untuk mengikuti kegiatan-kegiatan anak usia 14th karena perbedaan tingkat
kematangan.
Konstitusi fisik dari individu sejauh
mana ia secara fisik mempunyai bentuk-bentuk yang khas, tingkat stabilitas
emosional dan temperamentalnya, sikapnya terhadap pelajaran, dan
minat-minatnya, akan mempengaruhi keberhasilan yang dicapai dalam belajar
mereka. Faktor-faktor lain seperti jenis kelamin, pengaruh keluarga, status
ekonomi, pengalaman belajar sebelumnya, kesesuaian bahan yang dipelajari, dan
teknik-teknik mengajar, semuanya berpengaruh terhadap tingkat kemampua individu
untuk memcapai keberhasilan dalam tingkatan belajarnya.
Manusia juga berhubungan dengan Sang
Pencipta atau dengan Tuhannya, maka manusia beragama. Manusia hidup berkelompok
dan berkeluarga, sesuai dengan sifat genetik orang tuanya; ketika mengenal
kelompok-kelompok atau suku yang berbeda. Lingkungan, agama, keluarga,
keturunan, kelompok suku dan semacamnya itu merupakan faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap terjadinya perbedaan idividu.
Perbedaan-perbedaan tersebut berpengaruh
terhadap perilaku mereka di rumah maupun di sekolah. Macam-macam perbedaan
tersebut antara lain:
a.
Perbedaan Kognitif
Menggambarkan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi tiap-tiap orang.
b.
Perbedaan Individu
dalam Kecakapan Bahasa
Merupakan
kemampuan seseorang untuk menggambarkan buah pikirannya dalam bentuk ungkapan
kata dan kalimat yang penuh makna, logis dan sistematis.
c.
Perbedaan dalam
Kecakapan Motorik
Merupakan
kemampuan untuk melakukan kerja saraf motorik yang dilakukan oleh saraf pusat
untuk melakukan kegiatan.
d.
Perbedaan dalam Latar
Belakang
Pengalaman-pengalaman
belajar yang dimiliki anak di rumah mempengaruhi kemampuan untuk berprestasi
dalam belajar yang disajikan.
e.
Perbedaan dalam Bakat
Merupakan
kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir.
f.
Perbedaan dalam
Kesiapan Belajar
Tingkat kesiapan
untuk mengambil manfaat dari pendidikan formal.
C.
Aspek-Aspek
Pertumbuhan dan Perkembangan Individu
Setiap
individu pada hakikatnya akan mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan
nonfisik yang meliputi aspek-aspek intelek, emosi, sosial, bahasa, bakat
khusus, nilai dan moral, serta sikap. Berikut ini diuraikan pokok-pokok
pertumbuhan dan perkembangan aspek-aspek tersebut:
1. Pertumbuhan
Fisik
Perubahan
fisik menjadi lebih besar dan lebih panjang, dan prosesnya terjadi sejak anak
sebelum lahir hingga dewasa.
a. Pertumbuhan
Sebelum Lahir
Proses pembuahan
yang membentuk suatu sel kehidupan, yang di sebut embrio. Dari embrio menjadi
janin, dari janin menyerupai bayi kecil dalam ukuran kecil. Pertumbuhan dan
perkembangan janin diakhiri saat kelahiran.
b. Pertumbuhan
Setelah Lahir
Perkembangan
setelah lahir merupakan kelanjutan pertumbuhan sebelum lahir. Pertumbuhan fisik
manusia berbeda dengan pertumbuhan hewan.
Demikian anak
hewan itu dilahirkan, dalam waktu singkat ia segera dapat berjalan mengikuti
induknya untuk mencari makan. Tetapi tidak dengan manusia, pada awal setelah
bayi itu dilahirkan, respon terhadap segala rangsangan dari luar dirinya
dilakukan scra refleks dan belum terkoordinasikan. Meskipun ada kenyataan bahwa
daur pertumbuhan fisik dapat dikatakan teratur dan dapat diramalkan, namun
terjadi pula keanekaragaman. Seperti dikemukakan oleh Jonhston. “Jadwal waktu
pertumbuhan fisik anak sifatnya sangat individual”
2. Intelek
Intelek
atau daya pikir berkembang sejalan dengan pertumbuhan saraf otak. Perkembangan
kemampuan berpikir semacam ini dikenal pula sebagai perkembangan kognitif.
