Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

NOMINA DEVERBA DALAM NOVEL “JALAN TAK ADA UJUNG” Karya Mochtar Lubis

1.  Pendahuluan
Nomina atau kata benda adalah kelas kata yang menyatakan nama dari seseorang, tempat atau semua benda dan segala yang dibendakan. (wikipedia.bahasa-indonesia, diunduh pada tanggal 22 Oktober 2013)
Ciri-ciri Nomina yaitu: (1) menduduki posisi Subjek, Objek, atau Pelengkap dalam kalimat yang Predikatnya verbal; (2) tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak, tetapi dapat diingkarkan dengan kata bukan; (3) umumnya dapat diikuti oleh Adjectiva baik secara langsung maupun diawali oleh kata yang. (wikipedia.bahasa-indonesia, diunduh pada tanggal 22 Oktober 2013)

Verba atau kata kerja adalah kelas kata yang menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya. (id.wikipedia.org/wiki/Verba, diunduh pada tanggal 14 Desember 2013)
Ciri-ciri Verba yaitu: (1) memiliki fungsi utama sebagai Predikat atau sebagai Inti Predikat dalam kalimat walaupun dapat juga mempunyai fungsi lain; (2) tidak diberi prefiks ter- yang berarti paling; (3) dapat diingkarkan dengan kata tidak. (mediabahasaindonesia.blogspot.com, diunduh pada tanggal 14 Desember 2013)
Pada makalah ini, saya tertarik untuk membahas Nomina Deverba. Nomina Deverba adalah kata Nomina yang dibentuk dari kata Verba. Saya tertarik untuk membahas Nomina Deverba karena memiliki keunikan tersendiri yaitu kata Verba setelah mendapat imbuhan atau afiksasi dapat berubah menjadi kata Nomina.

