Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Komponen Tes Bahasa


TES BAHASA

A.  Komponen Tes Bahasa
1.    Tes Kompetensi Bahasa
a.    Tes Struktur Gramatikal
Kegramatikalan kalimat akan menentukan apakah suatu penuturan dapat diterima karena bermakna, atau sebaliknya ditolak karena tidak bermakna atau tidak secara cermat menyampaikan maksud tertentu.

Kegramatikalan kalimat juga dipengaruhi oleh ketepatan bentuk kata yang mendukungnya, maka ketepatan pemakaian kata perlu mendapat perhatian dalam kaitannya dengan tes struktur kalimat. Ketepatan bentuk kata hanya dapat ditentukan secara cermat berdasarkan pemakaiannya dalam kalimat secara keseluruhan. Oleh karena itu, tes morfologis sebaiknya tidak terlepas dari konteks kalimat. Agar langsung terkait dengan kompetensi berbahasa, tes strukturpun sebaiknya juga dikaitkan dengan wacana yang mempergunakannya.
b.    Tes Kosakata
Untuk dapat melakukan kegiatan berkomuniksi dengan bahasa, diperlukan penguasaan kosakata dalam jumlah yang memadai. Penguasaan kosakata yang lebih banyak memungkinkan kita untuk menerima dan menyampaikan informasi yang lebih luas dan kompleks. Dalam kaitan ini, tes penguasaan yang baik adalah dalam hubungannya dengan konteks, sebab di samping pertimbangan komunikatif bahasa, kosakata umumnya memiliki makna tertentu setelah dimasukkan dalam konteks.
2.    Tes kompetensi berbahasa
a.    Tes Kompetensi Aktif Reseptif
Kompetensi aktif reseptif terdiri dari dua macam kompetensi berbahasa, kompetensi membaca dan menyimak. Kegiatan membaca merupakan usaha memahami informasi yang disampaikan melalui lambang tulisan. Untuk dapat menggali informasi tertulis, diperlukan pengetahuan tentang struktur dan kosakata bahasa yang bersangkutan di samping juga ejaan (grafologinya).
Kegiatan menyimak pada hakikatnya juga merupakan usaha memahami konteks ekstralinguistik atau informasi melalui sarana linguistik. Dalam kegiatan membaca sarana bahasa disampaikan secara tertulis, tetapi dalam menyimak disampaikan secara lisan yang berupa lambang bunyi. Jika dalam kegiatan membaca diperlukan pengetahuan tentang sistem ejaan, dalam menyimak diperlukan kemampuan mengenali sistem bunyi bahasa yang bersangkutan. Tes kemampuan reseptif umumnya menuntut peserta didik untuk memahami secara kritis informasi yang disampaikan dalam suatu wacana tertentu.
b.    Tes Kompetensi Aktif Produktif
Kompetensi produktif terdiri dari dua macam kompetensi berbahasa, kompetensi berbicara dan kemampuan menulis. Kegiatan berbicara merupakan kegiatan menghasilkan bahasa dan mengomunikasikan ide dan pikiran secara lisan. Masalah kelancaran dan ketepatan bahasa serta kejelasan pikiran merupakan hal yang sering diteskan (dinilai) dalam kegiatan berbicara.
Kegiatan menulis tidak berbeda dengan kegiatan berbicara, kegiatan menghasilkan bahasa dan mengomunikasikan pikiran secara tertulis. Tes keterampilan menulispun akan berkisar pada ketepatan bahasa yang dipergunakan dan kejelasan pikiran yang dikemukakan.