Perkembangan kognitif seseorang menurut piaget (Sarlito, 1991: 81) mengikuti
tahap-tahap sebagai berikut:
a. Tahap
pertama: Masa sensorik motor (0.0 – 2.5)
Masa ketika bayi
mempergunakan sistem pengindraan dan aktivitas motorik untuk mengenal lingkungannya.
b. Tahap
kedua: Masa pra-operasional (2.0 – 7.0)
Kemampuan anak
menggunakan simbol yang mewakili sesuatu konsep.
c. Tahap
ketiga: Masa konkreto prerasional (7.0 -11.0)
Pada tahap ini
anak sudah dapat melakukan berbagai macam tugas yang konkrit.
d. Tahap
keempat: Masa operasional (11.0 – dewasa)
Dalam usia
remaja dan seterusnya seseorang sudah mampu berpikir abstrak dan hipotetis.
3. Emosi
Rasa dan perasaan merupakan salah satu
potensi yang khusus dimiliki oleh manusia. Emosi merupakan gejala perasaan
disertai dengan perubahan atau perilaku fisik. Seperti marah yang ditunjukkan
dengan teriakan suara keras, dan sebagainya.
4. Sosial
Setiap
manusia memerlikan lingkungan dan senantiasa akan memerlukan manusia lainnya.
Dalam perkembangannya setiap orang akhirnya mengetahui bahwa manusia itu saling
membantu dan dibantu, memberi dan diberi.
5. Bahasa
Bahasa
adalah alat komunikasi, setiap orang senantiasa berkomunikasi dengan dunia
sekitarnya. Jika seorang bayi yang berusia 6-9 bulan, mulai berkomunikasi
dengan satu atau dua kata, seperti “maem” dan “bu maem”. Dengan demikian
seterusnya anak mulai mampu menyusun kalimat tiga kata untuk menyatakan maksud
atau keinginan.
6. Bakat
Khusus
Bakat
merupakan kemampuan khusus atau tertentu yang dimiliki oleh seorang individu
yang hanya dengan rangsangan atau sedikit latihan, kemampuan itu dapat
berkembang dengan baik.
7. Sikap,
Nilai, dan Moral
Semakin
tumbuh dan berkembangnya fisik dan psikisnya, anak mulai dikenalkan terhadap
nilai-nilai, ditunjukkan hal-hal yang boleh dan yang tidak boleh, yang harus
dilakukan dan yang dilarang.
D.
Karakteristik Individu
Setiap individu memiliki ciri dan
sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan karakteristik yang memperoleh
dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan merupakan karakteristik
keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut faktor biologis
maupun faktor sosial psikologis.
Natur dan nature merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menjelaskan karakteristik-karakteristik individu dalam hal fisik, mental, dan emosional pada setiap tingkat perkembangan. Seorang bayi yang baru lahir merupakan hasil dari dua garis keluarga, yaitu garis keturunan ayah dan garis keturunan ibu. Sejak terjadinya pembuahan atau konsepsi kehidupan yang baru, maka secara berkesinambungan dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor lingkungan yang merangsang.
Natur dan nature merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menjelaskan karakteristik-karakteristik individu dalam hal fisik, mental, dan emosional pada setiap tingkat perkembangan. Seorang bayi yang baru lahir merupakan hasil dari dua garis keluarga, yaitu garis keturunan ayah dan garis keturunan ibu. Sejak terjadinya pembuahan atau konsepsi kehidupan yang baru, maka secara berkesinambungan dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor lingkungan yang merangsang.
E.
Teori Kebutuhan
1.
Pengertian Kebutuhan (Needs)
Kebutuhan
adalah suatu konstruk (fiksi atau konsep hipotesis) yang mewakili suatu daya
dalam diri seorang individu pada bagian otak, kekuatan yang mengatur persepsi,
apersepsi, pemahaman, konasi, dan kegiatan sedemikian rupa untuk mengubah
situasi yang ada dan yang tidak memuaskan ke arah tertentu. Kebutuhan
kadang-kadang langsung dibangkitkan oleh proses-proses internal tertentu pada
diri seorang individu, tetapi lebih sering (bila dalam keadaan siap) oleh
terjadinya salah satu dari sejumlah kecil tekanan yang secara umum efektif
(pengaruh-pengaruh lingkungan) dalam diri seorang individu. Jadi, kebutuhan
menyatakan dirinya dengan mengarahkan seorang individu untuk mencari atau
menghindari, atau apabila bertemu, mengarahkan perhatian dan memberi respon
terhadap jenis-jenis tekanan tertentu yang ada dalam diri seorang individu.