2.  Pembahasan
Afiks atau imbuhan adalah satuan terikat (seperangkat huruf tertentu) yang apabila ditambahkan pada kata dasar, akan mengubah makna dan membentuk kata baru. Afiks tidak dapat berdiri sendiri dan harus melekat pada satuan lain, seperti kata dasar. Yang termasuk istilah afiks yaitu prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks. (http://indodic.com, diunduh pada tanggal 22 Oktober 2013)
Prefiks adalah imbuhan yang terletak di awal kata.  Prefiks dalam Bahasa Indonesia antara lain yaitu me-, di-, ke-, ter-, pe-, peng-, per-, se-, dan ber-. Infiks atau sisipan adalah afiks yang dibubuhkan pada tengah-tengah kata, yaitu antara konsonan yang mengawali sebuah kata dengan vokal berikutnya.  Macam infiks dalam Bahasa Indonesia antara lain yaitu -el-, -em-, dan -er-. Sufiks atau akhiran adalah imbuhan yang terletak di akhir kata. Macam sufiks dalam Bahasa Indonesia antara lain yaitu -kan, -i, -an, dan -nya. Sedangkan konfiks merupakan gabungan prefiks dan sufiks yang membentuk suatu kesatuan. Macam konfiks antara lain yaitu ber-kan, ber-an, per-kan, per-i, me-kan, me-i, memper-, memper-kan, memper-i, di-kan, di-i, diper-, diper-i, ter-kan, ter-i, ke-an, se-nya, pe-an, peng-an dan per-an. (rizardian.blogspot.com, diunduh pada tanggal 14 Desember 2013)
Dalam makalah ini, akan dikaji Nomina Deverba pada novel berjudul “Jalan Tak Ada Ujung” karya Mochtar Lubis, yang diterbitkan oleh Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Contoh kalimat yang di dalamnya terdapat kata yang berkategori Nomina Deverba antara lain yaitu:
2.1     Prefiks
a.    Prefiks pe-
Contoh kalimat:
1)   Ini juga hanya bunyi saja, pikir Isa dalam hatinya, aku sebagai pemain musik juga hanya pemain kelas empat, aku tidak bisa kasih jiwa dan hidup ke dalam musik ini. (Jalan Tak Ada Ujung:32)
Dari kalimat ke-satu di atas, terlihat bahwa kata pemain termasuk kategorinya Nomina Deverba. Kata pemain dibangun dari kata main ditambah prefiks pe- menjadi pemain. Kata main berkategori Verba setelah diberi prefiks pe- menjadi pemain berubah kategorinya menjadi Nomina.
Proses Nomina Deverba pemain sebagai berikut:
pe-          +          main    →        pemain
                              ↓                        ↓
                         (Verba)            (Nomina)
Jadi, terbukti bahwa prefiks pe- dapat mengubah kategori Verba menjadi Nomina atau disebut prefiks pe- termasuk prefiks Nomina Deverba.
2)   Seorang dari pelempar granat tangan tertangkap. (Jalan Tak Ada Ujung:148)
Dari kalimat ke-dua di atas, terlihat bahwa kata pelempar termasuk kategorinya Nomina Deverba. Kata pelempar dibangun dari kata lempar ditambah prefiks pe- menjadi pelempar. Kata lempar berkategori Verba setelah diberi prefiks pe- menjadi pelempar berubah kategorinya menjadi Nomina.
Proses Nomina Deverba pelempar sebagai berikut:
pe-          +          lempar →        pelempar
                                ↓                      ↓
                           (Verba)          (Nomina)
Jadi, terbukti bahwa prefiks pe- dapat mengubah kategori Verba menjadi Nomina atau disebut prefiks pe- termasuk prefiks Nomina Deverba.
3)   Guru Isa panik, merasa seperti seekor tikus yang masuk perangkap. (Jalan Tak Ada Ujung:155)
Dari kalimat ke-tiga di atas, terlihat bahwa kata perangkap termasuk kategorinya Nomina Deverba. Kata perangkap dibangun dari kata rangkap ditambah prefiks pe- menjadi perangkap. Kata rangkap berkategori Verba setelah diberi prefiks pe- menjadi perangkap berubah kategorinya menjadi Nomina.
Proses Nomina Deverba perangkap sebagai berikut:
pe-          +          rangkap →      perangkap
                                ↓                        ↓         
                           (Verba)            (Nomina)
Jadi, terbukti bahwa prefiks pe- dapat mengubah kategori Verba menjadi Nomina atau disebut prefiks pe- termasuk prefiks Nomina Deverba.
b.    Prefiks peng-
Contoh kalimat:
1)       “Pasang noodverband dulu,” perintah pemimpin mereka. (Jalan Tak Ada Ujung:14)
Dari kalimat ke-satu di atas, terlihat bahwa kata pemimpin termasuk kategorinya Nomina Deverba. Kata pemimpin dibangun dari kata pimpin ditambah prefiks peng- menjadi pemimpin. Kata pimpin berkategori Verba setelah diberi prefiks peng- menjadi pemimpin berubah kategorinya menjadi Nomina.
Proses Nomina Deverba pemimpin sebagai berikut:
peng-   +          pimpin →        pemimpin
                               ↓                      ↓
                          (Verba)          (Nomina)
Jadi, terbukti bahwa prefiks peng- dapat mengubah kategori Verba menjadi Nomina atau disebut prefiks peng- termasuk prefiks Nomina Deverba.
2)      Tangannya memainkan pena yang masih basah dengan tinta merah, dan dia mencoret-coret kertas penutup meja dengan pena itu. (Jalan Tak Ada Ujung:18)
Dari kalimat ke-dua di atas, terlihat bahwa kata penutup termasuk kategorinya Nomina Deverba. Kata penutup dibangun dari kata tutup ditambah prefiks peng- menjadi penutup. Kata tutup berkategori Verba setelah diberi prefiks peng- menjadi penutup berubah kategorinya menjadi Nomina.
Proses Nomina Deverba penutup sebagai berikut:
peng-   +          tutup    →        penutup
                             ↓                        ↓
                        (Verba)            (Nomina)
Jadi, terbukti bahwa prefiks peng- dapat mengubah kategori Verba menjadi Nomina atau disebut prefiks peng- termasuk prefiks Nomina Deverba.

