Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Analisis Sarana Sastra Insya Allah You’ll Find Your Way Karya Hengki Kumayandi


SARANA SASTRA

Stanton (1965: 23) menyatakan sarana sastra sebagai cara pengarang untuk menyeleksi dan menyusun bagian-bagian cerita sehingga tercipta karya yang bermakna. Tujuan sarana sastra adalah agar pembaca dapat melihat fakta-fakta cerita melalui sudut pandang pengarang, melihat arti fakta cerita sehingga dapat bertukar pendapat tentang pengalaman yang terlukiskan. Pembahasan mengenai sarana sastra meliputi pusat pengisahan, gaya bahasa, nada dan ironi. Di bawah ini ketiga sarana sastra itu dibahas satu per satu.

Dalam bab ini pembahasan mengenai sarana sastra meliputi pusat pengisahan, gaya bahasa, nada, dan ironi. Di bawah ini, ketiga sarana sastra itu dibahas satu per satu.
A.  Pusat Pengisahan
Di dalam sebuah cerita, pengarang memilih posisi atau hubungan dengan setiap peristiwa atau tokoh yang diceritakannya, apakah secara emosional pengarang ikut terlibat atau tidak. Posisi yang merupakan dasar berpijak untuk melihat peristiwa dalam cerita itulah yang disebut sudut pandang (point of View) (Stanton, 1965: 26).
Adapun Abrams (1981: 142) menyatakan bahwa sudut pandang adalah cara yang dipergunakan pengarang, sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fisik kepada pembaca.
Dalam novel Insya Allah You’ll Find Your Way, pengarang menggunakan pusat pengisahan persona pertama. Novel tersebut menampilkan tokoh-tohoh cerita dengan menyebut aku dan kami. Stanton mengatakan, bahwa sudut pandang persona pertama dibedakan menjadi dua, yaitu sudut pandang persona pertama-utama dan sudut pandang persona pertama-bukan utama (sampingan).
Sudut pandang orang pertama-utama memungkinkan kita untuk mengalami apa yang dialami oleh tokoh utama, sehingga kita dapat menjalaninya seolah-olah nyata. Dalam konteks ini, kita, sebagai si karakter, dan pengarang melebur jadi satu. Agar dapat mengenali keunikan dalam diri karakter, kkita harus selalu waspada akan hal-hal yang memisahkannya dari pengarang. Kita mungkin akan menemukan bahwa si karakter mengungkapkan dirinya lebih dari yang ia ketahui. Atau, kita mungkin mengetahui bahwa pada satu sisi, si narator seolah-olah memandangi dirinya sendiri dari luar) mengomentari tindak-tanduknya sendiri. Metode yang biasanya digunakan yaitu naratif, seperti seseorang yang menceritakan masa kecilnya.
Pada sudut pandang orang pertama-bukan utama (sampingan), sang narator dapat menggambarkan si karakter utama secara langsung sekaligus mengomentari perilakunya. Dalam hal konteks ini, pengarang harus mencari cara untuk menjelaskan kehadiran sang narator dan menceritakan seluruh peristiwa yang menarik.
Novel Insya Allah You’ll Find Your Way dianggap menggunakan metode naratif dengan sudut pandang persona pertama-utama. Sang karakter utama bercerita dengan kata-katanya sendiri.

“Aku tersenyum sambil meraih piring yang ternyata berisi nasi lengkap dengan lauk-pauknya. Pas sekali waktunya, perutku memang sudah keroncongan karena sedari pagi belum terisi apa-apa. Bukan tidak lapar, tetapi karena persediaan uangku terus menipis. Sudah dua semester ibuku berhenti mengirimiku uang, entah apa alasannya aku tak tahu. Sudah berkali-kali aku menulis surat pada ibu tentang hal ini, tapi sampai sekarang belum juga ada balasan.”  (Insya Allah You’ll Find Your Way, 2104: 9)

Berdasarkan kutipan di atas, pengarang menyebut tokoh uatama dengan sebutan aku. Pengarang (seolah-olah memandang dirinya sendiri dari luar) mengomentari tindak-tanduknya sendiri. Selain itu, kutipan itu juga memungkinkan kita untuk mengalami apa yang dialami oleh si tokoh, yaitu merasa senang karena mendapat sepiring makanan secara gratis di saat perut sedang keroncongan. Selain itu juga merasa bingung karena persediaan uang semakin menipis.

“Gadis di belakangku menyebut rute ke Pasar Ciputat. Kulajukan motor dengan kecepatan sedang menuju jalan besar. Saat mengamati arah belakang melalui kaca spion, aku melihat jilbab lebar Elis berkibar diterpa angin. Aku tak berani menatap wajahnya meski hanya dari kaca spion, aku terlalu gugup jika nantinya ketahuan.” (Insya Allah You’ll Find Your Way, 2104: 37)

Berdasarkan kutipan di atas, pengarang menyebut tokoh uatama dengan sebutan aku. Pengarang (seolah-olah memandang dirinya sendiri dari luar) mengomentari tindak-tanduknya sendiri. Selain itu, kutipan itu juga memungkinkan kita untuk mengalami apa yang dialami oleh si tokoh, yaitu sedang mengendarai sepeda motor, berdua dengan seseorang yang jilbab lebar yang berkibar diterpa angin, namun tak berani menatap wajahnya dari spion karena takut ketahuan yang dapat membuat perasaan menjadi sangat gugup.