Setiap kebutuhan secara khas dibarengi oleh perasaan atau emosi tertentu dan
akan memakai cara-cara tertentu oleh seorang individu untuk meningkatkan
kecenderungannya. Kebutuhan itu mungkin lemah atau kuat, bersifat sementara
atau tahan lama. Tetapi biasanya kebutuhan itu bertahan lama dan menimbulkan
serangkaian tingkah laku terbuka (atau fantasi) yang akan mengubah
situasi permulaan sedemikan rupa untuk menghasilkan situasi akhir yang
menyenangkan (meredakan atau memuaskan) individu (Murray, 1938).
Dari
definisi di atas kita lihat bahwa konsep kebutuhan, sama seperti konsep
kepribadian, merupakan sesuatu yang abstrak atau hipotesis namun demikian
berkaitan dengan proses-proses fisiologis dalam otak. Tampak juga bahwa
kebutuhan-kebutuhan bisa dibangkitkan dari dalam atau digerakan sebagai akibat
rangsangan dari luar. Dalam kedua hal tersebut, kebutuhan membuat seorang
individu aktif dan terus aktif sampai situasi individu dan lingkungan diubah
untuk mereduksikan kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan dibarengi oleh
emosi-emosi atau perasaan-perasaan tertentu dan seringkali dibarengi oleh
tindakan-tindakan instrumental tertentu yang efektif untuk menghasilkan keadaan
akhir yang diinginkan.
Murray
menyatakan bahwa adanya kebutuhan dapat disimpulkan dari : akibat atau
hasil akhir tingkah laku, pola atau cara khusus tingkah laku yang bersangkutan,
perhatian dan respon selektif terhadap kelompok objek stimulus tertentu,
ungkapan emosi atau perasaan tertentu dan ungkapan kepuasan apabila akibat
tertentu dicapai atau kekecewaan apabila akibat itu tidak tercapai (Murray,
1983). Laporan-laporan subjektif tentang perasaan-perasaan,
kecenderungan-kecenderungan dan tujuan-tujuan memberikan kriteria tambahan.
Variabel-variabel ini disajikan dalam Explorations in personality (1938)
dilengkapi dengan contoh-contoh fakta yang berhubungan dengan masing-masing
kebutuhan, termasuk contoh-contoh soal kuesioner untuk mengukur kebutuhan yang
bersangkutan, emosi-emosi yang menyertainya, dan contoh-contoh kebutuhannya
sendiri.
F.
Kebutuhan dasar manusia
- Kebutuhan Fisiologis
Contohnya
adalah : Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan kebutuhan
biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain
sebagainya.
- Kebutuhan Keamanan dan
Keselamatan
Contoh
seperti : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit,
bebas dari teror, dan semacamnya.
- Kebutuhan Sosial
Misalnya
adalah : Memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis,
dan lain-lain.
- Kebutuhan Penghargaan
Dalam
kategori ini dibagi menjadi dua jenis, Eksternal dan Internal.
a. Sub kategori eksternal meliputi : Pujian,
piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.
b. Sedangkan sub kategori internal
sudah lebih tinggi dari eskternal, pribadi tingkat ini tidak memerlukan pujian
atau penghargaan dari orang lain untuk merasakan kepuasan dalam hidupnya.
- Aktualisasi diri
G.
Kebutuhan
Manusia dan Implikasi terhadap Pendidikan
Setiap individu memiliki kebutuhan
karena dia tumbuh dan berkembang untuk mencapai kondisi fisik dan sosial
psikologis yang lebih sempurna dalam kehidupannya. Dengan adanya berbagai macam
dorongan yang ingin dicapai manusia, mengakibatkan timbulnya kebutuhan yang
harus dipenuhi manusia.
1. Kebutuhan
manusia
a. Kebutuhan
primer, merupakan kebutuhan biologis atau organik dan merupaka kebutuhan yang
didorong oleh motif asli. Contoh: makan, minum, bernafas, dan papan.
b. Kebutuhan
sekunder, merupakan kebutuhan yang didorong oleh motif yang dipelajari. Contoh:
pengetahuan, hiburan, transportasi.