3)      Manusia penyuka damai dan penerima damai. (Jalan Tak Ada Ujung:28)
Dari kalimat ke-tiga di atas, terlihat bahwa kata penerima termasuk kategorinya Nomina Deverba. Kata penerima dibangun dari kata terima ditambah prefiks peng- menjadi penerima. Kata terima berkategori Verba setelah diberi prefiks peng- menjadi penerima berubah kategorinya menjadi Nomina.
Proses Nomina Deverba penerima sebagai berikut:
peng-   +          terima →         penerima
                               ↓                      ↓
                          (Verba)          (Nomina)
Jadi, terbukti bahwa prefiks peng- dapat mengubah kategori Verba menjadi Nomina atau disebut prefiks peng- termasuk prefiks Nomina Deverba.
4)      Dan setelah penggesek di damarnya, maka penggesek itu disimpannya kembali ke dalam tempat biola. (Jalan Tak Ada Ujung:33)
Dari kalimat ke-empat di atas, terlihat bahwa kata penggesek termasuk kategorinya Nomina Deverba. Kata penggesek dibangun dari kata gesek ditambah prefiks peng- menjadi penggesek. Kata gesek berkategori Verba setelah diberi prefiks peng- menjadi penggesek berubah kategorinya menjadi Nomina.
Proses Nomina Deverba penggesek  sebagai berikut:
peng-   +          gesek   →        penggesek
                               ↓                      ↓
                          (Verba)          (Nomina)
Jadi, terbukti bahwa prefiks peng- dapat mengubah kategori Verba menjadi Nomina atau disebut prefiks peng- termasuk prefiks Nomina Deverba.

5)      Hasil membungkuk, pura-pura berlaku sebagai seorang pemimpin orkes yang menerima tepukan tangan hebat dari pendengar di gedung opera. (Jalan Tak Ada Ujung:45)
Dari kalimat ke-lima di atas, terlihat bahwa kata pendengar termasuk kategorinya Nomina Deverba. Kata pendengar dibangun dari kata dengar ditambah prefiks peng- menjadi pendengar. Kata dengar berkategori Verba setelah diberi prefiks peng- menjadi pendengar  berubah kategorinya menjadi Nomina.
Proses Nomina Deverba pendengar  sebagai berikut:
peng-   +          dengar             →        pendengar
                               ↓                        ↓
                          (Verba)            (Nomina)
Jadi, terbukti bahwa prefiks peng- dapat mengubah kategori Verba menjadi Nomina atau disebut prefiks peng- termasuk prefiks Nomina Deverba.