B.  Gaya bahasa dan Nada
Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperhatikan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa) (Keraf, 1990: 113).
Menurut Nurgiyantara, (2005: 296) pemajasan merupakan salah satu bentuk retorika. Pemajasan merupakan teknik pengungkapan bahasa, penggayaan bahasa, yang maknanya tidak menunjukkan makna harfiah kata-kata yang mendukungnya, melainkan pada yang ditambahkan, makna yang tersirat.
Penggunaan gaya bahasa di dalam novel Insya Allah You’ll Find Your Way dapat dibagi atas gaya bahasa umum dan gaya bahasa khusus.
1.    Gaya Bahasa Umum
Yang dimaksud dengan gaya bahasa umum adalah gaya bahasa yang dapat dikategorikan pada gaya bahasa yang sudah sering digunakan oleh pengarang lain. Gaya bahasa yang biasa digunakan tersebut dapat dibagi atas dua macam, yaitu bahasa retoris dan gaya bahasa kiasan.
a.    Gaya Bahasa Retoris
Gaya bahasa ini merupakan penyimpangan dari konstruksi biasa untuk mencapai efek tertentu (Keraf, 1990: 129) atau oleh Altenbernd (1970: 22) disebut sebagai kepuitisan yang berupa muslihat pikiran. Gaya bahasa ini dibuat pengarang untuk menarik perhatian dan pikiran sehingga pembaca berkontemplasi atas apa yang dikemukakan pengarang. Gaya bahasa retoris yang dipergunakan di dalam Insya Allah You’ll Find Your Way adalah sebagai berikut:
1)   Hiperbola
Gaya bahasa hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan terhadap suatu hal atau keadaan. Penggunaan gaya bahasa ini memberikan kesan menyangkatkan intensitas, dan juga ekspresivitas terhadap hal dan keadaan (Pradopo, 1990: 98).
“Setelah salam, aku pun menangis deras, teringat Umak yang membanting tulang untuk memperjuangkan hidup kami sepeninggal Ayah.” (Insya Allah You’ll Find Your Way, 2104: 11)

Berdasarkan kutipan di atas, menangis deras dan membanting tulang adalah termasuk hiperbola. Penggunaan hiperbola di dalam kalimat tersebut mengandung pengertian yang menyangatkan sehingga menimbulkan suasana yang mengharukan.

“Tiba-tiba, kudengar riuh membahana suara klakson mobil yang tak henti dibunyikan.” (Insya Allah You’ll Find Your Way, 2104: 11)

Berdasarkan kutipan di atas, riuh membahana suara klakson mobil adalah termasuk hiperbola. Penggunaan hiperbola di dalam kalimat tersebut mengandung pengertian yang menyangatkan sehingga menimbulkan suasana yang menegangkan.

“Mengingat senyum dan suara tawanya yang sungguh membuat hatiku berdesir lembut.” (Insya Allah You’ll Find Your Way, 2104: 92)

Berdasarkan kutipan di atas, hatiku berdesir lembut adalah termasuk hiperbola. Penggunaan hiperbola di dalam kalimat tersebut mengandung pengertian yang menyangatkan sehingga menimbulkan suasana penuh cinta.
2)   Personifikasi
Gaya bahasa personifikasi adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan bahwa benda mati dianggap sebagai manusia atau persona atau dipersonifikasikan (Herman J. Waluyo, 2010: 99).

“Mendung di atas sana tampak sendu siang ini.” (Insya Allah You’ll Find Your Way, 2104: 178)

Berdasarkan kutipan di atas, mendung dipersonifikasikan atau dianggap sebagai manusia, karena bisa merasa sendu.

b.   Bahasa Kiasan
Menurut Keraf, bahasa kiasan adalah bahasa yang maknanya tidak dapat ditafsirkan sesuai dengan makna kata-kata yang telah membentuknya (Nurgiyantoro, 2008: 298).
Menurut (Pradopo, 1990:61-62), bahasa kiasan dibentuk dengan mengiaskan atau mempersamakan suatu hal dengan yang lain. Berfungsi untuk menarik perhatian, menimbulkan kesegaran hidup dan terutama menimbulkan kejelasan gambar.
1)   Simile
Menurut Nurgiyantoro (2005: 298), Simile menyarankan pada adanya perbandingan yang langsung dan eksplisit, dengan mempergunakan penanda keeksplisitan seperti: seperti, bagaikan, sebagai, laksana, mirip dan sebagainya. Fungsi dari simile adalah dapat memahami dengan baik lewat konteks wacana bersangkutan.

Di dalam mobil angkutan umum jurusan Pamulang-Lebak Bulus, bersama penumpang lain aku merasa seperti berada dalam oven.” (Insya Allah You’ll Find Your Way, 2104: 4)

Berdasarkan kutipan di atas, simile yang digunakan adalah mempersamakan panas berada di dalam angkutan umum dengan panas berada di dalam oven. Dari simile tersebut menimbulkan suasana yang lesu, tak bersemangat.

