Pendidikan Lingkungan Hidup
Mendidik adalah proses panjang dan
sistematis yang harus ditempuh untuk menjadikan seseorang menjadi manusia
terdidik. Mendidik berbeda dengan mengajar yang dapat diartikan sebagai proses
transfer ilmu pengetahuan kepada peserta ajar yang mengandalkan pada acuan
kurikulum, silabus, SAP dan metode pembelajaran yang digunakan seorang
pengajar. Mendidik mengandung makna dan tujuan yang lebih besar dan subsantif
sebagai upaya perubahan tingkah laku dan moral atitude siswa didik
ke arah yang lebih baik. Anak didik tidak hanya disiapkan agar siap bekerja,
tapi juga bisa menjalani hidupnya secara nyata sampai mati. Anak didik haruslah
berpikir dan pikirannya itu dapat berfungsi dalam hidup sehari-hari.
Kebenaran adalah gagasan yang harus dapat berfungsi nyata dalam pengalaman
praktis.” John Dewey (1859-1952)
Beberapa mata pelajaran di tingkat
sekolah dasar dan menengah yang selama ini dianggap mengandung nilai pendidikan
perilaku misalnya Pendidikan Agama, Moral Pancasila, Ilmu Pengetahuan Sosial
sejarah, dan muatan lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH).
Pendidikan lingkungan hidup
diarahkan pada pentingnya aspek sikap dan perilaku siswa didik untuk
memahami pentingnya lingkungan bagi kehidupan serta bagaimana mencintai
dan menjaga lingkungan menjadi suatu nilai yang tertanam dalam keseharian
mereka. Secara formal, pendidikan lingkungan menjadi salah satu alternative
yang rasional untuk memasukkan pendidikan lingkungan ke dalam kurikulum. Hal
ini ditegaskan dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara
Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) dan Kementerian Lingkungan Hidup
(KLH) tahun 1996 yang kemudian direvisi pada bulan Juni 2005.
Penandatanganan MOU tersebut harus
dihargai sebagai usaha untuk mengupayakan bagaimana kecintaan terhadap
lingkungan dapat dijadikan sebagai muatan pendidikan bagi siswa didik sejak
usia dini pada pendidikan formal. Karena bagaimanapun, usaha sadar yang
lebih terstruktur dan tersistem dalam suatu aturan formal dapat menjadi kekuatan
bersama untuk mencapai tujuan pendidikan lingkungan selama pada tarap
implementasinya dilakukan secara holistik dan berkesinambungan.
Mengapa Pendidikan Lingkungan Hidup?
Alam sebagai sumber kehidupan
manusia, menyimpan di dalamnya kearipan yang tidak pernah habis untuk
dipelajari sepanjang manusia hidup. Sayangnya, lingkungan dimana manusia
tinggal selama ini hanya dijadikan objek eksploitasi oleh manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupya. Kerusakan alam dan lingkungan lebih disebabkan oleh
keserakahan manusia yang selalu berpikir nilai ekonomi dibanding memikirkan
dampak yang diakibatkannya. Al-Qur'an sebagai sumber moral manusia dengan tegas
telah menjelaskan posisi manusia-ekologi.
Allah SWT menasbihkan manusia
sebagai wakil-Nya di muka bumi (khalifatulah fil ardi) (Q.S. Albaqarah: 30)
yang berkewajiban memakmurkan dan membudidayakannya (Q.S. Hud: 61), sekaligus
melestarikan dan menjaga keseimbangan (equilibrium) lingkungan" (Q.S.
Arrahman: 6-9). Agar peran mulia kekhalifahan bisa berfungsi optimal,
dapat mencapai dimensi kualitatifnya yang tinggi, maka manusia (kita) niscaya
dengan ikhlas pada saat yang bersamaan harus melibatkan dimensi kesediaan diri
untuk menegakkan kebaktian/ibadah ('abdullah). Di antaranya dengan
memperlakukan lingkungan dengan penuh tanggung jawab. Karena dalam pandangan
Ilahi, alam memiliki hak yang sama dengan manusia (Q.S. Al-Hijr: 86). Konsep
ekologi modern menunjukkan ayat-ayat di atas adalah dasar dari proses regulasi
alam bagi makhluk hidup.
Terdapat
pola hubungan kemanfaatan bagi hubungan timbal balik yaitu komponen biotik dan
abiotik. Hubungan tanah (bumi), udara (langit), air tumbuhan dan segala yang
hidup. Sangat jelas, sekali hak alam ini kita abaikan dan atau malah kita
perlakukan dengan kebuasan tak terkendali demi memanjakan hasrat primitif,
sudah menjadi sunatullah, pada ambang batas yang sudah tidak bisa ditolerir
lagi alam pun akan melakukan "perlawanan". Pendidikan lingkungan
merupakan salah satu faktor penting dalam meraih keberhasilan dalam pengelolaan
lingkungan hidup, juga menjadi sarana yang sangat penting dalam
menghasilkan sumber daya manusia yang dapat melaksanakan prinsip
pembangunan berkelanjutan. lbarat sebuah pelita dalam kegelapan malam,
pendidikan lingkungan hadir sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman dan
kepedulian akan lingkungan. Pendidikan lingkungan tidak akan merubah situasi
dan kondisi yang telah rusak menjadi baik dalam waktu sekejap, melainkan
membutuhkan waktu, proses dan sumber daya
Post a Comment for "Pendidikan Lingkungan Hidup"