2.2     Konfiks
a.    Konfiks ke-an
Contoh kalimat:
1)      Dan selamanya Guru Isa tidak bisa meladeni kebutuhan istrinya. (Jalan Tak Ada Ujung:29)
Dari kalimat ke-satu di atas, terlihat bahwa kata kebutuhan termasuk kategorinya Nomina Deverba. Kata kebutuhan dibangun dari kata butuh ditambah konfiks ke-an menjadi kebutuhan. Kata butuh  berkategori Verba setelah diberi konfiks ke-an menjadi kebutuhan  berubah kategorinya menjadi Nomina.
Proses Nomina Deverba kebutuhan  sebagai berikut:
ke-an     +          butuh   →        kebutuhan
                               ↓                        ↓
                          (Verba)            (Nomina)
Jadi, terbukti bahwa konfiks ke-an dapat mengubah kategori Verba menjadi Nomina atau disebut konfiks ke-an termasuk konfiks Nomina Deverba.
2)      “Ya, aku tahu,” kata Hasil, “kesempatan berlatih amat sedikit.” (Jalan Tak Ada Ujung:37)
Dari kalimat ke-dua di atas, terlihat bahwa kata kesempatan termasuk kategorinya Nomina Deverba. Kata kesempatan dibangun dari kata sempat ditambah konfiks ke-an menjadi kesempatan. Kata sempat  berkategori Verba setelah diberi konfiks ke-an menjadi kesempatan  berubah kategorinya menjadi Nomina.
Proses Nomina Deverba kesempatan  sebagai berikut:
ke-an    +          sempat →        kesempatan
                              ↓                        ↓
                          (Verba)            (Nomina)
Jadi, terbukti bahwa konfiks ke-an dapat mengubah kategori Verba menjadi Nomina atau disebut konfiks ke-an termasuk konfiks Nomina Deverba.
3)      “Aku terikat kepada hormat dan patuh anak terhadap ayahnya, kepada ketertiban seseorang dalam masyarakat, pada kepercayaan kesetiaan berkawan”. (Jalan Tak Ada Ujung:40)
Dari kalimat ke-tiga di atas, terlihat bahwa kata kepercayaan termasuk kategorinya Nomina Deverba. Kata kepercayaan dibangun dari kata percaya ditambah konfiks ke-an menjadi kepercayaan. Kata percaya berkategori Verba setelah diberi konfiks ke-an menjadi kepercayaan  berubah kategorinya menjadi Nomina.
Proses Nomina Deverba kepercayaan  sebagai berikut:
ke-an    +          percaya→        kepercayaan
                               ↓                        ↓
                          (Verba)            (Nomina)
Jadi, terbukti bahwa konfiks ke-an dapat mengubah kategori Verba menjadi Nomina atau disebut konfiks ke-an termasuk konfiks Nomina Deverba.
4)      Dan jika dia mendesak terus, bahwa untuk keperluan musiknya, maka jika perlu Hazil harus berani bertanggung jawab pada dirinya sendiri dengan melemparkan semua yang dirasanya mengungkungnya, maka Hazil akan membalas, “Jika aku berbuat demikian, maka apakah aku tidak berdosa?” (Jalan Tak Ada Ujung:41)
Dari kalimat ke-empat di atas, terlihat bahwa kata keperluan termasuk kategorinya Nomina Deverba. Kata keperluan dibangun dari kata perlu ditambah konfiks ke-an menjadi keperluan. Kata perlu berkategori Verba setelah diberi konfiks ke-an menjadi keperluan  berubah kategorinya menjadi Nomina.
Proses Nomina Deverba keperluan  sebagai berikut:
ke-an    +          perlu    →        keperluan
                             ↓                          ↓
                          (Verba)            (Nomina)
Jadi, terbukti bahwa konfiks ke-an dapat mengubah kategori Verba menjadi Nomina atau disebut konfiks ke-an termasuk konfiks Nomina Deverba.
5)      Beberapa kejadian yang dialaminya bersama-sama dengan Hazil menambah perasaan memuja yang tidak disadarinya ini. (Jalan Tak Ada Ujung:41)
Dari kalimat ke-lima di atas, terlihat bahwa kata kejadian termasuk kategorinya Nomina Deverba. Kata kejadian dibangun dari kata jadi ditambah konfiks ke-an menjadi kejadian. Kata jadi  berkategori Verba setelah diberi konfiks ke-an menjadi kejadian  berubah kategorinya menjadi Nomina.
Proses Nomina Deverba kejadian  sebagai berikut:
ke-an    +          jadi      →        kejadian
                           ↓                        ↓
                      (Verba)            (Nomina)
Jadi, terbukti bahwa konfiks ke-an dapat mengubah kategori Verba menjadi Nomina atau disebut konfiks ke-an termasuk konfiks Nomina Deverba.
b.      Konfiks pe-an
Contoh kalimat:
1)      Ada yang membawa pekerjaan rumah mereka untuk diselesaikan di rumah. (Jalan Tak Ada Ujung:23)
Dari kalimat ke-satu di atas, terlihat bahwa kata pekerjaan termasuk kategorinya Nomina Deverba. Kata pekerjaan dibangun dari kata kerja ditambah konfiks pe-an menjadi pekerjaan. Kata kerja berkategori Verba setelah diberi konfiks pe-an menjadi pekerjaan  berubah kategorinya menjadi Nomina.
Proses Nomina Deverba pekerjaan  sebagai berikut:
pe-an    +          kerja    →        pekerjaan
                              ↓                          ↓
                           (Verba)            (Nomina)
Jadi, terbukti bahwa konfiks pe-an dapat mengubah kategori Verba menjadi Nomina atau disebut konfiks pe-an termasuk konfiks Nomina Deverba.
2)      Baru seminggu setelah malam pelemparan granat. (Jalan Tak Ada Ujung:147)
Dari kalimat ke-dua di atas, terlihat bahwa kata pelemparan termasuk kategorinya Nomina Deverba. Kata pelemparan dibangun dari kata lempar ditambah konfiks pe-an menjadi pelemparan. Kata lempar berkategori Verba setelah diberi konfiks pe-an menjadi pelemparan  berubah kategorinya menjadi Nomina.