2. Kebutuhan
Dasar Individu
Menurut
Lindgreen:
a. Kebutuhan
individu untuk mendapat teman sejawat
b. Kebutuhan
individu untuk mengembangkan diri
c. Kebutuhan
individu untuk berhasil
d. Kebutuhan
individu untuk mendapatkan cinta dan kasih sayang.
Lewis, kegiatan remaja didorong berbagai kebutuhan,
yaitu:
a. Kebutuhan
jasmaniah, contohnya: makan, minum, pakaian, oksigen, istirahat, kesehatan jasmani,
gerak-gerik jasmani, serta terhindar dari berbagai ancaman.
b. Kebutuhan
psikologis, contohnya: rasa aman, rasa cinta, memiliki harga diri, aktualisasi
diri.
c. Kebutuhan
ekonomi, contohnya: terpenuhinya keprluan (kebutuhan) sehari-hari.
d. Kebutuhan
sosial (kebutuhan yang menyangkut hubungan antara orang satu dengan orang
lain), contohnya: bergaul antar teman dan orang lain,
e. Kebutuhan
politik, contohnya: mengatur diri dan kelompoknya dalam satu kelompok tersebut.
3. Kebutuhan
Peserta Didik Usia Sekolah Menengah dan Pemenuhan
Kebutuhan
remaja dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Kebutuhan
organi, contohnya: makan, minum, dan nafas.
b. Kebutuhn
emosional, kebutuhan untuk mendapatkan simpatik
c. Kebutuhan
berprestasi
d. Kebutuhan
untuk mengembangkan diri
Pemenuhannya:
a. Kegiatan
yang dilakukan secara biologis
b. Ikut
serta organisasi serta mengambil posisi penting
c. Ikut
dalam berbagai macam program
4. Kemandirian
sebagai kebutuhan psikologis
Kemandirian
adalah kemampuan untuk mengendalikan dan mengatur pikiran, perasaan, dan
tindakan sendiri secara bebas serta berusaha sendiri untuk mengatasi
perasaan-perasaan malu dan keragu-raguan serta bertanggung jawab atas apa yang
telah dilakukan.
Bentuk-bentuk
kemandirian menurut Robert Havighurst (1972):
a.
Kemandirian emosi,
yaitu kemampuan mengontrol emosi sendiri.
b.
Kemandirian ekonomi,
yaitu kemampuan mengatur ekonomi sendiri.
c.
Kemandirian
intelektual, yaitu kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi.
d.
Kemandirian sosial,
yaitu kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain dan tidak
tergantung pada aksi orang lain.
Dalam mencapai kemandirian, remaja
akan mengalami hambatan yang disebabkan masih tergantungnya pada orang lain.
Maka dari itu, sebaiknya kemandirian diajarkan pada anak sedini mungkin sesuai
kemampuannya, karena segala sesuatu yang diusahakan sejak dini akan dapat
dihayati dan semakin berkembang menuju kesempurnaan.
Peran orang tua terhadap
pembentukan kemandirian remaja:
a.
Komunikasi,
berkomunikasi dengan anak merupakan cara yang paling efektif untuk menghindari
hal yang tidak diinginkan.
b.
Kesempatan, orang tua
memberi kesempatan kepada anak untuk membuktikan atau melaksanakan keputusan
yang diambilnya.
c.
Tanggungjawab,
merupakan kunci menuju kemandirian
d.
Konsistensi,
konsistensi orang tua dalam menerapkan disipin dan menanamkan nilai sejak dini
untuk mengembangkan kemandirian.
5. Kepercayaan
diri sebagai kebutuhan peserta didik
Kepercayaan diri adalah sikap positif
seorang individu untuk mengembangkan penilaian positif, baik diri sendiri
maupun orang lain.
Karakteristik yang percaya diri:
a. Percaya
akan kemampuannya
b. Berani
menerima dan menghadapi penolakan orang lain
c. Punya
pengendalian diri yang baik
d. Mempunyai
cara pandang yang positif
Kepercayaan diri tidak diperoleh
secara instan, melainkan melalui proses yang berlangsung sejak dini. Ada
beberapa cara menghadapi krisis percaya diri, yaitu:
a. Evaluasi
diri sendiri secara objektif
b. Beri
penghargaan yang jujur terhadap diri
c. Positive
thinking
d. Berani
mengambil resiko, memprediksi resiko setiap tantangan yang dihadapi, tidak
perlu menghindari melainkan menggunakan strategi.