“Jantungku bak keluar dari tempatnya kala melihat kengerian di sekitarku yang makin menjadi-jadi.” (Insya Allah You’ll Find Your Way, 2104: 28)

Berdasarkan kutipan di atas, simile yang digunakan adalah mempersamakan kaget dengan jantung yang serasa keluar dari tempatnya. Dari simile tersebut menimbulkan suasana yang menegangkan.

“Anak muda yang tadi dikeroyok itu kini melihat ke arahku, anak itu menggeram layaknya harimau siap menerkam mangsa.” (Insya Allah You’ll Find Your Way, 2104: 29)

Berdasarkan kutipan di atas, simile yang digunakan adalah mempersamakan anak muda yang sedang menggeram dengan harimau yang siap menerkam mangsa. Dari simile tersebut menimbulkan suasana yang menegangkan.

“Aku bagai daun hijau segar yang tiba-tiba saja mengerut layu lalu terjatuh dari dahannya.” (Insya Allah You’ll Find Your Way, 2104: 203)

Berdasarkan kutipan di atas, simile yang digunakan adalah mempersamakan aku (orang-tokoh utama dalam novel) dengan daun hijau segar. Dari simile tersebut menimbulkan suasana yang mengharukan.

c.    Penggunaan Kata, Bahasa daerah dan Bahasa Asing
Banyak bahasa atau kata-kata asing dan kata-kata daerah yang sering digunakan oleh Tere Liye dalam novel Insya Allah You’ll Find Your Way. Bahasa atau kata-kata asing yang ditemui tersebut berasal dari luar negeri seperti Inggris. Dan bahasa atau kata-kata daerah yang ditemui berasal dari Jawa Barat (Sunda), Jawa Tengah, dan Sumatera.
Si Aa, meuni ganteng pisan euy.” (Insya Allah You’ll Find Your Way, 2104: 45)

Berdasarkan kutipan di atas, kalimat dalam kutipan tersebut menunjukkan arti memuji. Seseorang memberikan pujian secara langsung kepada seorang laki-laki, bahwa ia sangat tampan. Kalimat dalam kutipan di atas biasa diucapkan oleh masyarakat Jawa Barat (Sunda).

“Bram, ini Umak nak ngomong!” (Insya Allah You’ll Find Your Way, 2104: 45)

Berdasarkan kutipan di atas, kalimat dalam kutipan tersebut menunjukkan arti bahwa Ibu Bram ingin berbicara dengan Bram. Kalimat dalam kutipan di atas biasa diucapkan oleh masyarakat Sumatera.

“Jadi, kalau kamu suka sama dia, ya monggo, nanti aku bilang ke dia kalau kamu suka.” (Insya Allah You’ll Find Your Way, 2104: 13)

Berdasarkan kutipan di atas, kata monggo berarti silahkan. Kata tersebut biasanya diucapkan oleh masyarakat Jawa Tengah.

“Di luar dugaan, anak muda itu melangkah ke depan kelas, meraih eraser di meja guru dan langsung menghapus lukisan di white board.” (Insya Allah You’ll Find Your Way, 2104: 45)

Berdasarkan kutipan di atas, kata eraser dan white board merupakan kata asing (Bahasa Inggris). Eraser berarti penghapus, dan white board berarti papan tulis putih.

“Tapi ane yakin ente pasti bisa!” (Insya Allah You’ll Find Your Way, 2104: 85)

Berdasarkan kutipan di atas, kata ente dan ane merupakan kata asing (Bahasa Arab). Ente berarti kamu, dan ane berarti saya.
Penggunaan bahasa daerah dan bahasa asing tersebut memberikan kesan menarik bagi pembaca novel, di samping menambah pengetahuan bahasa, juga merangsang pembaca untuk mengetahui keseluruhan cerita. Keinginan mendapatkan pengetahuan bahasa tersebut membuat mereka tidak membaca novel secara sepintas, namun dengan perhatian lebih.
Selain itu, penggunaan bahasa tersebut juga mendukung dan memperkuat latar masyarakat Jakarta sebagai tempat orang merantau, yang tidak hanya terdapat orang asli Jakarta, tetapi juga terdapat orang dari daerah lain seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sumatera, yang ditonjolkan di dalam novel Insya Allah You’ll Find Your Way. Penggunaan bahasa tersebut menjadikan suasana lebih indah.