Proses Nomina Deverba pelemparan  sebagai berikut:
pe-an   +          lempar →        pelemparan
                           ↓                          ↓
                        (Verba)            (Nomina)
Jadi, terbukti bahwa konfiks pe-an dapat mengubah kategori Verba menjadi Nomina atau disebut konfiks pe-an termasuk konfiks Nomina Deverba.
c.       Konfiks peng-an
Contoh kalimat:
1)      Penghidupan yang semakin mahal. (Jalan Tak Ada Ujung:18)
Dari kalimat ke-satu di atas, terlihat bahwa kata penghidupan termasuk kategorinya Nomina Deverba. Kata penghidupan dibangun dari kata hidup ditambah konfiks peng-an menjadi penghidupan. Kata hidup berkategori Verba setelah diberi konfiks peng-an menjadi penghidupan berubah kategorinya menjadi Nomina.
Proses Nomina Deverba pehidupan  sebagai berikut:
peng-an       +   hidup   →        penghidupan
                           ↓                          ↓
                      (Verba)               (Nomina)
Jadi, terbukti bahwa konfiks peng-an dapat mengubah kategori Verba menjadi Nomina atau disebut konfiks peng-an termasuk konfiks Nomina Deverba.
2)      Penumpahan darah. (Jalan Tak Ada Ujung:28)
Dari kalimat ke-dua di atas, terlihat bahwa kata penumpahan termasuk kategorinya Nomina Deverba. Kata penumpahan dibangun dari kata tumpah ditambah konfiks peng-an menjadi penumpahan. Kata tumpah berkategori Verba setelah diberi konfiks peng-an menjadi penumpahan berubah kategorinya menjadi Nomina.
Proses Nomina Deverba penumpahan  sebagai berikut:
peng-an      +    tumpah            →        penumpahan
                           ↓                          ↓
                      (Verba)               (Nomina)
Jadi, terbukti bahwa konfiks peng-an dapat mengubah kategori Verba menjadi Nomina atau disebut konfiks peng-an termasuk konfiks Nomina Deverba.
3)      Dua hari setelah penembakan di Gang Ajudan. (Jalan Tak Ada Ujung:38)
Dari kalimat ke-tiga di atas, terlihat bahwa kata penembakan termasuk kategorinya Nomina Deverba. Kata penembakan dibangun dari kata tembak ditambah konfiks peng-an menjadi penembakan. Kata tembak berkategori Verba setelah diberi konfiks peng-an menjadi penembakan berubah kategorinya menjadi Nomina.
Proses Nomina Deverba penembakan  sebagai berikut:
peng-an      +    tembak            →        penembakan
                             ↓                           ↓
                        (Verba)               (Nomina)
Jadi, terbukti bahwa konfiks peng-an dapat mengubah kategori Verba menjadi Nomina atau disebut konfiks peng-an termasuk konfiks Nomina Deverba.
4)      Tidak ada dalam jiwanya kegembiraan membicarakan cara-cara mengawal kampung pada malam hari, mengatur siasat pembelaan, dan sebagainya. (Jalan Tak Ada Ujung:38)
Dari kalimat ke-empat di atas, terlihat bahwa kata pembelaan termasuk kategorinya Nomina Deverba. Kata pembelaan dibangun dari kata bela ditambah konfiks peng-an menjadi pembelaan. Kata bela berkategori Verba setelah diberi konfiks peng-an menjadi pembelaan berubah kategorinya menjadi Nomina.
Proses Nomina Deverba pembelaan  sebagai berikut:
peng-an      +    bela      →        pembelaan
                           ↓                          ↓
                      (Verba)               (Nomina)
Jadi, terbukti bahwa konfiks peng-an dapat mengubah kategori Verba menjadi Nomina atau disebut konfiks peng-an termasuk konfiks Nomina Deverba.
5)      Tetapi semua simpang telah dijaga, dan mereka harus lewat pos penggeledahan di Laan Holle. (Jalan Tak Ada Ujung:42)
Dari kalimat ke-lima di atas, terlihat bahwa kata penggeledahan termasuk kategorinya Nomina Deverba. Kata penggeledahan dibangun dari kata geledah ditambah konfiks peng-an menjadi penggeledahan. Kata geledah berkategori Verba setelah diberi konfiks peng-an menjadi penggeledahan berubah kategorinya menjadi Nomina.
Proses Nomina Deverba penggeledahan  sebagai berikut:
peng-an      +    geledah →       penggeledahan
                             ↓                             ↓
                        (Verba)                 (Nomina)
Jadi, terbukti bahwa konfiks peng-an dapat mengubah kategori Verba menjadi Nomina atau disebut konfiks peng-an termasuk konfiks Nomina Deverba.
d.      Konfiks per-an
Contoh kalimat:
1)      Keempat opas yang hendak berdiri meneruskan perjalanan mereka ke Kantor Kotapraja duduk kembali tenakan suara tukang loak mengandung cerita yang hebat. (Jalan Tak Ada Ujung:3)
Dari kalimat ke-satu di atas, terlihat bahwa kata perjalanan termasuk kategorinya Nomina Deverba. Kata perjalanan dibangun dari kata jalan ditambah konfiks per-an menjadi perjalanan. Kata jalan berkategori Verba setelah diberi konfiks per-an menjadi perjalanan berubah kategorinya menjadi Nomina.
Proses Nomina Deverba perjalanan  sebagai berikut:
per-an        +    jalan     →        perjalanan
                           ↓                          ↓
                      (Verba)               (Nomina)
Jadi, terbukti bahwa konfiks per-an dapat mengubah kategori Verba menjadi Nomina atau disebut konfiks per-an termasuk konfiks Nomina Deverba.

