NILAI RELIGIUS NOVEL DREAMED ANGEL KARYA MUHAMAD ARDHIANSA EL-ZHEMARY DAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
A. Latar Belakang Masalah
Sastra merupakan wujud gagasan seseorang
melalui pandangan terhadap lingkungan sosial yang berada di sekelilingnya
dengan menggunakan bahasa yang indah. Sastra hadir sebagai hasil perenungan
pengarang terhadap fenomena yang ada.
Sastra sebagai karya fiksi memiliki
pemahaman yang lebih mendalam, bukan hanya sekadar cerita khayal atau angan dari
pengarang saja, melainkan wujud dari kreativitas imajinansi pengarang dalam
menggali dan mengolah gagasan yang ada dalam pikirannya.
Sebagai karya imajinasi, prosa fiksi
menawarkan berbagai permasalahan hidup manusia dan kemanusiaan. Prosa fiksi
menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia dalam hubungannya dengan
lingkungan dan sesama.Interaksi dengan diri sendiri serta interaksi dengan
masyarakat. Fiksi merupakan hasil dialog, kontemplasi, dan reaksi pengarang
terhadap lingkungan dan kehidupan(Nurgiyantoro,2010:3)
Karya sastra diciptakan oleh sastrawan
untuk dinikmati, dipahami dan di manfaatkan oleh masyarakat sastrawan itu
sendiri yaitu anggota masyarakat, yang terikat oleh status sosial tertentu.
Sastra adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium, bahasa itu
sendiri merupakan ciptaan sosial saja. Sastra juga menampilkan gambaran
kehidupan dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan
sosial.(Damono,1984:1)
Novel sebagai salah satu bentuk karya
sastra dapat dengan bebas berbicara tentang kehidupan yang dialami oleh manusia
dengan berbagai peraturan dan norma-norma dalam interaksinya dengan lingkungan
sehingga dalam karya sastra (novel) terdapat makna tertentu tentang kehidupan.
Karya sastra sebagai ungkapan makna hidup
dan kehidupan sebagaimana yang terdapat oleh batin seorang pengarang yang
mengandung aspek religius mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia.
Melalui karya sastra yang di dalamnya terdapat aspek religius, pembaca dapat
memperoleh manfaatnya untuk menerapkannya dalam kehidupan yang berpatokan pada
agama. Aspek religius dapat membawa dampak baik bagi pembaca meskipun
pengaruhnya hanya sedikit. Setidaknya dengan membaca karya sastra yang
mengandung nilai religius, mereka akan mengerti dan sadar bahwa hidup di dunia
ini harus selalu berpatokan pada agama.
Religiusitas seorang sastrawan di satu
sisi hakikatnya sebuah refleksi sosial sebagai bagian dari anggota masyarakat
dan sebagai refleksi pribadi dari tanggung jawab personalnya dengan Tuhan pada
sisi yang lain.(Doyin,2009:14)
Novel merupakan uraian cerita dari
sebagian besar kehidupan manusia yang di dalamnya terdapat tokoh dan terdapat
berbagai masalah yang harus di hadapi oleh tokoh cerita. Novel yang banyak
diminati masyarakat, dari isi ceritanya yang bervariasi menyentuh kehidupan
nyata masyarakat, bahasanya mudah di pahami, maupun kelebihan-kelebihan lainnya
yang di rasakan masyarakat sehingga pembaca merasa cocok dan sesuai dengan
keadaan maupun selera mereka. Keterkaitan masyarakat terhadap karya-karya novel
ini berhubungan dengan nilai religius yang ada di dalamnya.
Pengarang novel Dreamed Angel adalah seorang laki-laki bernama Muhamad Ardansha El-
Zhemary. Dia adalah penulis muda di Indonesia yang lahir pada 4 September 1992.
Karyanya yang lain salah satunya yaitu Novel Air Mata Nayla.
Alasan penulis memilih Novel Dreamed Angel ini karena mempunyai
keindahan alur, tema, tokoh dan penokohan, dan latar.
Novel ini menampilkan kisah yang sangat
bagus antara lain:
1). Seseorang yang tak pernah mau menggunakan uang haram dari ayahnya
meskipun laki-laki tersebut dalam kondisi tak punya uang samasekali.
2). Seorang laki-laki yang mampu menyadarkan seorang pelacur kelas kakap
untuk kembali kejalan yang lurus
3). Seorang laki-laki yang dengan tulus menikahi seorang wanita bekas
pelacur yang terkena HIV
4). Keinginan seorang wanita mantan pelacur agar putrinya menjadi wanita
sholehah.
Novel Dreamed
Angel Karya Muhamad Ardiansha el –Zhemary adalah salah satu novel yang
bernuansa religius yang bagus untuk perkembangan akhlak dan agama pada remaja .
Melalui novel ini peserta didik di harapkan dapat mengambil hikmah dari
peristiwa yang di alami Felisya. Hikmah dari kehidupan gelap Felisya sebagai
pelacur yaitu hendaknya seorang wanita mampu
terus berpegang teguh pada ajaran agama meskipun ada desakan dari seseorang
yang begitu di sayanginya untuk menjadi seorang pelacur. Novel ini menceritakan
perjalanan seorang wanita untuk menjadi wanita sholehah. Banyak masalah yang
menimpa dirinya sehingga Ia terpaksa menjadi seorang pelacur. Seseorang yang
membawa wanita tersebut ke dalam masjid membuatnya sadar bahwa apa yang selama
ini Ia lakukan adalah dosa besar. Novel ini memberi pengajaran kepada kita
betapa pentingnya menjadi seorang wanita yang muslimah. Wanita yang mampu menjadi sebaik-baiknya perhiasan dunia.
