Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Makalah PENDEKATAN RESEPSI


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Penilaian sebuah karya sastra tidak akan terlepas dari seorang pembaca yang menikmati adanya sebuah karya sastra, hal tersebut dikarenakan pentingnya seorang pembaca sebagai penerima informasi.

Untuk itu diperlukan adanya resepsi sastra, karena seorang pembaca mempunyai kebebasan untuk memeberikan makna terhadap sebuah karya sastra, dan setiap pembacapun mempunyai makna dan arti yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.

B.       Tujuan Penulisan Makalah
1.         Mahasiswa calon guru diharapkan mampu mengerti dan memahami tentang pengertian resepsi sastra.
2.         Mahasiswa calon guru diharapkan mampu mengerti tentang penelitian apa saja yang dapat digunakan dalam resepsi sastra.









BAB II
RUMUSAN MASALAH

1.      Bagaimana maksud dari pendekatan resepsi?
2.      Penelitian apa saja yang dapat digunakan dalam resepsi sastra?

























BAB III
PEMBAHASAN

A.  Pengertian resepsi sastra
Resepsi sastra berasal dari kata recipere (Latin), reception (Inggris) yang berarti sebagai penerimaan atau penyambutan pembaca.
Resepsi sastra merupakan pendekatan sastra yang meneliti yang tertuju pada pembaca sebagai penikmat karya sastra  yang kemudian memberikan tanggapannya. Tanggapan tersebut ada yang bersifat aktif dan pasif. Tanggapan pembaca yang bersifat aktif yaitu  berupa komentar, kritik, ulasan, atau resensi terhadap karya sastra, sedangkan tanggapan pasif  yaitu bagaimana pembaca dapat memahami suatu karya sastra dan  tidak dapat diketahui orang lain. Dalam hal ini, karya sastra berhubungan erat dengan pembaca karena karya sastra diciptakan oleh pengarang untuk pembaca.
Jauss (dalam Teeuw, 1984) menyatakan bahwa dalam resepsi sastra, pembacalah yang menilai, menikmati, menafsirkan, memahami karya sastra, dan menentukan nasibnya serta peranannya dari segi sejarah estetiknya. Artinya, apresiasi pembaca pertama terhadap suatu karya sastra akan dilanjutkan dan diperkaya melalui tanggapan-tanggapan yang lebih lanjut dari generasi ke generasi. Dengan cara yang demikianlah makna historis karya sastra akan ditentukan dan nilai estetiknya terungkap.
Dalam resepsi sastra ada anggapan bahwa ada suatu makna tertentu dalam sebuah karya sastra yang muncul pada suatu masa dan lokasi tertentu. Hal ini disebabkan oleh adanya suatu latar belakang pemikiran pada masa tersebut yang kemudian menjadi pedoman bagi pembaca untuk memahaminya.
Pemaknaan pembaca terhadap sebuah karya sastra tentu berdeda-beda, hal ini dikarenakan pendidikan, pengalaman, pengetahuan, dan kemampuan pembaca yang berbeda.
            Pengalaman pembaca yang dimaksud untuk membedakan pemaknaan pembaca terhadap sebuah karya sastra yaitu bahwa teks karya sastra memberikan akibat yang bermacam-macam kepada pembaca yang bermacam-macam pula dari sisi pengalamannya pada setiap periode atau zaman pembacaanya. Pembacaan yang beragam dalam periode waktu yang berbeda akan menunjukkan efek yang berbeda pula.
Dengan demikian, resepsi sastra merupakan proses pemaknaan karya sastra oleh pembaca sehingga dapat menanggapi karya sastra tersebut.
Tugas  resepsi adalah meneliti tanggapan pembaca yang berbentuk interprestasi maupun kritik atas karya sastra yang dibaca. Tanggapan-tanggapan pembaca atas karya sastra yang dibacanya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain latar belakang sosial budaya , tingkat pendidikan pembaca, tingkat pengalaman, dan usia pembaca.