C.  Nada  Ironi atau Ironi Verbal
Nada merupakan kualitas gaya yang memaparkan sikap pengarang terhadap pembaca karyanya. Suasana dapat berkisar pada suasana yang religius, romantis, melankolis, menegangkan, mencekam, tragis, mengharukan, dan sebagainya.
Menurut Kenny, nada merupakan ekspresi sikap-sikap pengarang terhadap masalah yang dikemukakan terhadap pembaca. Stile adalah sarana, sedangkan nada adalah tujuan. Salah satu kontribusi penting dari stile adalah untuk membangkitkan nada (Nurgiyantoro, 2005: 284-285).
Ironi diartikan sebagai suatu pernyataan yang berlawanan dengan apa yang diharapkan. Menurut Stanton (1965: 34), membagi ironi yang ada di dalam karya sastra menjadi dua macam, yaitu ironi dramatik (dramtic irony) dan nada ironis.
1.    Ironi Dramatis
Menurut Stanton (1965: 45), ironi dramatis atau sering dikenal pula sebagai ironi plot atau ironi situasi secara mendasar tergantung pada pertentangan yang sangat kontras antara penampilan dan kenyataan, antara perhatian tokoh dengan apa yang nyata-nyata terjadi. Seringkali unsur-unsur yang dikontraskan itu dihubungkan secara logis atau sebagai hubungan sebab akibat.
Dalam novel Insya Allah You’ll Find Your Way, ironi jenis ini terdapat pada saat Fajrin mengajak Bram bicara. Bram terus diam sekan-akan tertidur dengan posisi miring di tempat tidur. Namun, ketika Bram mendengar Fajrin membahas tentang Elis, Bram langsung refleks bangun dan duduk di tempat tidur.
2.    Nada Ironi atau Verbal
Menurut Stanton (1965: 46), nada verbal muncul ketika seseorang menyampaikan maksudnya dengan mengatakan sebaliknya. Nada ironis diucapkan oleh Elis kepada Bram. Sebenarnya Elis mau menemani Bram saat dirawat di rumah sakit. Namun, karena sudah ada seseorang yang sedang menemaninya di rumah sakit, Elispun menolak permintaan Bram untuk menemaninya.
      
“Kalau hanya itu, bukannya sudah ada Sulis? Dia calon istri Aa kan?”
“Ya! Dia calon istri Aa, Lis, tapi Aa nggak menghendakinya!”
Batinku yang menjawab. Lihatlah, bibirku tetap terkatup rapat. Aku hanya diam di depan Elis. Tak ada yang keluar dari mulutku tentang perasaanku yang sebenarnya pada Sulis. Aku tidak bisa.
“Maaf, Aa, Elis nggak bisa temenin Aa. Elis benar-benar harus pulang sekarang.” (Insya Allah You’ll Find Your Way, 2104: 13)

Berdasarkan kutipan di atas, kita dapat mengambil pelajaran, bahwa tidak seharusnya perasaan sayang kepada lawan jenis dipendam terlalu lama. Ungkapkanlah dengan bijaksana tentang perasaan sayang itu kepada orang yang dituju.






HUBUNGAN ANTAR UNSUR  DALAM CERITA

Pada bab-bab sebelumnya, penelitian unsur-unsur novel dilakukan secara terpisah satu sama lain. Hal tersebut dilakukan untuk meneliti unsur-unsur novel secara lebih detail. Akan tetapi, penelitian unsur-unsur novel yang terpisah, harus diikuti dengan penelitian hubungan antar unsur novel, karena sesungguhnya unsur-unsur novel tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan saling terkait satu sama lain.
Di dalam bab ini, keterkaitan atau hubungan antarunsur di dalam novel Insya Allah You’ll Find Your Way ini dibahas satu-persatu, yaitu hubungan tema dengan tokoh, tema dengan alur, tema dengan latar, tokoh dengan alur, tokoh dengan latar, alur dengan latar, judul dengan alur, judul dengan tokoh, dan tokoh dengan latar.

1.    Hubungan Tema dengan Tokoh dan Penokohan
Untuk menyampaikan ide atau gagasan utama, diperlukan pembawa gagasan berupa pelaku atau tokoh-tokoh cerita. Biasanya pembawa gagasan utama adalah tokoh-tokoh utama, sementara tokoh lain merupakan tokoh latar yang memperkuat penokohan tokoh utama dan gagasan yang dibawanya.
Menurut Nurgiyantoro (2005: 74), tokoh-tokoh utama ditugasi menyampaikan tema yang dimaksudkan pengarang baik secara langsung maupun tidak tidak langsung, yaitu melalui tingkah laku, pikiran, perasaan dan berbagai peristiwa yang dialami tokoh.
Tema perjuangan untuk tetap bisa kuliah. Dari tema tersebut, Bram digambarkan sebagai orang yang tegar dan tidak mudah putus asa yaitu tentang menghadapi murid-murid yang badung. Perjuangan Bram untuk tetap bisa kuliah begitu sulit dan banyak sekali cobaan yang dia hadapi, hingga dia harus mengalami koma selama empat hari di rumah sakit. Bram menjadi guru di SMK Insan Kamil dengan muridnya yang badung-badung, suka tawuran. Dengan usaha kerasnya, kemudian membuat sebagian besar siswanya menjadi siswa yang baik. Melalui upah ia mengajar di SMK Insan Kamil, kuliah Bram dapat terus berlanjut.