Di era modern
saat ini, wanita muslim khususnya banyak sekali yang sudah tidak mengerti akan
kewajibannya sebagai seorang muslim. Menutup aurat menjadi hal yang di anggap
tabu bagi mereka. Tak sedikit remaja putri yang terjerumus kedalam pergaulan
bebas. Pelajaran hidup berharga yang di alami Felisya hendaknya menjadi
renungan untuk para remaja saat ini bahwa menjadi wanita muslimah merupakan
pilihan terbaik.
Pembelajaran
sastra tidak terlepas dari kegiatan pendidikan (Rusyana,1982:6). Tujuan
pembelajaran sastra yaitu untuk meningkatkan kemampuan peserta didik
mengapresiasikan karya sastra( Rusyana,1982:6). Peserta didik di harapkan
memiliki pengetahuan yang memadai tentang sastra dan sikap positif terhadap karya
sastra. Pembelajaran sastra dapat juga memberi sumbangan yang besar untuk
memecahkan masalah-masalah yang cukup sulit untuk di pecahkan di dalam
masyarakat jika di lakukan dengan cara yang tepat(Rahmanto,1988:15)
Agar pembelajaran
sastra lebih berhasil guru perlu mengembangkan keterampilan khusus untuk untuk
memilih bahan pengajaran sastra yang bahasanya sesuai dengan tingkat penguasaan
bahasa siswanya(Rahmanto,1988:27)
Berdasarkan
uraian di atas, penulis menulis judul “Kajian novel Dreamed Angel karya Muhamad Ardiansha el-Zhemary sebagai obyek
kajian dalam penelitian ini yang selanjutnya di jadikan materi pembelajaran
sastra di SMA. Penulis mengangkat judul “Nilai Religius novel Dreamed Angel karya Muhamad Ardiansha
el-Zhemary dan Pembelajarannya di kelas XI SMA” dengan alasan sebagai berikut:
1. Novel tersebut sangat menarik dan kayak untuk dibaca, khususnya bagi
peserta didik dengan pendampingan pihak terkait terutama pihak pendidik sebagai
bahan kajian tentang proses pendidikan religius dan sosial di kehidupan
masyarakat.
2. Belum ada penelitian tentang nilai religius novel Dreamed Angel karya Muhamad Ardiansha el-Zhemary yang di lakukan
oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo sebagai materi untuk
pembelajaran sastra.
B. Penegasan Istilah
Agar dalam penelitian ini tidak terjadi salah pengertian antara penulis
dan pembaca mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam judul skripsi,penulis
perlu menjelaskan arti istilah yang dipaparkan di bawah ini.
1.
Nilai religius
Mangunwijaya (1998:15) menegaskan
bahwa nilai religius adalah nilai-nilai yang terdapat dalam karya sastra fiksi
berupa penentuan manusia yang berhati nurani, berakhlak mulia atau saleh ke
arah segala makna yang baik. Bagi manusia religius, terdapat makna yang harus
dihayati suci dan nyata dalam bentuk kekuasaan dan kekuatan yang tidak
terhingga, sumber hidup dan kesuburan. esuatu yang dapat dihayati manusia
religius yakni kesadaran batin, mensyukuri nikmat yang telah Tuhan berikan
berupa sumber kehidupan dan kesuburan bagi manusia.
2.
Pembelajaran
Pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar (UU SISDIKNAS, 2003:2). Menurut Hamalik (2011:57) pembelajaran adalah
suatu kombinasi yang tersusun dari unsur manusia, material, fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi tujuan pembelajaran.
Jadi,
maksud dari judul skripsi “Nilai Religius Novel Dreamed Angel karya Muhamad Ardiansha el-Zhemary dan Pembelajarannya
di kelas XI SMA” adalah penelitian terhadap unsur instrinsik, nilai religius
pada novel Dreamed Angel karya
Muhamad Ardiansha el-Zhemary dan proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar di SMA.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di
atas, masalah yang peneliti rumuskan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana unsur Instrinsik novel Dreamed
Angel karya Muhamad Ardiansha
el-Zhemary ?
2. Bagaimana nilai religius novel Dreamed Angel karya Muhamad Ardiansha el-Zhemary ?
3. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran unsur instrinsik dan nilai
religius pada novel Dreamed Angel karya
Muhamad Ardiansha el-Zhemary di kelas XI
SMA?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian
Sesuai
dengan masalah diatas,tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
a.
Mendeskripsikan unsur instrinsik novel Dreamed Angel karya Muhamad
Ardiansha el-Zhemary.
b. Mendeskripsikan nilai
religius novel Dreamed Angel karya Muhamad
Ardiansha el-Zhemary.
c. Menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran unsur Instrinsik dan nilai religius novel Dreamed Angel karya Muhamad Ardiansha el-Zhemary di kelas XI SMA
E. Manfaat Penelitian
a. Segi Teoretis
Dari segi
teoretis, peneliti ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan di
bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia kepada pembaca, hasil studi
mengenai unsur instrinsik dan nilai religius novel Dreamed Angel karya Muhamad
Ardiansha el-Zhemary.
b.