B.     Penelitian Resepsi Sastra
Penelitian resepsi sastra dapat dilakukan dengan menggunakan dua cara yaitu
1.      Penelitian sinkronis
            Merupakan penelitian resepsi terhadap sebuah teks sastra dalam masa satu periode. Penelitian ini menggunakan pembaca yang berada dalam satu periode.
Pada penelitian resespsi sikronis ini, umumnya terdapat norma-norma yang sama dalam memahami karya sastra tetapi dengan adanya perbedaan harapan pembaca pada setiap karya sastra maka tanggapan pembacapun akan berbeda-beda tergantung pengalaman, latar belakang pendidikan bahkan ideology dari pembaca itu sendiri.
Penelitian singkronis ini menggunakan tanggapan pembaca dalam satu  kurun waktu.
          Proses penelitian dengan menggunakan penelitian sinkronis mempunyai dua langkah sebagai berikut:
1.      Setiap pembaca perorangan maupun kelompok yang telah ditentukan, diberikan sebuah karya sastra. Pembaca tersebut kemudian diberi pertanyaan baik lisan maupun tertulis. Jawaban yang diperoleh dari pembaca tersebut kemudian dianalisis menurut bentuk pertanyaan yang diberikan.
2.      Setelah memberikan pertanyaan kepada pembaca, kemudian pembaca tersebut diminta untuk menginterprestaikan karya sastra yang dibacanya.

2.      Penelitian diakronis
            Penelitian ini merupakan penelitian resepsi terhadap sebuah teks sastra yang menggunakan tanggapan-tanggapan pembaca pada setiap periode.
Penelitian resepsi diakronis ini, umumnya menggunakan pembaca ahli sebagai wakil dari setiap periode.
Masing-masing cara di atas mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.
          Munculnya penelitian resepsi sastra ini mengakibatkan terjadinya suatu perubahan besar dalam penelitian sastra modern. Selama ini penelitian sastra hanya ditekankan pada teks saja dan jika ingin mengetahui makna yang tekandung di dalam teks tersebut maka dapat dilakukan dengan dua cara yaitu mempelajari teks itu sendiri atau menghubungkan teks tersebut dengan pengarang atau penulisnya.
          Dilihat dari pandangan di atas, resepsi sastra mengambil sikap lain dan inilah yang menyebabkan perubahan dalam penelitian sastra.
           Resepsi sastra memandang bahwa hakikat karya sastra itu polisemi dan ambigu. Penelitian ini akan mengungkap;
a.       Apa yang dilakukan pembaca dengan karya sastra
b.      Apa yang dilakukan karya sastra dengan pembacanya
c.       Apa batas tugas pembaca sebagai pemberi makna
        Ketiga hal ini menandakan bahwa pembaca merupakan factor utama untuk menentukan makna sebuah karya sastra, dan bukan dari teks maupun penulisnya.

Penelitian resepsi sastra mengarah ke dua cabang (Luxemburg, 1986: 81), yaitu yang pertama, sejarah resepsi yang meneliti bagaimana sebuah teks atau sekelompok teks sejak diterbitkan diterima pembaca atau sekelompok pembaca, dan yang ke dua, bagaimana reaksi para pembaca atau sekelompok pembaca. Sebagai contoh, penilaian puisi Chairil Anwar oleh pengagum Chairil Anwar dengan kaum Marxis (Lekra). Menurut pengagum Angkatan 45, khususnya Chairil Anwar, Chairil Anwar merupakan penyair individu yang sekaligus universal humanis berdasarkan konteks tertentu. Sementara menurut Lekra, puisi-puisi Chairil Anwar tidak menunjukan kesetiakawanan dengan penderitaan dan perjuangan rakyat. Artinya, Angkatan 45, khususnya Chairil Anwar, tidak mempergunakan sastra sebagai senjata untuk melakukan perbaikan nasib seluruh rakyat (Teeuw, 1984: 212).

Post a Comment for "Makalah PENDEKATAN RESEPSI"