2.    Hubungan Tema dengan Plot
Tema adalah ide pokok atau gagasan utama yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca. Untuk menyampaikan ide atau gagasan pengarang harus menciptakan cerita yang terdiri dari berbagai peristiwa yang terjalin dalam hubungan sebab-akibat (plot). Adanya peristiwa sebab-akibat tersebut harus mutlak, supaya cerita lebih jelas dan tema dapat ditemukan. Sebaliknya untuk menentukan tema dapat dilihat melalui konflik-konflik yang menonjol yang termasuk bagian dari plot.
Tema novel Insya Allah You’ll Find Your Way adalah perjuangan untuk tetap bisa kuliah. Untuk membawa tema ini, pengarang membuat cerita mengenai seseorang yang mempunyai sifat yang sabar dan tanggungjawab, dan disiplin waktu atau mampu membagi waktu dengan baik untuk kuliah dan bekerja. Dari hal tesebut, muncul masalah-masalah yang membuat cerita terus bergerak di dalam novel Insya Allah You’ll Find Your Way.
Konflik di dalam novel Insya Allah You’ll Find Your Way berawal dari ketika pertama kalinya Bram masuk kelas untuk mengajar. Tak seorangpun siswa memerdulikan kedatangan Bram di kelas itu, melainkan malah asik bersorak-sorai, bahkan salamnyapun tidak dijawab. Konflikpun berlanjut yaitu dengan terdapatnya bendera kuning yang tertancap di pintu gerbang sekolah, dan bunga kiriman dari SMK Tunas Bangsa yang secara tersirat berarti bahwa siswa SMK Tunas Bangsa akan datang untuk membalaskan dendamnya pada murid Bram, yaitu siswa SMU Insan Kamil, karena pernah membunuh kawannya dua tahun lalu. Kemudian konflikpun memuncak yaitu terjadinya tawuran antara dua sekolah di lapangan sekolah tempat Bram mengajar, yang kemudian membuat Bram menjadi korbannya.




3.    Hubungan Tema dengan Latar
Latar merupakan tempat, saat, dan keadaan sosial yang menjadi tempat tokoh melakukan dan dikenai suatu kejadian. Latar bersifat memberikan “aturan” permainan terhadap tokoh. Latar akan mempengaruhi pemilihan tema. Sebaliknya, tema yang dipilih akan menuntut latar yang sesuai yang mampu mendukung. (Nurgiyantoro, 1998: 75)
Seperti disebut dalam tema novel ini, yaitu perjuangan untuk tetap bisa kuliah, menimbulkan rasa semangat Bram untuk kuliah sambil bekerja, yang mengakibatkan Bram harus bisa membagi waktu untuk kuliah dan bekerja. Latar novel ini adalah masyarakat Jakarta, tempat di mana banyak orang berasal dari lain daerah datang, bahkan kemudian menetap, untuk mengadu nasib, bekerja atau mencari ilmu. Selain latar tempat, latar sosialnya berupa terdapatnya perantau dari berbagai daerah, yang juga dapat mendukung tema yang diangkat. Sementara latar waktu di dalam novel Sang Pencerah yang tidak kalah pentingnya seperti latar lainnya.
Jika dilihat dari kata “perjuangan” sudah tentu identik dengan usaha dengan sedemikian rupa, dengan semampunya, untuk tetap bisa kuliah. Latar tempat dalam novel Insya Allah You’ll Find Your Way yaitu di sekolah, tepatnya di SMK Insan Kamil, dimana perjuangan Bram begitu sulit, butuh kesabaran dalam menghadapi siswa-siswanya karena kelakuannya yang tidak menghargai, dan berbuat semaunya sendiri. Dengan kehadiran Bram yang masih berstatus mahasiswa jurusan Sastra Indonesia sedangkan di depan siswa SMK Insan Kamil ia menyandang status sebagai guru kesenian, membuat mereka bertambah berbuat semaunya sendiri dan tidak menghargai keberadaan Bram. Hal tersebut wajar saja terjadi dalam novel tersebut, karena latar tempat yang melingkupi mereka yaitu sekolah, dimana penghuninya adalah remaja-remaja yang masih labil, yang masih memerlukan bimbingan orang dewasa untuk menjadi pribadi yang lebih bijaksana. Kehadiran Bram sebagai guru kesenian yang memberikan perhatian dengan mendekati merekapun akhirnya membuat satu per satu siswanya mampu menerimanya dengan baik dan berperilaku menjadi lebih baik, yang dilatarbelakangi oleh latar sekolah tersebut.

4.    Hubungan Tokoh dan Penokohan dengan Latar
Tokoh-tokoh di dalam sebuah cerita memerlukan ruang, saat, dan keadaan sosial tempat mereka melakukan atau melakukan sesuatu. Ruang, saat, dan keadaan tersebut berpengaruh pula terhadap tokoh dan penokohan.
Tokoh-tokoh di dalam novel Insya Allah You’ll Find Your Way adalah masyarakat kota  di Jakarta. Bram asli orang Sumatera, namun dia tinggal di Jakarta untuk menuntut ilmu. Bram merupakan tokoh yang penuh semangat dan pekerja keras. Sebagai orang Sumatera yang sedang merantau di Jakarta, dia rela kuliah sambil bekerja untuk dapat terus kuliah, karena ibunya di rumah sedang mengalami kesulitan ekonomi, sehinga tidak dapat mengirimkan uang untuk beberapa waktu.
Tokoh-tokoh di dalam novel Insya Allah You’ll Find Your Way tersebut sebagian besar berada di lingkungan sekolah. Selain penuh semangat dan pekerja keras, Bram juga merupakan tokoh yang penyabar. Sebagai seorang guru di SMK Insan Kamil, dia dengan sabar menghadapi murid-muridnya yang awalnya badung-badung, kemudian berkat kesabarannya dengan melakukan pendekatan kepada mereka, akhirnya Bram berhasil membuat mereka menjadi anak yang baik kelakuannya.