3)      Di seberang jalan di depan rumah dua orang anak muda yang bersenjata senapan merangkak mencari tempat persembunyian di belakang tembok putih dan pagar kemuning yang hijau. (Jalan Tak Ada Ujung:9)
4)      Dengan cepat serdadu-serdadu India itu berpencar, sambil menjatuhkan diri ke tanah, dan mencari perlindungan. (Jalan Tak Ada Ujung:10)
5)      Terasa sebagai perkosaan pada kehormatan manusia baginya. (Jalan Tak Ada Ujung:13)
e.       Konfiks per-kan
Contoh kalimat:
Ketika istrinya memutuskan untuk mengambil anak pungut setahun yang lalu, maka hampir terjadi percekcokkan besar antara mereka. (Jalan Tak Ada Ujung:30)
2.3     Sufiks
Sufiks -an
Contoh kalimat:
1)      Dan lari dari ancaman yang telah lama memeluk seluruh kota. (Jalan Tak Ada Ujung:1)
2)      Membuka warung makanan kecil: nasi, tempe goreng, gulai ikan, sambal, pisang goreng, dan kopi panas. (Jalan Tak Ada Ujung:3)
3)      “Mereka titipkan dua pistol dan lima granat tangan padaku, disimpan dalam keranjang loak, dan aku pergi duduk menunggu geledahan  habis dekat truk si ubel-ubel.” (Jalan Tak Ada Ujung:4)
4)      “Tapi saya langganan lama.” (Jalan Tak Ada Ujung:5)
5)      Letusan senapan dan sten mengoyak udara jalan yang sunyi itu. (Jalan Tak Ada Ujung:6)
Dari kalimat ke-satu di atas, terlihat bahwa kata ancaman termasuk kategorinya Nomina Deverba. Kata ancaman dibangun dari kata ancam ditambah sufiks -an menjadi ancaman. Kata ancam berkategori Verba, setelah diberi sufiks -an menjadi ancaman, berubah kategorinya menjadi Nomina.
Proses Nomina Deverba ancaman sebagai berikut:
Ancam                    +          -an       →        ancaman
    ↓                                                                  ↓
(Verba)                                                      (Nomina)
Jadi, terbukti bahwa sufiks -an dapat mengubah kategori Verba menjadi Nomina atau disebut sufiks -an termasuk sufiks Nomina Deverba.
Dari kalimat ke-dua di atas, terlihat bahwa kata makanan termasuk kategorinya Nomina Deverba. Kata makanan dibangun dari kata makan ditambah sufiks -an menjadi makanan. Kata makan berkategori Verba, setelah diberi sufiks -an menjadi makanan, berubah kategorinya menjadi Nomina.
Proses Nomina Deverba makanan sebagai berikut:
Makan                    +          -an       →        makanan
    ↓                                                                  ↓
(Verba)                                                      (Nomina)
Jadi, terbukti bahwa sufiks -an dapat mengubah kategori Verba menjadi Nomina atau disebut sufiks -an termasuk sufiks Nomina Deverba.
Dari kalimat ke-tiga di atas, terlihat bahwa kata geledahan termasuk kategorinya Nomina Deverba. Kata geledahan dibangun dari kata geledah ditambah sufiks -an menjadi geledahan. Kata geledah berkategori Verba, setelah diberi sufiks -an menjadi geledahan, berubah kategorinya menjadi Nomina.
Proses Nomina Deverba geledahan sebagai berikut:
Geledah                  +          -an       →        geledahan
    ↓                                                                  ↓
(Verba)                                                      (Nomina)
Jadi, terbukti bahwa sufiks -an dapat mengubah kategori Verba menjadi Nomina atau disebut sufiks -an termasuk sufiks Nomina Deverba.
Dari kalimat ke-empat di atas, terlihat bahwa kata langganan termasuk kategorinya Nomina Deverba. Kata langganan dibangun dari kata langgan ditambah sufiks -an menjadi langganan. Kata langgan berkategori Verba, setelah diberi sufiks -an menjadi langganan, berubah kategorinya menjadi Nomina.
Proses Nomina Deverba langganan sebagai berikut:
Langgan                 +          -an       →        langganan
    ↓                                                                  ↓
(Verba)                                                      (Nomina)
Jadi, terbukti bahwa sufiks -an dapat mengubah kategori Verba menjadi Nomina atau disebut sufiks -an termasuk sufiks Nomina Deverba.
Dari kalimat ke-lima di atas, terlihat bahwa kata letusan termasuk kategorinya Nomina Deverba. Kata letusan dibangun dari kata letus ditambah sufiks -an menjadi letusan. Kata letus berkategori Verba, setelah diberi sufiks -an menjadi letusan, berubah kategorinya menjadi Nomina.
Proses Nomina Deverba letusan sebagai berikut:
Letus                      +          -an       →        letusan
    ↓                                                                  ↓
(Verba)                                                      (Nomina)
Jadi, terbukti bahwa sufiks -an dapat mengubah kategori Verba menjadi Nomina atau disebut sufiks -an termasuk sufiks Nomina Deverba.