B.  Jenis Tes Bahasa
1.    Tes Diskret
Tes diskret (discrete point test) adalah tes yang hanya menekankan atau menyangkut satu aspek kebahasan pada satu waktu (Oller, 1979: 37). Tiap satu butir soal hanya dimaksudkan untuk mengukur satu aspek kebahasaan, misalnya: fonologi, morfologi, sintaksis, atau kosakata. Selain itu Oller mengatakan bahwa tiap satu butir soal hanya dimaksudkan untuk mengukur satu kemampuan berbahasa; misalnya menyimak, membaca, berbicara atau menulis.
Sebagai contoh misalnya, tes kemampuan menyimak yang hanya menuntut peserta didik untuk mengenali perbedaan fonem-fonem tertentu, atau aspek kebahasaan yang lain, yang didengarkan seperti fakta dengan pakta, kafan dengan kapan. Untuk keterampilan berbicara, misalnya peserta didik hanya diminta untuk melafalkan kata-kata atau kalimat-kalimat tertentu terlepas dari konteks komunikatif atau situasi.
Berikut contoh tes diskret yang menyangkut aspek fonologi, morfologi, sintaksis, dan kosakata.
·      Semua kata di bawah ini mengandung diftong, kecuali ....
A.  Menggapai
B.  Melambai
C.  Menamai
D.  Menunai
·      Imbuhan pada kata berkepribadian mempunyai persamaan makna dengan imbuhan pada kata ....
A.  Berkeroncongan
B.  Berkemampuan
C.  Berkelepotan
D.  Berkejaran
·      Kalimat yang mengandung objek penyerta adalah ....
A.  Ia membacakan ibunya sebuah surat.
B.  Ia telah menyampaikan berita itu.
C.  Ayahnya telah memberi kesempatan.
D.  Setiap orang mengerjakan tugasnya.
·      Mengigau yaitu ....
A.  Berkata-kata pada diri sendiri
B.  Berkata-kata pada waktu tiduran
C.  Berkata-kata pada waktu tidak sadarkan diri
D.  Berkata-kata pada waktu menangis
2.    Tes Integratif
Tes integratif adalah suatu tes kebahasaan yang berusaha mengukur beberapa aspek kebahasaan atau kemampuan berbahasa pada satu waktu. Tes kebahasaan yang integratif tidak secara khusus mengeteskan salah satu aspek atau kemampuan tertentu, melainkan sebuah tes dalam satu waktu meliputi beberapa aspek kebahasaan sekaligus. Tes kebahasaan atau kemampuan berbahasa tersebut akan lebih baik lagi sama halnya dengan pembelajarannya jika langsung dikaitkan atau disesuaikan dengan konteks pemakaian bahasa secara wajar sebagaimana halnya penggunaan bahasa yang hidup di masyarakat.
Contoh tes yang bersifat integratif yaitu:
·      Menyusun kalimat
·      Menafsirkan wacana singkat yang dibaca atau didengar
·      Memahami bacaan yang dibaca atau didengar
·      Menyusun sebuah alinea berdasarkan kalimat-kalimat yang disediakan

3.    Tes pragmatik
Tes pragmatik merupakan suatu pendekatan dalam tes keterampilan berbahasa untuk mengukur seberapa baik peserta didik mempergunakan elemen-elemen bahasa sesuai dengan konteks komunikasi yang nyata.
Dalam situasi pemakaian bahasa yang sesungguhnya terdapat dua konteks utama yang senantiasa terlibat: konteks linguistik dan ekstralinguistik. Konteks linguistik adalah wujud bahasa sebagai suatu lambang verbal dengan segala aspeknya, sedangkan konteks ekstralinguistik adalah suatu “dunia” atau “sesuatu” yang berada di luar bahasa, “sesuatu” yang ingin disampaikan melalui alat bahasa. Dalam konteks berkomunikasi yang bermakna, terdapat hubungan yang sistematik dan timbal balik di antara konteks linguistik dam ekstralinguistik, ada faktor-faktor penentu di luar bahasa, dan hal inilah yang kemudian disebut sebagai pragmatik.
Tes pragmatik mempunyai persamaan pengertian dengan tes kompetensi komunikatif, keduanya menekankan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dengan bahasa dalam situasi tertentu. Penilaian terhadap kemampuan peserta didik lebih ditekankan pada kemampuan menghasilkan dan atau memahami informasi dan bukan pada (semata-mata) ketepatan bahasa yang dipergunakan.
Tes pragmatik bisa berupa jawaban pertanyaan. Tugas ini berupa tes komprehensi dengar (lisan). Sebuah pertanyaan yang diajukan melalui sarana pendengaran dan diikuti beberapa alternatif jawaban secara tertulis yang terdapat lembar tugas. Contoh:
Rangsang yang diperdengarkan
(1)     Suara pertama (laki-laki):
·      Halo Tin, apa kabar?
·      Berapa lama kita tidak berjumpa?
(2)     Suara ke-dua (perempuan):
·      Baik! sebenarnya aku masih senang di rumah.
·      Tetapi perkuliahan hampir mulai.
(3)     Suara ketiga (perempuan):
·      Kapankah kedua orang kawan itu berjumpa?
Jawaban dalam lembar tugas:
A.  Pada saat perkuliahan sudah berlangsung.
B.  Menjelang perkuliahan akan berlangsung.
C.  Menjelang perkuliahan sudah hampir selesai.
D.  Pada saat perkuliahan telah berakhir.

4.    Tes komunikatif
Agar pembelajaran bahasa dapat mencapai target, pembelajaran yang dilakukan haruslah menekankan pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk memperoleh apa yang disebut kompetensi komunikatif. Kompetensi komunikatif merupakan kompetensi untuk memahami dan memergunakan bahasa dalam kegiatan komunikasi secara faktual dan wajar sesuai dengan konteks pembicaraan. Kompetensi itu meliputi kompetensi gramatikal, yang merupakan kompetensi yang berkaitan dengan berbagai unsur kebahasaan, kompetensi sosiolingual, yang merupakan kompetensi yang berkaitan dengan kemampuan mempergunakan bahasa yang sesuai dengan keadaan sosial kemasyarakatan, kompetensi kontekstual, yang merupakan kompetensi yang berkaitan dengan kemampuan mempergunakan bahasa sesuai dengan situasi dan kondisi (konteks) pembicaraan yang dilakukan, dan kompetensi strategik, yang merupakan kemampuan memilih strategi komunikasi yang sesuai dengan efek yang diinginkan.





Post a Comment for "Komponen Tes Bahasa"