Segi Praktis
1. Manfaat bagi peserta didik
Penelitian ini diharapkan dapat
meningkatkan keterampilan dan mengembangkan pemahaman peserta didik tentang
nilai religius karya sastra yang terdapat dalam novel Dreamed Angel karya Muhamad
Ardiansha el-Zhemary pada umumnya, dan meningkatkan kreatifitas dan
keberanian siswa dalam berfikir
2. Manfaat bagi guru
Penelitian ini untuk
memperkaya khazanah metode dan strategi dalam pembelajaran tentang penelitian
novel, untuk dapat memperbaiki metode mengajar yang selama ini digunakan, agar
dapat menciptakan suasana belajar yang menarik dan tidak membosankan, dan dapat mengembangkan
keterampilan guru bahasa dan sastra Indonesia khususnya dalam menerapkan
pembelajaran religius karya sastra novel Dreamed
Angel karya Muhamad Ardiansha
el-Zhemary
3. Manfaat bagi sekolah
Penelitian ini dapat
dijadikan bahan pertimbangan dalam rangka memajukan dan meningkatkan prestasi
sekolah yang dapat disampaikan dalam pembinaan guru ataupun kesempatan lain
bahwa pembelajaran struktur karya sastra novel khususnya novel Dreamed Angel karya Muhamad Ardiansha el-Zhemary sebagai bahan pencapaian
hasil belajar yang maksimal.
F. Tinjauan Pustaka Dan Kajian Teoretis
1. Tinjaun Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan kajian secara kritis untuk
membandingkan terhadap kajian terdahulu dengan kajian yang akan penulis lakukan
sehingga diketahui perbedaan dan kesamaan yang khas antara kajian-kajian
tersebut. Penelitian melalui teori religius sastra telah banyak dilakukan oleh
mahasiswa, khususnya mahasiswaProgram Studi Bahasa dan Sastra Indonesia,
Universitas Muhammadiyah Purworejo. Beberapa diantaranya yaitu (1)Purwanti(2010)
“ Nilai-nilai Religiositas dalam novel Tasawuf
Cinta karya M. Hilmi As’ad”, dan (2) Milliati (2012)”Nilai-nilai Religius
dalam novel Ketika Cinta Bertasbih I
Karya Habiburrahman El- Zhirazy dan Relevansi Pembelajarannya di SMA”.
1. Marina Yuni Purwanti (2010)
Skripsi
Purwanti (2010) berjudul “Nilai-nilai Religiositas dalam Novel Tasawuf Cinta karya M. Hilmi As’ad
khususnya nilai-nilai Islam. Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan
antarstruktur, yaitu hubungan antara tokoh dengan latar, hubungan latar dengan alur
dan hubungan antara tema dengan tokoh, alur dan latar sedangkan kandungan
nilai-nilai religius yang Islami dalam Novel Tasawuf Cinta berupa pesan-pesan moral yang sangat positif untuk
dijadikan pedoman dan diambil hikmahnya, yaitu (1) nilai keyakinan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, hubungan dengan manusia dan Tuhannya, yaitu hubungan
vertikal yang mencakup nilai-nilai Islam yang terdiri dari nilai-nilai aqidah,
syariat yang semuanya menunjukkan nilai peribadatan, (2) nilai peribadatan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa , yaitu hubungan horizontal manusia, nilai-nilai
Islam yang terkandung yaitu sikap saling tolong-menolong, menghormati tamu,
hubungan yang baik antara sesamanya yang terjalin harmonis, dan (3) nilai
peribadatan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yaitu hubungan manusia dengan alam
sekitarnya.
2. Uswah Milliati (2012)
Skripsi
Milliati(2012) berjudul “Nilai-nilai Religius dalam Novel Ketika Cinta Bertasbih 1 karya Habiburrahman El-Shirazy dan
relevansi pembelajarannya di SMA”. Penelitian yang di lakukan oleh Milliati
bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai religius yang terkandung dalam novel
tersebut , mengetahui relevansi novel
Ketika Cinta Bertasbih 1 dengan pembelajaran di SMA. Teori yang digunakan
dalam penelitian Milliati adalah teori yang dikemukakan oleh Mangunwijaya yang
mengemukakan bahwa nilai religius mencakup tiga aspek, yaitu (1) hubungan
manusia dengan Tuhan, (2) hubungan manusia dengan manusia, dan(3) manusia
dengan sekitarnya.
Hasil
pembahasan menunjukkan bahwa aspek religius dalam novel Ketika Cinta Bertasbih I
karya Habiburrahman El-Zhirazy adalah (1) hubungan manusia dengan Tuhannya
dimana perilaku mencakup nilai-nilai Islam yaitu nilai aqidah seperti salat, berzikir,
membaca Alquran, (2) hubungan manusia dengan manusia. Nilai-nilai Islam yang
terkandung yaitu sikap saling tolong-menolong, menghormati tamu, hubungan baik
antara sesamanya yang terjalin secara harmonis, dan (3) hubungan manusia dengan
alam sekitarnya. Pembelajaran yang digunakan adalah PAIKEM (pembelajaran aktif,
inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan).