5.    Hubungan Alur dengan Latar
Plot merupakan peristiwa yang mempunyai hubungan sebab-akibat di dalam cerita, sedangkan latar adalah tempat, saat, dan keadaan sosial yang menjadi tokoh melakukan dan dikenai kejadian.
Novel Insya Allah You’ll Find Your Way seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, menampilkan cerita  yang berlatarbelakang seorang mahasiswa dari Sumatera yang hidup atau tinggal di Jakarta untuk menuntut ilmu. Namun karena kondisi ekonomi keluarganya yang sedang sulit, mengakibatkan si tokoh untuk kuliah sambil bekerja. Di dalam novel tersebut dilukiskan mulai dari tempat tinggal kehidupan sampai pada tingkah laku yang dimiliki oleh tokoh-tokoh dalam novel.
Berawal dari Bram menerima surat dari Umaknya di kampung, bahwa Umaknya akan menjual sawah peninggalan Ayahnya untuk bisa membiayai kuliahnya. Hal tersebut kemudian membuat Bram berpikir bahwa ia harus bekerja, sehingga Umaknya tidak perlu menjual tanah peninggalan ayahnya untuk biaya kuliah Bram selanjutnya. Bram mendapat tawaran untuk mengajar di SMK Insan Kamil, kemudian menerimanya. Sejak saat itulah konflik mulai muncul antara Bram dengan siswa SMK Insan Kamil. Setelah Bram masuk kelas XI IPA barulah ia mulai mengerti mengapa tak ada guru yang sanggup menjadi wali kelasnya. Tak seorangpun siswa memerdulikan kedatangan Bram di kelas itu, melainkan malah asik bersorak-sorai. Malam harinya, di teras rumah Bram menghirup udara segar. Pikirannya masih melayang pada kejadian mengejutkan di SMK Insan Kamil.
Konflikpun berlanjut yaitu dengan terdapatnya bendera kuning yang tertancap di pintu gerbang sekolah, dan bunga kiriman dari SMK Tunas Bangsa yang secara tersirat berarti bahwa siswa SMK Tunas Bangsa akan datang untuk membalaskan dendamnya pada murid Bram, yaitu siswa SMU Insan Kamil, karena pernah membunuh kawannya dua tahun lalu. Kemudian konflikpun memuncak yaitu terjadinya tawuran antara dua sekolah di lapangan sekolah tempat Bram mengajar, yang kemudian membuat Bram menjadi korbannya. Bram sampai dirawat di rumah sakit selama tiga minggu.
Konflikpun berakhir dengan adanya perjanjian damai oleh kedua sekolah tersebut.