6. Implikasi
pemenuhan kebutuhan manusia terhadap pendidikan
Implikasi
dalam kamus besar Indonesia berarti keterlibatan atau keadaan terlibat.
Kegiatan pendidikan mempunyai keterlibatan dengan pemenuhan kebutuhan manusia.
Dengan pendidikan, manusia mempunyai ilmu yang dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhannya. Sebagian besar aktivitas manusia terutama peserta didik,
merupakan suatu kegiatan pendidikan. Selain itu tingkah laku individu merupakan
perwujudan dari dorongan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Dengan
demikian, dapat dipahami bahwa kegiatan belajar di sekolah pada prinsipnya
merupakan manifestasi pemenuhan kebutuhan-kebutuhan individu tersebut. Oleh
sebab itu, seorang guru perlu mengenal dan memahami jenis dan tingkat kebutuhan
peserta didiknya, sehingga dapat membantu dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan
mereka melalui berbagai aktivitas kependidikan, termasuk aktivitas
pembelajaran. Disamping itu, dengan mengenal kebutuhan-kebutuhan peserta didik,
guru dapat memberikan pelajaran setepat mungkin, sesuai dengan kebutuhan
peserta didiknya.
H.
Tujuan
dan Manfaat Mempelajari Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan adalah bahwa tidak
hanya terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan di
dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus
menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang
dimiliki individu menuju ke tahap kematangan melalui pertumbuhan, pemasakan,
dan belajar.
1. Tujuan
mempelajari perkembangan peserta didik, antara lain yaitu:
a. Memberikan,
mengukur, dan menerangkan perubahan dalam tingkah laku serta kemampuan yang
sedang berkembang sesuai dengan tingkat usia dan yang mempunyai ciri-ciri
universal, dalam artian yang berlaku bagi anak-anak di mana saja dan dalam
lingkungan sosial-budaya mana saja.
b. Mempelajari
karakteristik umum perkembangan peserta didik, baik secra fisik, kognitif,
maupun psikososial.
c. Mempelajari
perbedaan-perbedaan yang bersifat pribadi pada tahapan atau masa perkembangan
tertentu.
d. Mempelajari
tingkah laku anak pada lingkungan tertentu yang menimbulkan reaksi yang
berbeda.
e. Mempelajari
penyimpangan tingkah laku yang dialami seseorang, seperti kenakalan-kenakalan,
kelalaian-kelalaian dalam fungsionalitas inteleknya.
2. Manfaat
mempelajari perkembangan peserta didik:
a. Seorang
guru akan dapat memberikan harapan yang realistis terhadap anak dan remaja. Ini
adalah penting, karena jika terlalu banyak yang diharapkan pada anak usia
tertentu, anak mungkin akan mengembangkan perasaan tidak mampu jika ia tidak
mencapai standar yang ditetapkan orang tua atau guru. Sebaliknya, jika terlalu
sedikit yang diharapkan dari mereka, mereka akan kehilangan rangsangan untuk
lebih mengembangkan kemampuannya.
b. Dapat membantu kita dalam memberikan respon
yang tepat terhadap perilaku tertentu seorang anak. Psikologi perkembangan
dapat membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan arti dan
sumber pola berpikir, perasaan, dan tingkah laku anak.
c. Dapat
membantu guru mengenali kapan pekembangan normal yang sesungguhnya dimulai.
Dengan ini guru bisa menyusun pedoman dalam bentuk skala tinggi-berat, skala
usia-berat, skala usia-mental, dan skala perkembangan sosial atau emosional.
d. Dengan
mengetahui pola normal perkembangan, memungkinkan para guru untuk sebelumnya
mempersiapkan anak menghadapi perubahan yang akan terjadi pada tubuh, perhatian
dan perilakunya.
e. Memungkinkan
para guru memberikan bimbingan belajar yang tepat kepada anak.
f. Membantu
kita memahami diri sendiri. Maksudnya, dapat memberikan banyak informasi
tentang siapa kita, bagaimana kita dapat seperti ini, dan kemana masa depan
akan membawa kita.
Post a Comment for "KARAKTERISTIK, PERBEDAAN INDIVIDU DAN KEBUTUHAN MANUSIA"