Ada kesamaan
antara Milliati dengan analisis penulis, yaitu teori yang digunakan menggunakan
teori Mangunwijaya, yaitu hubungan manusia dengan Tuhannya, hubungan manusia
dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Namun, ada pula
perbedaannya, yaitu pada obyek yang dianalisis. Dalam skripsi milik Millati
mengenai novel Ketika Cinta Bertasbih I
karya Habiburrahman El-Shirazy, sedangkan penulis menganalisis novel Dreamed Angel karya Muhamad Ardiansha
El-Zhemary
2. Kajian Teoretis
1. Unsur Instrinsik
a. Tema cerita
Tema
menurut berbagai pendapat pakar hampir sama artinya. Tema berperan sebagai
suatu gagasan sentral yang menjadi dasar penyusunan karangan sekaligus merupakan
sasaran dari karangan tersebut (Baribin,1985:59). Stanton (2007:36) menyatakan
tema adalah aspek cerita yang sejajar dengan makna dalam pengalaman manusia Pendapat lain menyebutkan bahwa tema adalah
ide keseluruhan cerita (Kennedy dalam Harjito, 1998:18)
Dari beberapa pendapat diatas, dapat
disimpulkan bahwa tema merupakan gagasan pokok yang mendasari sebuah cerita.
Ketiga pendapat para tokoh tersebut mengandung pengertian yang pada intinya
sama, hanya berbeda cara pengungkapannya sehingga semuanya dapat dijadikan rujukan dalam penelitian ini.
Menurut
Suharianto (1982:28), tema dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1) Tema Mayor
Tema
mayor atau disebut juga tema pokok. Tema mayor adalah permasalahan yang dominan
(penting) menjiwai suatu karya sastra. Tema mayor dapat diangkat dari
masalah-masalah.
2)
Tema Minor
Tema
minor atau disebut juga tema bawahan. tema minor adalah permasalahan yang merupakan cabang dari tema mayor, wujudnya berupa akibat lebih lanjut yang
ditimbulkan oleh tema mayor.
b. Tokoh dan Penokohan
Menurut
Sudjiman (1998:16), tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwaatau
perlakuan di dalam berbagai peristiwa dalam cerita.
Tokoh
adalah pelaku rekaan yang mengalami peristiwa atau berkelakuan pada berbagai peristiwa,
sedangkan penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seorang yang
ditampilkan dalam sebuah cerita. (Nurgiyantoro,2010:164-165).
Nurgiyantoro(2010:176-191),
membedakan tokoh menjadi 6 yaitu:
1. Tokoh utama dan tokoh tambahan
Tokoh utama adalah tokoh
yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Penggambaran
tokoh utama banyak berhubungan dengan tokoh lain dan sering muncul dalam
cerita. tokoh tambahan adalah tokoh yang sedikit dimunculkan dalam cerita,
kehadirannya jika ada keterkaitannya dengan tokoh utama.
2. Tokoh Protagonis dan Antagonis
Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi yang
salah satu jenisnya secara popular disebut tokoh hero yang merupakan pengejawantahan norma-norma, nilai-nilai,yang
ideal bagi kita. Tokoh protagonis biasanya menarik simpati pembaca. Tokoh
antagonis adalah tokoh yang selalu menyebabkan konflik bagi tokoh protagonis
3. Tokoh sederhana dan tokoh bulat.
Tokoh sederhana adalah
tokoh yang hanya memiliki satu kualitas pribadi tertentu, satu sifat watak yang
tertentu saja. Tokoh bulat adalah tokoh yang memiliki dan diungkap berbagai
kemungkinan sisi kehidupannya, sisi kepribadian dan jati dirinya.
4.
Tokoh statis dan Tokoh berkembang
Tokoh statis adalah
tokoh yang memiliki sikap dan watak yang relatif tetap, tak berkembang, sejak
awal sampai akhir cerita. Tokoh berkembang adalah tokoh cerita yang mengalami
perubahan dan perkembangan perwatakan sejalan dengan perkembangan(dan
perubahan) peristiwa dan plot yang dikisahkan.
5. Tokoh tipikal dan tokoh netral
Tokoh tipikal adalah
tokoh yang hanya sedikit ditampilkan individualitasnya. Tokoh netral adalah
tokoh cerita yang bereksistensi demi cerita itu sendiri.
c.
Alur
Plot atau alur merupakan
rentetan peristiwa berdasarkan hukum sebab-akibat (Saad dalam Harjito,
1998:24). Pengertian yang sama menyebutkan bahwa plot atau alur merupakan
cerita yang berisi urutan kejadian yang dihubungkan secara sebab-akibat (Staton
dalam Nurgiyantoro,2012:113)
Berdasarkan kedua pendapat
tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam pengertian plot atau alur,
peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam suatu cerita dikaitkan dengan hubungan
sebab-akibat.
Secara garis besar, ada dua
teknik penyampaian cerita yang dapat dipilih oleh pengarang. Pertama, plot progesif
atau plot lurus, yaitu plot yang mengisahkan peristiwa-peristiwa yang
dikisahkan bersifat kronologis,peristiwa-peristiwa yang pertama diikuti oleh
peristiwa-peristiwa kemudian. Kedua, plot regresif atau sorot balik adalah plot
yang urutannya tidak kronologis, cerita tidak dimulai dari tahap awal ( yang
benar-benar merupakan awal cerita secara logika), melainkan mungkin dari tahap
tengah atau bahkan tahap akhir, baru kemudian tahap awal cerita dikisahkan.
Menurut Sudjiman (1988:30-36),
struktur alur dibagi menjadi tiga bagian sebagai berikut.
a.
Awal
1)
Paparan (exposition),
berisi peristiwa awal yang memberikan gambaran masalah yang dihadapi oleh tokoh
cerita.
2)
Rangsangan (inciting
moment), merupakan bagian alur yang mengarah pada terjadinya tindakan awal sang tokoh.