Dari kalimat ke-dua di atas, terlihat bahwa kata persembunyian termasuk kategorinya Nomina Deverba. Kata persembunyian dibangun dari kata sembunyi ditambah konfiks per-an menjadi persembunyian. Kata sembunyi berkategori Verba, setelah diberi konfiks per-an menjadi persembunyian, berubah kategori menjadi Nomina.
Proses Nomina Deverba persembunyian sebagai berikut:
per-an         +          sembunyi         →        persembunyian
                                     ↓                                      ↓
                                (Verba)                           (Nomina)      
Jadi, terbukti bahwa konfiks per-an dapat mengubah kategori Verba menjadi Nomina atau disebut konfiks per-an termasuk konfiks Nomina Deverba.

Dari kalimat ke-tiga di atas, terlihat bahwa kata penghidupan  termasuk kategorinya Nomina Deverba. Kata penghidupan dibangun dari kata hidup ditambah konfiks peng-an menjadi penghidupan. Kata hidup berkategori Verba setelah diberi konfiks peng-an menjadi penghidupan berubah kategorinya menjadi Nomina.
Proses Nomina Deverba penghidupan sebagai berikut:


peng-an       +          hidup   →        penghidupan
                                   ↓                             ↓
                              (Verba)                 (Nomina)
Jadi, terbukti bahwa konfiks peng-an dapat mengubah kategori Verba menjadi Nomina atau disebut konfiks peng-an termasuk konfiks Nomina Deverba.

Dari kalimat ke-empat di atas, terlihat bahwa kata kebutuhan termasuk kategorinya Nomina Deverba. Kata kebutuhan dibangun dari kata butuh ditambah konfiks ke-an menjadi kebutuhan. Kata butuh berkategori Verba setelah diberi konfiks ke-an menjadi kebutuhan berubah kategorinya menjadi Nomina.
Proses Nomina Deverba kebutuhan sebagai berikut:
ke-an           +          butuh   →        kebutuhan
                                   ↓                        ↓
                              (Verba)            (Nomina)
Jadi, terbukti bahwa konfiks ke-an dapat mengubah kategori Verba menjadi Nomina atau disebut konfiks ke-an termasuk konfiks Nomina Deverba.


3.  Simpulan
Afiks yang membentuk Nomina Deverba yang ditemukan dalam novel “Jalan Tak Ada Ujung”, karya Mochtar Lubis, yang diterbitkan oleh Yayasan Pustaka Obor Indonesia, antara lain yaitu prefiks, konfiks, dan sufiks.