KESIMPULAN

Penelitian yang berjudul Insya Allah You’ll Find Your Way Karya Hengki Kumayandi: Analisis Tema, Fakta Cerita, dan Sarana sastra ini membahas keseluruhan struktur novel, yaitu tema, fakta cerita yang terdiri dari plot, tokoh dan penokohan, dan latar, dan sarana sastra yang meliputi pusat pengisahan, gaya bahasa dan nada, dan ironi.
Pembahasan mengenai tema memunculkan masalah-masalah yang dihadapi Bram, seperti masalah perekonomian, dan kenakalan siswa. Berdasarkan masalah-masalah tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tema novel Insya Allah You’ll Find Your Way adalah perjuangan untuk tetap bisa kuliah.
Plot novel Insya Allah You’ll Find Your Way adalah flashback. Plot flashback digambarkan dengan dimulainya tahap Situation (pengarang mulai melukiskan keadaan), kemudian dilanjutkan dengan tahap Generating circumstances (peristiwa-peristiwa yang berpaut mulai bergerak). Selanjutnya diteruskan tahap Rising action (keadaan mulai memuncak), dirangkai dengan tahap Climax (peristiwa mencapai puncaknya), dan diakhiri dengan tahap Denoument (pemecahan permasalahan. Untuk membuat cerita menarik, pengarang menggunakan teknik pengeplotan: Conflict, backtracking atau flashback, suspense, dan Deus Ex Machine.
Adapun melalui analisis tokoh dan penokohan dapat disimpulkan beberapa hal. Pertama, tokoh-tokoh di dalam novel Insya Allah You’ll Find Your Way sebagian besar mempunyai nama, seperti Bram, Elis, Fajrin, Sylla, Marcel, Nayyara, dan sebagainya. Tokoh-tokoh bernama, seperti Bram, Elis, Fajrin, Sylla, Marcel, Nayyara diberi peran yang lebih penting dibandingkan dengan tokoh-tokoh  lainnya, seperti Umak, Sulis, Asep, Ayah dan Ibu Fajrin, Abi dan Umi Elis, dan sebagainya.
Kedua, tokoh protagonis di dalam novel ini adalah Bram, sedangkan tokoh antagonisnya adalah siswa SMK Insan Kamil, diantaranya Sylla, Marcel, dan Edo.
Ketiga, tokoh Bram dapat disebut tokoh berwatak bulat (round character), sedangkan tokoh Marcel, Edo, Sylla dan tokoh tambahan lainnya dimasukkan ke dalam kategori tokoh berwatak datar atau sederhana (flat or sample character).
Keempat, untuk melukiskan tokoh, pengarang menggunakan berbagai teknik yang pada dasarnya dapat digolongkan pada dua macam, yaitu teknik ekspositori analisis langsung (direct author analysis) dan teknik dramatik yang meliputi teknik pelukisan pikiran dan perasaan (portrayal of thought stream or of conscious thought), reaksi tokoh terhadap lingkungan (reaction to event), pelukisan lingkungan (discussion of environment), cakapan (conversation), dan reaksi tokoh lain (reaction of other to characters), dan teknik pelukisan tersebut digunakan secara bergantian di dalam novel ini.
Selanjutnya, melalui analisis latar dapat disimpulkan bahwa latar tempat yang dominan di dalam novel Insya Allah You’ll Find Your Way adalah Jakarta.
Adapun latar waktu yang digunakan, selain latar waktu parsial tidak dapat dipastikan, tetapi diperkirakan sekitar 2000-2014. Dibandingkan dengan kedua latar sebelumnya, latar sosial merupakan latar yang menonjol di dalam novel Insya Allah You’ll Find Your Way. Di dalam latar ini, digambarkan mengenai masyarakat ibu kota Jakarta. Masyarakat Jakarta bukan hanya terdiri dari masyarakat asli Jakarta, tetapi juga terdapat orang yang berasal dari derah lain, seperti Sumatera, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Ada di antara mereka penduduk bukan asli Jakarta yang datang ke Jakarta untuk mengadu nasib, menuntut ilmu.
Di dalam sarana sastra yang meneliti pusat pengisahan (point of view) disimpulkan bahwa sudut pandang yang digunakan pengarang dalam novel Insya Allah You’ll Find Your Way ini adalah metode naratif dengan sudut pandang persona pertama pelaku utama. Sang karakter utama bercerita dengan kata-katanya sendiri. Pengarang (seolah-olah memandang dirinya sendiri dari luar) mengomentari tindak-tanduknya sendiri. Selain itu, kutipan itu juga memungkinkan kita untuk mengalami apa yang dialami oleh si tokoh utama.
Gaya bahasa merupakan salah satu unsur yang menonjol di dalam novel Insya Allah You’ll Find Your Way. Penggunaan bahasa retoris, seperti hiperbola dan personifikasi, dan bahasa kiasan seperti simile ditemukan untuk menyampaikan cerita. Di antara berbagai gaya pengarang juga menggunakan bahasa asing yang berasal dari Arab dan Inggris dan bahasa daerah  yang berasal dari Sumatera, Jawa Tengah dan Jawa Barat (Sunda). Selain itu, pengarang juga menggunakan nada bahasa yang besifat ironis dengan mengatakan sebaliknya dari apa yang dimaksud.
Adapun pembahasan mengenai ironi, dapat disimpulkan bahwa novel ini mengandung ironi, baik yang bersifat ironi dramatis maupun nada ironi verbal. Pada ironis dramatis ditemukan Bram membohongi sahabat baiknya sendiri dengan berpura-pura tidur, karena rasa cemburunya kepada sahabat baiknya itu.
Di dalam pembahasan mengenai hubungan antarunsur yang terdapat di dalam novel Insya Allah You’ll Find Your Way disimpulkan sebagai berikut. Pertama, hubungan antara tema dengan tokoh dan penokohan, diketahui bahwa tokoh utama ditugasi untuk menyampaikan tema yang dimaksud oleh pengarang baik secara langsung, maupun tidak langsung, yaitu melalui tingkah laku verbal dan non verbal, pikiran, perasaan, dan berbagai peristiwa yang dialami tokoh utama. Tema novel yang menghendaki adanya kemampuan untuk tetap kuliah harus menghadapi tokoh antagonis dengan kerja keras, semangat dan penuh dengan kesabaran.
Hubungan antarunsur tema dengan plot, bahwa tema novel Insya Allah You’ll Find Your Way adalah perjuangan untuk tetap bisa kuliah. Untuk dapat terus kuliah, tokoh utama harus mengalami konflik di sekolah, tempat dia mengajar, hingga ia mengalami koma selama empat hari. Namun satu per satu konflik tersebut dapat terselesaikan.
Hubungan antarunsur tema dengan latar yang sesuai dan mampu mendukung tema. Tema novel Insya Allah You’ll Find Your Way secara jelas menyatakan peristiwa yang ada dalam novel terjadi di Jakarta sebagai sentral cerita. Dengan demikian latar yang dipilih adalah ruang waktu, saat, keadaan sosial yang melingkupi masyarakat Jakarta yang penghuninya tidak hanya orang asli Jakarta, namun juga orang dari beberapa daerah yang lain, seperti Sumatera, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Mereka menjadi seorang parantau di Jakarta untuk mengadu nasib, menuntut ilmu, atau bekerja, bahkan ada yang kemudian berkeluarga dan menetap di sana.
Adapun hubungan antarunsur tokoh dan penokohan dengan latar, dapat dilihat melalui pola pikir dan juga tindakan tokoh-tokoh dalam novel Insya Allah You’ll Find Your Way ini. Tokoh utama mengambil keputusan yang bijak untuk tetap bisa terus kuliah, yaitu kuliah sambil mengajar di sekolah. Selain itu, novel tersebut juga menceritakan bahwa tokoh utama sabar dalam menghadapi tokoh antagonis, karena latar yang melingkupinya yaitu sekolah. Tokoh antagonis dalam novel tersebut merupakan anak sekolah, yang kelakuannya masih membutuhkan bimbingan dengan penuh kesabaran.
Terakhir, hubungan antarunsur alur dengan latar yang memiliki hubungan sebab-akibat.  Novel Insya Allah You’ll Find Your Way seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, menampilkan cerita  yang berlatarbelakang seorang mahasiswa dari Sumatera yang hidup atau tinggal di Jakarta untuk menuntut ilmu. Namun karena kondisi ekonomi keluarganya yang sedang sulit, mengakibatkan si tokoh kuliah sambil mengajar. Dengan statusnya yang masih mahasiswa, membuatnya tidak dihargai oleh siswanya di kelas. Apalagi siswa-siswa itu terkenal badung-badung, hingga kemudian si tokoh menjadi korban, ketika ia hendak menyelamatkan siswanya dari pukulan dalam tawuran antarsekolah di lapangan sekolah tempat ia mengajar. Konflik berakhir dengan damainya kedua sekolah yang tawuran tersebut.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa novel Insya Allah You’ll Find Your Way memiliki hubungan yang erat antara berbagai unsur dalam cerita sehingga membuat novel selain enak dibaca, juga bermutu, dan memiliki nilai sastra yang agung.