3)
Gawatan (Rising action),
merupakan bagian dari alur yang menunjukkan gerak menanjak masalah.
b. Tengah
1)
Tikaian (conflict),
menggambarkan perbedaan sikap, keinginan, dan pandangan masalah para tokoh
2)
Rumitan (complication),
menunjukkan tikaian yang semakin tajam dan rumit
3)
Klimaks (climax),
menunjukkan ketajaman konflik yang dihadapi para tokoh.
c. Akhir
1)
Leraian (falling action), menggambarkan mulai cairnya
kebekuan dan kekakuan sikap para tokoh yang terjadi hingga klimaks
2)
Selesaian (denaument),
memberikan gambaran nasib para tokoh terhadap penyelesaian
d. Latar
Latar
merupakan peristiwa-peristiwa dalam cerita terjadi pada suatu waktu atau dalam suatu rentang waktu tertentu dan pada
suatu tempat tertentu. Secara sederhana
dapat dikatakan bahwa segala keterangan,
petunjuk, pengacuan yang berkaitandengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra
membangun latar cerita (Sudjiman,
1998:46)
Nurgiyantoro
(2010: 227-235) berpendapat, latar dapat dibedakan kedalam tiga unsur pokok,
yaitu tempat, waktu dan sosial
1)
Latar Tempat
Latar tempat menyarankan pada lokasi terjadinya peristiwa yang
diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Keberhasilan latar tempat lebih
ditentukan oleh ketepatan deskripsi, fungsi, dan keterpaduannya dengan unsur
latar yang lain sehingga semuanya bersifat saling mengisi.
2)
Latar Waktu
Latar waktu berhubungan
dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam
sebuah karya fiksi. Masalah “kapan” tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu
faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan dengan peristiwa
sejarah.
3)
Latar Sosial
Latar sosial menyarankan
pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di
suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi.
e. Amanat
Dari sebuah karya sastra ada
kalanya dapat diangkat suatu ajaran moral, atau pesan yang ingin disampaikan
oleh pengarang; itulah disebut amanat. Jika permasalahan yang diajukan dalam
cerita juga diberi jalan keluarnya oleh pengarang, jalan keluarnya itulah yang
disebut amanat. Amanat terdapat pada sebuah karya sastra secara implisit
ataupun secara eksplisit. Secara eksplisit, jika pengarang pada tengah atau
akhir cerita menyampaikan seruan, saran, peringatan, nasihat anjuran, larangan,
dan sebagainya, berkenaan dengan gagasan mendasari cerita itu (Sudjiman,
1988:57-58)
f. Hubungan
Antar unsur
Stanton (2007: 11-36)
membedakan unsur pembangun sebuah novel kedalam tiga bagianyaitu: fakta, tema,
dan sarana sastra. Ketiga unsur tersebut harus dipandang sebagai satu kesatuan
dalam rangkaian keseluruhan cerita, bukan sebagai sesuatu yang berdiri sendiri
dan terpisah satu dengan yang lain.
Antarunsur pembangun
sastra pada Novel Dreamed Angel karya
Muhamad Ardiansha el- Zhemary terdiri dari tema, tokoh dan penokohan, alur,
latar, dan amanat ada jalinan yang erat atau koherensi. Dalam hal ini penulis
menguraikan keterkaitan antarunsur yaitu: (a) hubungan tema dengan alur, (b)
tema dengan tokoh dan penokohan, (c) tema dengan latar, (d) alur dengan tokoh
dan penokohan, (e) alur dengan latar, (f) tokoh dan penokohan dengan latar, (g)
judul dengan tema, dan (h) judul dengan tokoh dan penokohan
2. Nilai Religius dalam
Karya Sastra
a. Pengertian Religius
Atmosuwito
(1989:123) menyatakan bahwa religius harus dibedakan dari pengertian agama.
Kata religius menurut asalnya berarti ikatan atau pengikatan diri, sedangkan
agama terbatas pada ajaran-ajaran dan peraturan.
Religius adalah suatu keadaan
yang ada dalam diri seseorang yang mendorongnya bertingkahlaku dan bersikap
sesuai dengan agamanya yang terlihat dalam kegiatan sehari-hari
b. Religius
Sastra
Religius sastra adalah
seperangkat dimensi yang muncul dari sikap ide dan pandangan hidup penulis
dalam karyanya. Agama menurut sastra religius bukan kekuasaan melainkan sebagai
pendemokrasian (Atmosuwito, 1989:126)
Kemampuan pengarang dalam
menyampaikan suatu makna yang baik akan di tuangkan dalam seluruh struktur
karya sastra.
3. Pembelajaran Sastra di
SMA
Novel merupakan salah satu karya sastra yang sangat baik
untuk di ajarkan di sekolah SMA. Kelebihan yang dimiliki novel untuk
pembelajaran sastra yaitu Novel merupakan karya sastra yang mudah dinikmati
oleh setiap orang sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
Ketrampilan yang
dikembangkan dalam pembelajaran sastra adalah ketrampilan yang bersifat indra,
penalaran, efektif, sosial dan religius. Oleh karena itu, pembelajaran yang
dilakukan dengan benar akan menyediakan kesempatan untuk mengembangkan
ketrampilan sehingga tujuan pembelajaran sastra dapat tercapai.