4.  Daftar Pustaka
Lubis, Mochtar. 2010. Jalan Tak Ada Ujung. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Hlm.1
Lubis, Mochtar. 2010. Jalan Tak Ada Ujung. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Hlm.9
Lubis, Mochtar. 2010. Jalan Tak Ada Ujung. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Hlm.14
Lubis, Mochtar. 2010. Jalan Tak Ada Ujung. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Hlm.18
Lubis, Mochtar. 2010. Jalan Tak Ada Ujung. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Hlm.29
http://indodic.com, diunduh pada tanggal 22 Oktober 2013
id.wikipedia.org/wiki/Verba, diunduh pada tanggal 14 Desember 013
mediabahasaindonesia.blogspot.com, diunduh pada tanggal 14 Desember 2013
rizardian.blogspot.com, diunduh pada tanggal 14 Desember 2013
wikipedia.bahasa-indonesia, diunduh pada tanggal 22 Oktober 2013








LAMPIRAN

A.  Prefiks
a.    Prefiks pe-
1.        Pemain
2.        Pelempar
3.        Perangkap
b.    Prefiks peng-
                  1.          Pemimpin
                  2.          Penutup
                  3.          Penggesek
                  4.          Pendengar
                  5.          Penampung
                  6.          Pencuri
                  7.          Penjual
                  8.          Penjinjing
                  9.          Pendiam
              10.          Penumpang
              11.          Penonton
              12.          Pemburu
              13.          Penjaga
              14.          Pemegang
              15.          Penerima

B.  Konfiks
a.    Konfiks ke-an
1.        Kewajiban
2.        Kedatangan
3.        Kedudukan
4.        Kebutuhan
5.        Kelupaan
6.        Kesempatan
7.        Kepercayaan
8.        Keperluan
9.        Kejadian
10.    Keadaan
11.    Keputusan
12.    Ketegangan
13.    Kehilangan
14.    Kejadian
15.    Kedapatan
16.    Keruntuhan
b.    Konfiks pe-an
1.        Pekerjaan
2.        Pelemparan
c.    Konfiks peng-an
1.         Penghidupan
2.         Penumpahan
3.         Pengalaman
4.         Penembakan
5.         Pembelaan
6.         Penggeledahan
7.         Penghabisan
8.         Pemburuan
9.         Pembicaraan
10.     Pendengaran
11.     Penjagaan
12.     Penebusan
13.     Pencurian
14.     Penjualan
15.     Pencarian
16.     Pembunuhan
17.     Pemandian
18.     Pemeriksaan
19.     Pemberontakan
d.   Konfiks per-an
1.        Perjalanan
2.        Persembunyian
3.        Perlindungan
4.        Pertempuran
5.        Perhiasan
6.        Perjuangan
7.        Perubahan
8.        Perbuatan
9.        Perkawinan
10.    Pertemuan
11.    Perkembangan
12.    Percobaan
13.    Perhubungan
14.    Peraturan
15.    Pertolongan
16.    Permainan
17.    Perburuan
18.    Pertumbukan
e.    Konfiks per-kan
Percekcokkan

C.  Sufiks
Sufiks -an
1.        Ancaman
2.        Makanan
3.        Sarapan
4.        Geledahan
5.        Langganan
6.        Letusan
7.        Campuran
8.        Perkosaan
9.        Usungan
10.    Pensiunan
11.    Tembakan
12.    Tekanan
13.    Gesekan
14.    Desakan
15.    Harapan
16.    Gerombolan
17.    Kawinan
18.    Ajakan
19.    Rintangan
20.    Turunan
21.    Ingatan
22.    Pelukan
23.    Putusan
24.    Gangguan
25.    Siraman
26.    Rebusan
27.    Bantuan
28.    Jilatan
29.    Tanggungan
30.    Tumpukan
31.    Gantungan
32.    Pilihan
33.    Pakaian
34.    Serangan
35.    Ledakan
36.    Muatan
37.    Pecahan
38.    Aliran
39.    Panggilan

Post a Comment for "NOMINA DEVERBA DALAM NOVEL “JALAN TAK ADA UJUNG” Karya Mochtar Lubis"