DAFTAR PUSTAKA

Stanton, Robert. 2012. Teori Fiksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Waluyo, Herman J. 2010. Pengkajian dan Apresiasi Puisi. Salatiga: Widya Sari Press.
Kadaryati, dan Eni Kusrini. 2011. Laporan Hasil Penelitian Novel Sang Pencerah Karya Akmal Nasery Basral: Analisis Tema, Fakta Cerita, dan Sarana Sastra. Purworejo.






















SINOPSIS NOVEL INSYA ALLAH YOU’LL FIND YOUR WAY

Bram adalah seorang mahasiswa Universitas Pamulang, jurusan Sastra Indonesia. Sudah dua semester dia tidak membayar tagihan kuliah karena ekonomi keluarganya di kampung, Sumatera, sedang mengalami kemacetan. Karena dia tidak mau berhenti kuliah, dia kemudian memutuskan untuk kuliah sambil bekerja.
Bram ke sana-ke mari mencari pekerjaan. Hingga suatu ketika, datanglah Pak Tris, guru SMKnya dulu. Setelah mengetahui Bram sedang mencari pekerjaan, Pak Tris menawarkan pekerjaan kepada Bram untuk mengajar Kesenian, di sekolah tempat dia mengajar saat itu, yakni di SMK Insan Kamil, dengan siswanya yang terkenal badung-badung, suka tawuran. Dengan penuh pertimbangan dan support dari Fajrin dan Elis, akhirnya dia menerima tawaran dari Pak Tris. Fajrin adalah sahabat baiknya, yang karena kecelakaan sewaktu hendak pulang ke Tegal menyebabkan dia meninggal dunia. Elis adalah sahabat sekaligus orang yang ia sayangi, yang juga karena kecelakaan menyebabkan dia meninggal dunia.
Berganti hari, sepulang kuliah, Bram menuju sekolah menemui Pak Tris. Hari itu, Bram langsung ditugasi untuk mengajar di kelas XI IPA dan sekaligus menjadi wali kelasnya. Pertemuan pertama dengan siswa kelas XI IPA sangat menjengkelkan Bram. Mereka sama sekali tidak menghargai keberadaan Bram, bahkan salamnya pun tak ada yang menjawab. Awalnya kejadian itu membuat Bram pesimis untuk melanjutkan mengajar, tapi teringat dengan guru-gurunya di SMK yang dengan sabar menghadapi murid bandel seperti Bram, Bram bangkit semangat untuk tetap mengajar di sana. Bram dengan sabar menghadapi murid-muridnya yang bandel. Satu per satu muridnya ia dekati. Satu per satu pula masalah tentang murid yang bandel teratasi. Tanggung jawabnya sebagai guru untuk melindungi anak didiknyapun terlihat jelas ketika dia mencoba menyelamatkan siswanya, Edo, yang sedang dalam ajang tawuran dengan siswa SMK Tunas Bangsa di lapangan sekolah, malah Bram sendiri yang menjadi korban. Bram mengalami koma selama empat hari di rumah sakit karena perutnya tertusuk benda tajam. Kebahagiaan menyertai Bram, saat murid-muridnya datang menjenguk, sekaligus menjemput Bram pulang dari rumah sakit. Bram mengangguk bersyukur, setelah mendapat kabar bahwa SMU Insan Kamil dan SMK Tunas Bangsa telah berdamai.
Suatu malam Umak menelpon Bram dan memberi kabar baik kepada Bram, bahwa jika kuliah S1-Bram sudah beres dengan nilai IPK yang bagus, mamang Bram akan membiayai kuliah S2-Bram di Malaysia. Hal tersebut membuat Bram bertambah semangat untuk rajin belajar supaya bisa ke Malaysia melanjutkan kkuliah S2-nya.




Post a Comment for "Analisis Sarana Sastra Insya Allah You’ll Find Your Way Karya Hengki Kumayandi"