Nilai
Religius sastra Novel Dreamed Angel dan
Pembelajarannya di kelas XI SMA dapat
sebagai pelengkap atau pendukung pembelajaran agama
yang diajarkan disekolah.
a. Tujuan
Pembelajaran sastra di Sekolah
Rusyana (1982: 7-8) mengemukakan
bahwa tujuan pembelajaran sastra adalah
untuk memperoleh pengalaman tentang sastra yaitu memperoleh pengalaman
mengapresiasikan saastra serta memperoleh pengetahuan
tentang sastra seperti sejarah sastra,
teori dan kritik sastra.
Pembelajaran sastra diarahkan
untuk memperbaiki budi pekerti dan mempertajam
kepekaan perasaan peserta didik. Belajar sastra adalah belajar menghargai nilai-nilai kemanusiaan serta lingkungan manusia disekiarnya.
b. Manfaat
Pembelajaran Sastra
Rahmanto (1988: 16-25) menyatakan bahwa
pembelajaran sastra bermanfaat untuk:
1.
Membantu ketrampilan berbahasa
Membantu ketrampilan
berbahasa maksudnya adalah sastra dapat sebagai penunjang empat ketrampilan
berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis
2.
Meningkatkan kemampuan budaya
3.
Mengembangkan cipta dan rasa
Pembelajaran sastra dapat
mengembangkan potensi siswa dan guru hendaknya selalu menyadari bahwa setiap
siswa memiliki kepribadian yang baik
4. Menunjang
pembentukan watak
Pembelajaran sastra dapat emnunjang
pembentukan watak baik itu segi positif maupun negatif tergantung sasra yang
dibaca.
c.
Materi Pembelajaran Sastra
Dalam
memilih materi pembelajaran sastra hendaknya seorang guru harus memperhatikan
kriteria yaitu :
1.
Bahannya menarik.
2.
Bahannya hendaknya sesuai dengan tingkat kemampuan siswa
3.
Isi pelajaran hendaknya cukup sahih atau valid
4.
Bahan yang diberikan haruslah cukup berarti atau bermanfaat.
Guru hendaknya
memilih materi atau bahan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Pembelajaran apresiasi sastra di kelas XI SMA dapat menggunakan novel. Novel
yang digunakan sebagai materi harus sesuai dengan perkembangan dan kemampuan
peserta didik. Karya sastra yang digunakan sebagai materi pembelajaran sastra
di kelas XI SMA adalah novel Dreamed
Angel dengan penjelasan mengenai unsur instrinsik novel sebagai pijakan
sebelum menganalisis nilai religius dalam novel Dreamed Angel .
Pemilihan novel Dreamed Angel sebagai materi
pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia perlu mempertimbangkan beberapa aspek
, yaitu segi bahasa, segi psikologi, dan segi latar belakang kebudayaan para
siswa (Rahmanto,1988:27-31)
1. Segi Bahasa
Agar pembelajaran sastra lebih berhasil, guru perlu
mengembangkan keterampilan khusus untuk
memilih bahan pembelajaran sastra yang bahasanya sesuai dengan tingkat
penguasaan bahasa siswa
2. Segi Psikologi
Segi psikologis harus diperhatikan karena hal tersebut
berpengaruh besar terhadap minat dan keengganan anak didik dalam banyak hal
minyaknya daya ingat, kemauan mengerjakan tugas, kesiapan bekerjasama, dan
kemungkinan pemahaman situasi atau pemecahan masalah yang dihadapi.
3. Segi Latar Belakang
Kebudayaan
Siswa akan tertarik pada
karya-karya sastra yang berhubungan dengan latar belakang kehidupan mereka
d. Metode Pembelajaran
sastra
Rahmanto (1988:17) mengatakan guru hendaknya selalu
memberikan variasi dalam menyampaikan pembelajaran sehingga peserta didik tidak
jenuh dan selalu siap menanggapi berbagai rangsangan.
Metode yang digunakan sebaiknya yang memberikan banyak
peluang kepada peserta didik untuk aktif. Tidak hanya guru saja yang aktif
memberikan umpan tanpa melibatkan peserta didik didalam proses pembelajaran.
Guru bertugas memberi siswa kesempatan untuk mengembangkan sendiri kemampuan
apresiasinya, bersifat membantu menyajikan lingkungan dan suasana yang
kondusif, misalnya menyediakan bahan bacaan sastra dan mendorong siswa senang
membaca. Siswa hendaknya didorong agar berkenalan dengan karya sastra, mengakaji
hal-hal yang terdapat didalam karya sastra. Setelah itu diadakan ruang
pembahasan atau diskusi, misalnya tentang unsur-unsur Instrinsik yang terkandung
di dalamnya, dan lain-lain. Setelah siswa berkenalan dengan sastra secara
langsung, ada dua kegiatan lagi sebagai pelengkap yaitu dokumentasi dan kegiatan
kreatif (Effendi, 1974: 19). Kegiatan dokumentasi berupa kegiatan mengumpulkan
dan menyusun buku-buku dan majalah-majalah sastra, membuat kliping, dan
sebagainya. Sementara itu, kegiatan kreatif berupa kegiatan belajar atau berlatih
menciptakan suatu karya. Dalam proses pembelajaran, guru bisa menggunakan
metode ceramah, diskusi dan Imersi
1.
Metode Ceramah
Metode ceramah adalah materi
pelajaran melalui penuturan dan penerangan lisan guru kepada siswa. Metode
ceramah ini hendaknya mudah diterima, isinya mudah dipahami serta mampu
menstimulasi untuk melakukan hal-hal yang baik dan benardari isi ceramah yang
disampaikan (Majid, 2011:137). Metode ini digunakan jika pelajaran tersebut
banyak mengandung informasi yang memerlukan penjelasan guru.
Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam menyiapkan bahan dengan metode ceramah yaitu:
a. Tujuan pembicaraan harus
dirumuskan dengan jelas
b. Bahan materi pembelajaran
harus jelas
c. Siapkan hal-hal yang
perlu dijelaskan secara khusus dan siapkan juga media yang diperlukan
d. Guru harus dapat menarik
perhatian siswa dalam mengajar
e. Guru menyampaikan bahan
materi pelajaran dengan jelas dan dapat dipahami
2) Metode
Diskusi
Metode
diskusi adalah metode atau suatu cara penyampaian bahan pelajaran dimana guru
membantu peserta didik menguasai bahan pelajaran melalui wahana diskusi atau
pakar pendapat dan informasi berdasarkan pengetahuan dan pengalaman. Menurut
Yamin (2010:158) metode diskusi merupakan interaksi antara siswa dan siswa atau
siswa dengan guru untuk menganalisis, memecahkan masalah, menggali atau
memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu. Tujuan metode diskusi adalah
untuk memperjelas bahan pelajaran dan memecahkan masalah
Metode diskusi merupakan
metode yang paling baik dalam pembelajaran sastra, karena guru memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan
atau menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah.
Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam menggunakan metode diskusi, yaitu:
a. Harus ada pemimpin diskusi
b. Topik yang menjadi bahan diskusi harus
jelas dan menarik
c.Guru sebagai pembimbing diskusi yang
mengatur kegiatan pembicaraan
d.Guru harus mengetahui masalah dengan
baik sehingga dapat memberikan arahan pada peserta didik
e. Guru mengembalikan masalah-masalah
yang timbul pada peserta didik
3). Metode Metode
Imersi
Metode Imersi (Immersion Method) pelaksanaan kegiatan apresiasi sastra dengan cara
membenamkan siswa ke dalam karya sastra. Siswa dibenamkan ke dalam sebuah dunia
yang sarat dengan aneka ragam karya sastra dan pengetahuan sastra. Dapat juga
dikatakan bahwa siswa dibenami dengan beronggok-onggok karya sastra dan
pengetahuan tentang sastra.
e.
Langkah-langkah Pembelajaran Sastra
Rahmanto (1988:43) mengatakan
bahwa guru hendaknya selalu memberikan variasi dalam menyampaikan pembelajaran
sehingga peserta didik tidak jenuh dan selalu siap dalam menanggapi berbagai
rangsangan.
Langkah-langkah pembelajaran
sastra:
1. Pendahuluan
Guru mempelajari terlebih dahulu materi
yang akan diajarkan untuk menentukan aspek-aspek yang perlu mendapat perhatian
khusus dari siswa
2. Penentuan
sikap Praktis
` Materi yang digunakan sebaiknya tidak
terlalu panjang agar dapat dibahas sampai selesai dalam setiap pertemuan
3. Penyajian
Tahap penyajian yaitu menyajikan materi
yang telah disiapkan untuk diajarkan pada peserta didik. Guru sebaiknya
menggunakan cara yang bervariasi dalam materi agar dapat disajikan lebih
menarik sehingga siswa tidak merasa bosan.
f. Evaluasi
Evaluasi
pada hakikatnya merupakan suatu proses pengumpulan dan penggunaan informasi
yang diperlukan sebagai dasar pembuatan keputusan tentang program pendidikan
(Nurgiyantoro,2010:10)
Nurgiyantoro membagi evaluasi
dalam pembelajaran sastra menjadi tiga aspek penilaian, yaitu:
1. Penilaian
Kognitif
Hasil belajar sastra yang bersifat
kognitif lebih banyak berhubungan dengan kemampuan dan proses berfikir.
Pelaksanaan penilaian dapat dilakukan dalam proses pembelajaran, tes formatif,
atau akhir pembelajaran, tes sumatif
2. Penilaian
afektif
Berhubungan dengan masalah sikap,
pandangan, dan nilai-nilai yang diyakini seseorang.
3. Penilaian
Psikomotor
Penilaian psikomotor adalah segala
sesuatu yang berhubungan dengan aktivitas otak, fisik atau gerakan-gerakan
anggota badan. Hasil belajar yang bersifat psikomotorik adalah
ketrampilan-ketrampilan gerak tertentu yang diperoleh setelah mengalami proses
pembelajaran
Penilaian hasil
proses belajar mengajar bahasa dan sastra Indonesia mencakup pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap berbahasa. Semua ini terungkap lewat kegiatan
pembelajaran baik lisan maupun tertlis. Penilaian kegiatan dan kemajuan belajar
berupa pemberian saran, penambahan dan perbaikan selama kegiatan berlangsung.
Evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran Novel Dreamed Angel secara tertulis dengan menggunakan tes atau esai. Tes
Esai adalah sejenis tes kemampuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat
pembahasan atau uraian kata-kata. Bentuk tes esai ini membuat peserta didik
dapat berpikir sehingga daya kreatifitas yang dimiliki peserta didik menjadi
tinggi.
G. Metode Penelitian
1. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini
adalah unsur Instrinsik dan nilai religius dalam novel Dreamed Angel karya Muhamad Ardiansha el-Zhemary yang diterbitkan
oleh Safirah di Jakarta. Cetakan
pertama pada tahun 2012 dan mempunyai 390 halaman.
2. Fokus Penelitian
Fokus
penelitian adalah pusat dari objek penelitian itu sendiri. Fokus penelitian ini
adalah hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam sekitar dan manusia
dengan Tuhan dan pembelajarannya di
kelas XI SMA.
3. Sumber Data
Sumber data adalah segala sesuatu yang digunakan untuk
memperoleh data dalam penelitian (Arikunto,2010:172). Sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah novel Dreamed
Angel karya Muhamad Ardiansha el-Shirazy yang di terbitkan oleh Safira di
Jogyakarta. Cetakan pertama pada tahun 2012, dan mempunyai 390 halaman. Data
berupa narasi dan objek penelitian.
4. Instrumen Penelitian
Keberhasilan
penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan sebab data yang
digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah) dan menguji hipotesis
melalui instrumen (Sudjana,2010:97)
Menurut
Arikunto (2010 :203) instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah
dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis
sehingga lebih mudah diolah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penulis itu sendiri selaku peneliti, dengan bantuan kartu pencatat data
yang digunakan untuk mencatat data hasil dari pembacaan novel.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data yaitu teknik yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan
data penelitiannya. Teknik pengumpulan data ini menggunakan metode observasi.
Metode Observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang
dilakukan secara sistematis dengan prosedur yang terstandar (Arikunto,
2010:265). Penulis juga menggunakan teknik pustaka dan teknik catat.
Langkah-langkah yang ditempuh penulis dalam mengumpulkan data adalah sebagai
berikut
1.Membaca secara kritis keseluruhan teks novel
2.Mencatat data yang berupa narasi dan percakapan yang
relevan dengan unsur Instrinsik dan nilai religius dalam novel Dreamed Angel karya Muhamad Ardiansha
el-Zhirazy
3.Mengelompokkan data berdasarkan unsur Instrinsik dan
nilai religius dalam novel Dreamed Angel
karya Muhamad Ardiansha el-Shirazy
6. Teknik Analisis Data
Penelitian
yang penulis lakukan dalam Novel Dreamed Angel karya Muhamad Ardiansha
el-Shirazy merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik content analysis (analisis isi). Menurut
Arikunto (2010:155) contoh kegiatan analisis isi, yaitu meneliti dokumen,
menganalisis peraturan dan hukum keputusan-keputusan. Teknik analisis isi lebih
mengenai sebuah strategi penelitian daripada sekedar sebuah metode analisis
teks tunggal (Syukur,2009:94), artinya penulis membahas dan mengkaji isi dalam
novel Dreamed Angel Karya Muhamad
Ardiansha el-Shirazy.
7. Teknik Penyajian Hasil
Analisis Data
Teknik penyajian hasil analisis data
didalam penelitian ini dengan cara pendeskripsian. Teknik penyajian hasil
analisis data dalam penelitian ini adalah teknik informasi sebagaimana yang
diungkapkan Sudaryanto (1993:145).
Menurut Sudaryanto teknik penyajian
hasil analisis data yang demikian disebut teknik informal karena didalam hasil
analisis data ini peneliti hanya memaparkan tanpa menggunakan rumus-rumus, baik
didalam penelitian maupun di dalam penyajian
DAFTAR PUSTAKA
Atmosuwito, Subijantoro. 1989. Perihal
Sastra dan Religiusitas dalam Sastra. Bandung: Sinar Baru
Baribin, Raminah. 1985. Teori dan
Apresiasi Prosa Fiksi. Semarang : IKIP Semarang Press
Damono, Sapardi Djoko. 1984. Sosiologi
Sastra Sebuah Penganter Ringkas. Jakarta : Dekdikbud
Doyin, Mukh.2009. Cara
(Pengalaman) Saya Mengajarkan Sastra. Semarang: Bandungan Institute
Hamalik, Oemar.2010. Proses
Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Majid, Abdul. 2011. Perencanaan
Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja
Rosda Karya
Mangunwijaya, Y.B. 1982. Sastra
dan Religiositas. Jakarta: Sinar Harapan
Milliati, Uswah.2012. “Nilai-nilai
Religius dalam Novel Ketika Cinta Bertasbih I karya Habiburrahman el-Shirazy
dan Relevansi Pembelajarannya di SMA”. Skripsi: Universitas Muhammadiyah
Purworejo
Nurgiyantoro,Burhan,2010. Teori
Pengkajian Fiksi.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Purwanti, Marina Yuni. 2010. “ Nilai-Nilai
Religiositas dalam Novel Tasawuf Cinta Karya M.Hilmi As’ad”. Skripsi. Purworejo:
Universitas Muhammadiyah Purworejo
Rahmanto, B. 1988. Metode
Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius
Rusyana,Yus. 1982. Metode
Pengajaran Sastra. Bandung: PT Mangle Panglipur.
Sudaryanto, 1993. Metode dan
Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta : Duta Wacana University Press.
Suharianto,S. 1982. Dasar-Dasar
Teori Sastra. Surakarta: Widya Duta.
Sujiman, Panuti. 1988. Memahami
Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya.
Stanton, Robert.2007. Teori Fiksi.(Terjemahan
Sugihastuti dan Rossi Abi Al Irsyad). London: Holt, Rinehart, and winston,
Inc.( Buku asli diterbitkan tahun 1965)
Syukur Ibrahim, Abdul. 2009. Metode
Analisis Teks dan Wacana. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Yamin, Martinis.2010. Desain
Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Gaung Persada
Press.
Post a Comment for "NILAI RELIGIUS NOVEL DREAMED ANGEL KARYA MUHAMAD ARDHIANSA EL-ZHEMARY DAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA"